Legenda Dunia Kultivasi

Legenda Dunia Kultivasi

Awal Reinkarnasi (Revisi Lokal)

Rintik hujan mulai turun membasahi jalanan diwilayah Kota Jakarta. Orang-orang yang berada dijalanan malam itu segera mencari tempat untuk berteduh dari hujan.

Hujan deras yang disertai angin kencang membuat para pengendara dimalam itu memperlambat laju kendaraan mereka untuk menghindari kecelakaan.

Didalam gedung kantor lantai tujuh seorang pekerja berusia 30-an terlihat tengah mengerjakan tumpukan berkas diatas mejanya. Sebenarnya tumpukan berkas dimeja bukanlah pekerjaan milik pria itu melainkan para seniornya.

Akibat tumpukan pekerjaan milik para seniornya membuat pria itu terpaksa bekerja lembur sampai jam 9 malam. Bukan dengan sukarela dia mengerjakan tumpukan berkas itu, melainkan dia terpaksa melakukannya karena diancam oleh para seniornya.

Dihari pertamanya bekerja pria itu dijebak oleh para seniornya yang mengatakan ada tradisi untuk para pekerja baru dimana mereka harus mengerjakan sisa pekerjaan seniornya.

Pria itu yang tidak mau memiliki masalah dikantor barunya hanya bisa menurut karena tak ingin kalau mendapatkan penilaian buruk yang berakibat dia dipecat.

"Hah... Kalau bukan karena aku ingin bertaubat, sudah aku bakar semua tumpukan kertas sialan ini." Dengan malas pria itu mengetik sendirian didalam ruangan yang lampunya sudah dimatikan.

Meski memiliki penampilan biasa saja seperti pekerja kantor pada umumnya, identitas pria itu yang sebenarnya cukup ditakuti oleh para pejabat dan pebisnis besar diKota Jakarta.

Orang-orang yang mengenal identitas sebenarnya pria itu biasa memanggilnya dengan sebutan Mata Elang. Nama aslinya Arya Wijaya seorang pembunuh bayaran yang memutuskan untuk pensiun dan memilih bekerja seperti orang pada umumnya.

Saat tengah melamun Arya Kusuma teringat kembali alasan yang membuatnya pensiun dari pekerjaannya dulu sebagai pembunuh bayaran. Dikatakan bahwa tak ada satupun korbannya yang pernah lolos dari maut setelah berhadapan dengan Arya Wijaya. Hal ini yang membuat biaya untuk jasanya terbilang cukup mahal.

Kejadian itu terjadi satu bulan lalu ketika dia mendapat pekerjaan dari seorang pejabat yang ingin melenyapkan saingan calon pemilihan Walikota Jakarta.

Pekerjaan Arya Wijaya awalnya berjalan lancar dan ia berhasil membunuh target dengan harga 250 juta rupiah. Namun aksinya malam itu tak sengaja dilihat oleh seorang pelayan di rumah tersebut.

Arya Wijaya yang tidak ingin ada saksi mata langsung menghabisi pelayan tak bersalah itu sesuai dengan aturan dasar pembunuh bayaran.

Tetapi setelah menyelidiki tentang pelayan yang dia bunuh malam itu, membuat mata Arya Wijaya terbuka ketika mengetahui bahwa pelayan itu merupakan seorang ibu tunggal dari dua anak berusia enam tahun.

Tak mau melihat kedua anak kecil yang kedepannya akan menjalani hidup sepertinya dulu saat ditinggal oleh orang tuanya, Arya Wijaya memutuskan untuk menyumbangkan semua uang miliknya di panti Asuhan tempat kedua anak kecil itu berada.

Setelah kejadian malam itu membuat pembunuh bayaran kelas kakap Arya Wijaya mulai menjauhi pekerjaan kotor tersebut karena selalu dibayang-bayangi perasaan bersalah dari setiap korbannya.

Meski sudah keluar dari pekerjaan lamanya tak sedikit orang masih mencoba untuk menyewa jasa Arya Wijaya karena keterampilannya yang dia miliki. Tetapi Arya Wijaya pasti akan menolak meskipun sering mendapatkan ancaman yang menurutnya tidak terlalu berarti.

Begitu menyelesaikan tumpukan berkas dimeja Arya Wijaya langsung memutuskan pulang karena tidak ingin melewatkan serial anime kesukaannya di televisi.

Arya Wijaya memutuskan membeli makanan terlebih dahulu untuk mengganjal perutnya. Dia berhenti didepan kedai yang menjual ubi rebus sembari menghangatkan tubuh dari angin malam.

Saat tengah menunggu ubi rebus yang dia pesan matang, tak sengaja melihat seorang kakek tua penjual jimat disamping kedai ubi.

Merasa tertarik, sambil menunggu pesanannya jadi, Arya kemudian menghampiri lapak kakek penjual jimat untuk melihat-lihat.

"Silahkan dipilih anak muda aku yakin kamu tak akan menyesal membeli jimat dari lapak daganganku." Kakek tua tersenyum sambil mengelus janggut panjangnya.

Arya hanya mengangguk dan tersenyum kecil menanggapi perkataan kakek tua sebelum kembali memilih jimat untuk dia beli.

Meskipun sadar dan tidak percaya bahwa jimat-jimat itu memiliki kemampuan khusus tetapi nyatanya Arya tetap merasa tertarik.

Kini ada dua jimat ditangan Arya dia bingung untuk membeli salah satu diantara mereka sebab bentuk kedua jimat itu cukup menarik dimatanya.

Menyadari kalau pemuda dihadapannya sedang kebingungan saat memilih, kakek tua kemudian mengusulkan kepadanya untuk membeli saja keduanya tapi langsung ditolak mentah-mentah oleh pemuda itu.

Kakek tua lalu mengeluarkan sebuah jimat kalung dengan liontin batu Giok dari balik pakaiannya untuk ditunjukkan kepada Arya.

"Anak muda... Karena kamu adalah pembeli pertamaku malam ini aku akan menjual jimat pribadiku kepadamu dengan harga 200 ribu saja. Apa kamu mau membelinya?"

"200 ribu? Ayolah Kek, itu hanyalah sebuah jimat kalung biasa, dan liontin Giok yang ada disana aku tau hanyalah batu biasa."

Arya tertawa kecil mengetahui bahwa kakek tua itu hanya ingin menipunya untuk membeli jimat palsu yang terbuat dari bahan murah dengan harga cukup tinggi.

Kakek tua yang menyadari kalau pemuda dihadapannya tidak mudah untuk ditipu kemudian mengarang cerita kalau jimat itu memiliki kemampuan untuk mengubah takdir pemiliknya.

Dia kemudian memberi penawaran menarik kepada Arya dengan memberinya harga 150 ribu saja untuk jimat Giok tersebut dan tentu saja langsung dibeli oleh pemuda itu.

Arya kemudian mengambil pesanan ubi rebusnya yang sudah matang dan melanjutkan perjalanannya pulang dengan tergesa-gesa.

Sementara itu kakek tua yang berhasil menipu Arya dengan jimat palsu buatannya tertawa kencang karena untung cukup besar malam ini. Kakek tua itu sebenarnya menemukan batu mirip batu Giok saat berjualan di pantai dan memutuskan untuk menjadikannya sebagai liontin kalung Giok yang akan dijualnya.

Ditengah perjalanan Arya terus memperhatikan liontin batu Giok kecil dilehernya dan sesekali tersenyum karena merasa kalau dirinya cukup keren meski habis ditipu oleh seorang Kakek tua.

Langkah Arya terhenti ketika hendak melewati penyebrangan jalan bersama dengan penggunaan jalan lain dilampu merah.

Saat tengah menunggu firasat Arya menjadi tidak enak. Lehernya mendadak terasa dingin, tetapi Arya berpikir itu hanya karena angin dingin saja.

Tanpa pernah Arya duga ketika tengah menyeberangi jalan seseorang dari arah berlawanan tiba-tiba menghunuskan sebilah pisau kepada dirinya. Arya sebenarnya dapat menghindar dengan mudah tetapi jika dia menghindar maka pasti akan mengenai orang lain di dekatnya.

Pada akhirnya Arya memutuskan untuk menerima sebuah tusukan dari pria asing itu dijantung hingga membuat tubuhnya ambruk sebelum tewas bersimbah darah.

Semua orang yang ada disekitar tempat kejadian menjadi panik dan berlarian, tak sedikit orang yang langsung menangkap pria asing itu serta mencoba untuk menyelamatkan Arya meski hal itu percuma saja.

Sebelum Arya benar-benar menghembuskan nafas terakhir memori masa lalu dan setiap kejadian penting semasa hidupnya. Arya hanyalah seorang anak hasil dari hubungan gelap sepasang kekasih yang ditelantarkan saat baru lahir dipinggir jalan ketika salju turun.

Beruntung ada seorang wanita tua yang waktu itu mau memungut dan mengasuhnya. Tetapi sayang hidup wanita tua itu tidak berlangsung lama setelah sekelompok orang datang untuk merampok di rumahnya dan membunuhnya.

Kejadian itu yang menjadi titik balik dikehidupan Arya dimana saat usianya kala itu masih menginjak 17 tahun, Arya harus kehilangan sosok nenek angkatnya dan juga melakukan pembunuhan pertamanya dengan menghabisi para perampok itu.

Sampai saat ini Arya masih menyalahkan dirinya sendiri, jika dia waktu itu pulang dari sekolah lebih cepat maka mungkin saja dia masih sempat untuk menolong nenek angkatnya.

'Kalau dipikir-pikir aku bahkan belum pernah sekalipun berkencan dengan seorang gadis.'

Arya tersenyum kecil merasa dirinya terlalu bodoh karena memikirkan hal semacam itu ketika hendak mati. Sebelum menghembuskan nafas terakhir untuk pertamakali Arya berdoa kepada Dewa untuk diberi kesempatan merubah takdir meski mustahil.

Tepat setelah Arya menghembuskan nafas terakhirnya, liontin Giok yang ada dileher Arya memancarkan sinar hijau redup sebelum batu Giok itu menghilang secara misterius.

Terpopuler

Comments

Karya Sujana

Karya Sujana

pendatang baru hadir
boooom

2023-05-05

0

Harman LokeST

Harman LokeST

njuuuuuuuuuut

2022-08-13

1

Nani 2017

Nani 2017

awal yg mengasyikan...

2022-07-24

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Reinkarnasi (Revisi Lokal)
2 Kembali (Revisi Lokal)
3 Guru dan Murid (Revisi Lokal)
4 Pesan Nenek (Revisi Lokal)
5 Hyman Nirwasita dan Arga Mahesa (Revisi Lokal)
6 Meredam Amarah Arga Mahesa (Revisi Lokal)
7 Pengendali Api (Revisi Lokal)
8 Tiga Makhluk Kuno (Revisi Lokal)
9 Transplantasi Dantian (Revisi Lokal)
10 Ranah dan Kualitas Tulang (Revisi Lokal)
11 Pertarungan Naga dan Phoenix (Revisi Lokal)
12 Tulang Kualitas Naga Muda (Revisi Lokal)
13 Ujian Langit (Revisi Lokal)
14 2 Tahun Kemudian (Revisi Lokal)
15 Ujian Terakhir (Revisi Lokal)
16 Daratan Es Abadi (Revisi Lokal)
17 Memakan Bangkai Paus (Revisi Lokal)
18 Garis Keturunan Phoenix (Revisi Lokal)
19 Membuat Ramuan Panjang Umur (Revisi Lokal)
20 Makam Kuno (Revisi Lokal)
21 Naga Perak Yang Terbangun (Revisi Lokal)
22 Kebenaran Tiga Ribu Tahun Lalu (Revisi Lokal)
23 Pertarungan Murid Dan Guru (Revisi Lokal)
24 Marga Wijaya (Revisi Lokal)
25 Pengorbanan Tiga Guru (Revisi Lokal)
26 Awal Sosok Pemimpin 7 Negara Berperang (Revisi Lokal)
27 Memantik Api (Revisi Lokal)
28 Mengetahui Kebenaran (Revisi Lokal)
29 Langkah Pertama (Revisi Lokal)
30 Perintah Raja Brawijaya (Revisi Lokal)
31 Ancaman Nyata (Revisi Lokal)
32 Dierja Aditama (Revisi Lokal)
33 Ibukota Wirabhumi (Revisi Lokal)
34 Siluman Laba-laba (Revisi Lokal)
35 Umpan Kecil Untuk Ikan Besar (Revisi Lokal)
36 Benang Merah (Revisi Lokal)
37 Menjadi Tahanan Rumah (Revisi Lokal)
38 Rencana Pembunuhan Dierja Aditama (Revisi Lokal)
39 Malam Berdarah (Revisi Lokal)
40 Dua Teknik Mematikan (Revisi Lokal)
41 Akhir Malam Berdarah (Revisi Lokal)
42 Berita Panas Di Kota Wirabhumi (Revisi Lokal)
43 Membuat Krim (Revisi Lokal)
44 Identitas Terbongkar (Revisi Lokal)
45 Kenangan Masa Lalu (Revisi Lokal)
46 Seseorang Untuk Dipercaya (Revisi Lokal)
47 Tubuh Dewa Matahari (Revisi Lokal)
48 Menghadiri Pelelangan Tanpa Undangan (Revisi Lokal)
49 Tiga Tuan Muda (Revisi Lokal)
50 Pelelangan Dimulai (Revisi Lokal)
51 Antara Senang Dan Rugi Besar (Revisi Lokal)
52 Meninggalkan Pelelangan Dengan Kesal (Revisi Lokal)
53 Master Alkemis (Revisi Lokal)
54 Makan Malam Gratis (Revisi Lokal)
55 Obat Penenang (Revisi Lokal)
56 Bertemu Naga Perak (Revisi Lokal)
57 Informasi Pembaca
58 Terobosan Ke tahap Selanjutnya
59 Panglima Besar
60 Mengunjungi Istana Kahuripan
61 Tubuh Dewi Bulan dan Phoenix
62 Kenyataan Pahit
63 Meninggalkan Ibukota
64 Kecewa
65 Kota Bambu
66 Menjadi Prajurit Kota Bambu
67 Menjadi Terkenal Dikalangan Wanita
68 Arista Umbara
69 Obrolan 3 Wanita
70 Obsesi
71 Dendam Kerajaan Angasari
72 Bunga Mawar Es
73 Pertemuan Arya dan Raka
74 Diluar Ekspetasi
75 Perselisihan
76 Fajar
77 Tuduhan Palsu
78 Memakan Jiwa
79 Angga Vs Raka
80 Bendera Ke-7
81 Pedang Kayu Keramat
82 Teknik Andalan
83 Kehendak Api Surgawi
84 Pertemuan 5 Api Surgawi
85 Memikat Hati Wanita?
86 Kecurigaan
87 Pengawal?
88 Menjenguk Fajar
89 Membebaskan Tahanan
90 Penyergapan
91 Penyergapan 2
92 Penyergapan 3
93 Niat Untuk Membunuh Fajar
94 Keterlambatan
95 Cemburu?
96 Semua Orang Terpesona
97 Merekonstruksi Ulang Dantian
98 Berhasil Merekrut Anggota
99 Aku Kaya
100 Musim Semi Putri Amanda
101 Sampai di Kota Madya
102 Organisasi Pembebasan
103 Hancurnya Kharisma Seorang Pria
104 Salah Satu Kekejaman Putri Amanda
105 Kecemasan Berlebihan
106 Kutukan Langit
107 Obsesi Putri Amanda
108 Riset Kebahagiaan Masyarakat Kota Madya
109 Petaka Bulan Purnama
110 Pengorbanan
111 Sebuah Keajaiban
112 Menggantikan Tugas Arya
113 Menuju Alam Baka?
114 Pemimpin Yang Menjadi Gelandangan
115 Mengisi Stamina
116 Tanda Peringatan Bahaya Kota Madya
117 Gelombang Pertama Serangan
118 Kekasih? Jangan Bercanda...
119 Munculnya Raja Hutan Darah
120 Kemunculan Naga Perak Di Medan Pertempuran
121 Kucing Penurut
122 Cemburu
123 Rencana Pemberontakan
124 Undangan Terbuka Untuk Pemberontak
125 Meninggalkan Rapat
126 Pelahap Jiwa
127 Memberi Nasihat Rumah Tangga
128 Insting Wanita
129 Mawar Berduri
130 Aura Membunuh Yang Bocor
131 Penjelasan Putri Amanda
132 Iblis Hati
133 Permaisuri Masa Depan
134 Markas Pemberontak
135 Sandiwara Untuk Propaganda
136 Korban Penculikan
137 Mengutarakan Perasaan Di Atas Bukit
138 Memberi Pelajaran
139 Pasangan Yang Bertengkar?
140 Hadiah Istimewa
141 Memahami Satu Sama Lain
142 Godaan Setan Kecil
143 Menjadi Sangat Protektif
144 Menjadi Pusat Perhatian
145 Mengunjungi Markas Pasukan Bendera Hitam
146 Anggota Baru Pasukan Bendera Hitam
147 Tantangan Pembuktian
148 Masalah Ego
149 Lebih Rendah Dari Binatang
150 Mendatangi Asosiasi Perak
151 Penolakan Asosiasi Perak
152 Fakta Mengejutkan
153 Pertikaian 2 Wanita
154 Sedikit Kehilangan Akal Sehat
155 Pewaris Tahta Yang Sudah Diramalkan
156 Keamanan Ibukota Yang Diperketat
157 Petaka Bulan Purnama Darah
158 Mengungkapkan Fakta Dihadapan Masyarakat
159 Wujud Setengah Phoenix
160 Berebut Batu Giok
161 Pertemuan Dengan Dierja
162 Rencana Rahasia Putri Amanda
163 Akhir Perjalanan Fajar
164 Berita Rencana Kudeta
165 Titik Terendah Arya
166 Kakak Laki-laki
167 Kekasih 50.000 Tahun
168 Penyesalan Abadi
169 Maaf
170 Bisakah Hubungan Kita Sama Seperti Dulu?
171 Pergi Lebih Dulu
172 Ingatan Putri Amanda Kembali
173 Membalaskan Dendam
174 Memaafkan
175 First Kiss
176 Perjanjian Sakral
177 Berkunjung Setelah 10 Tahun
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Awal Reinkarnasi (Revisi Lokal)
2
Kembali (Revisi Lokal)
3
Guru dan Murid (Revisi Lokal)
4
Pesan Nenek (Revisi Lokal)
5
Hyman Nirwasita dan Arga Mahesa (Revisi Lokal)
6
Meredam Amarah Arga Mahesa (Revisi Lokal)
7
Pengendali Api (Revisi Lokal)
8
Tiga Makhluk Kuno (Revisi Lokal)
9
Transplantasi Dantian (Revisi Lokal)
10
Ranah dan Kualitas Tulang (Revisi Lokal)
11
Pertarungan Naga dan Phoenix (Revisi Lokal)
12
Tulang Kualitas Naga Muda (Revisi Lokal)
13
Ujian Langit (Revisi Lokal)
14
2 Tahun Kemudian (Revisi Lokal)
15
Ujian Terakhir (Revisi Lokal)
16
Daratan Es Abadi (Revisi Lokal)
17
Memakan Bangkai Paus (Revisi Lokal)
18
Garis Keturunan Phoenix (Revisi Lokal)
19
Membuat Ramuan Panjang Umur (Revisi Lokal)
20
Makam Kuno (Revisi Lokal)
21
Naga Perak Yang Terbangun (Revisi Lokal)
22
Kebenaran Tiga Ribu Tahun Lalu (Revisi Lokal)
23
Pertarungan Murid Dan Guru (Revisi Lokal)
24
Marga Wijaya (Revisi Lokal)
25
Pengorbanan Tiga Guru (Revisi Lokal)
26
Awal Sosok Pemimpin 7 Negara Berperang (Revisi Lokal)
27
Memantik Api (Revisi Lokal)
28
Mengetahui Kebenaran (Revisi Lokal)
29
Langkah Pertama (Revisi Lokal)
30
Perintah Raja Brawijaya (Revisi Lokal)
31
Ancaman Nyata (Revisi Lokal)
32
Dierja Aditama (Revisi Lokal)
33
Ibukota Wirabhumi (Revisi Lokal)
34
Siluman Laba-laba (Revisi Lokal)
35
Umpan Kecil Untuk Ikan Besar (Revisi Lokal)
36
Benang Merah (Revisi Lokal)
37
Menjadi Tahanan Rumah (Revisi Lokal)
38
Rencana Pembunuhan Dierja Aditama (Revisi Lokal)
39
Malam Berdarah (Revisi Lokal)
40
Dua Teknik Mematikan (Revisi Lokal)
41
Akhir Malam Berdarah (Revisi Lokal)
42
Berita Panas Di Kota Wirabhumi (Revisi Lokal)
43
Membuat Krim (Revisi Lokal)
44
Identitas Terbongkar (Revisi Lokal)
45
Kenangan Masa Lalu (Revisi Lokal)
46
Seseorang Untuk Dipercaya (Revisi Lokal)
47
Tubuh Dewa Matahari (Revisi Lokal)
48
Menghadiri Pelelangan Tanpa Undangan (Revisi Lokal)
49
Tiga Tuan Muda (Revisi Lokal)
50
Pelelangan Dimulai (Revisi Lokal)
51
Antara Senang Dan Rugi Besar (Revisi Lokal)
52
Meninggalkan Pelelangan Dengan Kesal (Revisi Lokal)
53
Master Alkemis (Revisi Lokal)
54
Makan Malam Gratis (Revisi Lokal)
55
Obat Penenang (Revisi Lokal)
56
Bertemu Naga Perak (Revisi Lokal)
57
Informasi Pembaca
58
Terobosan Ke tahap Selanjutnya
59
Panglima Besar
60
Mengunjungi Istana Kahuripan
61
Tubuh Dewi Bulan dan Phoenix
62
Kenyataan Pahit
63
Meninggalkan Ibukota
64
Kecewa
65
Kota Bambu
66
Menjadi Prajurit Kota Bambu
67
Menjadi Terkenal Dikalangan Wanita
68
Arista Umbara
69
Obrolan 3 Wanita
70
Obsesi
71
Dendam Kerajaan Angasari
72
Bunga Mawar Es
73
Pertemuan Arya dan Raka
74
Diluar Ekspetasi
75
Perselisihan
76
Fajar
77
Tuduhan Palsu
78
Memakan Jiwa
79
Angga Vs Raka
80
Bendera Ke-7
81
Pedang Kayu Keramat
82
Teknik Andalan
83
Kehendak Api Surgawi
84
Pertemuan 5 Api Surgawi
85
Memikat Hati Wanita?
86
Kecurigaan
87
Pengawal?
88
Menjenguk Fajar
89
Membebaskan Tahanan
90
Penyergapan
91
Penyergapan 2
92
Penyergapan 3
93
Niat Untuk Membunuh Fajar
94
Keterlambatan
95
Cemburu?
96
Semua Orang Terpesona
97
Merekonstruksi Ulang Dantian
98
Berhasil Merekrut Anggota
99
Aku Kaya
100
Musim Semi Putri Amanda
101
Sampai di Kota Madya
102
Organisasi Pembebasan
103
Hancurnya Kharisma Seorang Pria
104
Salah Satu Kekejaman Putri Amanda
105
Kecemasan Berlebihan
106
Kutukan Langit
107
Obsesi Putri Amanda
108
Riset Kebahagiaan Masyarakat Kota Madya
109
Petaka Bulan Purnama
110
Pengorbanan
111
Sebuah Keajaiban
112
Menggantikan Tugas Arya
113
Menuju Alam Baka?
114
Pemimpin Yang Menjadi Gelandangan
115
Mengisi Stamina
116
Tanda Peringatan Bahaya Kota Madya
117
Gelombang Pertama Serangan
118
Kekasih? Jangan Bercanda...
119
Munculnya Raja Hutan Darah
120
Kemunculan Naga Perak Di Medan Pertempuran
121
Kucing Penurut
122
Cemburu
123
Rencana Pemberontakan
124
Undangan Terbuka Untuk Pemberontak
125
Meninggalkan Rapat
126
Pelahap Jiwa
127
Memberi Nasihat Rumah Tangga
128
Insting Wanita
129
Mawar Berduri
130
Aura Membunuh Yang Bocor
131
Penjelasan Putri Amanda
132
Iblis Hati
133
Permaisuri Masa Depan
134
Markas Pemberontak
135
Sandiwara Untuk Propaganda
136
Korban Penculikan
137
Mengutarakan Perasaan Di Atas Bukit
138
Memberi Pelajaran
139
Pasangan Yang Bertengkar?
140
Hadiah Istimewa
141
Memahami Satu Sama Lain
142
Godaan Setan Kecil
143
Menjadi Sangat Protektif
144
Menjadi Pusat Perhatian
145
Mengunjungi Markas Pasukan Bendera Hitam
146
Anggota Baru Pasukan Bendera Hitam
147
Tantangan Pembuktian
148
Masalah Ego
149
Lebih Rendah Dari Binatang
150
Mendatangi Asosiasi Perak
151
Penolakan Asosiasi Perak
152
Fakta Mengejutkan
153
Pertikaian 2 Wanita
154
Sedikit Kehilangan Akal Sehat
155
Pewaris Tahta Yang Sudah Diramalkan
156
Keamanan Ibukota Yang Diperketat
157
Petaka Bulan Purnama Darah
158
Mengungkapkan Fakta Dihadapan Masyarakat
159
Wujud Setengah Phoenix
160
Berebut Batu Giok
161
Pertemuan Dengan Dierja
162
Rencana Rahasia Putri Amanda
163
Akhir Perjalanan Fajar
164
Berita Rencana Kudeta
165
Titik Terendah Arya
166
Kakak Laki-laki
167
Kekasih 50.000 Tahun
168
Penyesalan Abadi
169
Maaf
170
Bisakah Hubungan Kita Sama Seperti Dulu?
171
Pergi Lebih Dulu
172
Ingatan Putri Amanda Kembali
173
Membalaskan Dendam
174
Memaafkan
175
First Kiss
176
Perjanjian Sakral
177
Berkunjung Setelah 10 Tahun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!