"Nona, bagaimana jika ada yang mengetahui identitas Nona? apa yang dikatakan Tabib Chen tadi ada benarnya." ucap Lin Qi menatap Ling Hua.
"Jangan khawatirkan itu, dan kau Lin Qi, kau akan mengubah identitas mu menjadi seorang laki - laki, kita akan belajar bersama untuk menjadi kuat." ucap Ling Hua tersenyum.
"Baik Nona." ucap Lin Qi tegas ia tersenyum.
Pada malam harinya.
Tabib Chen menuju kamar Ling Hua.
tok,, tok,, tok..
"Lin'er Ayah sudah selesai menumbuk obatny." ucap Tabib Chen di luar pintu kamar Lin Hua.
"Masuklah Ayah." ucap Ling Hua ia mengikat rambutnya.
Tabib Chen masuk di tangannya terdapat semangkuk obat cair.
"Oleskan pada wajahmu." ucap Tabib Chen menyodorkan semangkuk obat di tangannya.
Ling Hua tersenyum kemudian mengambilnya, ia mengoleskan obat tersebut kewajahnya.
Terdapat sensasi dingin ketika cairan hitam itu menyentuh kulitnya.
"Ayah sungguh sangat enak sekali." ucap Ling Hua.
Tabib Chen tersenyum. "Setelah menggunakan obat itu perbanlah agar luka yang kering cepat mengelupas." Kata Tabib Chen lalu mengambil sebuah kain putih memperban wajah Ling Hua.
......
Setiap malamnya Tabib Chen mengantarkan semangkuk obat ke kamar Ling Hua.
Dengan patuhnya Ling Hua mendengarkan nasehat Tabib Chen.
Kini Sebulan telah berlalu, wajah Ling Hua kembali bersih bahkan lebih putih dan mulus, Wajah yang dulu penuh kehitaman yang mengeran, kini telah berubah menjadi dewi kecantikan yang akan membuat semua Kekaisaran merebutkannya.
Ling Hua memandang wajahnya di sebuah cermin walaupun tidak terlihat jelas, tapi ia sangat yakin jika wajahnya lebih cantik dari sebelumnya.
"Nona, wajah Nona kembali bersih, tapi hanya sedikit perubahan dari wajah Nona." ucap Lin Qi keheranan.
"Lin Qi aku puas dengan wajahku sekarang walaupun hanya 50 % saja berubah, kau siap membantuku untuk balas dendam." kata Ling Hua melirik Lin Qi.
"Benar Nona, Nubi tidak sabar ingin mencincang Selir busuk itu." kata Lin Qi terkekeh.
"Lin Qi aku akan menemui Ayah dulu untuk membahas latihan kita." ucap Ling Hua ia bergegas pergi menuju ruang pengobatan Tabib Chen.
Sampai di sana ia melihat Tabib Chen menumbuk obat,
"Ayah." sapa Ling Hua.
Tabib Chen menoleh, ia memberikan senyumanya pada putrinya.
Lin Hua menghampiri Tabib Chen.
"Ayah, bisakah mulai besok kita berlatih." Ucapnya.
"Lin'er jangan terlalu buru buru, tabuh mu harus kuat dulu." ucapnya.
Ia mengambil obat kemudian memberikan pada Ling Hua dan Lin Qi.
"Minumlah, obat itu akan membantu mu agar tubuh mu tidak mudah kelelahan." kata Tabib Chen.
Lin Hua langsung meminum obat tersebut, selang beberapa saat ia ingin muntah.
"Ayah, obat ini sangat pahit. Lin'er tidak mau meminum obat ini." ucap Ling Hua, rasanya ia ingin memuntahkan seluruh isi perutnya.
"Lin'er sudah waktunya kau bahagia, di kehidupan mu selama ini kau merasakan kepahitan. Ayah akan membantu mu, besok pagi pagi Ayah akan melatih mu. Jadi bersiaplah." ucap Tabib Chen mengelus kepala Ling Hua.
"Tuan terimakasih karna sudah menjaga Nona." ucap Lin Qi dengan mata berkaca kaca.
"Sudahlah sebaiknya kalian segera tidur, besok pagi latihan awal kalian, Ayah akan menunggu di halaman belakang." ucap Tabib Chen menepuk bahu Lin Qi.
Ling Hua dan Lin Qi mengangguk, mereka kemudian bergegas menuju kamar masing - masing, mereka pun tertidur sangat lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
🌸 Yowu-Kim 🌸
Suka nih yg begini nih
2024-02-11
0
Sandisalbiah
titik awal perjuangan Ling Hua...
2024-02-10
0
saltgirlholo
.
2022-07-02
0