WHITE

WHITE

Prolog.

“Shi*t!!”

Mengumpat menjadi hobi barunya. Entah untuk yang keberapa kali dia mengumpat hari ini. Tumpahan minuman merah pekat yang mengenai gaun baru yang ia beli dengan cara mencicil selama sepuluh kali itu tidak bisa menghilang meskipun dirinya sudah mencuci sebanyak biji kuaci pada kelopak bunga matahari, sampai kulit putihnya mengelupas perih.

“Sial*an!! Apa dia laki-laki bodoh? Mengapa membawa gelas seperti itu saja bisa tumpah?!” Dia masih memaki, merutuki kebodohan laki-laki yang membayarnya malam ini. Ia bersumpah akan meminta ganti rugi dua kali lipat jika cairan Wine itu tak kunjung hilang. Gaun itu masih belum lunas, akan tetapi dia harus rela gaun tersebut rusak dan kemungkinan tidak bisa lagi di gunakan. Sebenarnya bisa, sih, jika dia tidak malu, atau paling buruknya kehilangan pelanggan karena dinilai jorok.

White Abbey, gadis berusia 21 tahun ini adalah putri dari Frederick Abbey, mantan pebisnis sukses yang bangkrut karena suka bermain judi dan wanita. Ibunya—Jessey Coric—memilih pergi dari kehidupan keluarga Frederick, dan rela melepas nama Abbey yang sudah ia sandang selama 24 tahun karena malu. Sedangkan White sendiri, harus hidup terlunta karena Fred tidak lagi mau peduli, dengan dalih White adalah gadis dewasa yang sudah bisa menanggung hidupnya sendiri.

Sejak hari itu, White memilih pergi bersama luka menganga dalam hatinya karena ucapan sang ayah yang begitu menyakitkan. Lantas pergi kekota dengan modal nekad, mencari pekerjaan kesana-kemari hingga nyaris putus asa dan bunuh diri.

Tapi takdir berkehendak lain. Tuhan seolah masih belum rela White terbang melayang dari bumi menuju alam baka. Dan disinilah White berada sekarang. Berada didalam neraka dunia, bersama-sama pria yang tidak kalah brengseknya dengan sang ayah. Mengeruk harta mereka adalah tujuan utama hidupnya saat ini.

Uang adalah segalanya, dan laki-laki bukanlah prioritas baginya. Ia bersumpah akan mengencani laki-laki kaya, menguras isi rekening mereka, lalu mencampakkannya seperti sampah.

Namun dari pada sumpah serapah yang ia tanamkan dalam hati yang memendam dendam, malam ini White sedang kurang beruntung karena menemani pria tua berperut buncit yang menurutnya...bodoh. Lalu merusak bodycon dress berwarna putih yang ia pakai sebagai outfit kerjanya malam ini.

“SHI*T!!!” umpatnya lebih tajam saat noda merah itu sama sekali tidak mau pergi, saat kulit di sekitar pergelangan tangannya sudah mulai mengelupas, berdarah, dan perih.

“E, apa kamu masih didalam?” gema teriakan seseorang dari luar, semakin mematik emosi White karena pada kenyataannya dia harus kembali bekerja.

“Ya, Ma'am. Aku masih belum selesai dengan urusanku.”

Sialan. Wanita itu tidak mau rugi.

“Cepat keluar, atau uangmu aku potong dua puluh persen.” teriaknya lagi lebih kencang, dari balik pintu dengan tidak sabaran karena si pria tambun diluar sana sudah mengeluh protes karena White tak kunjung kembali dan menemaninya di meja judi.

“SHI*T!!!” umpatnya lagi dan lagi. Ah, sudahlah. White tidak berharap surga akan melambaikan atau mengiming-imingi keindahan padanya. Dia adalah pendosa. “Yes, Ma'am. Aku akan segera keluar.”

“Jangan macam-macam padaku, E. Atau kamu akan aku kirim ke tempat—”

“Aku siap!” sahut White sembari menyembulkan kepala dari balik pintu toilet khusus pagawai dengan cengiran yang dibuat-buat, sebelum Madam Jo menyelesaikan kalimatnya.

“Memangnya separah apa—” kalimat Joanna kembali terpenggal ketika melihat pakaian yang dikenakan White sangat kotor, penuh dengan warna merah diarea dada jika ngga paha. “Baiklah. Ikut denganku, kita minta ganti rugi.”

Meskipun terkenal kejam dan tidak mau rugi, Joanna tidak pernah membiarkan anak buahnya merasa terintimidasi, seperti yang sedang dialami White. Lantas meminta laki-laki itu mengganti sejumlah uang untuk White membeli gaun baru sebagai ganti gaun yang sudah dirusaknya meskipun tanpa sengaja.

“Okey, lupakan pria buncit itu. Ada gaun tak terpakai di ruangan ku. Ambil dan ganti gaun mu. Setelah itu, cepat temui aku kembali karena ada tamu penting yang sudah aku persiapkan untukmu.”

E, adalah nama panggilannya ketika berada di kasino. Dia lebih suka dipanggil dengan satu huruf itu, karena menurutnya, namanya terlalu suci ketika dipanggil ditempat memuakkan beraroma alkohol dan juga dipenuhi manusia-manusia penuh dosa, termasuk dirinya sendiri.

Dan ya. Setelah berhasil mengubah penampilan menjadi lebih menawan, dan, eummmm....seksi, White datang kepada madam Joanna dengan gestur kurang nyaman. Pakaian itu terlalu ketat dengan bahu terbuka hingga perbatasan dada atas hingga menampakkan belahan dada White yang memang memiliki ukuran cup 38B.

“Kenapa?”

“Gaun ini terlalu sempit, Ma'am.”

“Tidak akan sebanding dengan uang yang akan kamu dapatkan malam ini. Ikut aku.”

White sedikit berlari ketika mengejar madam Joanna yang berjalan menuju salah satu ruangan VVIP di lantai dua bangunan megah ber-izin lengkap itu. White juga harus mengimbangi langkahnya yang bertopang pada hak sepatu setinggi sepuluh centimeter agar tidak jatuh terkilir atau jatuh menggelinding dan mempermalukan dirinya sendiri.

Hingga kini ia sampai didepan sebuah pintu kaca buram yang terbuka otomatis ketika seseorang berjalan mendekat. Aroma ruangan itu berbeda. Tidak seperti di lantai bawah yang riuh dan beraroma alkohol pekat dan asap rokok yang mengepul menyesakkan paru-paru, ruangan VVIP ini terasa begitu manis ketika dihirup. Tidak luput pula, aroma maskulin dan harum yang menguar dari dua sosok yang duduk diatas sofa mewah berwarna abu-abu disana, dibawah pencahayaan oranye yang berpendar diatas kepala dan menyiram seluruh bagian sisi meja. White melihat seorang wanita bergaun tak kalah seksi darinya. Wanita itu adalah maskot di kasino ini, dengan bayaran paling mahal yang harus di tanggung sang penyewa dengan hitungan per jam, wanita itu akan memberikan service terbaiknya.

“Selamat malam, tuan Tendler, tuan Bruddy.” sapa Joanna selaku pemilik kasino dan juga pemilik dua wanita ini, memberi salam hormat.

Tuan Tendler itu yang mana? Dan tuan Bruddy itu yang mana?

White terus membatin karena Madam Jo tidak memberi petunjuk apapun. Sedangkan dua presensi berwibawa itu tersenyum, dan White hanya bisa melihat salah satunya dari sisi samping. Ah, dia sangat tampan dan akan menjadi partnernya? Maka White harus memberikan service yang tak kalah baik dari Teressa, sang maskot.

Langkah White kembali mengikuti Madam Jo untuk mendekat kepada dua orang disana, yang kini semakin membuat White tercengang. Wajah genius, rahang tegas, alis mata tebal, hidung mancung, bibir yang begitu seksi dimata White, dan juga permukaan kulit yang bersih, juga surai coklat madu yang di pomade rapi. White ingin meneteskan liur melihat ciptaan Tuhan yang satu itu. Begitu sempurna.

“Perkenalkan, ini E, partner yang akan menemani anda bermain hari ini, tuan Bruddy.”

Bruddy? Dimana ya White pernah mendengarnya? Seperti tidak asing di telinga, dan....

Wow, White ingat. Bruddy adalah nama yang pernah White dengar dari layar televisi. Bruddy adalah keturunan bangsawan yang masih aktif berkecimpung didunia politik hingga saat ini. Wah, ini sebuah anugerah. White harus bisa mengeruk rekening laki-laki tampan itu sebanyak mungkin. Ini kesempatan langkah.

“E, ini tuan Verous Bryan Bruddy yang akan kamu layani malam ini.” ucap Joanna memberi penjelasan kepada Teressa dan juga White.

“E.” sapa White memperkenalkan diri, mengulurkan tangan dan berharap disambut hangat oleh laki-laki penyandang nama Bruddy itu. Namun angannya menguar kala telapak tangannya masih menggantung tak disambut, dan kekehan mencibir ia dengar dari bibir Teressa yang menyebalkan ketika menyapa pendengarannya. White menurunkan telapak tangannya perlahan karena malu, kemudian dia menggigit bibir bawahnya karena gugup. Akan tetapi, manik coklatnya bertemu dengan manik abu-abu milik Bruddy.

Jantung White berdebar tidak karuan. Ia rela jika harus disewa lebih dari wanita pendamping di meja judi, jika laki-laki yang membayarnya adalah spesies berjenis langkah seperti si Bruddy ini.

Kesadaran White kembali ditarik paksa kala Joanna kembali bersuara. ”Perlu aku ingatkan sekali lagi untuk kalian berdua, simpan informasi mereka baik-baik. Jangan sampai ada yang mengetahui jika tuan Tendler dan tuan Bruddy datang kesini.”

“Yes, ma'am.” jawab Teressa, lantas mengecup bibir tuannya. Sedangkan White, masih berdiri sebagai amatiran yang tidak professional, tidak-tidak, hanya kurang professional, mungkin itu kata yang pantas. Ia mencuri-curi pandang kepada laki-laki tampan berkemeja hitam itu dengan wajah merona.

“E?”

“Y-yes, Ma'am.” sahutnya gugup, lalu berjalan mendekat kepada Partnernya, Verous Bryan Bruddy.

“Lakukan pekerjaan kalian dengan baik. Saya, permisi undur diri, tuan Tendler, tuan Bruddy.”

Sunyi seperginya madam Jo. Teressa yang memang sudah berpengalaman, mulai bekerja dengan baik, sedangkan White, duduk kaku disamping Vero—panggilan akrab Verous Bruddy—dengan keringat dingin yang mulai bermunculan di kening dan telapak tangannya.

Lantas, laki-laki tampan itu melirik kearah White dengan ekspresi terganggu dan tidak suka.

Ah, aku membuat kesalahan. Lagi pula, mengapa Madam Jo mengirim pemula sepertiku untuk tamu VVIP seperti mereka?

White bergerak gusar, lalu satu sentakan kuat menyapa pinggangnya hingga terapung ke udara, lantas mendarat diatas paha kokoh sang pria. “Bantu aku, E.” katanya, membuat jarak wajah Vero dan dada White hanya terhitung beberapa centi saja.

Darah White berdesir cepat dan dingin ketika mendengar suara dalam milik Vero. Manik mereka terkunci, dan saat itulah, untuk pertama kalinya, White mengecup bibir seorang laki-laki. “Tentu saja, Tuan.” ucapnya seduktif setelah berhasil menjauhkan bibirnya dari bibir Vero.

Jawaban itu sukses membuat tawa sinis Teressa kembali terlukis pada birai merah merekah wanita itu.

Karena tidak mau dianggap remeh, White turut menyuguhkan sebuah seringai. “Anda tidak akan berpaling dariku sedikitpun. Karena aku akan memberikan pelayanan terbaikku untuk anda, tuan Bruddy.” []

...DISCLAIMER:...

-Cerita ini murni imajinasi penulis.

-Jika ada kesamaan nama visual, gambar properti, ataupun latar yang ada didalam cerita, merupakan unsur ketidak sengajaan.

-Semua karakter didalam cerita tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan/watak tokoh yang menjadi Visual didalam dunia nyata

-Diharap bijak dalam menanggapi semua yang tertulis dalam cerita, baik itu tata bahasa, sesuatu yang bersifat mature ataupun tindak kekerasan

-(Point terpenting!!) Hargai karya penulis untuk tidak menjiplak/meniru tanpa izin dari penulis. Dan juga dimohon kebijakannya untuk tidak menyamakan dengan cerita lain.

Terpopuler

Comments

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

mampir kesini lagi diriku 🥰

2024-03-29

1

Kustri

Kustri

pindah kesini stlh baca Nol & Caca

2023-06-28

1

SoVay

SoVay

semangat thorrrr

2022-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Mesin ATM dan laki-laki berhoodie.
3 Bersama Pak Vero Bruddy.
4 Ancaman dibalik kesepakatan.
5 White adalah faktor E.
6 Tipu Muslihat.
7 Quiche.
8 Kedatangan tidak terduga.
9 Dia lagi.
10 Tertangkap basah.
11 Umpan sempurna.
12 Aku berbahaya, lho.
13 Sebuah Lukisan berbayar.
14 Kenyataan mengejutkan.
15 Kehadiran Kelly.
16 Ayah, atau neraka?
17 White dan Eaden.
18 Pojokan Dark White.
19 Menyangkal perasaan yang tumbuh.
20 Berbagi kisah.
21 Ingin menjadi berguna.
22 Mau aku bantu?
23 White dan Vero.
24 Super Hero di hidup White.
25 Bertemu kawan lama.
26 Dark Day.
27 Alasan tidak masuk akal.
28 Arti Balas Budi secara Harfiah.
29 POLLINATOR (1)
30 POLLINATOR (2)
31 Sumpah White.
32 Kenyataan pahit.
33 Empati.
34 Vero dan Rottey.
35 Taman Horizon.
36 Serangan panik.
37 Simbiosis mutualisme.
38 Belenggu.
39 Sudut Pandang White.
40 Sudut Pandang Vero.
41 Membocorkan Informasi.
42 Bertemu kawan lama (2)
43 Aku ingin bersamamu.
44 Bertemu Mama.
45 Feeling seorang ibu.
46 Perbedaan Asumsi.
47 Terjawab.
48 Sama-sama Khawatir.
49 Kejujuran.
50 Awal pembalasan.
51 Menyingkirkan Kelly.
52 Pesan Eaden untuk Nathalie.
53 Pengakuan Eaden.
54 Perasaan Sesungguhnya Seorang White.
55 Mengumpan.
56 Rencana Rottey.
57 CASINO.
58 CASINO..
59 CASINO...
60 CASINO....
61 Janji di bayar lunas.
62 Akhir dari perjalanan. (END)
63 Epilog
64 New Announcement.
65 My Angel Baby (New Novel)
66 We
67 Nightfall
68 Recognize You
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prolog.
2
Mesin ATM dan laki-laki berhoodie.
3
Bersama Pak Vero Bruddy.
4
Ancaman dibalik kesepakatan.
5
White adalah faktor E.
6
Tipu Muslihat.
7
Quiche.
8
Kedatangan tidak terduga.
9
Dia lagi.
10
Tertangkap basah.
11
Umpan sempurna.
12
Aku berbahaya, lho.
13
Sebuah Lukisan berbayar.
14
Kenyataan mengejutkan.
15
Kehadiran Kelly.
16
Ayah, atau neraka?
17
White dan Eaden.
18
Pojokan Dark White.
19
Menyangkal perasaan yang tumbuh.
20
Berbagi kisah.
21
Ingin menjadi berguna.
22
Mau aku bantu?
23
White dan Vero.
24
Super Hero di hidup White.
25
Bertemu kawan lama.
26
Dark Day.
27
Alasan tidak masuk akal.
28
Arti Balas Budi secara Harfiah.
29
POLLINATOR (1)
30
POLLINATOR (2)
31
Sumpah White.
32
Kenyataan pahit.
33
Empati.
34
Vero dan Rottey.
35
Taman Horizon.
36
Serangan panik.
37
Simbiosis mutualisme.
38
Belenggu.
39
Sudut Pandang White.
40
Sudut Pandang Vero.
41
Membocorkan Informasi.
42
Bertemu kawan lama (2)
43
Aku ingin bersamamu.
44
Bertemu Mama.
45
Feeling seorang ibu.
46
Perbedaan Asumsi.
47
Terjawab.
48
Sama-sama Khawatir.
49
Kejujuran.
50
Awal pembalasan.
51
Menyingkirkan Kelly.
52
Pesan Eaden untuk Nathalie.
53
Pengakuan Eaden.
54
Perasaan Sesungguhnya Seorang White.
55
Mengumpan.
56
Rencana Rottey.
57
CASINO.
58
CASINO..
59
CASINO...
60
CASINO....
61
Janji di bayar lunas.
62
Akhir dari perjalanan. (END)
63
Epilog
64
New Announcement.
65
My Angel Baby (New Novel)
66
We
67
Nightfall
68
Recognize You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!