...Sebelum mulai baca, yuk luangkan waktu untuk memberikan apresiasi kepada penulis dengan cara like, komentar, hadiah, serta jangan lupa untuk menambahkan WHITE kedalam list favorit agar tidak ketinggalan jika cerita ini update chapter baru....
...Terima kasih....
...Happy Reading......
...•...
WHITE by: VizcaVida
“Sejak kapan dia bermain di kasino dan berhubungan dengan wanita itu?” tanya Rottey Hurry Bruddy kepada asisten pribadinya sembari membolak-balik daftar rekapitulasi pengeluaran black card atas nama Vero.
Tentu saja pria itu dengan mudah mengetahui segala hal. Akses yang ia miliki sangat luas. Orang-orang penting, ternama, bahkan orang yang memiliki jabatan tinggi dan petinggi negara pun, tak luput dari lingkup sosial dan kuasanya.
“Sejak tuan muda berpisah dengan nona Kelly.”
Rottey menautkan kedua alis, ia tidak tau tentang kabar berakhirnya Vero dengan Kelly. Yang ia tau, Vero sangat mencintai Kelly dan mereka hendak bertunangan bulan depan.
“Berpisah dengan Kelly?”
“Iya, tuan.”
Sedangkan Kelly sendiri adalah putri dari seorang pejabat yang juga berteman baik dengan Rottey. Lalu apa masalahnya sampai mereka bisa berakhir begitu saja? Bahkan Vero tidak memberitahukan hal ini padanya.
Rottey kembali melihat kertas ditangannya. Pengeluaran yang sangat tidak wajar, lalu pada rekening lain, pemasukan yang tidak masuk akal. Praduganya sekarang mendapatkan titik terang, Vero memang sedang bermasalah.
“Kamu sudah melacak dimana wanita itu tinggal?”
“Sudah, tuan. Kami sempat mengikuti mobil tuan muda beberapa hari lalu. Kami melihat dia mengantar wanita itu ke sebuah rumah kost tiga tingkat yang kumuh.”
“Bisa-bisanya dia bergaul dengan orang seperti itu. Jika sampai ada yang tau, nama baikku menjadi taruhannya.”
Timothy diam saja mendengar kemarahan sang tuan. Dia menunduk tanpa suara.
“Nanti malam, antar aku ke tempat wanita itu.”
***
Seperti biasanya, White berjalan menyusuri jalanan sebuah gang untuk sampai di rumah kost tempatnya tinggal. Suasana gang tidak terlalu sepi karena ada beberapa kedai makanan dan juga ruko yang buka 24 jam di sekitarnya. Memang saldo rekening White saat ini cukup untuk menyewa sebuah apartemen dengan deposito tinggi. Tapi entah mengapa, ia terlalu sayang meninggalkan rumah yang beberapa bulan sudah ia tempati itu.
Ia terus berjalan, tanpa tau ada sepasang mata elang yang sedang mengawasinya dari dalam mobil berkelas atas yang berhenti tak jauh dari tempat tinggalnya.
“Itu wanita yang bersama tuan muda beberapa waktu lalu, tuan. Namanya White, tapi dia lebih suka dipanggil E.”
“Silsilah keluarga.”
“Dia putri dari Frederick Abbey dan Jessy Coric.”
“Tunggu. Frederick Abbey?”
“Ya, tuan. Fred menelantarkan putrinya sendiri setelah bangkrut, dan sekarang wanita malang itu harus rela bekerja di kasino tempat tuan muda bermain judi.”
“Tunggu disini. Jangan pergi kemanpun.”
Rottey meraih pengait pintu mobil. Berjalan mengikuti White dengan jarak tidak terlalu jauh.
—
White merasa, jika langkah kakinya sedang diikuti oleh seseorang. Ia berhenti sejenak, melirik dari ekor mata untuk memastikan itu hanya perasaanya saja. Namun sialnya , semua tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Dia benar-benar diikuti seseorang, dan langkahnya semakin ia pacu cepat agar cepat sampai di area kost yang dijaga oleh beberapa scurity demi keamanan penghuni kost.
Nahas, langkah kakinya kalah telak dengan langkah kaki orang yang sedang berada dibalik punggungnya. White meremat tali Sling bag yang bertengger dibahunya, merematnya kuat lantas berbalik dengan gerakan kasar demi mengetahui presensi dibalik tubuhnya.
White terkejut karena pria yang mengikutinya bukanlah tipikal pria mesum dengan penampilan berantakan dan botol minuman keras di tangannya, tapi pria paruh baya yang rambutnya sudah mulai beruban, berpawakan tinggi, berpakaian rapi, dan wajahnya sedikit familiar di mata White. Ia seperti pernah melihat laki-laki tua itu. Akan tetapi dia sama sekali tidak mengingat dimana dia pernah melihatnya.
“Paman siapa? Mengapa mengikuti saya?” tanya White ketus. Kalau dilihat sekilas, laki-laki tua itu seperti laki-laki baik. Namun siapa tau, wajah seseorang bisa saja menipu. Bisa jadi laki-laki itu adalah sindikat penculik remaja atau wanita dewasa yang akan diselundupkan keluar negeri dan dipekerjakan menjadi wanita penghibur. White sudah mengambil ancang-ancang dalam benak, jika satu hal terjadi tanpa ia duga. Untung saja dia sempat ikut kelas karate, meskipun hanya sampai mendapatkan sabuk oranye. Setidaknya dia tau tehnik dasar karate dan bisa ia gunakan untuk melindungi dirinya yang hidup seorang diri.
“Apa kamu wanita yang berada di kasino bersama Vero?”
White mengerutkan kening. Kenapa Pria tua ini bertanya tanpa basa-basi? Oh, tunggu. Betul, wajah laki-laki tua ini sangat mirip dengan Vero, pelanggan kasino yang selalu memakai jasanya.
“A-anda siapa?” tanya White mulai ketakutan. Ia takut orang ini akan meminta informasi atau sejenisnya, yang bisa membahayakan pekerjaannya.
“Aku Rottey Bruddy, ayah dari Verous Bruddy.”
Seketika itu, jantung White seolah berhenti berfungsi. Jalan satu-satunya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan adalah, lari sekencang mungkin. Namun semua tinggal harapan ketika telapak besar pria tua bernama Rottey itu mencekal pergelangan tangannya.
“Katakan. Sejak kapan putraku bermain di tempat memuakkan dan terkutuk itu?”
Tempat memuakkan? Terkutuk? Memang benar, tuan Bruddy ini tidak salah. Tapi tempat itulah yang memberi nafkah dan sumber hidup untuk White. Jadi, ia tidak terima begitu tempatnya mencari pundi uang itu dihina begitu saja oleh orang kaya raya yang tidak mengerti sama sekali tentang kesulitan hidup seseorang dengan perekonomian tingkat bawah seperti dirinya.
“Tuan. Berdasarkan perjanjian yang sudah kami sepakati, saya tidak bisa memberikan informasi lebih kepada anda. Maaf mengecewakan anda, tapi saya tidak akan memberitahu apapun yang berhubungan dengan tuan Vero kepada anda.”
“Katakan. Aku tidak ingin dibantah.” tegas Rottey sembari meremat kuat pergelangan tangan White hingga gadis itu meringis kesakitan.
“Anda bisa bertanya kepada tuan Vero pribadi. Karena informasi lengkap, ada pada diri tuan Vero sendiri.”
Rottey meregangkan cekalannya, dan White mempergunakan kesempatan itu untuk menyentak tangan Rottey agar pergelangan tangannya terlepas.White bergegas pergi, tapi langkahnya kembali terhenti ketika mendengar kalimat yang mengudara dari bibir Rottey. “Kau putri Frederick Abbey, bukan?”
White membeku diatas tumpuan tubuhnya. Ia tidak berani berbalik untuk mendengar kalimat selanjutnya tanpa airmata. Terlalu malu mengakui status dirinya sendiri kepada orang lain.
“Fred pernah berhutang sejumlah uang padaku. Aku akan menganggapnya impas jika kamu mau menukarnya dengan informasi tentang putraku.”
***
Pagi ini dikantor pemerintahan yang bergerak di bidang ekspor import barang, Vero sedang mengecek beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini. Ia mengfokuskan isi kepalanya pada lembaran-lembaran berisi digit angka dan juga surat keluar masuk dari bea cukai. Hingga satu ketukan di pintu ruangannya terdengar. Wanita paruh baya yang biasa membantu pekerjaannya itu masuk bersama ayahnya.
Vero terkejut, karena biasanya Rottey sangat sibuk di jam pagi seperti ini. Tapi kenapa hari ini, tiba-tiba laki-laki itu ada dikantor tempatnya bekerja?
“Papa?”
“Duduk saja. Aku hanya sebentar disini.” tegas Rottey ketika melihat putranya itu hendak berdiri untuk menyambut.
Rottey membetulkan posisi jas abu-abu yang ia kenakan, lantas menatap tajam pada sosok Vero yang dipenuhi rasa penasaran akan kedatangan sang ayah ke tempat kerjanya.
“Apa ada sesuatu yang mendesak, sampai membawa papa datang kesini?”
Rottey menarik sudut bibir membentuk seringai. “Masih bertanya. Sejak kapan hubunganmu dengan Kelly berakhir?!”
Vero tercekat. Ia hampir tersedak Saliva dan udara yang tiba-tiba merangsek melewati tenggorokan begitu saja. “Dan sejak kapan kamu hidup di tempat terkutuk bersama wanita itu?”
E.
Hanya satu nama yang muncul didalam kepalanya. Vero yakin E yang memberikan info tersebut kepada sang ayah, karena beberapa hari lalu, dia sempat menceritakan dirinya yang terpuruk akibat putus dengan sang kekasih, kepada seseorang. Dan orang tersebut adalah E.
“Papa—”
“Tinggalkan tempat itu. Lalu wanita yang mengeruk uangmu. Papa tidak ingin kamu menghancurkan reputasi papa didepan orang-orang penting dan klien papa. Atau jika kamu tetap memaksa, papa akan mendatangi wanita itu lagi, dan tidak segan-segan untuk mengasingkan dia dari negara ini. Ingat itu!”
Rottey berdiri setelah meluapkan amarahnya kepada Vero, sang putra. Lantas ia berjalan keluar ruangan, meninggalkan Vero yang kini digelung emosi yang menggelegak naik ke ubun-ubun.
E. Wanita itu tidak akan bisa tenang dan hidup senang. Vero akan mengambil paksa wanita itu dari kasino, membawanya pulang dan mengurung wanita itu dari dunia luar.
“Pengkhianat!!” []
Jangan lupa mampir juga ke cerita Vi's yang lainnya. Antara lain:
—Vienna (Fiksi Modern)
—Another Winter (Fiksi Modern)
—Adagio (Fiksi Modern)
—Dark Autumn (Romansa Fantasi)
—Ivory (Romansa Istana)
—Green (Romansa Istana)
—Wedding Maze (Fiksi modern)
Atas perhatiannya, Vi's ucapkan banyak terima kasih.
See You.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ayu Ayuningtiyas
cerita nya bagus ,tapi kok yg baca n nge liike masih sedikit ya 😔semoga bertambah yg baca💪
2023-07-08
1
Hesti Ariani
karya2 mu memang beda 👍
baru nemu ini
2022-10-11
2
putra
semangat thor lanjut kan
2022-05-13
1