Aku tak pandai berpuisi, aku juga tak pandai merangkai kata mutiara, karena aku hanya bisa bercerita. Selamat membaca, semoga kalian suka💕💕💕
Diara berdecak kesal dengan sikap Kevin yang lebih membela mahasiswa baru itu daripada dirinya, ia pun kembali berjalan ke arah Farrel yang tidak jauh dari sana.
"Udah biarin aja" bujuk Farrel pada kekasihnya itu.
Setelah selesai penampilan yel-yel dan upacara pembukaan, semua mahasiswa baru diperbolehkan untuk beristirahat dan makan siang.
Dengan raut wajah yang begitu tidak bersemangat, Sabilla berjalan perlahan menuju kantin yang ada di kampus tersebut.
Tiba-tiba, seorang gadis cantik datang dari arah belakang menepuk pundak Sabilla.
"Hai" Ucap gadis tersebut, membuat Sabilla sedikit bingung, karena ia tidak mengenal perempuan itu.
"Haaai" balas Sabilla sedikit menyeringai.
"Kenapa lo?" Tanya gadis seusia Sabilla itu pada dirinya.
"Siapa sih? sok kenal banget sama gue" gumam Sabilla dalam hati.
"Oiya, gue lupa. Kenalin, nama gue Aura Ashariloveni. Lo bisa panggil gue uwa, ara, terserah deh apa yang lo mau. Gue anak kedua dari 4 bersaudara. Dan lo harus tau, Mami Papi gue sayang banget sama gue dan anak-anaknya. Gue disini mahasiswa baru jurusan Teknik Sipil. Dulu di sekolah gue, gue cewek paling populer karena wajah gue udah jelas cantik, imut, manis, manja, dan cetar membahana ulala badai. Apakah masih ada pertanyaan?" tanya gadis yang bernama Aura tersebut.
Sabilla menatap gadis itu dengan sedikit bingung. "Aneh banget ini cewek, padahal gue nggak nanya" gumamnya dalam hati.
"Hehehe nggak ada" balas Sabilla menyeringai.
"Lah, lo nggak balas jabatan tangan gue?" tanya Aura cemberut memanyun manyunkan bibirnya, melirik tangannya yang sedari tadi sudah terulur untuk berjabat tangan dengan Sabilla.
"Astaga gue lupa" gumam Sabilla. "Eh iya, gue Sabilla" balasnya. Sabilla pun membalas jabatan tangan Aura sembari berjalan bersama menuju kantin.
"Nama panggilan lo?" tanya Aura lagi.
"Sabil" balasnya singkat yang kemudian diberi anggukan oleh Aura.
"Btw, tadi lo kenapa sih? kenapa bisa nggak fokus gitu? sampe dimarahin senior lagi" Tanya Aura."
"Nggak kok, mungkin karena gue kecapekan aja kali ya karena nggak tidur semalaman"
"Oo gitu, lo sih, udah tau ospeknya subuh masih aja begadang" Kata Aura yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Sabilla.
***
Di kantin, Sabilla dan Aura tengah duduk menunggu pesanan mereka datang. Namun, tiba-tiba seorang laki-laki datang tanpa permisi langsung saja duduk di bangku kosong yang ada di depan Sabilla dan Aura.
"Kak Kevin" Sapa Aura. Ia kaget dengan kedatangan senior yang sangat ia kagumi itu. Gadis itupun dengan segera merapikan rambutnya karena ia benar-benar merasa salah tingkah dengan kehadiran idolanya tersebut.
Sementara Kevin, pandangan pria itu tidak terlepas dari Sabilla.
"Kamu kenapa sih? aku perhatiin dari tadi kamu kelihatan nggak bersemangat" Tanya Kevin membuka suara.
"Kakak ngomong sama aku?" tanya Sabilla balik menunjuk dirinya sendiri.
"Iya sama kamu, sama siapa lagi?" ujar Kevin.
"Ohh nggak papa kok kak, nggak kenapa-kenapa mungkin cuma kurang tidur aja" Balas Sabilla.
"Oogitu, lain kali nggak usah begadang, ngaak baik juga buat kesehatan" Kata kevin, Sabilla pun menganguk membenarkan kata seniornya itu.
"Aku nggak ditanya juga kak?" tanya Aura yang sudah selesai merapikan rambutnya dengan begitu polosnya.
"Hah?" seru Kevin menatap gadis itu bingung.
"Iya, aku nggak ditanya juga kakak?" tanya Aura lagi.
"Aduh, kayaknya senior udah disuruh ngumpul nih. Kakak duluan ya. Makan yang banyak" Ucap Kevin yang sudah jelas jelas tertuju pada Sabilla.
Sedangkan Aura yang merasa begitu percaya diri bahwa ucapan itu dilontarkan pada dirinya, dengan histeris gadis itu berteriak di dalam kantin. Ia tidak memperdulikan mahasiswa lain yang menoleh ke arahnya.
"Yes yes yes ada harapan, ada harapan" Ucap Aurel berjoged di kantin tersebut. Tak heran membuat mahasiswa lain tertawa ke arahnya. Namun, gadis itu tetap merasa bodoamat.
"Lo suka sama kak Kevin Wa?" tanya Sabilla.
"Lah, kok lo tau" tanya Aura.
"Yaelah, semua orang yang ada disini juga tau kali kalau ekspresi lo kayak gitu" Seru Sabilla sambil menoleh kearah sekitar dan diikuti oleh Aura yang juga menoleh ke arah orang-orang yang sedari tadi sudah memperhatikan dirinya.
"Eh iya ya" Balas Aura cengengesan. Sedangkan Sabilla, hanya bisa menggeleng-gelengakan kepala melihat tingakah teman barunya itu.
***
Di sekre HMJ, Farrel tidak mendapati Diara kekasihnya. Karena merasa bosan, pria itupun berjalan keluar dari sekre, menikmati pemandangan di sekitar kampus berniat untuk mencari kekasihnya Diara. Karena sedari tadi, ia sudah mencoba menghubungi kekasihnya itu via telfon, namun Diara tak kunjung mengangkatnya.
Saat tengah asyik berjalan layaknya seorang artis dengan sedikit mendongakkan kepalanya ke atas dan tangan yang tidak terlepas dari saku celananya, tiba-tiba langkah Farrel terhenti tatkala dirinya melihat bayangan sepasang manusia yang tengah berciuman di dalam klinik kampus yang kebetulan tidak ada orang. Entah kemana perginya Perawat yang biasanya tetap stay di sana.
Sebanarnya, Farrel ingin pergi saja dari sana. Karena ia sebenarnya tidak ingin mencampuri urusan orang lain. Namun, ia merasa bayangan yang ia lihat itu terlalu familiar dimatanya.
Dengan langakah perlahan, Farrel melangkahkan kaki masuk ke dalam klinik tersebut. Dan benar seperti dugaannya, wanita itu adalah gadis yang ia cari sedari tadi yaitu Diara sang kekasih.
Farel benar-benar kaget dengan apa yang ia lihat saat ini. Rasanya ia tidak percaya, namun itu begitu nyata. Gadis yang selama satu tahun ini menjadi kekasihnya, gadis yang sangat ia cintai dan sangat ia percayai itu telah berkhianat dibelakangnya.
Sementara Diara, wanita itu kaget luar biasa saat melihat Farrel memergoki dirinya. Tangan yang semula terkalung di leher William, yang tidak lain adalah selingkuhannya itu terlepas secara perlahan. Ia menatap Farrel dengan begitu sendu.
Tanpa banyak berkata dan tanpa marah-marah yang akan hanya menghabiskan tenaga, Farrel dengan segera pergi dari sana. Mengabaikan dua orang yang telah mengkhianati dirinya itu.
Namun, Diara dengan cepat mengjar Farrel, menghentikan langkah kekasihnya itu.
"Sayang sayang ini nggak seperti yang kamu lihat" Ujar Diara yang masih berusaha mengelak dan membenarkan diri.
"Nggak seperti yang aku lihat? aku lihat kamu ciuman sama laki-laki lain dengan mata kepala aku sendiri, dan kamu masih berani bilang ini semua nggak seperti yang aku lihat Ra? Aku nggak habis fikir ya sama kamu. Se brengseknya aku, aku nggak pernah berani mencium kamu selama kita pacaran. Karena aku nggak mau merusak seseorang yang belum seutuhnya jadi milik aku. Aku menjaga kamu sebagai seorang perempuan. Tapi kamu malah merusak diri kamu sendiri. Mulai saat ini, kita putus Ra. Mulai saat ini kita nggak ada hubungan apa-apa lagi. Karena aku nggak mau berhubungan dengan wanita menjijikkan seperti kamu"
Dengan begitu kesal, Farrel berlalu pergi dari sana, meninggalkan diara di koridor kampus mereka itu. Rahang Farrel tentu saja sudah mengeras menahan amarahnya, namun laki-laki itu berusaha sebisa mungkin untuk menahan emosinya. Ia berjalan menuju lapangan dimana mahasiswa baru telah kembali dikumpulkan untuk segera pulang. Karena ospek hari ini telah selesai.
Di perjalanan menuju lapangan, Farrel mengusap rambutnya dengan begitu kasar. Ia benar-benar tidak percaya bahwa kekasihnya Diara yang selma ini teramat sangat ia sayangi akan melakukan hal sehina itu.
Di lapangan, Sabilla sudah kembali duduk di barisannya, wanita itu hanya acuh tanpa memperdulikan sekelilingnya. Dan tidak lama kemudian, para senior telah membubarkan semua maba untuk kembali ke rumah masing masing.
***
Sesampai di rumahnya, saat hendak baru saja turun dari mobil, Sabilla mengerutkan keningnya bingung melihat satu mobil mewah yang tidak ia kenal telah terparkir di halaman rumahnya.
Namun, tanpa terlalu memperdulikan, Sabilla segera masuk ke dalam rumahnya. Di dalam rumah yang begitu mewah itu, Sabilla melihat Ayahnya tengah duduk bersama laki-laki seusia Ayahnya itu. Tertawa entah apa yang mereka bicarakan.
Sejenak, Sabilla menyapa terlebih dahulu pria yang saat ini tengah duduk bersama ayahnya itu sebelum dirinya masuk ke dalam kamar. Namun, langkah Sabilla tiba-tiba terhenti tatkala sang ayah memanggil dirinya. Gadis itu segera menoleh ke arah belakang, menuruti ucapan sang Ayah. Dan kini, Sabilla tengah duduk di atas sofa ruang tamu rumahnya itu bersama dua pria yang berusia 42 tahun.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
gemini_20
cantix" kok murahan skali neng 🤔😬
2021-09-06
0
Risa Istifa
💪🏼💪🏼
2021-07-05
0
Meylin
farell laki2 yg baik rupanya tidak berhub fisik seblm nikah gak seperti novel sebelah tokoh cowoknya yg hobi clup sana sini jjik🥵
2021-06-22
0