Arya duduk di teras rumah untuk beristirahat setelah menyapu halaman. Arya menengok kesana-kemari sebelum menghela nafas panjang sebab tak menemukan keberadaan Baduga Maharaja yang sampai sekarang belum juga kembali.
"Mengapa Guru belum juga kembali? Apa ada sesuatu yang terjadi kepadanya? " Arya merasa khawatir tetapi dengan cepat dia menepis pikiran buruknya itu dan meyakinkan dirinya jika Baduga Maharaja pasti akan baik-baik saja.
Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan, tetapi Baduga Maharaja masih belum juga menampakkan barang hidungnya. Arya masih seperti biasa mengerjakan tugas yang diamanahkan oleh Baduga Maharaja selama penantiannya.
Untuk bertahan hidup selama satu bulan terakhir Arya memburu hewan seperti kelinci atau ayam hutan didekat kediamannya. Meski terasa berat dan tidak mendapatkan kepastian, tetapi Arya tetap akan menunggu Baduga Maharaja disana, karena percaya kalau gurunya pasti kembali.
Selama satu bulan ini Arya tidak lupa memperkuat tubuhnya dengan melakukan olahraga ringan seperti angkat beban dan lari mengelilingi kediamannya.
Dibawah guyuran hujan deras yang turun dari langit Arya masih menunggu kedatangan Baduga Maharaja di teras rumah sambil membuat sebuah pedang kayu menggunakan sebilah pisau kecil ditangannya.
"Apa Guru masih berburu diluar sana? Semoga dia baik-baik saja..." Arya tersenyum kecil baginya Baduga Maharaja pasti tidak akan meninggalkan dirinya karena yakin jika gurunya itu pasti sedang sibuk diluar sana.
Disisi lain Baduga Maharaja memperhatikan Arya dari atas pohon yang lokasi tidak begitu jauh dari kediamannya. Baduga Maharaja tersenyum kecil melihat keteguhan Arya saat menunggu dirinya selama satu bulan terakhir.
Baduga Maharaja sebenarnya memang berburu selama ini tetapi dengan sengaja meninggalkan Arya sendirian di kediaman mereka untuk memberi ujian kepada anak tersebut.
"Anak yang menarik, bahkan dia bisa bertahan hidup sendiri diusianya yang masih sangat muda."
Baduga Maharaja kembali dibuat terkesima oleh Arya. Mengangkat anak itu menjadi murid pertama serta calon pewarisnya sepertinya bukanlah kesalahan pikir Baduga Maharaja. Biasanya orang-orang yang ingin menjadi muridnya akan langsung pergi setelah 2 hari.
Puas dengan keteguhan hati Arya dalam menunggunya, Baduga Maharaja kemudian menyudahi ujian yang diberikan kepada Arya dan menghampiri anak itu yang sedang membuat pedang kayu.
Mendengar suara langkah seseorang, Arya segera menengok kemudian melihat kedatangan Baduga Maharaja berjalan menghampiri dirinya dibawah guyuran hujan.
Mata Arya berkilat saat melihat kedatangan Baduga Maharaja, dengan cepat dia kemudian menghampiri Baduga Maharaja sambil membawakan payung.
"Selamat datang kembali, Guru. Biar kubantu membawa barang bawaan, Guru." Arya menyambut kedatangan Baduga Maharaja sambil memberikan payung yang dia bawa ditangan kecilnya kepada pria itu.
Baduga Maharaja tersenyum hangat mendapat sambutan dari Arya. Dia kemudian menerima payung yang diberikan oleh Baduga Maharaja sambil menatap anak itu dengan tatapan bersalah.
Sebenarnya Baduga Maharaja sendiri tak tega melakukan semua ini kepada Arya tetapi dia terpaksa untuk menguji kesabaran muridnya tersebut.
"Tidak perlu, aku bisa membawanya sendiri." Baduga Maharaja menolak tawaran Arya dengan lembut, saat ingin membawakan karung goni berisi barang yang dia gendong dipunggung.
Arya kemudian masuk kedalam dapur membuatkan makanan hangat untuk Baduga Maharaja karena berpikir gurunya itu akan kedinginan setelah berjalan dibawah guyuran hujan.
Melihat kekhawatiran Arya membuat Baduga Maharaja cukup tersentuh dan menggelengkan kepalanya karena mengetahui kalau muridnya itu sedikit keliru tentangnya.
Baduga Maharaja tentunya tidak akan kedinginan hanya karena terkena guyuran hujan. Sebagai seorang Pendekar dengan ranah cukup tinggi dirinya tentu memiliki kekebalan tubuh yang lebih tinggi dari manusia normal.
"Anak yang baik..." Baduga Maharaja tersenyum kecil dan membiarkan Arya memasak. Sementara dirinya masuk kedalam kamar untuk meletakkan barang bawaannya.
Ketika Baduga Maharaja masuk kedalam kamarnya, alisnya berkedut saat melihat kondisi kamarnya yang tak pernah dibersihkan selama satu bulan terakhir.
"Anak itu... Sepertinya aku harus sedikit memberinya pengarahan. Memang sikapnya sudah bagus tidak masuk kedalam ruangan seseorang tanpa ijin, tetapi tidak sampai seperti ini juga."
Baduga Maharaja menepuk dahinya menyadari kecerobohannya sendiri karena belum mengijinkan Arya masuk untuk membersihkan kamarnya.
Tetapi Baduga Maharaja pada akhirnya dapat membersihkan ruangannya sendiri dengan mudah. Menggunakan sedikit kemampuan dia sudah bisa merapihkan dan membersihkan ruangannya dalam hitungan detik.
Baduga Maharaja kemudian meletakkan karung goni yang dia bawa saat pulang, dimana isinya adalah Inti dari Hewan Iblis yang dia kumpulan selama satu bulan ini. Semua Inti Hewan Iblis itu tentunya bukan untuk dirinya sendiri melainkan akan dia berikan kepada Arya selama pelatihan.
Beberapa menit kemudian, Arya masuk kedalam ruangan Baduga Maharaja menyiapkan makanan untuk gurunya tersebut. Melihat Arya yang hanya berdiri saja, Baduga Maharaja lalu meminta Arya untuk duduk dan makan bersamanya.
Arya menurut dan duduk berhadapan dengan Baduga Maharaja tetapi dia tidak bergeming sedikitpun bahkan tak menyentuh alat makan yang ada di atas.
Sedangkan Baduga Maharaja tampak menikmati sup kelinci buatan Arya yang menggugah selera. Tetapi saat melihat Arya yang hanya diam bukannya ikut makan bersama, membuat Baduga Maharaja merasa sedikit frustasi dengan sikap Arya.
"Mengapa kamu hanya diam saja Arya? Cepatlah makan sebelum dingin."
Begitu mendapat perintah untuk makan, Arya kemudian mulai ikut makan bersama Baduga Maharaja. Hal ini membuat Baduga Maharaja menghela nafas dan menggelengkan kepala, karena merasa kalau Arya hanya akan melakukan sesuatu jika diberi perintah seperti seorang prajurit saja menurutnya.
Tetapi Baduga Maharaja langsung menepis pikirannya tentang sikap Arya yang mirip dengan mesin pembunuh. Mana mungkin anak seusia Arya menjadi mesin pembunuh, mungkin saja ini semua didikan dari orang tuanya pikir Baduga Maharaja.
"Arya... Mulai sekarang cobalah untuk merubah sikapmu. Lain kali kalau kamu merasa lapar tak perlu menahan diri dan makanlah, jangan menunggu sampai aku mengajakmu."
Mendapat teguran dari Baduga Maharaja seketika membuat Arya menunduk dan meminta maaf. Dia kemudian menjelaskan alasannya melakukan semua ini karena nasehat dari mendiang neneknya dulu.
Arya kemudian menjelaskan tiga nasehat yang diberikan oleh neneknya kepada Baduga Maharaja.
Pertama, dia tidak boleh masuk kedalam ruangan seseorang tanpa ijin apalagi saat pemilik ruangan tersebut sedang tidak ada.
Kedua, Arya tidak boleh menyentuh makanan jika belum ditawarkan oleh pemilik rumah karena hal itu sangat tidak sopan.
Ketiga, neneknya berpesan jika orang desa seperti mereka tidak boleh bersikap arogan dan harus menurut agar tidak mendapat masalah untuk kedepannya, yang bisa saja merepotkan mereka.
Setelah mendengar penjelasan Arya membuat Baduga Maharaja menjadi sedikit mengerti jika anak itu sangat patuh kepada neneknya bahkan bisa saja mengaguminya.
Baduga Maharaja tidak menyalahkan Arya dengan prinsip yang diberikan oleh neneknya itu, tetapi dia meminta kepada Arya untuk tidak bersikap seperti itu kepadanya dan menyuruhnya agar bersikap lebih santai karena mulai sekarang mereka adalah keluarga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Harman LokeST
nice nice nice nice nice nice
2022-08-13
2
凹凸不平衡
inti iblis??? bw pake karung ???? monster nya ditinggal di hutan ??? belum tau apa pake inti monster bt berlatih made indo parah
2022-06-29
3
Kurnia Bintara Putra Putra
mantapppp
2022-06-16
0