"Shine." lirih bibi.
Memegang pundak Shine, "Janganlah bersedih, bersabarlah!" memeluk Shine sambil menguatkan.
"Maafkan Bibie ! tidak ada yang bisa bibie lakukan.. " meneteskan air mata, memikirkan betapa malangnya nanti Shine akan hidup tanpa ibunya.
"Kakak! jangan menangis!" Lulu pun ikut memeluk Shine yang tengah bersedih saat itu.
Shine terdiam gemetar hatinya hancur, kakinya tak sanggup lagi untuk berdiri, lemah dan tak berdaya ia pun terduduk dengan pasrah saat itu, tak bisa ia bayangkan hidup tanpa seorang ibu.
Shine seperti tubuh yang kehilangan jiwanya, tatapannya kosong ia terdiam, seakan tak sadar dan tak kuat lagi atas apa yang menimpanya.
"Shine, jangan seperti ini lihat bibi! kamu harus kuat!" dengan kedua tangannya memegang wajah Shine sambil mengusap air matanya.
"Kakak..." Lulu pun juga ikut menangis saat itu sambil memeluk Shine.
Air mata Shine kembali bercucuran.
"Tidak...! tidak.. ti...ti.. tidak, aku tidak mau ditinggalkan ibu." teriaknya.
"Shine. Tenanglah Shine!"
"Kakak!" Lulu melihat Shine yang tak kuasa menahan rasa sakit itu."
"Huhu, kakak... jangan sedih lagi, ada kami!"
"Shine janganlah putus harapan, semoga ada keajaiban dan Ibumu sudah tenang, kita siapkan semuanya. Shine sadarlah sayang." ucap bibinya.
Shine yang menangis dengan pilunya, sungguh menyakitkan apa yang dialaminya, terus menatap ibunya dan sekejap menatap ke langit, memejamkan mata berharap ibunya kembali sadar, tangannya gemetar, terus berharap dan berharap.
"Kasihan kakak..." dengan kepala tertunduk dan meneteskan air mata dengan penuh harapan dalam hatinya, agar ibu yang sedang terbaring itu bisa segera sadar.
Keadaan ibu Shine saat itu semakin memburuk saja. Tidak ada nafas, membuat beberapa orang membantu memakamkan. Meski Shine menolak untuk sang ibu tidak di gotong.
"Jangan, ibuku masih hidup!"
"Shine, sadarlah sayang. Ibumu sudah tenang!"
"Bagaimana aku tanpa ibu. Ibu paling menyayangi aku, bibi tidak akan membuat aku sedih kan? tolong bilang pada mereka jangan bawa ibu!" dengan kedua tangan kecilnya memegang tangan bibinya.
Selangkah demi selangkah Shine mendatangi ibunya, rasanya kakinya tak sanggup lagi untuk berjalan, terus menatap ibunya dan tatapannya kosong, di pikirannya hanyalah ibunya.
Shine berdiri di hadapan ibunya, dinginnya hawa hujan saat itu tak sedingin hatinya yang tengah kehilangan kehangatan ibunya, sakit yang Ada di tubuhnya tak sesakit rasa perih yang ada dalam lubuk hatinya.
Tubuhnya gemetar takut, kembali dengan wajah tertunduk. Ia terduduk diam kakinya seakan lemas.
"ibu. Ma-maafkan Shine, tidak bisa menjaga Ibu dengan baik."
Menapakkan tangannya ke lantai, "Shine bukan anak baik, Shine yang membuat ibu seperti ini."
Suasana menjadi hening, semua orang tertunduk diam.
Tiba tiba, suatu lambang telah muncul, lambang itu kemudian memecah keseluruh ruangan. Cahaya guntur yang saat itu Shine berteriak meminta sang ibu kembali, tiba saja menggelegar membuat semua orang hening dan silau tak melihat siapapun di sampingnya.
Wuss... wash.. berubah menjadi bunga dan daun yang menyelimuti tubuh ibunya Shine, seluruh tubuhnya tertutup dengan bunga bunga berwarna putih merah dan daun hijau berwarna jingga.
Terangkatlah badan ibu Shine saat itu, bunga bunga yang menyelimuti tubuh ibu Shine, seperti kepompong yang menutupi ulat sebelum berubah menjadi kupu kupu.
Kemudian gumpalan bunga bunga itu berubah menjadi butiran cahaya berbentuk bunga kecil, terbuka dan tersebar ke seluruh ruangan.
Shine yang melihat kejadian itu tersentak dan betapa terkejutnya ia saat itu. Setelah bunga bunga itu tersebar ke seluruh ruangan kembalilah ibu Shine ketempat semula.
Keadaannya berubah total, rambut yang memutih, kuku yang membiru, wajah yang semakin pucat dan tua telah kembali seperti semula bahkan keadaannya menjadi lebih baik.
Walaupun ibu Shine menjadi lebih baik namun ia tak kunjung sadar juga. Tak bisa berkata kata Shine dan hanya memanggil nama ibunya.
Suasana menjadi terbalik menjadi harapan dan rasa lega dalam hati Shine. Shine terus memandang wajah ibunya saat itu, tak sadar akan apa yang terjadi dengan hal lainnya.
Shine bingung, tak ada seorang pun di sana. Hanya ada dirinya dan cahaya besar. Shine mencari keberadaan ibunya dan yang lain. Tapi ia melihat seorang wanita dan bicara pada Shine untuk terus melanjutkan hidupnya. Suara guntur tiba saja membuat tubuh Shine terpental hingga setengah sadar.
Tubuh Shine yang memancarkan energi berwarna hijau pekat, mereka tahu bahwa itu adalah energi kebangkitan yang sangat kuat.
Kemudian datanglah orang yang ada di luar pintu cahaya. Mereka tampak seperti bukan orang biasa, dengan baju hitam dan putih yang mewah berlambang bunga kristal hijau dan di dampingi dengan beberapa pengawal disampingnya.
Berdiri di depan Shine, melihatnya yang sedang memancarkan energi yang sangat kuat.
"Apa!"
Mereka semua terkejut dengan apa yang mereka lihat.
"luar biasa sungguh sangat luar biasa"
"Selama beribu ratus tahun kami tidak menemui energi kebangkitan yang sangat luar biasa." takjub dengan Shine saat itu.
"Terus rasakan energi itu mengalir dalam tubuhmu dan jangan biarkan ia lepas, biarkan masuk ke dalam dirimu, biarkan ia menuju hatimu." ucap seorang lelaki paruh baya yang ada di barisan orang orang itu.
"Ini adalah awal kehidupan kamu, lakukanlah sesuai skill kemampuan yang kamu miliki. Jadilah ratu dunia, energi cahaya ini akan membantumu menelusuri dan mencari yang hilang yang kamu cari dan kamu inginkan."
"Ibu, aku hanya ingin ibuku!" teriak Shine.
Tapi cahaya itu melenyap, sehingga Shine membuka matanya. Ia sudah asing ketika tatapan seluruh orang orang yang melihatnya, dengan penuh tanya.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Lesta Motia
diluat dugaan bukan manusia
2022-05-30
0
Goblin fans
mulai shine jadi hawa
2022-05-23
0
melchan
suka
2022-05-23
0