Bersama Pak Vero Bruddy.

...Sebelum mulai baca, yuk luangkan waktu untuk memberikan apresiasi kepada penulis dengan cara like, komentar, hadiah, serta jangan lupa untuk menambahkan WHITE kedalam list favorit agar tidak ketinggalan jika cerita ini update chapter baru....

...Terima kasih....

...Happy Reading......

...•...

WHITE by: VizcaVida

Madam Joanna kembali menempatkan White di ruang VVIP. Tentu saja bukan tanpa alasan. Ada tuan Bruddy disana, dan entah sejak kapan pria muda nan tampan itu jadi sering berkunjung ke tempatnya. Dan juga, pelanggan elitenya itu menghubunginya secara langsung untuk membooking White. Joanna menebak, White mulai mendapatkan tempat spesial di hati tuan Bruddy.

White terlihat begitu cantik hari ini. Pakaian rajut berwarna hitam simple long Sleeve dengan rok jeans pendek hampir memperlihatkan pant*at, rambut dikuncir kuda, dengan poni menjuntai bebas didepan wajah—hanya beberapa yang terselip dibalik telinga, sempat membuat Vero terperangah tanpa berkedip ketika White memasuki ruangan tadi. Aroma vanilla lembut yang menguar dari tubuh ramping White juga mampu mematik sang lawan bicara untuk berada dalam posisi bingung bercampur gairah.

Croupier bersiap memutar Roulette untuk yang terakhir kali. Papan berbentuk lingkaran yang dilengkapi dengan angka-angka dan juga jarum seperti sebuah kompas yang menunjuk empat arah itu bergerak memutar dan Croupier itu melemparkan bola putih kedalamnya, yang tentu saja turut memutar.

White mengamati angka Roulette itu dengan seksama, lantas ia mendekatkan wajah pada telinga Vero dan berbisik seduktif ketika ia yakin akan satu hal yang bisa membawa tuannya dalam sebuah kemenangan seperti sebelumnya. “Straight up.”

Vero tersenyum disudut bibir dan mendongak untuk mempertemukan manik mereka. “Berapa?” tanya Vero dengan baritone nya yang begitu s*eksi di telinga White.

“Twenty One.”

Vero meraih sebuah keping koin berwarna hitam, dan meletakkannya di angka yang disebutkan White.

Roulette diputar. Jantung White berdebar tidak karuan dengan harap-harap cemas, takut jika tebakannya melenceng dan bisa merugikan Vero. Tapi senyuman mengembang sempurna ketika putaran Roulette itu semakin melambat, dan bola berhenti di angka yang sama persis dengan tebakan White. Permainan sepakat berakhir, dan Vero menang sekali lagi berkat White.

Lengannya yang kokoh itu menarik kuat pinggang ramping White, meraba tengkuk leher gadis itu, lantas menekan kuat agar bibir mereka bertemu. “Thank you, Sweet heart.” bisiknya seduktif dengan bibir memerah karena dampak ciuman singkat namun panas yang dibuat keduanya.

White hanya tersenyum manis, mengusap satu sisi wajah Vero dengan lembut, lalu meraih gelas Wine untuk ia serahkan kepada tuannya itu. “Cheers...”

Vero tersenyum, menerima gelas tinggi itu dan mengadu dengan gelas tinggi milik White hingga berdenting pelan. “Glad to see you, E. Aku akan selalu mencarimu jika datang ke sini. Jadi selalu persiapkan dirimu, aku bisa datang sewaktu-waktu.”

White tersenyum sekali lagi. Muak sekali. Namun laki-laki didepannya ini adalah sumber kekayaan yang akan menjadikan dirinya orang kaya baru. Jadi, dengan senang hati ia akan menyambut dan mengeruk sedalam-dalamnya harta kekayaan keluarga Bruddy yang terhormat ini.

“Ada waktu? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan, sebagai imbalan atas kemenangan ku hari ini.”

White mengangkat tangan, ia melihat jam tangan yang melilit di pergelangan. Pukul 12 lebih 15 menit. “Kemana? Aku perlu izin dari madam Joanna, jam kerjaku masih panjang.”

Tanpa banyak bicara, Vero meraih ponselnya dan menghubungi orang yang bersangkutan. Dan dalam sekejap mata, permintaan Vero mendapat persetujuan tanpa syarat apapun. “Kamu dengar sendiri, jadi temani aku hari ini.”

“Tentu tuan Bruddy, dengan senang hati.”

Siapa yang tidak senang. Taruhan yang dimenangkan Vero malam ini, jumlahnya jauh lebih besar dari yang sebelumnya. Otomatis, White akan mendapatkan transfer uang yang lebih banyak pula. Ditambah lagi, Vero mengajaknya jalan malam ini, jelas laki-laki itu akan membelikannya sesuatu—Pikir White seorang.

***

Satu jam berkendara, mereka sampai disebuah restoran berbintang yang buka 24 jam. White sedikit was-was, mengingat dirinya sedang proses diet dan menghindari makan di malam hari.

“Kenapa tidak dimakan? Tidak enak?” tanya Vero sambil memotong kentang rebus dan memasukkan kedalam mulut.

Bukan begitu. White mengira, mereka akan mendatangi salah satu mall yang buka 24 jam, lalu membelikannya barang-barang branded dengan harga selangit, alih-alih makan dimalam hari. Ternyata ekspektasinya terlalu tinggi. Laki-laki itu berkata 'aku lapar, belum makan sejak sore' ketika memarkir mobil Jeep keluaran terbaru dengan harga selangit yang mereka tumpangi ketika menyentuh lahan parkir, dan bayangan menyenangkan dalam benak White terbang seperti burung-burung bebas di angkasa kala mendapati kenyataan tidak seindah ekspektasi.

“Tidak suka dengan menu makanannya? Sedang diet?”

Rentetan pertanyaan itu membuat White kesal. Ia meraih kasar garpu yang ada di sisi kiri piring hidangan, kemudian memotongnya bak seorang psycho yang sedang menghabisi korbannya.

Melihat ekspresi kesal di wajah White, Vero tersenyum. Ia tau betul jika wanita memasang wajah seperti itu, berarti sedang tidak puas akan sesuatu yang sedang menjadi harapan dalam benaknya.

“Makan dulu. Nanti kita belanja di mall setelah perut kenyang.” sergah Vero yang membuat pergerakan mencincang diatas piring yang dilakukan White terhenti. Wajah gadis itu berubah lebih berbinar, dan ia mulai memotong makanan didalam piringnya dengan tenang.

“Mau beli apa? Perhiasan?”

White menggeleng. Ia hanya ingin membeli beberapa gaun untuknya bekerja. Ah, lebih tepatnya ketika melayani Vero di saat-saat mendatang. “Baju. Aku ingin membeli gaun baru.”

Vero mengangguk, lantas memasukkan potongan tomat dan daging secara bersamaan kedalam mulut. “Habiskan dulu makanannya. Harga makanan disini mahal, jadi jangan dibuang-buang, sayang.” ucap Vero dengan nada sedikit remeh yang bisa White tangkap. Mungkin laki-laki itu merasa sebal ketika tau maksud dan tujuan White yang sebenarnya. Lagi pula, salah siapa yang mengajak pergi jalan-jalan? White tidak mau melewatkan kesempatan emas dan melepas mangsanya begitu saja. Sesuai prinsip yang ia pegang teguh, ia akan mengeruk harta laki-laki tidak tau diri dan tidak bisa menghargai uang, seperti Verous Bryan Bruddy yang agung ini.

Hingga tepat di jam dua pagi, White berada disalah satu mall besar yang sering didatangi orang-orang berkelas atas, bertitle ajaib, dan juga terkenal. Ia berhenti di salah satu toko baju branded yang di sarankan Vero, memilih beberapa potong gaun yang cocok untuknya, lantas membiarkan Vero membayarnya dengan kartu hitam limited edition yang dimiliki laki-laki itu.

“Lain kali, bilang saja jika ingin pergi belanja. Tidak perlu menyiksa kentang rebus diatas piring seperti tadi.”

Wow. Guyonan laki-laki tampan ini sangat kaku. White bahkan harus pura-pura tertawa lebar hanya untuk menghargai perasaan orang lain, seperti yang pernah diajarkan sang ibu, tentang sebuah adab, tata Krama, dan balas budi. Mungkin White sekarang sedang dalam mode membalas budi akan kebaikan tuan Bruddy yang sudah bersedia membayar gaunnya yang sangat-sangat mahal itu dengan uangnya.

“Tidak ingin membeli perhiasan sekalian?”

Eh? Seriusan?

White menoleh kasar, dan manik keduanya bertemu. Laki-laki itu tersenyum kepadanya. Tampan, dan manis sekali, dan....seksi.

“Memang boleh?” tanya White. Dia merasa tidak enak, tapi jiwa sosialita kacangannya sedang berkobar membara.

“Boleh. Silahkan.”

Vero membimbing langkah White menuju sebuah toko jewelry termasyhur. Dengan harga yang tidak tanggung-tanggung, Vero membelikan sebuah cincin yang sangat manis dan pas di jari manis White. “Kamu suka yang itu, E?”

White mengangguk. Ia benar-benar puas malam ini. Ia akan bersyukur atas apa yang ia dapatkan malam ini. Hingga kini, mobil mewah Vero sudah berhasil berhenti didepan tempat tinggal White. Laki-laki itu sekilas menilai lingkungan tempat tinggal White yang memang jauh dari kata layak.

“Pak Vero tidak perlu terkejut. Kelas perekonomian kita berbeda, jadi jangan mengolok tempat tinggal saya.”

“Saya kira, kamu tinggal bersama orang tua.” tutur Vero yang kemudian membuat White membeku ketika hendak melepas seatbelt yang sejak tadi membelit tubuhnya.

Orang tua ya? Bahkan White hampir lupa dengan arti kata tentang makna orang tua dalam hidupnya. Namun White tau dimana meletakkan segala beban hidupnya. Laki-laki disampingnya tidak berhak tau akan hidup yang sedang ia jalani.

“Tidak. Saya tinggal seorang diri. Saya hidup sebatang kara.”[]

...🍃🍃...

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

tengah malam msh ada jg mall buka? 🤔
beneran apa thor

2023-06-28

1

Siti Sa'diah

Siti Sa'diah

d cari2 novel yg asik ahirnya dapat jg🥰

2022-05-19

3

putra

putra

lanjutkan thor

2022-05-12

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Mesin ATM dan laki-laki berhoodie.
3 Bersama Pak Vero Bruddy.
4 Ancaman dibalik kesepakatan.
5 White adalah faktor E.
6 Tipu Muslihat.
7 Quiche.
8 Kedatangan tidak terduga.
9 Dia lagi.
10 Tertangkap basah.
11 Umpan sempurna.
12 Aku berbahaya, lho.
13 Sebuah Lukisan berbayar.
14 Kenyataan mengejutkan.
15 Kehadiran Kelly.
16 Ayah, atau neraka?
17 White dan Eaden.
18 Pojokan Dark White.
19 Menyangkal perasaan yang tumbuh.
20 Berbagi kisah.
21 Ingin menjadi berguna.
22 Mau aku bantu?
23 White dan Vero.
24 Super Hero di hidup White.
25 Bertemu kawan lama.
26 Dark Day.
27 Alasan tidak masuk akal.
28 Arti Balas Budi secara Harfiah.
29 POLLINATOR (1)
30 POLLINATOR (2)
31 Sumpah White.
32 Kenyataan pahit.
33 Empati.
34 Vero dan Rottey.
35 Taman Horizon.
36 Serangan panik.
37 Simbiosis mutualisme.
38 Belenggu.
39 Sudut Pandang White.
40 Sudut Pandang Vero.
41 Membocorkan Informasi.
42 Bertemu kawan lama (2)
43 Aku ingin bersamamu.
44 Bertemu Mama.
45 Feeling seorang ibu.
46 Perbedaan Asumsi.
47 Terjawab.
48 Sama-sama Khawatir.
49 Kejujuran.
50 Awal pembalasan.
51 Menyingkirkan Kelly.
52 Pesan Eaden untuk Nathalie.
53 Pengakuan Eaden.
54 Perasaan Sesungguhnya Seorang White.
55 Mengumpan.
56 Rencana Rottey.
57 CASINO.
58 CASINO..
59 CASINO...
60 CASINO....
61 Janji di bayar lunas.
62 Akhir dari perjalanan. (END)
63 Epilog
64 New Announcement.
65 My Angel Baby (New Novel)
66 We
67 Nightfall
68 Recognize You
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prolog.
2
Mesin ATM dan laki-laki berhoodie.
3
Bersama Pak Vero Bruddy.
4
Ancaman dibalik kesepakatan.
5
White adalah faktor E.
6
Tipu Muslihat.
7
Quiche.
8
Kedatangan tidak terduga.
9
Dia lagi.
10
Tertangkap basah.
11
Umpan sempurna.
12
Aku berbahaya, lho.
13
Sebuah Lukisan berbayar.
14
Kenyataan mengejutkan.
15
Kehadiran Kelly.
16
Ayah, atau neraka?
17
White dan Eaden.
18
Pojokan Dark White.
19
Menyangkal perasaan yang tumbuh.
20
Berbagi kisah.
21
Ingin menjadi berguna.
22
Mau aku bantu?
23
White dan Vero.
24
Super Hero di hidup White.
25
Bertemu kawan lama.
26
Dark Day.
27
Alasan tidak masuk akal.
28
Arti Balas Budi secara Harfiah.
29
POLLINATOR (1)
30
POLLINATOR (2)
31
Sumpah White.
32
Kenyataan pahit.
33
Empati.
34
Vero dan Rottey.
35
Taman Horizon.
36
Serangan panik.
37
Simbiosis mutualisme.
38
Belenggu.
39
Sudut Pandang White.
40
Sudut Pandang Vero.
41
Membocorkan Informasi.
42
Bertemu kawan lama (2)
43
Aku ingin bersamamu.
44
Bertemu Mama.
45
Feeling seorang ibu.
46
Perbedaan Asumsi.
47
Terjawab.
48
Sama-sama Khawatir.
49
Kejujuran.
50
Awal pembalasan.
51
Menyingkirkan Kelly.
52
Pesan Eaden untuk Nathalie.
53
Pengakuan Eaden.
54
Perasaan Sesungguhnya Seorang White.
55
Mengumpan.
56
Rencana Rottey.
57
CASINO.
58
CASINO..
59
CASINO...
60
CASINO....
61
Janji di bayar lunas.
62
Akhir dari perjalanan. (END)
63
Epilog
64
New Announcement.
65
My Angel Baby (New Novel)
66
We
67
Nightfall
68
Recognize You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!