Karena hari ini hujan turun sangat deras Arya tidak jadi dilatih oleh Baduga Maharaja. Mendengar hal itu tentu membuat Arya merasa kecewa, tetapi mau bagaimana lagi dia hanya bisa menurut dan menunggu hari berikutnya untuk berlatih.
"Nanti malam ada dua teman guru yang akan berkunjung. Kamu bisa beristirahat diruanganmu, Arya..." Ucap Baduga Maharaja sambil meminum secangkir teh.
Arya mengangguk pelan kemudian keluar dari ruangan Baduga Maharaja sambil membawa peralatan makan untuk dibersihkan.
Dalam benaknya, Arya merasa sedikit heran karena tak melihat Baduga Maharaja membawa hewan hasil berburu selama satu bulan kemarin. Yang ia lihat hanyalah batu-batu permata kecil yang Baduga Maharaja bawa pulang didalam karung.
Arya menggelengkan kepala menepis rasa penasarannya karena berpikir kalau dia tidak perlu tahu urusan yang dilakukan oleh Baduga Maharaja selama satu bulan terakhir.
Malam harinya sesuai apa yang dikatakan oleh Baduga Maharaja, dua orang pria yang terlihat berusia 50-an tahun datang ke kediaman mereka. Perawakan salah satu diantara mereka cukup gagah dan memancarkan aura kepemimpinan seperti seorang Raja.
Sedangkan pria di sampingnya terlihat dingin dan memakai topeng Giok Hitam yang menutupi sebagian wajahnya, dimana hanya bagian mulut sampai dagu saja yang bisa terlihat. Tetapi hanya dengan sekali lihat semua orang bisa mengetahui kalau pria itu memiliki wajah yang sangat tampan.
Merasakan kehadiran dua pria itu Baduga Maharaja kemudian dari ruangannya untuk menemui mereka. "Mengapa kalian datang lama sekali? Aku sampai mengira kalau kalian berdua tidak datang."
Dengan tatapan mata tajam seperti seekor elang, Baduga Maharaja memperhatikan kedua pria itu yang alhasil membuat mereka berdua menjadi takut.
"Cacing tanah di sebelahku lah penyebabnya, Kak. Dia terus memaksaku untuk mampir terlebih dahulu ke setiap tempat makan yang kami lewati."
Pria berwajah giok tampak tidak ingin disalahkan dan memilih untuk mengorbankan temannya karena tak mau dimarahi oleh Baduga Maharaja.
Merasa disudutkan oleh pria berwajah giok, pria di sebelahnya berdecak kesal sebelum tertawa canggung saat mendapat tatapan tajam dari Kakak mereka.
"Maafkan aku Kak. Tetapi ini semua bukan salahku sepenuhnya, melainkan salah tempat makan itu karena mengeluarkan aroma masakan yang sedap. "
Pria dengan perawakan gagah itu tidak mau disalahkan meski kebenaran sudah terlihat, dia tentu tidak mau mendapat amarah Baduga Maharaja karena membuatnya menunggu lama.
Mereka berdua tahu Baduga Maharaja adalah orang yang sangat menghargai waktu dan tidak mau menunggu seseorang lebih dari sepuluh menit, tetapi mereka justru membuatnya menunggu lebih dari dua jam.
Baduga Maharaja kemudian mengulurkan sebelah tangannya ke depan dan mengarahkan jari telunjuknya kebawah. Seketika kedua pria itu merasakan tubuh mereka menjadi kaku dan seakan ditarik oleh gravitasi bumi dengan kuat.
"Arga Mahesa... Hyman Nirwasita..." Suara Liu Kang terdengar berat hingga membuat tubuh kedua pria itu yang namanya dipanggil menjadi bergetar hebat.
Hyman Nirwasita pria berwajah giok kemudian melirik kearah Arga Mahesa dengan kesal karena telah membuatnya ikut mendapat masalah. Dengan menggunakan telepati dia meminta kepada Arga Mahesa untuk melakukan sesuatu sebelum mereka dibuat terbaring di atas ranjang selama satu bulan oleh Baduga Maharaja.
Karena tidak ada pilihan lain Arga Mahesa terpaksa merelakan salah satu barang yang paling berharga menurutnya. Dia kemudian mengeluarkan satu guci berisi arak berusia 1000 tahun untuk meredam amarah Baduga Maharaja.
Benar saja saat Baduga Maharaja dibujuk menggunakan arak 1000 tahun amarahnya langsung mereda kemudian menyuruh Arga Mahesa dan Hyman Nirwasita masuk kedalam.
"Ayam bakar, kamu harus mengganti arak milikku dengan barang yang sepadan setelah ini atau..."
Arga Mahesa masih belum bisa merelakan arak berusia 1000 tahun miliknya dan ingin membuat Hyman Nirwasita mengganti rugi meski harus dengan cara kekerasan.
"Mengganti arak milikmu Arga? Untuk apa aku melakukannya, lagipula ini semua juga salahmu. Dasar cacing tanah tua."
Hyman Nirwasita mengabaikan ancaman Arga Mahesa seolah menunjukkan kalau dia tidak takut untuk menghadapi pria itu. Dia kemudian berjalan masuk kedalam ruangan Baduga Maharaja meninggalkan Arga Mahesa sendirian diluar dengan amarahnya.
Beberapa saat kemudian Baduga Maharaja, Arga Mahesa, dan Hyman Nirwasita mulai melakukan pembicaraan serius bertiga yang mana hasil diskusi mereka nantinya akan membuat getaran baru di dunia Kultivasi.
Dalam pembicaraan itu Baduga Maharaja memberi tahu kepada dua temannya kalau dia sudah menemukan calon yang pantas untuk mewarisi semua ilmunya.
Mendengar pernyataan Baduga Maharaja seketika Arga Mahesa dan Hyman Nirwasita membuka mata lebar bahkan sampai tersedak saat sedang minum. Bagi mereka berdua ini sangat mengejutkan sebab Baduga Maharaja tak pernah melirik seseorang meski mereka memiliki bakat Kultivasi yang tinggi.
Sekarang Baduga Maharaja justru telah memilih seorang pewaris untuk semua ilmunya yang bahkan tak seorang pun dapat menirunya meski mereka adalah teman dekatnya sekalipun.
Pernyataan yang diberikan oleh Baduga Maharaja selanjutnya adalah tentang sosok pewarisnya, dimana orang pilihan itu memiliki bakat kultivasi yang sangat buruk serta Dantian yang sudah hancur.
"Mengapa kau memilih pewaris seperti itu, Kakak? Masih ada banyak orang berbakat diluar sana yang pantas untuk menjadi penerusmu."
Arga Mahesa tampaknya masih belum bisa percaya kalau Baduga Maharaja bakal memilih penerus yang cacat. Hal ini membuatnya tersedak sampai dua kali saat mendengar nya.
Hyman Nirwasita juga sama halnya dengan Arga Mahesa yang terkejut saat diberitahukan oleh Baduga Maharaja. Tetapi Hyman Nirwasita masih dapat menahan diri dan mencoba tetap tenang karena merasa penasaran dengan orang pilihan kakaknya itu.
"Arga... Memang ada banyak orang berbakat diluar sana, tetapi dari sekian banyak orang yang pernah aku temui dan dengar namanya, tidak ada yang bisa menandingi muridku, Arya Wijaya ..."
Baduga Maharaja tersenyum penuh percaya diri sambil mengelus janggut panjangnya dan tidak ada satu keraguan pun dalam ucapannya.
Penasaran dengan anak bernama Arya Wijaya yang baru saja dikatakan oleh Baduga Maharaja, Arga Mahesa kemudian meminta kepada Baduga Maharaja agar bisa bertemu dengan sosok anak tersebut.
Setelah diberi tahu dimana Arya sekarang berada Arga Mahesa langsung bergegas untuk melihat secara langsung dan ingin mengetahui apa yang spesial dengan anak cacat itu.
Dengan rasa penasaran yang tinggi Arga Mahesa membuka pintu kamar Arya Wijaya, dan mendapati seorang anak berusia 5 tahun sedang tidur dalam posisi bersila.
'Apa yang spesial dari anak ini sampai-sampai membuat Kakak tertarik?' Arga Mahesa tampak kebingungan saat tidak menemukan hal spesial dari anak bernama Arya Wijaya itu.
Meski telah mengidentifikasi Arya menggunakan ilmu pengelihatan, Arga Mahesa masih tidak menemukan hal menarik dari anak tersebut.
Arga Mahesa kemudian berjalan menghampiri Arya dengan maksud ingin mengecek kualitas tubuhnya dari jarak lebih dekat. Tetapi secara tidak terduga hal mengejutkan pun terjadi.
Sebuah tebasan dengan cepat mengarah kepada Arga Mahesa, dan membuat botol arak yang dibawanya terbelah menjadi dua. Wajah Arga Mahesa juga tak luput dari tebasan hingga meninggalkan goresan kecil di pipinya.
Mata Arga Mahesa seketika membelalak lebar ketika Arya tiba-tiba sudah mengarahkan tendangan kepadanya. Arga Mahesa dengan reflek berusaha menahan tendangan yang mengarah kebagian perutnya dengan menyilangkan kedua tangan.
Tetapi hal itu justru membuat Arga Mahesa terpental keluar dari kamar hingga merusak pintu dan berakhir tersungkur di halaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Harman LokeST
mantap
2022-08-13
2
Nataleeus Gamara
nahhhhh kannn...kelupaan.....tuhhh thorrr masih ada nama chinanya yg ikut ..Liu Kangg😂😂😂😂😂😂😂
2022-07-05
3
凹凸不平衡
kultivator pemula dikasi kitab, kasi senjata, kasi batu energi, kasi obat . pemula kasi inti monster kurang setengah jam auto jd mayat.
2022-06-29
3