Awal Interaksi

Bel masuk sudah berbunyi, sebagian murid sudah masuk kelas dan duduk di kursinya masing-masing. Begitu juga dengan Melisa yang sudah kembali ke tempat duduknya di kelas. Terlihat Satria, Stella, Reynold, dan Dion baru saja memasuki kelas dan berjalan ke kursinya masing-masing.

Satria duduk tepat di samping Melisa, kelas mereka memiliki meja dan kursi yang terpisah untuk tiap murid. Sehingga tidak mengganggu satu sama lain saat belajar.

Satria duduk menghadap Melisa, ia ingin mengajak bicara Melisa namun terlihat ragu. Melisa merasakan tatapan Satria, ia pun menoleh kearahnya.

"kenapa?" tanya Melisa singkat.

"ayahmu dirut Laksmana Grup?" tanya Satria ragu-ragu.

Melisa tidak menjawab, ia hanya mengangkat bahunya sambil tetap menatap Satria dingin. Ditatap seperti itu oleh Melisa, Satria menjadi salah tingkah. Ia hanya mengangguk dan beralih pandangan ke arah lain.

"kenapa kau ingin tahu? Aku saja tidak peduli," jawab Melisa sambil menggelengkan kepala dan kembali mengangkat bahunya.

"aku hanya penasaran," Satria menjawab sambil tersenyum canggung.

"tidak usah pedulikan aku, jalani saja kehidupanmu di sini dengan baik." Ucap Melisa dengan ketus.

Satria tak menjawab, ia menatap Melisa yang kini sudah tak menatap dirinya. Dalam hatinya dipenuhi tanya, tentang gadis yang duduk di sebelahnya itu.

Tak lama ketua kelas datang dengan membawa informasi bahwa guru kimia mereka pak Anton tidak bisa masuk kelas siang ini, beliau hanya mengirim tugas lewat email sekolah, dan harus dikumpulkan hari itu juga sebelum jam pulang sekolah.

Murid-murid bersorak sorai mendengar pengumuman dari ketua kelas. Sebagian merasa lega karena ada tugas yang belum selesai mereka kerjakan. Mereka masih memiliki waktu untuk melanjutkan tugas minggu sebelumnya.

Ketua kelas lalu berkata bahwa ia sudah mendownloadnya dan mengirim ke grup kelas. Ketua kelas juga meminta agar teman-temannya tidak ribut selama jam pelajaran. Agar bu Desti, guru BP mereka tak datang.

Murid-murid yang lain hanya mengangguk, mereka paham betul bagaimana jika bu Desti sampai datang ke kelas mereka. Guru yang sangat tegas itu sangatlah menyebalkan. Jika sudah bicara, bahkan murid-murid VIP pun tak dapat melawannya.

Selain menjadi guru BP, bu Desti juga adalah wakil kepala sekolah. Ia adalah orang kepercayaan bu Natasya, ibunda Melisa. Bu Desti memiliki wewenang penuh terhadap kedisiplinan murid-murid di sekolah itu.

"boleh liat tugasnya? aku belum masuk ke grup kelas," pinta Satria pada Melisa.

Melisa tak menjawab hanya menyerahkan gawai miliknya kepada Satria. Satria pun mengambilnya dengan hati-hati, lalu membukanya.

"aku ijin liat ya," ucap Satria lagi. Kali ini hanya dibalas anggukan oleh Melisa.

Satria membuka aplikasi berwarna hijau lalu membukanya, dan di sana ada pesan masuk di satu grup bernama PT 11 IPA 1, Melisa tak pernah membuka pesan masuk di grup itu, sehingga masih ada ribuan notifikasi di tertera pada grup itu. Selain pesan dari grup, di bawahnya hanya ada pesan dari ayah dan ibunya. Tidak ada pesan lain seperti kebanyakan anak SMA yang memiliki deretan chat dengan teman, atau dengan gebetannya.

Satria melirik ke arah Melisa. Dia hampir tak percaya dengan apa yang ia lihat di gawai milik Melisa. Dalam hatinya Satria bertanya "apa ia tak pernah berinteraksi dengan siapapun? atau tak ada seorangpun yang tau nomernya? tapi, bukankah ia juga ada dalam grup kelas? apakah tidak ada seorangpun yang menyimpan nomornya?"

"kenapa bengong?"

Satria dikagetkan oleh suara Melisa yang entah sejak kapan sudah menggeser kursinya dan kini ada berada sangat dekat dengan Satria. Satria hanya terpana melihat Melisa.

"boleh aku minta nomermu?" spontan Satria menanyakan itu pada Melisa.

Melisa yang ditanya tidak menjawab. Ia malah semakin lekat menatap Satria.

"tidak boleh?" tanya Satria lagi.

"untuk apa?" Melisa malah balik bertanya pada Satria.

"kita kan teman sekelas, apa salah kalau kita menyimpan nomer telepon teman sekelas kita? lagi pula aku kan anak baru, aku belum punya banyak teman. Jadi dengan berbagi nomer telepon, kita bisa jadi lebih akrab." Satria menjelaskan pada Melisa.

"tidak mau," Melisa menolak. "kau simpan saja nomer anak-anak tadi yang bersamamu saat jam istirahat."

Satria diam terpaku mendengar jawaban Melisa. Ia mengalihkan kembali pandangannya ke gawai milik Melisa itu. Mengklik chat grup kelas, dan menscroll ke paling bawah. Mencari tugas yang tadi dikirim oleh ketua kelas.

Melisa semakin mendekatkan diri ke arah Satria. Ia juga ingin melihat tugas yang dikirim pak Anton hari ini. Melihat Melisa semakin mendekatkan diri, Satria menawarkan pada Melisa untuk melihat lebih dulu.

"mau lihat duluan?"

"bareng-bareng aja," jawab Melisa seraya mengambil alat tulis di dalam tasnya.

"oke," meskipun terasa canggung bagi Satria, tapi ini adalah tugas kimia pertamanya di sekolah ini. Ia tak mau tertinggal oleh teman-teman lainnya.

Merekapun mengerjakan tugas kimia bersama di meja Satria. Selama mengerjakan tugas, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Mereka fokus mengerjakan tugas. Hingga tak terasa 1 jam berlalu, Melisa yang sudah selesai menggeser kursinya, kembali ke tempatnya.

"sudah?" tanya Satria.

"belum, tapi soalnya udh dicatat semua tinggal dikerjain," jawab Melisa.

"nih, aku juga sudah selesai mencatat soalnya." Satria menyerahkan kembali gawai milik Melisa.

Melisa menerimanya, dia pun kembali sibuk dengan tugasnya.

Beberapa murid sudah selesai mengerjakan tugas, sebagian sudah dikumpulkan di meja guru, sebagian lagi menjadi bahan contekan untuk teman-temannya.

Satria juga sudah selesai mengerjakan tugas, dia pun menatap Melisa. Menunggu gadis itu selesai mengerjakan.

"kalau udah selesai kumpulin aja," ucap Melisa yang merasa dirinya ditunggu-tunggu oleh Satria.

"aku mau nunggu kamu," jawab Satria.

"masih lama loh," ucap Melisa tanpa menoleh ke arah Satria, ia masih fokus dengan tugasnya.

"ga apa, santai aja, aku tungguin kok," Satria tersenyum masih menatap Melisa.

Melisa tak menjawab, dia tetap mengerjakan tugasnya dengan fokus.

Satria memandang Melisa dari ujung kepala hingga ujung kaki, gadis bertubuh tinggi dan berbadan langsing itu terlihat begitu menawan di mata Satria. Meski sangat dingin dan terkesan angkuh, Melisa memiliki wajah yang cantik dengan tubuh yang ideal. Satria tak mengerti, gadis seperti Melisa seharusnya populer di sekolah, tapi justru Melisa terlihat seperti gadis yang terasing.

"jangan dilihat terus, nanti jatuh cinta malah repot," Melisa membuyarkan lamunan Satria. Satria yang ditegur oleh gadis yang dipandangnya sejak tadi tak merubah posisinya. Ia seperti kecanduan melihat Melisa, tak ingin mengalihkan pandangannya dari Melisa.

"emang kenapa kalau jatuh cinta?" tanya Satria.

"ga apa, suka-suka kamu. Itukan hati kamu, cuma aku ga mau tanggung jawab." Melisa tersenyum ke arah Satria, menyerahkan kertas tugas miliknya. "nih."

Namun Satria hanya terdiam menatap Melisa, ia seperti tersihir oleh gadis itu. Jantungnya berdegup dengan kencang saat melihat Melisa tersenyum. "cantik," ucapnya dalam hati.

"hey, udah jatuh cinta beneran?" Melisa melambaikan tangan di depan mata Satria.

"iya udah, eh... udah selesai maksudnya tugas kamu?" Satria tergagap, merasa bahwa Melisa tahu isi hatinya.

"udah, nih..." Melisa menyerahkan tugasnya pada Satria. Satria pun menerima kertas tugas milik Melisa itu, kemudian ia berjalan ke arah meja guru dan mengumpulkan tugas milik mereka berdua.

Saat berjalan kembali ke tempat duduknya, Satria memandang Melisa yang sibuk merapihkan alat tulisnya, jantungnya masih bergemuruh dengan kencang. Ia memegang dadanya, dan berkata. "apakah benar ini cinta?"

Terpopuler

Comments

Dehan

Dehan

sudah aku favoritin ya kak.. mampir lagi kak ke novelku penjahit cantik 😊

2022-07-14

1

MEMEY

MEMEY

semangat kak

2022-07-04

1

Aisyah Nursalim

Aisyah Nursalim

jgn menyerah🤗🤗🤗, ceritanya bagus

2022-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Melisa
2 Murid Baru
3 Awal Interaksi
4 Satria
5 Jatuh Cinta
6 Ketahuan
7 Para Pembuli
8 Tak Terjangkau
9 Di Rumah Melisa
10 Kegalauan Satria
11 Tak Ingin Pacaran
12 Ponsel Baru
13 Mengenal Melisa
14 Larangan Pacaran
15 Gosip
16 Tetangga
17 Salju Yang Mencair
18 Kedatangan Natasya
19 Menjauh
20 Berusaha Menjauh
21 Pilihan yang Sulit
22 Kembali Membeku
23 Pengakuan Dion
24 Peran Sepupu
25 Usaha Dion
26 Pesta Perpisahan
27 Cemburu
28 Menginap
29 Pindah Rumah
30 Upacara Perpisahan
31 Kedatangan Ayah Melisa
32 Minta ijin
33 Hasil Rapot
34 Liburan di Mulai
35 Kota B
36 Air Terjun
37 Melanjutkan Perjalanan
38 Godaan Bobi
39 Kebun Binatang
40 Curhat
41 Menuju Pulau Y
42 Pulau Y
43 Kelelahan
44 Rahasia
45 Antara Lelaki
46 Melanjutkan Liburan
47 Berita Buruk
48 Rencana Balas Dendam
49 Menjalankan Misi
50 Jangan Merayu
51 Mendaki Bukit
52 Kekecewaan Bobi
53 Amanda Menghilang?
54 Belanja Oleh-oleh
55 Kembali Pulang
56 Membuka oleh-oleh
57 Pertengkaran Melisa dan Natasya
58 Kabur
59 Menyadarkan Melisa
60 Isi Hati Natasya
61 Makan Gado-gado
62 Ancaman Natasya
63 Pertemuan Gunawan dan Natasya
64 Perceraian
65 Butuh Dukungan
66 Rahasia Gunawan
67 Cerita Fredy (part 1)
68 Cerita Fredy (part 2)
69 Cerita Fredy (part 3)
70 Kembali sekolah
71 Tawaran Menggiurkan
72 Menyusun Rencana
73 Nasihat
74 Merenggang
75 Obrolan Ayah dan Anak
76 Obrolan Lebih Dalam
77 Haruskah Bercerai
78 Tidak Jadi Bercerai
79 Gunawan dan Natasya
80 Para Pewaris
81 Salam Perpisahan
82 Rencana Lain
83 Tidak Tulus
84 Terbayang-bayang
85 Mencari Tau
86 Meminta Maaf
87 Teman Curhat
88 Alasan
89 Curiga
90 Cemburu Lagi
91 Rayuan Natasya (part 1)
92 Rayuan Natasya (part 2)
93 Rayuan Maut
94 Meluruskan Kesalahpahaman
95 Keanehan
96 Tak Bisa Fokus
97 Hubungan Rahasia
98 Menerima Tawaran
99 Kecurigaan Dion
100 Hati-hati
101 Katakan atau Tidak
102 Karena Ketidakjujuran
103 Gosip di Sekolah
104 Terbongkar Perlahan
105 Ketahuan Sudah
106 Amukan Steve
107 Saingan Terberat
108 Keputusan
109 Sakit
110 Pertemuan di Rumah Sakit
111 Penyelidikan Gunawan
112 Merelakan
113 Perceraian
114 Liburan Semester Ganjil
115 Rindu
116 Liburan di Luar Negeri
117 Firasat
118 Kecelakaan
119 Pemakaman
120 Kesedihan
121 Kehilangan
122 Rumah Kosong
123 Informasi
124 Bukan Benci
125 Ciuman Pertama
126 Kejadian Hari Itu (part 1)
127 Kejadian Hari Itu (part 2)
128 Kejadian Hari Itu (part 3)
129 Penyelesaian Masalah
130 Munafik
131 Dua Sisi
132 Fakta
133 Kuat
134 Keputusan Melisa
135 Hasil Ujian
136 Rasa Sakit
137 Kehidupan Kampus
138 Memegang Jabatan
139 Kecewa
140 Perjodohan
141 Canggung
142 Wisuda
143 Undangan
144 Makan Siang
145 Gaun
146 Kejutan
147 Kekasih Satu Malam
148 Malam Yang Panas
149 Pasca Malam yang Panas
150 Pengalaman
151 Satu Malam Lagi
152 Serangan Melisa
153 Pesan Ancaman
154 Hukuman
155 Bukan Prioritas
156 Berkunjung
157 Maaf
158 Kehangatan Ibu dan Anak
159 Membuka Rahasia
160 Bertengkar
161 Rumah Kita
162 Status Sosial
163 Sakit Hati
164 Ingin Merasakannya Juga
165 Kemarahan Satria
166 Tidak Tau Apapun
167 Perangai Gunawan
168 Yang Tak Gunawan Tau
169 Negosiasi
170 Negosiasi Berlanjut
171 Pernikahan
172 Promo Novel Terbaru
173 Kembali berpisah
174 Kepergian Natasya
175 Rencana Pulang
176 Hati Yang Sensitif
177 Pemakaman Natasya
178 Rencana
179 Pulang Kampung
180 Perkumpulan
181 Mengunjungi Gunawan
182 Meminta Restu
183 Setelah Mendapat Restu
184 Permohonan Maaf
185 Persiapan Pernikahan
186 Menikah
187 Pulang ke Kota B
188 Pesta Pernikahan
189 Keributan di Dalam Pesta
190 Keributan yang Berlanjut
191 Si Kebal Hukum
192 Serangan Balik
193 Pesta Yang Meriah
194 Menuju Akhir Pesta
195 Jamuan Makan Malam
196 Tawaran Menjadi Kepala Desa
197 Menolak Tawaran
198 Bulan Madu
199 Perjalanan (part 1)
200 Perjalanan (part 2)
201 Episode Terakhir
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Melisa
2
Murid Baru
3
Awal Interaksi
4
Satria
5
Jatuh Cinta
6
Ketahuan
7
Para Pembuli
8
Tak Terjangkau
9
Di Rumah Melisa
10
Kegalauan Satria
11
Tak Ingin Pacaran
12
Ponsel Baru
13
Mengenal Melisa
14
Larangan Pacaran
15
Gosip
16
Tetangga
17
Salju Yang Mencair
18
Kedatangan Natasya
19
Menjauh
20
Berusaha Menjauh
21
Pilihan yang Sulit
22
Kembali Membeku
23
Pengakuan Dion
24
Peran Sepupu
25
Usaha Dion
26
Pesta Perpisahan
27
Cemburu
28
Menginap
29
Pindah Rumah
30
Upacara Perpisahan
31
Kedatangan Ayah Melisa
32
Minta ijin
33
Hasil Rapot
34
Liburan di Mulai
35
Kota B
36
Air Terjun
37
Melanjutkan Perjalanan
38
Godaan Bobi
39
Kebun Binatang
40
Curhat
41
Menuju Pulau Y
42
Pulau Y
43
Kelelahan
44
Rahasia
45
Antara Lelaki
46
Melanjutkan Liburan
47
Berita Buruk
48
Rencana Balas Dendam
49
Menjalankan Misi
50
Jangan Merayu
51
Mendaki Bukit
52
Kekecewaan Bobi
53
Amanda Menghilang?
54
Belanja Oleh-oleh
55
Kembali Pulang
56
Membuka oleh-oleh
57
Pertengkaran Melisa dan Natasya
58
Kabur
59
Menyadarkan Melisa
60
Isi Hati Natasya
61
Makan Gado-gado
62
Ancaman Natasya
63
Pertemuan Gunawan dan Natasya
64
Perceraian
65
Butuh Dukungan
66
Rahasia Gunawan
67
Cerita Fredy (part 1)
68
Cerita Fredy (part 2)
69
Cerita Fredy (part 3)
70
Kembali sekolah
71
Tawaran Menggiurkan
72
Menyusun Rencana
73
Nasihat
74
Merenggang
75
Obrolan Ayah dan Anak
76
Obrolan Lebih Dalam
77
Haruskah Bercerai
78
Tidak Jadi Bercerai
79
Gunawan dan Natasya
80
Para Pewaris
81
Salam Perpisahan
82
Rencana Lain
83
Tidak Tulus
84
Terbayang-bayang
85
Mencari Tau
86
Meminta Maaf
87
Teman Curhat
88
Alasan
89
Curiga
90
Cemburu Lagi
91
Rayuan Natasya (part 1)
92
Rayuan Natasya (part 2)
93
Rayuan Maut
94
Meluruskan Kesalahpahaman
95
Keanehan
96
Tak Bisa Fokus
97
Hubungan Rahasia
98
Menerima Tawaran
99
Kecurigaan Dion
100
Hati-hati
101
Katakan atau Tidak
102
Karena Ketidakjujuran
103
Gosip di Sekolah
104
Terbongkar Perlahan
105
Ketahuan Sudah
106
Amukan Steve
107
Saingan Terberat
108
Keputusan
109
Sakit
110
Pertemuan di Rumah Sakit
111
Penyelidikan Gunawan
112
Merelakan
113
Perceraian
114
Liburan Semester Ganjil
115
Rindu
116
Liburan di Luar Negeri
117
Firasat
118
Kecelakaan
119
Pemakaman
120
Kesedihan
121
Kehilangan
122
Rumah Kosong
123
Informasi
124
Bukan Benci
125
Ciuman Pertama
126
Kejadian Hari Itu (part 1)
127
Kejadian Hari Itu (part 2)
128
Kejadian Hari Itu (part 3)
129
Penyelesaian Masalah
130
Munafik
131
Dua Sisi
132
Fakta
133
Kuat
134
Keputusan Melisa
135
Hasil Ujian
136
Rasa Sakit
137
Kehidupan Kampus
138
Memegang Jabatan
139
Kecewa
140
Perjodohan
141
Canggung
142
Wisuda
143
Undangan
144
Makan Siang
145
Gaun
146
Kejutan
147
Kekasih Satu Malam
148
Malam Yang Panas
149
Pasca Malam yang Panas
150
Pengalaman
151
Satu Malam Lagi
152
Serangan Melisa
153
Pesan Ancaman
154
Hukuman
155
Bukan Prioritas
156
Berkunjung
157
Maaf
158
Kehangatan Ibu dan Anak
159
Membuka Rahasia
160
Bertengkar
161
Rumah Kita
162
Status Sosial
163
Sakit Hati
164
Ingin Merasakannya Juga
165
Kemarahan Satria
166
Tidak Tau Apapun
167
Perangai Gunawan
168
Yang Tak Gunawan Tau
169
Negosiasi
170
Negosiasi Berlanjut
171
Pernikahan
172
Promo Novel Terbaru
173
Kembali berpisah
174
Kepergian Natasya
175
Rencana Pulang
176
Hati Yang Sensitif
177
Pemakaman Natasya
178
Rencana
179
Pulang Kampung
180
Perkumpulan
181
Mengunjungi Gunawan
182
Meminta Restu
183
Setelah Mendapat Restu
184
Permohonan Maaf
185
Persiapan Pernikahan
186
Menikah
187
Pulang ke Kota B
188
Pesta Pernikahan
189
Keributan di Dalam Pesta
190
Keributan yang Berlanjut
191
Si Kebal Hukum
192
Serangan Balik
193
Pesta Yang Meriah
194
Menuju Akhir Pesta
195
Jamuan Makan Malam
196
Tawaran Menjadi Kepala Desa
197
Menolak Tawaran
198
Bulan Madu
199
Perjalanan (part 1)
200
Perjalanan (part 2)
201
Episode Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!