"Kekuatan apa ini? Sial..!" ucap pria itu yang tidak bisa melihat apapun karena matanya yang merasakan kesakitan.
Tanpa menghilangkan kesempatan, dia langsung menyerang pria itu dengan cakarnya. Dia mencabik-cabik setiap bagian tubuh musuhnya. Kenangan pembataian itu membuat pangeran menyerang pria itu secara membabi buta. Dia melampiaskan semua amarahnya kepada pria itu hingga mati dengan sangat mengenaskan sekali.
"Kamu tahu, tidak ada yang lebih membahagiakan selain membinasakan semua ras vampir mu." ucap pangeran dengan ekspresi datar dan kejam.
"Pangeran" panggil Gerry yang terkejut melihat suasana mencekam dan mengerikan di sana.
"Apa kamu baik-baik saja pangeran?" tanya Gerry sedikit ketakutan.
Saat itu dia pertama kali melihat puncak kekejaman pangerannya. Dia sering melihat amarah dan kekejaman pangeran Erlan, namun baru kali ini dia merasakan kekejaman bagaikan utusan kematian.
Tak ada respon apapun dari sang pangeran, Gerry hanya bisa ikut terdiam tanpa kata di sampingnya. Dia tidak ingin mengganggu ketenangan sang pangeran. Dia akan tetap diam sampai pangeran kembali ke alam sadarnya.
Di sana dia melihat dua ekor rusa yang sudah ditangkap oleh pangeran. Dia langsung mengambil rusa itu dan menyiapkan untuk pangeran. Saat dia sedang memotong-motong kedua rusa itu, dia seperti merasakan ada cahaya merah yang sedang berkedip-kedip sangat terang. Dia tidak mengetahui dari mana sumber cahayanya itu. Dia menghentikan aktivitasnya dan mencoba mencari sumber cahaya itu.
"Gerry" panggil pangeran yang sudah tersadar.
"Pangeran, anda sudah sadar?" ucap Gerry yang sedikit terkejut.
"Hm" ucap singkat pangeran.
"Pangeran lihat kalung mu" ucap Gerry yang akhirnya menemukan sumber cahaya itu.
Pangeran Erlan melihat ke arah liontinnya dan mencoba menemukan apa yang sedang terjadi. Dia menyentuh liontin emerald merah itu dan cahaya yang dihasilkan semakin terang dan berkedip semakin kencang. Kalung itu seperti memiliki magis yang sangat kuat. Kalung itu seakan memiliki gaya tarik yang kuat.
Kalung itu tiba-tiba saja seakan sedang mengendalikan tangan pangeran. Kalung itu membawa pangeran ke arah barat, menuju ke dalam hutan terlarang yang tersembunyi.
"Pangeran, anda mau kemana?" tanya Gerry saat melihat pangeran pergi meninggalkannya.
Merasakan ada sesuatu yang janggal, dia berusaha untuk mengikuti sang pangeran. Dia terus berusaha mengejar pangeran dengan kekuatannya. Sampai akhirnya dia melihat pangeran berhenti di suatu tempat yang sangat gelap dan mencekam.
Disana hanya terdapat pohon trembesi dan tree of tule yang sangat besar dan tinggi. Batangnya sangat kokoh dan kuat namun tampak sangat menyeramkan. Di atas pohon itu banyak sekali burung gagak hitam dan kelelawar dengan mata merahnya, yang seakan ingin memangsa mereka berdua. Hewan-hewan itu mengeluarkan suara-suara yang membuat suasa semakin mencekam dan membuat bulu kuduk merinding.
Di depannya terdapat sebuah pintu kecil yang tertutupi oleh kabut hitam pekat. Di samping kanan dan kiri pintu terdapat ukiran gambar serigala hitam dengan tatapan mata merah yang seakan sedang menatap tajam dengan penuh intimidasi. Di tengah pintu ada sebuah lubang berbentuk liontin, seakan itu adalah sebuah lubang kunci untuk membuka pintu itu.
Dia melihat liontin itu berhenti menariknya. Dengan penuh keraguan dan kebingungan, dia mencoba menelaah hal yang sedang terjadi di depannya. Dia mencoba memasukan liontin emerald itu ke dalam lubang itu.
"Krek.. Krek.."
Pintu para serigala yang ada di kanan dan kiri pintu bergerak. Dia bergerak mengelilingi permukaan pintu itu hingga serigala itu perlahan satu persatu masuk ke dalam liontin emerald merah itu. Kabut hitam pekat menghilang dan pintu terbuka lebar.
Tanpa mengeluarkan kata-kata dan hanya memberikan kode dengan tangannya, dia mengajak Gerry untuk masuk ke dalam. Gerry mengikuti pangeran secara perlahan. mereka berdua secara waspada masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap gulita. Mereka terus berjalan ke arah barat, tidak ada penerangan apapun, mereka hanya percaya dengan insting mereka. Hingga akhirnya mereka menemukan sebuah cahaya kecil dari kejauhan. Mereka memutuskan untuk mengejar cahaya kecil itu dan ketika mendekat, mereka sangat terkejut menemukan sebuah hutan baru.
Di dalamnya dipenuhi dengan bunga-bunga. Bukan bunga-bunga indah seperti di taman namun bunga-bunga ini berbeda. Kehadiran bunga-bunga itu membuat hutan ini sama menakutkannya seperti hutan yang sebelumnya. Di sekelilingnya hanya terdapat bunga Snapdragon and the skull, bunga devils hand dan bunga anggrek hitam.
Liontin emerald merah kembali mengedipkan cahayanya dan mencoba mengendalikan tubuh pangeran kembali. Liontin emerald merah itu membawa pangeran ke arah barat lagi, sampai akhirnya mereka berhenti di sebuah gua yang sangat luas. Gua itu berwarna hitam yang berasal dari batu gamping dan di dalamnya terdapat banyak stalagmit dan stalagtit yang sangat besar dan tajam. Keduanya terpana melihat sekeliling gua itu. Gua itu terlihat sangat mencekam namun sangat menarik.
"Pangeran" panggil Gerry yang ingin sekali menunjukkan kekagumannya terhadap yang dia lihat.
"Stt" pangeran mencoba membuatnya diam.
Mereka kembali berjalan, hingga menemukan banyak peti mati yang terjadi terbuat dari batu yang dipenuhi dengan bongkahan es. Peti mati itu terlihat sangat besar dan sangat mewah. Sangat berbeda dengan yang dimiliki di istana Angel Rest City. Pangeran terus berjalan menuju kumpulan peti mati itu. Sampai dia menemukan sebuah peti mati terbesar dan di sana dia menemukan sebuah lubang kunci yang sama seperti di pintu itu. Dia mencoba untuk memasukan liontin emerald merah itu dan akhirnya peti mati itu terbuka.
Kedua bola mata pangeran membesar, seakan ingin keluar. Dia terkejut saat melihat sesuatu di dalam peti mati itu. Disana terdapat sebuah cincin emerald merah yang dipakai oleh leluhur ras manusia serigala. Bentuk mata cincin itu sama persis seperti liontin miliknya. Pangeran mencoba mengambil cincin itu dan memakai di jarinya.
Tiba-tiba gua itu bergetar dan seakan-akan hancur. Semua peti mati disana langsung tertutup dan sebuah kabut hitam pekat datang dan menutupi semua peti mati itu.
"Gerry, lari" ucap pangeran pergi meninggalkan gua itu.
Gerry langsung sigap dengan perintah pangeran. Dia langsung berlari mengikuti arah pangeran berlari. Mereka terus berlari dan tiba-tiba kembali di hutan tempat awal mereka berada. Mereka terkejut, saat melihat sekelilingnya. Mereka sudah berada di tempat awal.
"Pangeran apa yang sebenarnya terjadi" tanya Gerry penasaran.
"Ambilkan aku air. Aku sangat haus dan lelah" ucap pangeran singkat.
Gerry mengambilkan makan dan minum yang sudah disiapkan. Pangeran menyantapnya tanpa menjawab pertanyaan Gerry. Dirinya bingung dan berpikir keras.
...~bersambung~...
...*****...
"Kekuatan adalah sebuah harapan dari keputusasaan"
(By:Fanisa/xiaochan520)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments