"Dasar otak bodoh. Berpikirlah seperti biasanya" ucap profesor dalam hatinya.
Dia mencoba mencerna yang sedang terjadi. Dia mencoba menelaah dan mencari benang merah dari peristiwa ini. Dia mencoba mencari file hasil penelitiannya di dalam otaknya itu. Sampai akhirnya dia mengingat sesuatu dan dia sangat bangga dengan itu. Penelitian yang sudah dia lakukan, tidak akan sia-sia.
Dia melepaskan kalung liontin emerald merah dan cincin emerald merah itu. Keduanya disatukan dan ada kekuatan magis di dalamnya.
"Hm, benar seperti dugaanku." ucap pangeran dalam hati.
Gerry yang hanya bisa melihat semua aktivitas pangeran, tidak berani untuk bertanya lagi. Dia sangat paham sifat pangeran. Dia tidak akan menjawab, ketika dia tidak ingin mengatakan apapun. Tetapi Gerry tahu, bahwa kedua benda itu sangat penting bagi kebangkitan ras manusia serigala. Gerry tersenyum bahagia, dia yakin bahwa pangeran bisa membangkitkan kembali kejayaan ras manusia serigala.
"Gerry, biarkan aku tidur sebentar" ucap pangeran yang langsung memejamkan matanya.
"Pangeran beristirahatlah. Aku akan berjaga disini." ucap Gerry singkat.
Gerry dengan sigap menjaga sekeliling pangeran. Dia terus berjaga dengan waspada. Sampai akhirnya pangeran terbangun di saat sang surya sudah menghilang dari hadapannya.
"Kamu sudah bangun pangeran?" tanya Gerry dengan tenang.
"Hm, carikan aku makanan. Aku sangat lapar." ucap pangeran singkat.
Gerry dengan cekatan berkeliling mencari makanannya, hingga dia menemukan seekor domba gemuk yang sedang minum air di sungai. Dia sepertinya melihat domba itu tersesat dari kawanannya. Dia berlari dan menangkap domba itu. Dia sangat senang bisa membawakan makanan dan minuman untuk pangeran.
"Ini makanannya pangeran. Aku mendapatkan domba gemuk yang sangat lezat." ucap Gerry sangat senang.
Namun, dia terkejut ternyata pangeran tidak berada disana. Dia meninggal domba itu disana dan berusaha mencari pangeran. Namun semua itu sia-sia.
"Pangeran.. Pangeran.." panggil Gerry berteriak dengan keras mencoba mencari pangeran.
"Pangeran, dimana kamu?" Gerry kembali teriak dengan putus asa.
Semalam dia berusaha untuk mencari pangerannya, namun semua sia-sia. Dia melolong dengan nyaring, meminta bantuan para hewan serigala di sekitar sana untuk mencari pangeran. Para hewan serigala di sekitar hutan itu membantu Gerry untuk mencari pangeran, namun hasilnya sia-sia.
Gerry hanya bisa duduk terdiam menunggu pangeran di tempat yang sama. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia masih tetap menunggu. Sampai akhirnya dia mendengar sebuah langkah kaki yang seakan menghampirinya. Dia meningkatkan kewaspadaannya. Suara langkah kaki itu semakin mendekat, namun tidak ada satu sosok pun yang terlihat.
Suara langkah itu berhenti, tubuhnya mulai bergetar. Rasa ketakutan mulai menghantui. Tiba-tiba saja sebuah pedang menghampiri dirinya, sebuah pedang bergerak tanpa ada pemiliknya. Pedang itu terus menyerang dirinya. Dia terus berusaha untuk melawan pedang itu dengan cakar tajamnya. Namun pedang itu terus menyerang secara bertubi-tubi hingga dia kelelahan. Cakar tajamnya mulai terluka karena ketajaman pedang itu. Sampai akhirnya dia tidak sanggup untuk melawannya lagi. Tubuhnya mulai melemah, cakarnya mulai tak bernyawa. Dia memasrahkan dirinya, dia berhenti melawan dan menutup kedua matanya untuk dieksekusi oleh pedang itu.
"Maafkan hamba pangeran, tidak bisa menemani mu sampai akhir." ucap Gerry dalam hati.
Lama sudah dia menutup kedua matanya, namun tidak ada serangan apapun dari pedang itu kepadanya. Dia mencoba membuka kedua matanya secara perlahan, dia terkejut saat melihat pangeran sedang memegang pedang misterius itu.
"Pangeran, anda sudah kembali? Apa anda sudah menyelamatkan hamba dari keganasan pedang itu pangeran?" tanya Gerry tanpa henti.
"Bodoh. Itu aku" ucap pangeran singkat.
Gerry masih kebingungan dengan jawaban dari pangeran. Pangeran langsung mengambil tangannya dan memberikan obat untuk menyembuhkan luka cakarnya yang terluka karena pedang itu.
"Sudah lebih baik. Mari makan." ucap pangeran singkat
Gerry masih tidak percaya, bahwa pedang yang menyerangnya adalah pangeran sendiri. Terlalu banyak tanda tanya dalam diri Gerry, namun seperti biasa dia menghentikan rasa penasaran itu dan menyiapkan makan malam pangeran.
"Besok pagi carilah sebuah bunga anggrek hitam dan darah kelelawar." ucap pangeran singkat dengan ekspresi datar dan dingin seperti biasa.
"Baik" ucap Gerry tanpa bertanya lebih lanjut.
"Setelah makan beristirahatlah. Malam ini tidak perlu ada penjagaan." ucap pangeran tanpa ekspresi.
Akhirnya malam itu keduanya tertidur lelap. Tidak ada rasa kegelisahan dan kewaspadaan. Malam itu terasa sangat nyaman dan hangat. Gerry melihat sosok pangeran muda yang tertidur lelap. Terlalu banyak beban yang dihadapi oleh pangeran muda. Namun semua itu harus dibebankan kepadanya, karena hanya dia pewaris dari kerajaan ras manusia serigala yang tersisa. Tak ada lagi masa muda yang bahagia dan tenang. Kini hidup pangeran hanya ada masa muda yang dipenuhi dendam dan ambisi.
Pagi itu..
Suasana di hutan itu terasa lebih menyegarkan dan hangat. Gerry mulai mencari makanan untuk pangeran. Dia menyiapkan makanan itu di dekat tendanya dan meninggal pangeran yang masih tertidur lelap untuk mencari bunga anggrek hitam dan darah kelelawar sesuai perintah pangeran semalam. Dia menelusuri setiap bagian dari hutan itu. Namun, tidak ada satupun baik bunga maupun hewan yang dicarinya terlihat.
Dia tidak menyerah, terus mencari ke segala arah. Tanpa terasa matahari sudah hampir menghilang kembali namun dia tetap tidak menemukan apapun. Rasa pesimis mulai menghampirinya. Dia memutuskan untuk istirahat sejenak di bawah sebuah pohon trembesi. Dia sandarkan tubuhnya untuk sesaat. Dan tanpa sadar matanya mulai terpejam karena kelelahan.
Tiba-tiba sebuah lolongan panjang terdengar, hingga membangun dia dari tidurnya. Suara lolongan panjang itu suara pangeran yang sedang mencarinya. Dia mencoba untuk menyadarkan dirinya dan pulang ke tempat pangeran. Baru saja ingin beranjak terdengar bunyi cuitan dari atas pohon, tanpa terduga dia melihat sebuah bunga anggrek hitam yang menempel di batang pohon itu dan dia melihat seekor kelelawar yang berusaha untuk terbang di kegelapan malam.
"Maafkan aku kawan. Pangeranku membutuhkan kalian." ucap Gerry dengan senang.
Gerry berlari dengan sangat kencang, kembali ke tempat pangeran. Ternyata usahanya membuahkan hasil. Dia menemukan semua yang dibutuhkan oleh pangeran.
"Kamu sudah kembali?" tanya pangeran.
"Lihatlah apa yang aku bawa pangeran. Aku menemukan mereka." ucap Gerry dengan sumringah.
"Terima kasih." ucap pangeran dan langsung mengambil mereka dari tangan Gerry.
Pangeran mengambil sebuah wadah dan memasukkan bunga anggrek hitam dan darah segar kelelawar secara bersamaan. Kemudian dia membasuh pedang itu dengan kedua benda yang dibawa Gerry. Gerry hanya bisa menyaksikan apa yang sedang dikerjakan oleh pangeran.
...~bersambung~...
...*****...
"Kekuatan adalah sebuah harapan dari keputusasaan"
(By:Fanisa/xiaochan520)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments