Aku tak pandai berpuisi, aku juga tak pandai merangkai kata mutiara, karena aku hanya bisa bercerita. Selamat membaca, semoga kalian suka💕💕💕
Sabilla segera duduk di sofa ruang tamu rumahnya itu bersama dua pria yang tidak lagi muda tersebut. Sebenarnya ia merasa malas, namun apa boleh buat? jika ia menolak tentu saja ayahnya akan marah dan akan mengatakan bahwa dirinya tidaklah sopan terhadap tamu.
"Anak kamu cantik banget ya, nggak mungkin anak aku bakal nolak gadis secantik ini" Pak Asep tersenyum melirik Sabilla. Kekagumam jelas ia tunjukkan di raut wajahnya. Pria itu terlihat begitu kagum dengan putri rekan bisnis yang ada di depannya saat ini.
Sedangkan Sabilla, gadis itu mengerutkan keningnya heran dengan ucapan Asep, ia bingung dengan apa yang dimaksud oleh laki-laki tua seusia ayahnya itu. Namun, Sabilla enggan untuk bertanya, ia masih setia berdiam diri tanpa mengeluarkan suara.
"Sabil sayang, ini om Asep, rekan bisnis Ayah di kantor. Kami sudah merencakan pernikahan kamu dengan anaknya om Asep. Kita akan menjodohkan kamu sayang."
Deg
Jantung Sabilla berdetak begitu kencang dan tidak karuan, desiran darahnya mengalir begitu cepat. Ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya itu. Pasalnya, hari ini adalah hari pertama Sabilla melaksanakan ospek di kampusnya. Itu artinya, hari ini adalah hari pertama ia menyandang status sebagai seorang mahasiswa, namun Ayahnya malah menyuruh dirinya menikah di usia se muda itu.
"Apa dijodohkan? Ayah lagi becanda? Yah, hari ini aku baru aja ospek Yah, bahkan status aku masih seorang mahasiswa baru, belum mahasiswa seutuhnya. Aku nggak mau menikah muda Yah. Lagian Ayah mau nikahin Sabil sama siapa? sama om om yang kaya raya? om om yang banyak harta? Hidup kita kurang apa lagi sih Yah?"
Kali ini Sabilla benar-benar merasa geram dan marah pada sang Ayah. Ini juga kali pertama Sabilla berani melawan ucapan ayahnya. Biasanya, Sabilla hanya menurut tanpa mau membantah. Karena biasanya ia tidak ingin memperpanjang masalah jika berdebat dengan Ayahnya itu, namun kali ini tidak, ia tidak bisa diam begitu saja. Karena Ini menyangkut masa depan dirinya. Itulah sebabnya Sabilla berani melawan Ayahnya tersebut.
"Sabil, jaga bicaramu, Ayah tidak pernah mengajarkan kamu tidak sopan seperti itu" Hermawan melototkan matanya pada putrinya itu, namun tidak membuat Sabilla menyerah. Ia terus berusaha untuk menolak semuanya pada sang Ayah.
"Yah, ayah ngerti nggak sih Yah perasaan aku? udah cukup Ayah selama ini hanya sibuk dengan pekerjaan Ayah. Ayah sadar nggak sih, semenjak Bunda sama kak Nabila nggak ada, ayah nggak pernah ada waktu buat aku. Itu udah cukup bikin aku sengasara Yah, sekarang Ayah malah menambah penderitaan aku. Aku nggak mau menikah Yah, aku mau kuliah" Sabilla berbicara dengan nada suara yang sedikit meninggi. Matanya sudah terlihat berkaca-kaca. Sebisa mungkin Sabilla menahan air matanya agar tidak terjatuh.
"Sabil, Ayah menyuruh kamu menikah bukan berarti Ayah akan memberhentikan kamu untuk kuliah. Kamu masih bisa kuliah kok, dan Ayah nggak akan menjodohkan kamu dengan om om kaya raya seperti yang kamu bilang. Calon suami kamu hanya tertaut usia satu tahun dengan kamu. Dia anaknya om Asep, dia anak yang baik, dan Ayah yakin dia akan menjaga kamu."
"Yaudah terserah Ayah. Toh, aku juga nggak bisa nolak jika itu sudah keputusan Ayah. Sabilla permisi om, Sabilla mau istirahat." pamit Sabilla. Ia pun segera pergi berlalu meninggalkan dua laki-laki tua itu menuju kamarnya.
"Maafin anak saya ya Pak, sejak ibunya nggak ada dia memang jadi sensitif gitu" ucap Hermawan meyakinkan Asep.
"Iya nggak Papa kok Pak, namanya juga Anak muda." balas Asep cengengesan. Kemudian, mereka kembali melanjutkan perbincangan yang sempat terputus akibat perdebatan Ayah dan anak barusan.
***
Di dalam kamar, Sabilla merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Rasanya ia ingin sekali menangis, tapi ia tidak ingin melakukannya. Karena bagi Sabilla, percuma saja ia membuang air matanya. Toh, nggak ada lagi yang akan peduli pada dirinya. Ia hanya bisa memendam rasa sakitnya sendiri. Dan itu sudah terbiasa ia lakukan semenjak sang Bunda tidak ada.
Tak lama kemudian, Sabilla segera bangkit dari tidurnya, ia sejenak duduk di tepi ranjang, kemudian meraih sebuah figura yang ada di atas meja kecil yang terletak di samping tempat tidurnya.
Sabilla menatap foto itu dengan seksama, mengusap kaca figura kecil yang ada di tangannya tersebut. Tanpa ia sadari, air mata telah menetes di pipi mungilnya. Setelah beberapa saat, Sabilla tersadar, ia pun segera bergegas masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan diri.
***
Di dalam kamar yang begitu mewah dengan style kamar ala laki-laki itu, Farrel mengusap rambutnya dengan begitu kasar. Dari tadi, ia tak hentinya memikirkan Diara sang kekasih yang tega mengkhianati dirinya.
Farrel benar-benar merasa kecewa. Ia tidak tahu apa lagi yang kurang dari dirinya. Satu tahun menjalani hubungan, semua mahasiswa di kampus pun telah mengetahui dan mendukung hubungan mereka. Meskipun Farrel terkadang memang bar-bar dan juga petakilan, namun pria itu selalu menuruti apa mau Diara, karena Farrel memang menyayangi gadis tersebut. Namun, siapa sangka Diara tega melakukan hal sehina itu dibelakang Farrel.
Tak lama kemudian, tiba-tiba lamunan Farrel seketika buyar, tatkala suara Mama yang begitu nyaring terdengar di telinganya. Ia sejenak melirik jam yang ada di dinding kamarnya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 Pm. Itu adalah jam makan malam keluarga Farrel, pantas saja sang Mama tak berhenti berteriak dan mengetuk pintu sedari tadi.
"Farrel, kamu ngapain sih di dalam? buka pintunya sayang" teriak Yasmin yang tak lain adalah Mama Farrel tak henti hentinya.
"Iya Ma bentar" seru Farrel. Ia pun segera bangkit dari duduknya, berjalan membuka pintu kamar menuju sang Mama.
"Ngapain sih kamu di dalam? tidur?" tanya Yasmin pada putra keduanya itu sembari melirik kamar sang putra penasaran dengan apa yang dilakukannya sedari tadi.
"Nggak Ma, tadi aku lagi di kamar mandi" Jawab Farrel berbohong.
"Oogitu, yaudah ayok makan. Papa sama Kak Faris udah nunggu kamu di meja makan" ajak Yasmin. Farrel pun mengangguk mengiyakan ucapan Mamanya itu, kemudian ia berjalan menuruni anak tangga dari kamarnya menuju ruang makan yang ada di rumahnya.
Sesampainya di ruang makan, Farrel menarik satu kursi untuk dirinya duduki. Dengan tampang yang begitu lesu dan tidak bersemangat, ia menyendok nasi yang ada di meja makan tersebut. Sedangkan Faris, kakak Farrel yang menyadari perubahan dari adiknya itu tanpa segan langsung saja bertanya pada Farrel.
"Kenapa lo dek? lotoy amat? habis putus cinta?" Ledek Faris yang berhasil membuat Farrel kaget, ia melototkan matanya kearah kakak satu satunya itu. Farrel bingung darimana Faris mengetahui semuanya, padahal Faris hanyalah asal bicara tanpa mengetahui apa yang dirinya rasakan saat ini.
Tanpa ingin menyauti ledekan sang kakak, Farrel malah mengacuhkan dan melanjutkan makannya. Namun, saat ini sang Papa lah yang kembali membuka suara.
"Farrel, tadi Papa ketemu sama rekan bisnis Papa. Dan Kami sudah merencanakan akan menjodohkan kamu dengan putri Pak Hermawan rekan bisnis Papa itu. Kamu mau kan Papa nikahin sama dia?" tanya Asep yang sontak membuat Yasmin, Faris, dan Farrel kaget bukan main.
Farrel yang baru saja akan melayangkan makanan yang sedikit lagi akan masuk ke dalam mulutnya, urung niat tatkala mendengar ucapan sang Papa. Sedangkan Faris malah tertawa karena menganggap hal itu adalah candaan sang Papa.
"Apa? dijodohin? nggak nggak nggak Farrel nggak mau" bantah Farrel yang kemudian kembali menyantap makanan yang ada di depannya.
"Pa, papa kenapa? kesambet apaan tiba-tiba main jodoh-jodohin aja tanpa sepengetahuan Mama?" Yasmin melotot tajam ke arah suaminya itu. Pasalnya, ia memang tidak mengetahui hal semacam ini. Dan entah kapan suaminya itu merencanakan hal seperti itu. Lalu, kenapa harus Farrel, kenapa bukan Farris yang memang lebih tua 3 tahun dari Farrel? Entahlah, Yasmin pun tidak habis fikir dengan apa yang ada dalam fikiran suaminya itu saat ini.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like, komen, dan Vote nya ya.
Biar aku lebih semangat nulisnya. Terimakasih. Hehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Endang Purwati
iyaa jugaa yaahhh..kenapa bukan mas Fariz aja duluan yg dijodohin...
eehhh tapi...emang jodohnya Farrel.smaa Sabil kok...😂😂 kayaknyaaaa....kan bru baca 4 part..
jadi nebak aja...😂😂✌✌🙏🙏
2021-07-16
1
Meylin
knapa ga fariss aja kakanya beda stauh berrati s Farrel 19 taun aduh thourrr ga masuk akal ceritamu🤔🤔
2021-06-22
0
Christina Natalia Pulunggana
nah bener tuh, pikiranku sama kayak mama yasmin .. knapa malah dijodohin sama anak keduanya ya? padahal anak pertamanya aja belum nikah 🤔
2021-04-28
3