WULAN Masih mengintip di balik celah pintu kamar yang terbuka itu. ia awal nya ingin masuk dan mengajak Karina untuk makan malam bersama keluarga nya, tetapi ia tangguhkan ketika ia mendengar Karina berkata.
"sehat-sehat ya sayang. mama janji akan mencari keberadaan tempat ayah mu tinggal selama ini." ucap Karina sembari masih mengusap perut nya lagi dan kali ini ia sudah berpakaian baju tidur nya. ketika Karina akan berbaring diranjang, Wulan segera masuk ke dalam kamar dan berkata.
"kak Karin ayo ikut makan malam bersama." Karina menatap Wulan dan menjawab nya.
"kakak masih kenyang Wulan. kamu makan malam dahulu saja,"
"tapi ibu menyuruh Wulan untuk mengajak kakak makan malam bersama kak..."
"bilang saja kakak masih kenyang, bilang juga kepada ayah dan ibu mu. kakak mau istirahat tidur dahulu."
"baiklah kalau kakak mau nya begitu." lalu Wulan kembali keluar kamar menuju ruangan meja makan dengan wajah sedikit murung. Karina segera berjalan mendekati pintu kamar nya dan ia segera menutup nya dan mengunci nya dari dalam. setelah itu Karina kembali ke ranjang nya dan saat itu ia segera menutup wajah nya dengan bantal. ternyata Karina menangis membayangkan kejadian masa kelam nya dulu bersama Rangga dan ditambah ia merasa rindu dengan ibu nya. tangisan Karina teredam oleh bantal yang menutupi wajah nya, jadi pengisi rumah tersebut tak mengetahui bahwa Karina sedang menangis tersedu-sedu dikamar nya.
Wulan telah sampai di ruangan meja makan dan disana sudah ada ayah dan ibu nya yang sedang duduk menunggu untuk makan malam bersama.
"mana Karina sayang? bukankah ibu menyuruh mu untuk memanggil nya???"
"kak Karin bilang ia masih kenyang ibu." ucap nya bernada sendu.
"lho kan Karina belum makan sejak pergi dari rumah nya." ujar sang ayah merasa heran dan Wulan lalu duduk di kursi seraya berkata.
"kasihan sekali ya kak Karin, tega sekali laki-laki yang sudah menghamili nya itu."
"kamu bicara apa Wulan? anak seusia kamu jangan berkata hal semacam itu!" tegas sang ibu dan Wulan langsung berkata.
"tapi Wulan merasa kasihan sekali ibu. tadi ketika Wulan hendak memanggil kak Karin untuk ikut makan malam bersama, Wulan tak sengaja melihat perut kak Karin yang sedikit buncit itu dan Wulan melihat kak Karin mengusap-usap perut nya sembari berkata 'sehat-sehat ya sayang. mama janji akan mencari keberadaan tempat ayah mu tinggal selama ini'." mendengar Wulan berkata menirukan ucapan Karina seperti itu, ayah dan ibu nya Wulan saling tatap karena mereka sebenar nya ikut sedih jika mengingat permasalahan Karina dan terharu kepada Wulan yang sangat peduli sekali kepada Karina.
Makan malam dikeluarga kecil itu sedang berlangsung tanpa kehadiran Karina dan mereka tak mau memaksa kehendak Karina sampai mereka tak berkata-kata lagi sampai mereka selesai makan. di dalam kamar, Karina masih belum tertidur. ia masih menangis pilu dan sesekali membayangkan kisah Cinta nya yang manis itu harus Berujung Penyesalan. ia tak habis pikir terhadap lelaki yang sangat ia cintai itu tega mengingkari janji nya untuk datang menikahi nya. semua harapan yang ia taruh dalam buaian angan nya di setiap tidur nya, kini berubah menjadi rasa penyesalan tiada akhir nya. sampai lama nya Karina menangis dan membayangkan kejadian yang pernah ia alami dulu, tak terasa ia kini tertidur lelap dengan sendiri nya.
Ke esokan hari nya, Karina baru saja bangun. rambut panjang nya nampak awut-awutan sekali dan ia segera pergi keluar kamar untuk mandi pagi. di saat yang bersamaan Karina berpas-pasan dengan bibi Mega yang pada saat itu baru saja selesai mencuci piring bekas suami nya sarapan pagi.
"pagi Karina, apa tidur mu nyenyak?"
"pagi juga bibi, nyenyak kok bi." jawab Karina sedikit tersenyum dan ia melanjutkan langkah nya ke kamar mandi. bibi mega masih menatap kepergian Karina dan ia membatin,
"malang sekali nasib mu nak. andai kamu adalah anak kandung bibi, sudah pasti bibi akan rawat kamu baik-baik." setelah membatin begitu, bibi mega pergi ke luar rumah untuk menyapu halaman rumah nya yang kotor.
Paman Wahyu baru saja tiba di tempat pekerjaan nya setelah ia mengantarkan Wulan pergi ke sekolah nya. ia lalu mendekati teman nya yang baru saja masuk bersamaan dengan nya.
"yanto apa kau tahu nama seorang artis muda bernama Rangga Pangestu???"
"mengapa kau bertanya hal itu kepada ku, Wahyu???"
"ya cuman sekedar bertanya saja. apa kau tahu???"
"hmmm..., seperti nya aku pernah mendengar nama itu entah dimana aku lupa."
"yah mengapa mesti lupa sih?"
"nama nya lupa ya tidak ingat aku Wahyu. coba kau tanyakan saja kepada karyawan pabrik itu saja, mereka juga anak muda. pasti mereka tahu dengan nama anak muda itu."
"ya sudah nanti aku tanyakan kepada mereka." ujar paman Wahyu dan teman nya yang bernama Yanto itu bertanya lagi.
"memang nya ada urusan apa kau mencari nama artis itu???"
"tidak apa-apa, anak ku sangat terinsfirasi terhadap nya dan ingin meminta tanda tangan nya." ucap nya berbohong dan sengaja ia lakukan agar permasalahan sebenar nya tak ada yg mengetahui nya.
"oh begitu kah???" tanya Yanto lagi dan paman Wahyu hanya mengangguk mengiyakan. kini mereka lanjut bekerja lagi sebagai satpam pabrikan di daerah jakarta.
Karina sudah selesai mandi dan sudah berpakaian juga. ia pergi ke ruangan keluarga untuk menonton televisi, hal itu ia lakukan agar sekira nya ia mendapat petunjuk tempat tinggal keberadaan Rangga dimana. semua chanel televisi ia ganti-ganti dan ia ulang berkali-kali sampai disuatu chanel yang sedang menayangkan berita tentang wawancara artis, Karina menghentikan pencarian siaran televisi nya. ia mendekati televisi tersebut dan berkata,
"tak salah lagi! itu dia Rangga! tapi..., siapa perempuan yang sedang bersama nya itu???" ucapan tersebut membuat tubuh Karina lemas dan badan nya mulai gemetaran. air mata mulai menetes membasahi pipi nya, ia jatuh terduduk dan menangis meraung-raung sembari melontarkan kata.
"kamu jahat Rangga!!! kamu jahaaaat...!!! hixhixhix...!!" teriakan tersebut membuat bibi mega kaget karena ia mendengar nya dengan jelas. saat itu juga bibi Mega yang sedang menyiram tanaman dihalaman rumah nya segera berlari ke dalam rumah dan ia segera mendekati Karina yang duduk bersimpuh dilantai dengan keadaan sedang menangis terisak pilu.
"kamu kenapa menangis nak???" tanya bibi mega sembari jongkok memeluk Karina dan jari kanan karina menunjuk ke arah televisi sembari berkata.
"itu dia lelaki yang sudah menghamili ku bibi, dialah Rangga! dia jahat! bisa-bisa nya dia dekat dengan wanita lain! aku tak terima bibi! hixhixhix..." bibi mega menatap layar televisi nya dan membatin.
"itukan artis muda yang sedang hangat diperbincangkan ditelevisi!?" tapi bibir nya berkata lain,
"jangan melantur Karina! dia itu artis termahal saat ini! tak mungkin ia berani menodai mu dan meninggalkan mu!'
"tapi itu benar bibi! tanyakan saja kepada ibu! hixhixhix..." akhir nya bibi Mega mempercayai nya juga dan ia segera menenangkan Karina dahulu sebelum ia bertanya lebih dalam kepada Karina tentang lelaki yang bernama Rangga itu.
...*...
...* *...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments