Setelah sekian menit, seorang guru datang bersama beberapa murid yang sepertinya habis menerima hukuman karna datang terlambat. Guru itu mempersilahkan para murid yang datang bersamanya untuk duduk. Namun, di antara mereka ada seorang murid yang tetap berdiri di samping Bu Rosa.
"untuk kalian yang terlambat hari ini, ibu harap kalian tidak mengulanginya lagi. Hujan bukan alasan kalian bisa datang terlambat. Teman-teman kalian yang lain juga bisa datang tepat waktu meskipun hujan. Termasuk teman baru kalian yang satu ini," bu Rosa mengarahkan tangannya ke murid yang ada di sebelahnya. "meskipun hujan, dia datang sangat pagi. Bahkan sebelum kantor guru dibuka, dia sudah menunggu di sana."
"silahkan perkenalkan dirimu," pinta bu Rosa kepada murid itu.
Murid itu terkesiap untuk memperkenalkan diri.
"nama saya Satria Pratama, panggil aja Satria. Saya pindahan dari SMA Negeri 1 kota B, saya pindah ke kota ini karena ayah saya dipindah tugaskan ke kota ini."
"baik Satria," bu Rosa tersenyum pada Satria, lalu melemparkan pandangan ke murid-murid lain yang sedang memperhatikan murid baru itu. "apa kalian penasaran dengan murid ini?"
"iya bu..." jawab murid-murid serentak.
"baiklah, tanya beberapa pertanyaan padanya."
Lalu seorang murid dengan semangat mengangkat tangannya, dia adalah Stella, murid paling glamor dan sombong di kelas itu. Dari gayanya bisa terlihat bahwa dia adalah murid VIP di sekolah itu.
"ya, Stella..." bu Rosa mempersilahkan Stella bertanya.
"kamu sebelumnya sekolah di negeri, kenapa tiba-tiba pindah ke sekolah ini?" tanya Stella dengan nada sedikit mengejek.
"saya dapat beasiswa dari kantor ayah saya," jawab Satria tenang.
"ayah kamu kerja dimana?" Dion tak kalah penasaran dengan murid baru itu.
"di Harpa Jaya," jawab Satria.
"owh Laksmana Grup? jabatannya apa?" kali ini Reynold yang bertanya.
"saat ini ayah saya dipercaya sebagai kepala divisi marketing." Lagi-lagi Satria menjawab dengan santai.
"owh, cuma kepala divisi... sayang padahal manis tapi cuma anak kepala divisi," gerutu Stella. "heh, Melisa... anak buah lu nih." Stella melirik ke arah Melisa yang sejak tadi diam seolah tak memperhatikan acara perkenalan murid baru itu. Melisa yang namanya dipanggil hanya melirik ke arah Stella sesaat, kemudian kembali menatap meja di depannya, tak peduli sama sekali.
Mengetahui dirinya yang tak digubris oleh Melisa, Stella melanjutnya ucapannya "tuh anaknya bos Laksmana Grup," ucap Stella sambil menunjuk Melisa sementara matanya tetap menatap Satria.
Satria hanya tersenyum, dan kemudian mengangguk.
"udah tau?" lanjut Stella.
"baru tau," jawab Satria sambil tersenyum, kemudian matanya menatap Melisa yang tetap melihat ke meja di depannya.
"oke, sudah dulu perkelannya. Yang masih penasaran kalian tanya saja nanti saat jam istirahat, oke." potong bu Rosa melihat ada beberapa anak lagi yang sepertinya masih ingin bertanya pada Satria. "kamu duduk di kusi kosong samping Melisa ya, ga apa-apa kan duduk di pojok?" tanya bu Rosa pada Satria.
Satria tersenyum dan berkata "tak apa bu, lagi pula hanya itu kursi kosong yang tersisa."
"ya sudah, duduk sana." Pinta bu Rosa pada Satria.
Satria pun berjalan menuju kursi kosong yang dimaksud. Setelah sampai di kursinya, Satria menyapa Melisa yang hanya dibalas lirikan oleh Melisa.
...***...
Saat jam istirahat tiba, beberapa murid berlari keluar kelas. Mereka sudah tak sabar untuk mengisi amunisi setelah menghabiskan energi untuk berfikir. Beberapa ada yang melanjutkan menyalin tugas untuk jam pelajaran terakhir yang belum mereka kerjakan. Sebagian lagi berkerumun di meja Satria, si murid baru.
Melisa yang tau akan ada diskusi panjang di dekat tempat duduknya memilih untuk beranjak pergi meninggalkan teman-temannya. Ia berjalan ke atap. Tempat beberapa murid laki-laki biasa berkumpul, membuli murid yang bagi mereka kastanya lebih rendah. Di tempat itu juga ada beberapa murid yang diam-diam merokok.
Melisa sama sekali tidak peduli dengan pemandangan itu, dan murid-murid yang ada di sana pun tak ambil pusing dengan kehadiran Melisa di sana. Mereka tahu bahwa Melisa bukanlah murid yang akan mengadukan kepada guru-guru tentang kenakalan mereka. Melisa berjalan ke salah satu kursi yang ada di sudut atap. Ia melihat kelakuan anak-anak berandalan itu dengan tatapan kosong. Seolah tak peduli, dan hanya ingin menjadi penonton saja.
Sementara di dalam kelas, Satria sudah dikerumuni oleh banyak orang.
"jadi elu sekolah di sini karena beasiswa dari Harpa Jaya?" Stella membuka percakapan.
"iya," jawab Satria sambil tersenyum.
"beasiswa apa? prestasi?" tanya Reynold kali ini.
"mungkin," jawab Satria ragu-ragu.
"elu sebelum dapet beasiswa di tes dulu ga?" tanya Reynold lagi.
"iya," jawab Satria sambil mengangguk yakin.
"ya itu namanya beasiswa prestasi," ucap Reynold sambil menunjuk Satria. "di keluarga elu doank yang dapet atau adalagi?".
"aku aja yang dapet, adik aku ga lolos jadi dia ga ikut pindah ke sini." jawab Satria.
"jadi lu di sini sama bokap lu doank?" tanya Stella.
"engga, kita sekeluarga pindah ke sini. Cuma adik aku masuk ke sekolah negeri," jawab Satria.
"berarti otak lu encer," ucap Dion seraya bertepuk tangan. "wah kasian si Mia ada saingan dia." Dion melirik Mia yang asik dengan buku pelajarannya.
Mia adalah murid berprestasi di sekolah ini. Dia selalu menjadi juara umum di sekolah dan juga sering memenangkan perlombaan-perlombaan SAINS di tingkat Kota maupun Provinsi. Mia juga pernah mengikuti olimpiade SAINS tingkat nasional, namun sayang ia harus puas dengan hanya sebagai juara 3.
Meskipun Mia adalah juara kelas, namun karna statusnya yang mendapat beasiswa di sekolah itu, dan juga kehidupan orang tuanya yang hanya menjadi cleaning service di salah satu anak perusahaan Laksmana Grup. Mia seringkali diperlakukan tak adil oleh teman-temannya. Mia selalu diminta untuk mengerjakan tugas para murid VIP di kelas itu.
"tapi elu mending sih, bokap lu paling engga punya jabatan kepala divisi. Kalau engga, mungkin bakal punya nasib sama kaya dia," Dion melanjutkan sambil melirik Mia.
"emang kenapa?" tanya Satria penasaran.
"ga apa-apa, udah ga usah dibahas. Kita ke kantin yuk." Stella memotong obrolan mereka dan menarik tangan Satria, mengajaknya ke kantin sekolah.
Reynold dan Dion pun mengikuti mereka menuju ke kantin sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Dehan
nyicil baca ya kak..
sudah aku favoritin.. fav dan dukung balik ya kak.. 😊
2022-07-11
1
MEMEY
mampir Kaka nyicil baca ya jangan lupa mampir kenovel aku ya
2022-07-04
2
Pujiati
Salam kenal dari Ujian Kesetiaan Pejel_manis kak.
Kasih hadiah bunga biar makin semangat 💪
2022-05-27
1