"Sora, bangun! Bangunlah!"
Sora sampai terbangun dari tidurnya. "Eh, kenapa kau membangunkanku?"
"Kita sedang ada tugas penting, dan kau malah asik tidur."
"Aku tidak tidur, tapi aku hanya menutup mataku saja. Lagipula kita masih belum mempunyai rencana kan."
"Kau juga harus berfikir, kita tidak akan bisa menyelesaikan tugas ini jika kau hanya tidur saja."
"Cih, Elena itu selalu saja menggangguku. Dia bukan manusia makanya tidak lelah, lah aku," batin Sora kesal.
Tiba-tiba Sora terfikirkan dengan satu rencana, dia langsung pergi ke tempat pohon itu tanpa memberitahu Elena.
"Apa rencanamu?"
Sora hanya diam saja dan pergi melesat ke tempat pohon itu.
"Hei! Keluarlah kau! Aku ingin bicara denganmu!" teriak Sora di bawah pohon besar itu.
Dan gadis berbaju hitam itu pun keluar, dia sudah menyiapkan monster-monsternya di belakangnya.
"Eh, tunggu dulu! Jangan serang aku," ucap Sora memohon pada gadis berbaju hitam itu.
Gadis itu mengambil kembali monster-monster itu. "Ada apa lagi kau datang ke sini?"
"Sebenarnya aku datang ke sini untuk membantumu," ucap Sora yang berusaha tetap santai dan tenang.
"Membantu, membantu apa? Cepat katakan atau aku akan membunuhmu," ucap gadis itu sambil menodongkan sebuah tongkat tajam.
"Tunggu dulu! Turunkan senjatamu itu. Aku ingin membantumu untuk memperbaiki rumahmu itu," ucap Sora sambil pelan-pelan menurunkan tongkat tajam dari gadis itu.
"Memperbaiki?"
"Aku tahu sebelumnya rumahmu ini tidak seperti itu kan?"
Gadis itu mulai luluh, "Iya, dulu rumahku tidak seperti ini."
"Heh, jadi apa yang kukatakan tadi benar ya. Astaga, padahal aku tadi cuman kira-kira aja," batin Sora.
Gadis itu mulai baik pada Sora, dia bahkan menunjukkan semua sudut dari pohon besar itu.
"Aku butuh bantuanmu untuk membuat pohon itu seperti dulu lagi," ucap Sora.
"Bantuanku? Bantuan seperti apa."
"Aku hanya perlu kau percaya padaku saja."
"Iya, aku akan mencoba untuk mempercayaimu."
Elena yang mendengar percakapan mereka tidak menyangka kalau Sora akan berhasil secepat itu.
"Elena, bagaimana selanjutnya?"
"Bagus Sora, kau sudah berhasil. Sekarang kita hanya perlu memurnikan pohon itu."
"Kau bicara pada siapa?" tanya gadis itu.
"Eh, aku berbicara dengan teman ku. Dia sudah menjadi roh," jawab Sora.
"Jadi begitu," ucap gadis itu datar.
"Memurnikan? Bagaimana caranya?"
"Lewat gadis itu. Gadis itu harus bisa berubah, lihat saja bajunya, dia bukanlah dia lagi, yang membuatnya melindungi pohon besar ini adalah seorang roh jahat yang berada dalam tubuh gadis itu, hanya jika roh jahat itu pergi dari dalam tubuh gadis itu, maka pohon itu akan memurnikan dirinya sendiri."
"Astaga, ternyata ini lebih sulit dari yang kubayangkan," batin Sora.
Sora tidak mempunyai ide agar roh jahat yang berada dalam tubuh gadis itu bisa lenyap.
"Hei, bisakah aku tahu siapa namamu?" tanya Sora pada gadis itu.
"Namaku adalah Yuna," jawab gadis itu datar.
"Baiklah, nama aku Sora Takumi."
Sebenarnya Sora masih berfikir bagaimana bisa Yuna berada di dunia ini, dan bagaimana bisa dia tinggal di pohon besar ini. Apa yang sebenarnya terjadi itu membuat Sora semakin bertanya-tanya.
"Yuna, bisakah kau ceritakan kehidupan mu saat di bumi?"
"Heh, apa kau mau mendengarkan cerita ku yang tidak berguna?"
"Tentu saja. Aku akan mendengarkan," ucap Sora.
"Baiklah, aku akan menceritakannya."
...*****...
Menceritakan masa lalu kelam Yuna saat dia masih di bumi.
Saat itu aku masih berumur 9 tahun, aku tinggal sendirian. Orang-orang di bumi tidak mau mengasihani aku bahkan mereka tidak mau menatapku walau hanya untuk sekali saja.
Mereka semua membenciku, mereka meledekku. Aku di katain anak haram, karena ibuku melahirkan ku tanpa ayah. Ibuku meninggal saat dia melarikanku karena di kejar oleh para warga.
Saat para warga itu menemukan ibuku, aku di sembunyikan di sebuah rumah kosong. Lalu ibuku dipukuli habis-habisan oleh para warga itu sampai ibuku meninggal.
Dan rumah kosong itu yang akan menjadi rumahku. Karena itu, aku selalu hidup sendirian, dan aku mencari makan sendirian.
Dan saat aku berumur 16 tahun, aku berfikir untuk mencari kerja. Tapi tidak ada yang mau menerimaku bekerja. Saat itu aku sudah merasa putus asa.
Saat aku pulang ke rumahku, tiba-tiba rumahku sudah hangus terbakar entah siapa yang membakarnya. Aku tidak punya tempat tinggal lagi, lalu aku pergi ke dalam hutan, aku melihat sebuah pohon besar di dalam hutan itu.
Aku mulai tinggal di pohon besar itu, tapi tidak lama kemudian, ada beberapa orang warga yang tahu kalau aku tinggal di dalam hutan.
Mereka berduyun-duyun pergi ke hutan sambil membawa obor api, aku belum tahu kalau akan ada yang datang.
Aku di saat itu sedang sibuk membakar ikan yang aku tangkap untuk makan malam.
Tiba-tiba aku mencium bau terbakar, saat aku ingin keluar dari pohon, tiba-tiba pohon itu sudah di kelilingi api yang cukup besar.
Para warga yang melihat itu hanya melihat dan pergi meninggalkanku yang terjebak di dalam pohon itu, aku berteriak minta tolong tapi tidak ada yang mendengar.
"Tolong aku!"
"Biarkan saja dia mati di sana. Dasar anak haram," ucap salah seorang wanita.
Aku mulai ikut terbakar denagn pohon besar yang aku tinggali.
Dari saat itu, jiwaku berada di dunia ini bersama pohon besar ini. Dulunya pohon ini sangat indah, tapi suatu hari aku jatuh pingsan dan dari saat aku terbangun dari pingsanku tiba-tiba rumahku sudah seperti ini.
Dan dari saat itulah aku mulai mengawasi dan menjaga rumahku ini.
...******...
"Astaga, seram sekali. Jadi saat ini yang aku lihat hanyalah jiwa Yuna?" tanya Sora yang masih tidak percaya mendengar cerita kelam masalalu Yuna.
"Iya, saat ini yang kau lihat adalah jiwaku," jawab Yuna.
Mendengar cerita kelam dari Yuna, Sora berfikir bagaimana Yuna bisa menghadapi dunianya yang kejam sendirian tanpa ada orang yang mendukungnya.
Satu orang yang mendukungnya yaitu ibunya sudah pergi jauh. Sora melihat Yuna seperti melihat dunia yang kejam sedang berada dalam tubuh Yuna.
Yuna bisa bertahan sampai dia berumur 16 tahun itu adalah pengorbanan yang sangat besar. Jika Sora dalam posisi Yuna saat itu mungkin saja Sora memilih untuk mati saja.
"Kasihan Yuna, dia mempunyai masa lalu yang sungguh kejam," batin Sora.
"Yuna, aku pasti akan membantumu untuk memperbaiki rumahmu ini kembali," ucap Sora.
"Terimakasih banyak atas bantuanmu dan juga kau mau mendengarkan ceritaku," ucap Yuna tersenyum pada Sora.
Elena yang juga mendengar cerita dari Yuna kembali mengingatkannya pada masa lalunya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments