Aku tak pandai berpuisi, aku juga tak pandai merangkai kata mutiara, karena aku hanya bisa bercerita. Selamat membaca, semoga kalian suka💕💕💕
"Yaelah Mamaaa Mamaaa, Mama kayak nggak tau Papa gimana aja. Siapa lagi di rumah ini yang suka bikin orang tegang terus nanti seenaknya bilang prank prank" Faris menirukan gaya sang Papa yang sering menjahili ketiga ibu dan anak itu di rumahnya. Membuat Yasmin dan Farrel tertawa tanpa henti.
Biasanya, Asep memang sering menjahili istri dan anak-anaknya itu, membuat mereka tegang dan terkadang khawatir. Setelah itu seenaknya mengatakan bahwa hal itu hanyalah prank. Seperti anak muda saja. Tak jarang, terkadang ibu dan anak itu kesal melihat kelakuan laki-laki yang tidak lagi muda tersebut.
Tapi kali ini Papa serius" Ujar Asep berusaha meyakinkan anak dan istrinya itu.
"Prankkkkkk" Faris kembali menirukan gaya sang Papa.
"Astaga, Papa harus ngomong gimana lagi biar kalian percaya? ini bukan prank"
"Makannya Papa kebiasaan boong sih, makannya kami nggak percaya" Seru Faris lagi.
"Ya tapi kali ini Papa beneran serius. Gimana dong?" Asep memunjukkan kekecewaannya pada istri dan dua jagoannya itu.
"Makannya Pa, Papa jangan kebiasaan boong. Kalau kita boong, sekali dua kali, yang ketiga kalinya, sejujur apapun kita, orang bakal susah banget percayanya Pa."
Pletakkkkk " Kenapa jadi lo yang ngajarin gue sih bocah. Itu juga kan kata-kata gue yang lo copy" Seru Asep kesal pada putra pertamanya itu, sedangkan Yasmin dan Farrel tak henti-hentinya tertawa menyaksikan pemandangan yang memang sudah tidak asing lagi bagi mereka setiap harinya.
"Udah ah, kembali ke topik utama. Gimana Rek? kamu mau kan? Ya meskipun kamu nggak mau, kamu tetap harus mau."
"Apaan sih Papa, nggak ada main jodoh-jodoh nikah-nikahan sekarang nggak ada titik!" Yasmin membuka suara.
"Tau nih Papa, jaman sekarang masih aja main jodoh-jodohin. Dua anak Papa yang tampan dan keren ini bisa kok cari calon istri sendiri. Ya nggak dek? Lagian juga si Farrel punya pacar." Faris berbicara sembari mengunyah makanan yang ada di depannya.
Namun, Farrel yang semula menolak dijodohkan, mendengar ucapan sang kakak, pria itu teringat akan sesuatu dan mendadak berubah fikiran.
"Emangnya umur anak rekan bisnis Papa itu berapa?" tanya Farrel yang berhasil membuat Yasmin dan Faris menoleh satu sama lain.
"Ya satu tahun di bawah kamu, masih muda kok, cantik lagi. Papa yakin kamu nggak akan nyesel. Kalo aja Papa masih muda udah Papa nikahin tuh dia" Seru Asep mengedip-ngedipkan matanya pada putra keduanya itu. Sedangkan Yasmin yang geram mendengar ucapan sang suami, dengan sekuat tenaga menginjak kaki Asep hingga pria tua itu menjerit kesakitan.
"Makannya nggak usah jelalatan tuh mata" Kata Yasmin melotot tajam ke arah sang suami. Membuat Faris kembali tertawa namun tidak dengan Farrel.
"Terus sekarang dia kuliah atau kerja? udah tamat SMA kan?" tanya Farrel lagi, membuat Asep kembali bersemangat.
"Iya, dia kuliah kok, dia mahasiswa baru tahun ini. Tapi Papa juga lupa nanyain dimana dia kuliah. Kenapa? kamu mau kan dijodohin?" tanya Asep kembali mengedipkan matanya.
"Oke, aku mau" jawab Farrel dengan santainya, hal itu tentu saja berhasil membuat Yasmin dan Faris melongo tidak percaya, setelah ibu dan anak itu membela dirinya, namun justru ia sendiri yang menerima perjodohan tersebut.
"Kamu serius dek? tanya Faris tidak percaya. Hanya anggukan yang ia dapat dari adiknya itu.
Sedangkan Yasmin, ia tentu saja tidak terima. Karena, putra keduanya itu baru saja kuliah semester ke 3, perjalanannya pasih panjang. Dan umur Farrel pun masih 19 tahun dan belum genap 20 tahun.
"Nggak nggak nggak, kamu apa apaan sih Rel? kamu becanda? lagi main-main? atau kamu takut sama Papa? Kamu itu masih kuliah, gimana mungkin kamu akan menikah? dan bukannya kata kakak kamu kamu sudah punya pacar? lalu kenapa kamu mau ngikutin kemauan Papa?"
Yasmin benar-benar tidak menyetujuinya. Karena bagi Yasmin, pendidikan itu sangat penting dan nomor satu. Dan Farrel harus melanjutkan pendidikannya terlebih dahulu sebelum dirinya menikah. Karena suatu saat nanti ia akan bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya. Yasmin takut pernikahan itu justru akan membuat Farrel tidak fokus pada kuliahnya. Dan Yasmin tidak mau hal itu sampai terjadi. Itulah prinsip Yasmin. Berbeda memang, pemikiran suami istri itu.
"Justru itu, aku mau ngasih dia pelajaran." seru Farrel dengan begitu geram. Menatap ke arah depan sembari menusuk daging ayam yang ada di dalam piringnya begitu kuat. Fikirannya tak terlepas dari Diara dan juga selingkuhan kekasihnya itu.
"Awas aja kamu Ra, akan aku balas semuanya" gumam Farrel dalam hati.
"Mau ngasih pelajaran apaan sih?" tanya Yasmin bingung dengan sifat putra keduanya itu.
"Pokoknya Farrel nggak akan tinggal diam Ma, Farrel akan menerima perjodohan itu. Dan Farrel akan kasih pelajaran sama dia" Balasnya lagi, membuat Yasmin dan Faris benar benar bingung dengan apa yang dimaksud oleh Farrel. Sedangkan Asep, pria paruh baya itu tengah tersenyum begitu senang, merasa menang dan juga bahagia dengan jawaban yang diucapkan oleh putranya tersebut.
"Gitu dong, itu baru anak Papa" Kata Asep menepuk pundak Farrel. Sedangkan Yasmin, sudah melayangkan tatapan pembunuh pada suaminya.
"Yaudah Ma, Pa, Farrel udah kenyang. Farrel ke atas duluan ya" pamit Farrel. Ia pun segera kembali menaiki tangga menuju kamarnya dan juga kamar Farris. Mereka memang tidak satu kamar, namun bersebelahan.
Faris yang sedari tadi hanya memperhatikan adiknya itu, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Meskipun sebenarnya tanda tanya bergitu banyak dalam fikirannya karena Faris memang mengetahui bahwa adiknya itu telah memiliki seorang kekasih, namun apa alasan Farrel menerima perjodohan tersebut? Itulah yang ada di benak Faris.
***
Di dalam kamarnya, Sabilla tak henti-hentinya melamun, ia masih membayangkan ucapan sang Ayah. Sabilla tidak percaya jika Ayahnya akan melakukan ini semua pada dirinya. Gadis yang masih berusia 18 tahun itu, membayangkan bagaimana nasibnya nanti jika tinggal satu atap dengan laki-laki yang tidak ia cintai. Bahkan belum pernah ia lihat sama sekali.
Sabilla merasa hidupnya benar-benar tidak adil, namun gadis itu mencoba untuk kuat dan tegar. Ingin rasanya ia menceritakan semuanya, mencurahkan isi hatinya kepada seseorang. Namun kepada siapa? Karena pada masa SMA Sabilla tidak terlalu bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Ia hanya memiliki satu sahabat, namun sahabatnya itu sudah pindah ke luar negri bersama orang tuanya. Saat ini, Sabilla hanya bisa memendam lukanya sendiri. Berusaha sekuat mungkin.
***
Di dalam kamar Yasmin dan Asep, sepasang suami istri tersebut tidak berhenti berdebat persoalan perjodohan yang Asep ucapkan. Yasmin yang memang tidak menyetujui hal itu tanpa henti mendesak suaminya itu untuk membatalkan dan memberitahu rekan bisnisnya secepatnya.
"Pa, Papa mikir nggak sih umur Farrel berapa? Farris aja yang udah 22 tahun belum mau menikah. Masak Papa malah seenaknya main jodoh-jodohin Farrel yang masih kuliah gitu aja?"
Asep menghela nafas dengan pelan. Lelah mendengar celotehan istrinya yang tidak ada hentinya itu, Asep segera bangkit dari tidurnya. Saat ini ia telah memposisikan tubuhnya duduk di tepi ranjang.
"Kamu duduk dulu deh disini" Ajak Asep dengan lembut, memegang ranjang di sebelahnya untuk menyuruh istrinya itu duduk di sana.
Dengan wajah yang begitu kesal dan malas, Yasmin pun mengikuti perintah suaminya, ia mendukkan pantatnya di tepi ranjang tepat di sebelah Asep.
"Sekarang aku mau tanya sama kamu. Kamu percaya nggak Farrel anak kita adalah anak yang baik?" tanya Asep dengan begitu lembut sembari menyibakkan rambut Yasmin yang sedikit menutupi wajah cantiknya. Seperti anak muda saja memang.
"Ya percaya lah, dari kecil aku mendidik anak-anak aku agar jadi anak yang baik, patuh sama orang tua, menghargai orang lain" jawab Yasmin dengan wajah yang masih tidak ramah.
Asep pun tersenyum. Kemudian, ia menceritakan pada istrinya itu alasan kenapa dirinya tiba-tiba menjodohkan Sabilla dengan Farrel. Tanpa sadar, mendengar penjelasan dari suaminya, air mata Yasmin menetes di dengan seketika.
"Aku hanya nggak mau, gadis itu jatuh ke tangan orang yang salah. Aku yakin, anak kita laki-laki yang baik. Dan Farrel pasti akan bisa membahagiakan dia" seru Asep. Yasmin pun mengangguk, membenarkan ucapan suaminya itu. Dan, mulai saat itu, ia juga sangat mendukung perjodohan antara Farrel dan juga Sabilla.
"Aku harap, semua akan berjalan dengan lancar. Kemaren aku sempat menyaksikan penolakan gadis itu pada Ayahnya, tapi semoga saja Hermawan bisa membujuk putrinya. Dan setelah dia sah menjadi menantu kita nanti, aku harap kamu akan menyayangi dia seperti anak kamu sendiri. Dia benar-benar merindukan kasih sayang seorang ibu" Ujar Asep, Yasminpun mengangguk mengiyakannya. Kemudian, sepasang suami itu saling berpelukan satu sama lain.
***
Hari ini adalah hari terakhir kegiatan ospek dilaksanakan. Semua mahasiswa baru telah berkumpul di lapangan. Setelah mengambil absen, kegiatan selanjutnya adalah pengumuman Maba terbaik tahun ini.
Seorang laki-laki yang terlihat begitu gagah telah menaiki panggung kecil yang ada di lapangan. Ia tak lain dan tidak bukan adalah Kevin. Kevin sebagai ketua penanggung jawab kegiatan Ospek tahun ini, akan mengumumkan siapa mahasiswa terbaik tahun ini.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like, love, votenya ya kakak💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Endang Purwati
😂😂😂😂 keluarganya mas Faris dan Farrel asyik niiihhh...gak kolot...gahoolll lagii ayahnya...suka nge prank..😂😂😂kereeennn...
syukaaa lihat interaksi merka di meja makan..hangaaatt...family goals bangeettt...
2021-07-16
1
Liiee
pak asep cerita sambil potongin bawang nih.. kan pedih mataku bacanya😢😢
2021-05-10
0
ig: @shetyaa
pernah baca keknya ..
2021-01-28
1