"Aku, ratu Queen. Tamu perlu di hormati, hanya tamu seperti ku yang berhak menanyakan itu padamu!" Shine dengan angkuh.
"Sayang, dia tamu berasal dari mana. Kenapa angkuh sekali. Jangan jangan dia tidak terdaftar di regu pesta ini!" bisik Candy.
Heh! tidak perlu bisik bisik, bahkan sekalipun kalian membicarakan aku di sudut gerbang luar. Aku bisa mendengar, ingat aku my Queen!! cetus Shine tanpa menyebutkan identitas.
Jack Orlando sangat kesal, baru kali ini ia melihat tamunya bisa selancang itu, lalu Jack bicara pada assitennya untuk membuka gerbang dengan kunci rahasia.
"Buka gerbangya! kita kedatangan tamu istimewa!" ucap Jack, melewati punggung Shine, yang saat ini mereka saling menatap tajam.
Jibon meminta my Queen segera pergi, tapi Shine meminta pengawal setianya itu tetap tenang. Bagaimana pun ia menghindari raja Leon, meski ia belum pernah sekalipun bertemu. Akan tetapi bertemu jika tetap di takdirkan.
"Aneh, kenapa aku tidak bisa membaca pikiran Jack. Belum lagi raja Leon yang desas desus kemampuannya. Tidak! tidak boleh seperti ini. Shine dengan julukan my queen pasti bisa mengalahkan mereka dan menaklukannya. Hanya saja belum sampai pada tingkat kelemahan mereka." senyum Shine dengan lugas, dan ekspresi tenang.
Jack tersenyum menjabat, kedatangan Leon membuat mata Shine terpukau. Lagi lagi ia konsentrasi untuk tidak terpedaya, tapi meski ia membenci dua pria yang konon mempunyai kemampuan di dunia manusia biasa, Shine berusaha mendekati dan mencari tau kelemahan mereka.
'Hanya aku yang terbaik, aku ditakdirkan untuk mewujudkan semua kelebihan yang tidak semua orang punya, termasuk kalian yang harusnya ada dibawahku.' batin Shine.
Jiwa simpatinya berkurang, karena masa lalunya. Hidupnya yang sudah terlalu sendiri dan tidak butuh siapapun seorang yang mendukungnya. Membuat jiwa Shine beku dan dingin. Terlebih keinginannya bagai guntur yang mengalahkan emosi kegilaan manusia yang tidak pernah cukup dan ada habisnya.
"Mr Leon. Kemarilah! apa kabarmu?" ucap Jack.
"Baik, aku masih sama. Berada disisi bumi, dan menerapkan segala tekhnologi dengan kemampuanku. Hanya saja masih ada sedikit kekurangan yang aku cari, yakni cahaya bulan. Entah kami masih mencoba mencarinya!" ujar Leon.
Di samping itu Shine melirik, membuat kode agar pengawalnya tetap tenang.
"Tekhnologi apa yang kamu buat Leon?"
"Robot super. Namanya robot S, itu pengembangan kami yang akan segera rilis."
"Bisakah kau menjelaskannya Leon?" ucap Jack, dan Leon menceritakannya secara detail.
Kemajuan teknologi sudah mencapai tahap mutakhir. Manusia telah menemukan cara untuk memanfaatkan energi petir, magma, dan nuklir dengan efisien. Atas kombinasi energi itulah, adanya penemuan baru. Robot kontrol.
Sekarang, pertarungan robot kontrol telah menjadi sebuah ajang hiburan paling populer, teratas, dan diminati oleh semua kalangan masyarakat. Dari anak anak, remaja, dewasa, hingga yang berusia lanjut.
Pertarungan robot kontrol telah diresmikan pemerintah Negara T sebagai harta nasional. Suatu ciri khas dan daya tarik dari negara itu yang tidak dimiliki negara lainnya.
"Maka dari itu, Jack bergabunglah bersama kami!"
Shine mundur tiga langkah, dengan menjentik jari saja. Shine dan Jibon telah pergi berada di gerbang pintu luar. Akan tetapi mereka terhenti ketika Leon telah ada menghadangnya.
"My Queen, jika kamu benar julukan namamu. Bergabunglah! ikut denganku ke dunia manusia, dengan skill manusia. Maukah kamu bergabung!" Leon menyalami.
"Aku manusia, kamu pikir aku setan? minggir, aku tidak mau bekerja sama dengan orang picik seperti kalian!"
"Hahaha, jika picik harusnya tidak kabur. Kalau begitu, markas yang kamu tinggali akan lenyap, aku mudah meminta bantuan seluruh penghuni pesta di dalam, akan mengusirmu lagi!"
Shine merasa tersentag, berusaha membaca pikiran Leon dengan menatap bola matanya. Tetap saja tak bisa, seolah ada energinya yang terserap. Shine tak ingin Jibon kembali menjadi kucing, ia berusaha menyepakati dengan mudah.
"Baik, sepakat!" ucap Shine.
"Best, my Queen. Baiklah, akan ada surat robot mengantarkan perjanjiannya! segera bubuhi dengan tinta dari telunjuk kirimu, lalu kita bersama sama tinggal satu gedung!"
Wush! Leon menghilang, dengan kilat.
Shine tak mengerti, tapi ia tak mau menjadi dirinya yang dahulu. Jibon berusaha meminta my Queen kabur, tapi Shine tersenyum dan berkata.
"Jibon! jika markas kita hancur, maka bukan segala cahaya bulan yang hilang. Tapi kamu akan kembali menjadi kucing kampung yang mengenaskan dan penyakitan. Tetaplah menjadi seperti ini, karena aku mempercayai kamu. Aku tidak masalah, my queen sudah terbiasa hidup mandiri ditemani saudara pelindung sepertimu!" senyum Shine.
"Terimakasih Shine." senyum Jibon terharu, untuk yang pertama kalinya.
***
GEDUNG HITAM.
Shine dan Jibon telah berada di apartemen milik Leon. Shine masih menatap sekeliling tempat tinggal baru.
"Cukup bagus my queen. Tempat tinggal ini tidak terlalu buruk."
"Ssst! ini bumi Jibon, panggil aku nama saja. Kita sahabat, berusahalah tidak kaku dan terlihat lebih akrab. Kamu taukan tugasmu apa? kita sudah sepakat. Bagaimanapun kita harus bertahan hidup dan tak terkalahkan bukan?"
"Heuum! yap, benar my Queen. Uuuups Shine." lembut Jibon.
"Maaf, teman teman. Saya terlambat," ucapnya dengan tersenyum.
Leon membuka garasi kamar tersembunyi di dalam rumahnya. Di dalamnya, berdiri sebuah robot setinggi dua meter.
Ternyata, Leon adalah seorang pengendali robot. Inilah yang dirahasiakannya pada teman temannya.
"Shine, sudah siap?" tanya Leon pada robotnya.
"Robot itu diam!" ujar Shine.
"Ya, tentu saja. Robot di zaman ini tidak diupayakan dapat berbicara. Mereka di desain hanya untuk bertarung."
Leon mengambil stick kontrol di atas meja yang ada di dekatnya. Di meja itu terlihat, sebuah foto Leon yang masih kecil bersama seorang lelaki dewasa di sampingnya.
"Ayah," ucapnya seraya memandang foto itu. Di wajah Leon menggambarkan rasa kekagumannya pada lelaki di foto itu.
Setelah memandang foto cukup lama. Ia menekan salah satu tombol di sticknya.
NET!!
Robot yang ada di hadapan Leon aktif. Dengan dikendalikan Leon, robot itu bergerak.
Leon membawa robot itu keluar dari rumah kontrakan. Di halaman, ia berhenti sejenak dan merogoh sakunya.
"Jam setengah tiga sore. Setengah jam lagi. Masih sempat," ucapnya sambil memandang layar ponselnya.
"Tunggu, tugasku apa di sini?" tanya Shine.
"Kau benar benar cahaya bulan kan, di negeri system kemampuanmu itu hanya dengan telunjuk kau bisa bicara dan semua terwujud. Jadi tugasmu saat robotku bertarung, kau harus membuatnya menang. Dan mengeluarkan sinar."
"Apa? itu namanya pembohongan, kau menciptakan dengan kebohongan!" ujar Shine.
"Tidak. Sini tanganmu, cepat ucapkan yang aku bilang!"
Shine tertegun, kala telunjuknya di pegang erat. Leon bicara dan mengarahkan pada robotnya dengan lugas dan sangat kasar membuat Shine lemas. Sehingga Jibon terasa ada yang aneh pada situasi ini.
"Keluarkan kemampuanmu bersinar dan bergerak seperti manusia, melawan musuhmu sesama robot, berpindahlah energimu!" tawa Leon.
Tleng!!
Beberapa jam Shine terkejut, kenapa saat bersama Leon kekuatan supernya kembali normal. Sementara saat ia tak ada, sangat sulit ia kendalikan. Namun tiba tiba tubuh Shine seperti tanpa jiwa dan kehilangan energinya.
"Kenapa diam?" tanya Leon.
"Tidak apa apa. Leon." lemas Shine.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Lesta Motia
keren masuk jadi manusia dia nih
2022-05-30
0
Goblin fans
like
2022-05-23
0
melchan
suka
2022-05-23
0