Besoknya masih menunjukkan pagi hari, tapi Sora sudah bangun dan bersiap untuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli bahan-bahan untuk dia masak untuk sarapan.
"Hah, karena aku belum sarapan jadi sebaiknya aku berbelanja dulu."
"Sora, apa kau sering berbelanja pagi hari begini?"
"Tidak juga, ini Karena di kosan sudah tidak ada bahan makanan lagi. Dan aku belum sarapa," ucap Sora.
Di perjalanan Sora melihat seorang nenek-nenek sedang akan menyebrang jalan. Sora kasihan melihat nenek itu dan pergi membantu nenek itu menyebrang jalan.
"Permisi nek, saya akan membantu nenek menyebrang," ucap Sora sambil memegang tangan nenek itu.
"Terimakasih nak."
Setelah itu Sora bergegas pergi ke pusat perbelanjaan karena hari sudah semakin siang. Dia juga harus segera mencari pekerjaan untuk biaya kosannya dan untuk biaya dia sehari-hari.
"Ini sudah agak siang lho, kau belum sarapan."
"Iya nih, aku akan mampir ke toko dan membeli roti untuk aku sarapan aja," ucap Sora mampir ke toko untuk membeli roti dan memakannya.
"Apa kau sudah kenyang?"
"Yah, lumayan. Aku harus cepat nih, nanti aku harus cari pekerjaan," ucap Sora berlari ke pusat perbelanjaan.
Setelah Sora berbelanja, dia pulang. Setibanya di rumah, dia membersihkan kosannya dan setelah itu baru dia mencari pekerjaan.
"Kau akan mencari pekerjaan di mana?"
"Aku tahu ada lowongan pekerjaan di sebuah kafe. Semoga aja lowongan itu masih ada," ucap Sora sambil membersihkan kosannya.
Elena yang melihat kerja keras Sora, membuatnya semakin bangga dan senang bisa bersama Sora walau dia hanya berada dalam tubuh Sora. Elena ingin membantu Sora, tapi dia tidak bisa keluar dari tubuh Sora. Rohnya sudah terikat dengan tubuh Sora.
"Semangat Sora!"
"Yah, walau kau hanya menyemangatiku dan tidak membantuku aku tetap berterimakasih," ucap Sora.
"Maaf, aku tidak bisa membantumu. Sebenarnya aku ingin, tapi aku tidak bisa."
Sora melihat perkataan Elena itu tulus dari hatinya "Aku mengerti. Semoga saja suatu hari nanti kau bisa bertemu denganku secara langsung," ucap Sora.
"Iya!"
Setelah Sora bersih-bersih, dia mandi dan setelah itu dia pergi ke kafe untuk melamar pekerjaan.
"Permisi Bu, apa di kafe ini masih ada lowongan pekerjaan?" tanya Sora pada ibu pemilik kafe itu.
"Apa kau ingin bekerja di kafe ini?" tanya ibu itu.
"Iya! Apa masiha ada lowongan ya?"
"Kau beruntung sekali, tadinya sih ada yang akan mengisi lowongan ini, tapi dia tidak jadi."
"Jadi, saya di terima bekerja di kafe ini Bu?"
"Iya!" jawab ibu itu.
"Terimakasih Bu!" ucap Sora sambil menundukkan kepalanya.
"Iya, sama-sama. Kau akan bekerja mangantar makanan ya."
"Iya Bu! siap," ucap Sora semangat.
"Selamat untukmu Sora! Aku ikuti senang."
"Iya, terimakasih."
"Kau bicara dengan siapa?" tanya ibu itu.
"Eh, bukan Siapa-siapa kok. Hehehe! Kapan saya bisa mulai bekerja?"
"Besok!"
"Baiklah, kalau begitu saya permisi pulang Bu."
Sora lega akhirnya dia mendapat pekerjaan, jika saja dia tidak mendapat pekerjaan maka Sora harus tinggal bersama kedua orangtuanya.
"Huh, untung saja aku dapet pekerjaan. Kalau tidak aku akan tinggal dengan ayah dan ibuku," ucap Sora.
"Heh?"
"Kau terkejut ya. Aku tuh cuman ingin bisa hidup mandiri aja, ayah dan ibuku berada di Amerika. Tapi aku memilih tinggal Di sini karena aku bisa berjuang sendiri."
"Luar biasa! Dari sikapmu aku pikir kau itu bukanlah putra dari keluarga kaya raya."
"Kau jangan berkata begitu. Aku pokoknya ingin bisa hidup mandiri dan bisa menghidupi kehidupanku sendiri," ucap Sora sambil berjalan menuju kosannya.
Elena masih tidak percaya dengan apa yang sudah Sora katakan. Padahal dari awal Elena mengira kalau Sora hanya anak sederhana saja, tapi Elena tetap tidak menyesal memilih Sora untuk menjadi partnernya.
Saat Sora sedang bersantai di tempat tidurnya, tiba-tiba Elena mengatakan kalau mereka akan mendapat tugas baru.
"Sora, kita dapat tugas baru."
Sora yang baru saja berbaring di kamarnya langsung beranjak "Heh, ada tugas lagi? Kali ini kita akan pergi ke dunia mana?" ucap Sora.
"Dunia fantasy Laverli, dunia itu saat ini sedang di ambang kehancuran. Kita harus bisa melindungi dunia itu."
"Oke! Kita akan berangkat kapan? Eh tapi tunggu dulu! Bagaimana dengan pekerjaanku besok?" ucap Sora yang terfikirkan dengan pekerjaannya yang dia dapatkan dari susah payah.
"Tenang saja, aku sudah mengaturnya kok. Aku bukan hanya roh Dewi, tapi aku juga pintar dalam sihir."
"Baiklah, aku mengandalkanmu," ucap Sora.
Sora pun pergi kedunia Laverli dengan menjelajahi waktu.
Setibanya Sora di dunia itu, dia melihat dunia itu seperti baik-baik saja. Bahkan tidak ada yang hancur ataupun adanya penjahat monster-monster di dunia itu.
"Hei, dunia ini tampak baik-baik saja kok. Kenapa kita di suruh ke sini."
"Makanya gunakan matamu. Orang-orang di dunia ini memang belum menyadari kalau dunia ini sedang di ambang kehancuran, tapi ada satu orang yang tahu dan kita harus mencarinya."
Setelah Sora melihat Laverli dengan mata sihirnya dia melihat dunia itu tampak gersang dan gelap. "Aku nggak mau lihat dunia ini dengan mata sihir ini," ucap Sora.
"Ya sudah, kau tinggal hilangin aja mata sihirmu itu. Itukan kau pakai kalau kau pas lagi membutuhkannya."
Sora tidak memakai mata sihirnya. "Siapa orang yang kau maksud itu Elena?"
"Dia adalah seorang gadis, di dunia ini kita akan melihat kota dan pedesaan sama seperti di bumi."
"Benarkah? Ayo kita pergi ke kota dan mencari gadis itu," ucap Sora dan pergi dari tempat yang gelap itu.
Ternyata memang benar, ada sebuah kota yang ramai penduduk di sana.
"Wah, benar-benar ada sebuah kota. Apa di kota ini makanannya bisa dimakan?" ucap Sora sambil berjalan mengelilingi kota Laverli itu.
"Yang kau pikirkan hanyalah makan saja. Lebih baik kita fokus mencari gadis yang sudah ku katakan tadi."
"Iya, iya. Cih, kau memang tidak bisa di ajak bersenang-senang ya," ucap Sora.
"Tunggu! Kau siapa?" ucap seorang gadis yang tiba-tiba saja menodongkan senjatanya pada Sora.
"Heh, tunggu dulu. Aku hanya manusia biasa yang suka berpetualang," ucap Sora sambil menurunkan senjata itu.
"Benarkah? Jangan-jangan kau adalah seorang mata-mata," ucap gadis itu yang kembali menodongkan senjatanya pada Sora.
"Sora, kau jujur saja lah."
"Aku datang ke dunia ini untuk membantu," ucap Sora cepat.
Gadis itu langsung menurunkan senjatanya "Membantu? Apa kau tahu sesuatu tentang Laverli?" tanya gadis itu sambil mendekati wajah Sora dengan tatapan tajamnya.
"Heh, gadis ini menakutkan," batin Sora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments