Juan menghentikan motornya di depan warung bakso. Aku turun, melepaskan helmku dan melihat berkeliling. Banyak anak SMA dari sekolah lain yang sedang mangkal di sana.
Juan berjalan masuk ke dalam kedai, aku mengikuti dari belakangnya.
" Nak Juan… mau pesan apa?", sambut kang bakso langganan Juan begitu melihat kami nongol di depan pintu.
" Yang biasa kang ", Juan menjawab santai sambil mengambil duduk di kursi kosong dekat situ. " Kamu mau pesan apa?", Juan melihat ke arahku yang masih berdiri menatap menu yang di tempel dengan poster besar di dinding.
" Gak mau", aku menjawab cepat lalu duduk di kursi berhadapan dengan Juan.
Sebenarnya aku lapar tapi gengsi. Aroma bakso yang wangi membuat perutku makin gencar bergelora di dalam.
" Gak mau? Yakin? Enak tau di sini", Juan melihat ke arahku meyakinkan.
" Ya udah deh kalau dipaksa ", aku masih gengsi.
Juan tertawa, tawa renyah yang santai membuat suasana mencair.
" Kang, bakso uratnya 1 yang spesial ya. Pakai mie putih aja tapi gak pakai mie kuning, gak pakai sayur, gak pakai micin, tetelannya di banyakin, kuahnya juga agak banyak, kalau bisa bakso kecilnya banyakin ya. Minumnya estee pakai es batu yang banyak, sedotannya warna merah. Makasih ", aku memesan dengan cepat tanpa kesulitan.
Juan melihat ke arahku, sebelah alisnya terangkat keheranan lalu dia tertawa " katanya gak mau, tapi pesannya lengkap banget ".
" Iih… namanya juga di bayarin. Yaaa senanglah", aku menjawab seenaknya.
" Loh… emang siapa bilang aku mau bayarin?", Juan menjawab selow.
Aku bengong " Haa… jadi ini aku yang bayarin?".
" Iya dong. Kan kamu yang buat salah sama aku tadi ", Juan tersenyum licik.
Aku cemberut. ' Kirain di bayarin, dasar cowok gak modal', aku mengumpat.
Aku mengambil tissue di atas meja untuk membersihkan sepasang sendok garpu dan memberikannya pada Juan, lalu membersihkan untuk diriku sendiri.
Aku melihat Juan tersenyum senang entah karena aku memberikan sendok dan garpu itu atau senang melihat wajahku yang di tekuk karena kesal.
Pesanan bakso datang.
" Ini punya nak Juan, ini punya pacarnya nak Juan".
" Eeh… kang saya bukan pacarnya dia", aku nyeletuk meluruskan kesalahpahaman.
"Ah.. neng mah malu-malu. Akang dulu juga pernah muda kok, akang mengerti ", kata kang bakso sok tau.
Aku menendang kaki Juan pelan di bawah meja berharap Juan memberi penjelasan, tapi dia diam saja. Malah sibuk menuangkan sambal ke mangkok baksonya.
" Lagian ya, nak Juan tuh gak pernah bawa cewek ke kedai akang. Biasanya kalau bukan nak Adam, ya itu teman yang lain yang badannya pada kekar-kekar itu. Jadi kalau neng pasti pacar nak Juan. Ya udah silahkan di makan nak, nanti gak enak kalau dingin baksonya", oceh tukang bakso itu.
Aku terpaku mendengar curhatan panjang lebar kang bakso. Bukan karena terharu tetapi karena tidak menyangka Juan begitu akrab dengan kang bakso. Bisa dapat diskon kali ya nanti.
" Kok kamu gak ngomong sih, nanti kalau dia salah paham gimana?, kataku berbisik kepada Juan yang sibuk menuangkan saus tomat ke mangkoknya.
" Biarin aja, namanya juga bapak-bapak", Juan cuek.
" Ih.. apa hubungannya coba. Kamu kok gak pakai mie, bakso doang sama sayur. Kenapa? kamu gak suka mie?", aku nyerocos lupa diri.
" Iya gak suka mie", Juan menjawab sambil menaruh sambal lagi di mangkoknya
Aku mengangguk sambil menyeruput kuah bakso di sendokku.
" Emm… enak… pakai saus, kecap dikit… sambal terus jeruk deh… aduk aduk aduk ", aku sibuk meracik baksoku sambil berbicara sendiri seperti dukun yang sedang merapal mantra.
Juan tersenyum melihat aku yang ribut-ribut sendiri.
" Kukang kamu itu ternyata ramah ya. Kirain taunya marah-marah", Juan berkata sambil mengunyah bakso nya pelan.
" Karena kamu jahat sama aku makanya aku marah-marah", aku menjawab sambil mengunyah juga.
Juan meletakan sendoknya " emang aku jahat ya?", dia bertanya serius.
" Ya… gak tau. Tp biasanya kamu gangguin aku mulu. Tapi hari ini tumben baik ", aku menjawab cuek.
" Iya ya. Hari ini aku ulang tahun soalnya", Juan melanjutkan makannya lagi.
Aku terdiam. Sedikit salah tingkah melihat Juan, lalu aku tersenyum.
" Selamat ulang tahun ya, maaf aku gak tau soalnya".
" Iya makasih. Gak apa-apa".
Lalu kami makan dalam diam.
***
" Jadi kamu dibawa pergi sama dia buat ngerayain ulang tahun dia doang?", Elsa terheran-heran saat aku menelponnya untuk menceritakan apa yang terjadi.
" Iya aneh kan. Masa dia gak bisa ajak pacarnya gitu. Dan dia baiiikkkk banget, gak kayak Juan yang di sekolah".
" Masa sih? Mungkin dia ngak punya pacar atau dia berantem sama pacarnya? Tapi gak mungkin sih. ", Elsa menerka-nerka.
" Iya sih kalau dia punya pacar pasti aku udah abis dari kemarin-kemarin".
" Eh btw.. kamu jadi bayarin apa gimana?", Elsa makin penasaran.
" Awalnya dia bilang aku yang bayar tapi ternyata udah di bayar duluan sama dia", jelasku.
" Waaaahhh… dia keren juga ya", Elsa memuji.
" Keren apanya… udah gila ya",aku menepis pujian itu.
" Yeee.. emang keren kan. Apa dia suka sama kamu?", Elsa menebak lagi.
" Elisabet… mana ada orang suka tapi kelakuannya kek gitu. Kamu jangan ngaco deh", aku ngomel gak terima.
" Iya ya.. siapa tau kan... benci jadi cinta gitu".
" Pala kau benci jadi cinta. Udah ah jangan aneh-aneh", aku ngomel lagi.
" Hahaha iya ya… eh tadi kamu di cariin kakak kelas. Sarah and the geng. Primadona sekolah. Mantannya Juan", Elsa menjelaskan tanpa beban.
" Hah? Mau ngapain dia nyari aku?".
" Mau di doain.. yaaa mau di interogasi lah", Elsa menjawab enteng.
" Hah? Wah gila… gegara kelakuan Juan ni", aku sedikit cemas.
" Tenang.. aku udah ada ide..", Elsa menawarkan bantuan.
" Apa? Pantes kamu tenang", aku semangat.
" Besok kan aku tugas jaga perpus pas istirahat. kamu gantiin aku aja. Besok aku mau ada latihan nari juga soalnya istirahat pertama kedua. Gimana gimana? Kan gak mungkin kamu di omelin di perpus kan?", kata Elsa.
" Waaah pinter temen aku. Oke", aku menyambut baik ide Elsa itu.
***
Dan terjadilah..
Istirahat jam pelajaran pertama aku sudah berada di perpustakaan, lumayan sekali tepuk 2 nyamuk mati. Menghindari Juan dan mantannya.
" Embun, tolong di atur ya buku yang sudah dikembalikan. Atur sesuai nomor raknya", kata senior yang juga bertugas hari ini.
" Iya kak".
Aku memasukan buku ke dalam troli dorong milik perpustakaan lalu mulai mengatur buku.
Aku menengok saat Seseorang mengambil buku dari troli di dekatku.
" Kakak ngapain di sini? ", aku berbisik dengan terkejut, mataku membelalak.
" Pinjem buku", Juan balas berbisik sambil mengangkat sebuah buku yang berjudul KSN kimia.
Aku mengernyit heran " ngadi-ngadi ya. Kamu kan anak IPS Ngapain ambil buku kimia ", aku mengomel dengan berbisik.
" Terserah aku dong ", Juan berbisik lagi.
Aku menggelengkan kepala heran sekaligus pusing. Ngapain juga dia di sini, niat banget mau ngerjain gue ya pikirku sambil melirik curiga ke arah Juan. Aku melanjutkan mengatur buku bertekad untuk mengabaikan Juan.
Juan tetap diam sambil mengikuti aku mengatur buku. 5 menit 10 menit lama-lama aku kesal sendiri. Aku menarik Juan keluar perpustakaan dan mengambil tempat di pojokan yang agak sepi.
" Jadi kali ini mau ngapain?", aku langsung ke intinya.
Juan tersenyum " udah mulai berani ya sekarang manggil aku kamu gak pakai kakak, narik tangan aku juga. Anak baru sekarang nyalinya kenceng ya", Juan melipat tangan di dada.
Aku gelagapan " Ya lagian ngapain kakak ke perpus. Ngikutin aku ya?", aku menuding.
" Iya, emang kenapa? Kamu marah. Trus kamu mau apa?", Juan maju selangkah.
Aku mundur selangkah, nyaliku ciut " em… e… aku ngak suka aja", aku memberanikan diri.
" Ya udah. Kalau gitu kamu harus suka ", Juan maju selangkah lagi sambil mensejajarkan wajahnya ke wajahku.
Aku mundur selangkah sedikit menjauhkan diri " em… e… i…i..yaa.. saya… akan..berusaha", aku tergagap melihat mata Juan yang tajam, kalau melawan mungkin aku bisa jadi pepes saat ini juga.
" Bagus.. anak baik. Pulang sekolah aku tunggu kamu di gerbang, jangan kabur… tau kan kalau kabur ", Juan berdiri tegak sambil tersenyum penuh ancaman lalu mengusap kepalaku pelan, aku diam tidak bergerak menahan napas.
Juan berlalu dengan santainya meninggalkanku yang diam karena takut tapi ingin melawan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Diana
masa yg paling indah itu saat SMA. masa dimana mulai sadar untuk mematutkan diri, ingin mempunyai circle perteman yg lebih luas, ketertarikan dgn lawan jenis lebih terbuka😊😍
2024-06-16
0
Tika Rotika
Aq suka aku suka👏👏😘
2022-10-25
0
Syabil_aw
Lanjut tor, ceritanya bangus bingitsss
2022-05-14
1