Amarah Pak Dewa

Rina memakai sendalnya dan melangkah dengan cepat keluar dari pintu kamar itu, ternyata pintu tidak bisa dibuka.

"Terkunci? " Rina melihat ke arah ke Flander.

"Bajingan kamu" Flander menarik tangan Rina menolak ke arah tempat duduknya.

Tiba tiba telpon berdering, Flander pun menjawabnya

" Ibu"

"Kamu di mana? tolong jawab Ibu! segera ke ruangan Ayah mu!" ucap Ibu Rita dengan nada tinggi.

Flander dengan cepat merapikan pakaiannya mengambil kunci mobil.

" Ayo, Ikut Aku!" sambil menarik tangan Rina.

"Mas, bagaimana dengan aku? Orang tua Mu pasti sangat marah pada ku" ucap Rina ketakutan.

" Ayo, Apa aku harus meninggalkan Mu sendiri disini? "

Rina dengan ketakutan mengikuti Flander.

Dalam mobil mereka tampak diam seolah olah tidak kenal satu sama lain. Flander tetap dengan wajah marahnya dan

Rina pun tetap dengan ketakutannya.

Mobil melaju dengan sangat kencang, Flander menyetir nya penuh emosi yang membuatnya nyetir tak tau arah.

Rina ketakutan, badannya gemetaran.

"Kalau mau mati, sekarang juga aku ingin mati"

Rina masih terdiam ketakutan, laju yang super kencang itu, akhirnya tiba di tempat tujuan.

Flander membuka pintu mobil dan keluar dari mobil dengan menutup pintu mobil dengan kuat.

Rina masih di dalam mobil, Ia sangat ketakutan.

Flander sudah menuju ke arah pintu masuk perusahan, Ia menoleh, dilihatnya Rina belum juga muncul, lagi lagi dengan amarahnya, Ia kembali dan membuka pintu mobil.

"Mau aku menyeret Mu keluar?" ucap Flander dengan kejam.

Rina pun keluar pelan pelan, Flander menariknya menuju pintu masuk.

Sampai didepan pintu ruangan Ayahnya, Ia pun mengetuk pintu, Ibu Rita membuka pintu, kaget ternyata ada Rina.

Keduanya masuk, berdiri di depan meja Pak Dewa.

Pak Dewa sangat marah dan menatap mereka.

"Apa yang kalian lakukan sudah merusak nama baik perusahan, perbuatan yang sangat bodoh dan gila" ucap Pak Dewa marah.

" Flander, wanita Mu sudah gila, perbuatannya yang sangat konyol itu, menunjukan kalau Ia memang kampungan, sama sekali tidak berpendidikan. "

"Ayah," Flander tidak setuju dengan penghinaan Ayahnya kepada sang Istri.

Pak Dewa sangat marah kepada Flander, mereka berdua akan menerima sangsi yang setimpal dengan perbuatan mereka.

" Kalian berdua akan saya beri sangsi. "

Pak Dewa pun mengatakan kalau Rina akan di pindah sementara ke tempat yang sangat jauh dari kota itu, sehingga tidak ada lagi pertemuan antara mereka berdua.

"Aku akan menyuruh asisten perusahan mengantarnya, dan kamu Flander akan tetap diam di perusahan, dan handphone Mu akan ku sita."

" Ayah, itu sangat tidak adil, bagaimana bisa kami suami istri kalian pisahkan begitu saja."

Pak Dewa pun membentaknya dengan keras, karena Flander berani melawannya.

Pak Dewa mengatakan jika Flander tidak menurutinya maka semua ahli waris perusahan tidak diberikan kepada Flander.

"Baik Pak, aku akan menuruti semua perintah yang diberikan Bapak" ucap Rina ketakutan dengan ancaman Pak Dewa kepada Flander.

Dengan air mata bercucuran, Rina melangkah pergi keluar dari pintu ruangan, di dampingi kedua asisten perusahan yang sudah di tugaskan oleh Pak Dewa.

Flander berusaha agar kekasihnya tidak melangkah pergi, tapi apalah daya mereka harus tanggung jawab atas kesalahan yang sudah mereka perbuat.

"Ayah, ini sangat tidak adil." Flander menangis depan Ayahnya.

Kembali seperti semula, keduanya pun merasa sangat tersiksa, saling merindukan antara mereka.

Rina di kirim ke sebuah desa terpencil yang ada hanya beberapa rumah saja.

Hari demi hari Rina jalani, Ia merasa tempat itu sangat nyaman seperti desa asalnya.

Rutinitas setiap hari Rina lakukan rasanya sama seperti di desanya dahulu, yang membuat Rina semakin sedih.

Rina mengingat masa lalunya bersama kedua orang tuanya.

sepanjang hari Ia menangis, dengan penderitaan yang tak kunjung henti.

" Ayah,Ibu, meski kalian sudah pergi, tapi kenangan yang selalu aku ingat, Kalian berdua patut aku banggakan, meskipun miskin tapi kalian adalah orang tua yang hebat, yang membuat sesuatu selalu adil, menanggapi setiap masalah dengan hati yang dingin, aku rindu kalian. "

" Nak, apa masakan ku tidak enak?"

"sangat enak Nek," Ucap Rina sambil menangis.

" Nak, mengapa kamu sedih? beritahu nenek jika ada yang kurang nyaman disini! "

"tidak Nek, disini lebih enak dan aku bahagia disini. "

" Jangan nangis nak, aku tidak ingin melihat wajah cantik ini sedih, kamu sangat cantik rupa Mu mengingatkan cucu nenek. "

"Maaf Nek, Aku membuat Mu sedih. "

Mereka berdua pun saling berpelukan.

Rutinitas seperti biasa setiap hari, Rina selalu menemani nenek ke pasar, ke ladang, dan kemanapun nenek pergi dan bekerja Rina mengikuti dan selalu membantu nenek.

" Nak kelihatan dari wajah Mu, Kamu sedang memikirkan sesuatu" ucap Nenek.

"ia nek,selama aku masuk dalam dunia orang kaya, pikiranku berubah dan bahagia ku berkurang, aku bingung nek harus berbuat apa, semua yang aku lakukan tidak ada yang benar dimata orang kaya. "

Rina menceritakan semua yang terjadi pada nenek.

" Nak, hidup memang harus ada hujan, ada angin dan ada badai. Semuanya tergantung dari kita bagaimana kita menikmati hidup, ketika hujan datang kamu harus menanam agar tanaman mu tumbuh hijau, dan ketika angin tetaplah berdiri kuat agar kamu tidak cepat jatuh, dan ketika badai, yakinlah diri Mu, bawah kamu bisa dan kamu harus menang. "

Nenek menguatkan Rina agar Rina tidak putus asa dan selalu sabar.

"Hidup tidak selalu baik, ada rasa pahit, manis, asin semuanya harus kita nikmati, yang pahit mendatangkan manis, dan yang manis akan ada pahit. "

" Terimakasih Nenek" ucap Rina.

Hari demi hari menikmati kehidupan di desa, akhirnya Rina bahagia Tidak akan ada lagi yang menekan hidupnya.

Flander dikurung kan di sebuah kamar tempat dimana Ia istirahat. Hidupnya hancur selama tidak ada Rina, Ia meminta Ayahnya sekali saja menghubungi Rina, ingin mendengar suara Rina.

Sambil teriak, semua anggur dihabisinya pecahan botol anggur dipukulnya yang membuatnya luka berdarah.

Ibu Rita tidak tega melihat Putranya menderita seperti itu, Ibu membawanya air dan makanan dibukanya pintu, Ibu Rita nampak kaget melihat keadaan Flander.

"Flander anak ku, apa yang terjadi pada Mu? kamu merusak tubuh Mu" Ibu Rita menangis memeluk Flander.

Ibu Rita meminta Pak Dewa agar segera keluarkan Flander dari kamarnya tapi Pak Dewa tidak peduli.

Pak Dewa mengajarkan kepada Putranya agar tetap kuat apapun yang terjadi, karena menjadi pemimpin perusahan membutuhkan mental besi dan tubuh sekuat baja.

"Apa kamu ingin terkurung bersama Putra Mu? tanya Pak Dewa.

" Kasian anak kita Pak, Ia menderita di dalam sana"

"Kamu juga melawan ku?"

Ibu Rita diam dan menunduk takut Pak Dewa.

Pak Dewa membiarkan Putranya terluka, Ia tak ingin melihat Putranya selemah itu.

" Aku akan mengajarkannya bagaimana cara agar tetap berdiri kuat ketika badai datang. "

Terpopuler

Comments

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

flander ini aneh, pas deket dicuekin. giliran jauh dicariin... 🤣

2022-05-25

0

Lista Charolina

Lista Charolina

maksi thor🙏

2022-05-10

1

Nurlinda

Nurlinda

next Thor

2022-05-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!