Pertengkaran

Di sebuah cafe terlihat seorang pria sedang bersantai ditemani segelas kopi di atas meja, pria itu nampak asik dengan tablet kesayangannya, yang setiap hari dia bawa kemanapun ia pergi, bahkan saking asik nya pria itu tak menyadari, seseorang yang sedari tadi dia tunggu telah ada di depannya.

"Ehem " Sebuah suara terdengar di telinga pria itu dan berhasil membuat sang pria menoleh ke arah sumber suara.

"Dih, udah Dateng Lo Nin?" Tanya pria dengan tersenyum kikuk menyadari kesalahannya.

"Hmm, Bagaimana dengan sepupu Lo ?" tanya Nino two the points, begitulah sifat Nino yang tak suka berbasa-basi dan bertele-tele.

"Kenapa Lo tanya gue, emang gue bapak nya" Jawab pria itu dengan ketus, membuat Nino kesal dan menatap pria itu dengan tajam.

"Saya paling tidak suka dipermainkan tuan muda Rama putra Wijaya" Ancam Nino dengan penuh penekanan, namun sayang pria yang di ketahui bernama Rama itu tak sedikitpun menunjukan rasa takut.

"Gue juga gak pernah main main sama ucapan gue, ingat gue tak pernah ikut campur urusan kalian, meskipun semua orang tau lo sepupu gue dan Lea sahabat gue" jawab Rama tak kalah tajam, begitulah sifat kedua sahabat yang satu sangat dewasa dan dingin, dan yang satunya lebih ke arogan dan kejam, kombinasi yang pas.

"Aku harap anda bisa memegang ucapan anda sendiri," Ucap Nino sebelum beranjak dari duduknya pergi meninggalkan Rama disana.

Berbeda dengan Nino dan Rama yang sedang bersitegang, kini Risa dan Divan nampak turun dari angkot, berjalan ke warung bakso untuk sekedar mengisi perut mereka yang keroncongan.

"Ma di itu akso nya enyak, Evan suka " Ucap Divan dengan menunjuk warung bakso yang tengah ramai pengunjung.

Sebenarnya Risa juga mengakui jika dia sendiri penasaran dengan rasa bakso itu, Namun dia juga tak lupa siapa sang pemilik warung bakso, seorang pelakor yang telah merebut suaminya.

"Cari bakso lain aja yaa sayang, disitu rame banget nanti kalo kita telat, terus siapa dong yang ada di rumah saat mobil Divan datang" Ucap Risa mencoba membujuk sang putra, dia yakin akan ada keributan jika ayu melihat dirinya ada disana.

Namun sayang apa yang Risa Takut kan terjadi, bukan ayu tetapi sang mantan mertua melihat kehadiran nya, perempuan yang baru saja sampai mengunakan sepeda motor itu, dengan cepat menghampiri sang mantan menantu.

"Mau apa kamu disini, mau godain anak saya lagi, mau ngemis ngemis minta balikan lagi sama anak saya, jangan harap itu semua terjadi"

"Jangan mentang mentang kamu cantik dan kaya, kamu dengan mudah kembali menjadi menantu saya lagi, gak Sudi saya punya mantu kaya kamu, coba saja berkaca bagaimana cara kamu berpakaian, lebih baik ayu udah Soleha baik dan nurut sama suami, gak kaya kamu !!!!" Maki wanita itu dengan berteriak membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Keributan itu pun terdengar oleh ayu dan Dito, membuat dua orang itu mendekat kearah Risa dan sang mama, Dito nampak menatap tajam Risa dan Divan membuat sang putra takut, dengan menenggelamkan wajahnya di dada Risa.

"Apa yang kamu lakukan Risa?!!!!!!" Bentak Dito nampak marah melihat sang ibu berteriak, Dia yakin ada yang Risa lakukan hingga sang ibu terpancing emosi.

Risa nampak acuh melihat emosi Kedua ibu dan anak itu, dia memilih diam dan beranjak dari tempat itu, Dito yang merasa di acuhkan semakin marah dan menarik tangan Risa dengan keras.

"Apaan sih lepasin enggak!!!!! " Teriak Risa dengan tatapan tajam membuat Dito tersentak melihat ekspresi sang mantan, yang dia kenal sangat lembut itu.

"Wow, mulai berani kamu yaaa" Ucap Dito dengan mencengkram kuat tangan Risa, hingga sang wanita merasa kesakitan, Tak hanya itu Susana semakin ricuh dengan jeritan Divan melihat sang mama disakiti.

Pertengkaran mereka menyita banyak pasang mata manusia, namun sayang tak ada satupun dari mereka yang berniat melerai, hingga terlihat sebuah mobil mewah menepi di pinggir jalan.

"Lepas!!!!!!! " Teriak seorang pria dari seberang jalan.

Dengan cepat pria itu berlari dan melepaskan cengkraman tangan Dito, tak hanya itu dia juga menghadiahi sebuah tendangan keras tepat di perut Dito, membuat sang target terjatuh kebelakang.

"Papa papa" Jeritan Divan semakin menjadi ketika melihat pria itu.

"Cup cup, baby boy sudah sama papa jangan nangis lagi yaaa" Pria itu segera merebut gedongan Divan dengan tangan mengelus pelan pundak sang bocah, berusaha menenangkan.

"Masuk ke mobil" Perintah pria itu kepada Risa membuat sang wanita menurut, dan berjalan mengikuti pria asing yang sedang menggendong putra nya tersebut.

Selepas kepergian Risa suasana hati Dito sangat kacau, dia memilih untuk pulang kerumah dengan beralasan mengistirahatkan diri, rasa sakit di perut ditambah Susana hati yang tak karuan.

Membuat Dito tak nyaman, entahlah hatinya merasa tak suka ketika mendengar Divan memanggil pria itu papa, apakah Risa telah memiliki pacar setelah perceraian mereka beberapa tahun lalu, dia rasa itu mungkin ketika melihat kondisi fisik dan ekonomi Risa sekarang, pria manapun akan bertekuk lutut di hadapan wanita cantik nan seksi itu.

"Akhhhhh, Wanita bodoh tak berguna, kamu memang pantas aku buang" Teriak Dito frustasi ketika hati dan otak nya berbeda pendapat.

.

.

.

"Cup cup jangan nangis lagi dong, anak cowok gak boleh cengeng loh" Ucap pria itu dengan menimang - nimang tubuh Divan di gendongan nya.

"Papa ivan ahat, ivan endak ayang papa huaaaaa" Ucap sang bocil semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu.

"Divan gak boleh gitu, kasian om sini sama mama" Bujuk Risa merasa tak enak sang anak merepotkan pria itu, yang dia sendiri belum kenal sedikitpun.

"Endak, Ivan mau sama papa" jawab Divan dengan tegas, membuat Risa merasa tak enak ketika Divan memanggil pria muda itu dengan sebutan papa.

"Udah gak papa Tan, boleh saya minta izin ke kamar Divan, biar saya mencoba menidurkan nya" Izin pria itu membuat Risa terhenyak, bukan apa apa dia terkejut sekaligus malu dipanggil Tante, meskipun benar umur dia lebih muda dari pria itu.

"Apakah Boleh?" Tanya pria itu lagi ketika Risa tak kunjung menjawab.

"Silahkan, mari saya antar ke kamar tamu saja," Ucap Risa mengarahkan pria itu ke kamar tamu, jika ada yang bertanya alasan nya kenapa , karena kamar Divan menjadi satu dengan Risa membuat siapa saja tak boleh masuk daerah privasi itu.

Dengan pelan pria itu meletakkan Divan di ranjang, dia pun segera membuka jas nya dan menyisakan kaos dalam yang begitu ketat, menampilkan tonjolan tonjolan sempurna menggambarkan begitu apik bentuk tubuh pria itu.

Risa pun segera keluar dari kamar itu dan kembali ke kamar tidur nya, sebagai wanita yang sudah menikah, Hasrat nya tak bisa bohong ketika melihat bentuk tubuh yang sesempurna itu, Hidup sebagai janda yang sudah beberapa tahun yang lalu, membuat dirinya sulit untuk sekedar melepas hasrat .

bersambung........

Hay guys jangan lupa like coment and faforit yaa, thanks sudah membaca karya saya .

Terpopuler

Comments

⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ☠ᵏᵋᶜᶟ 🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ☠ᵏᵋᶜᶟ 🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

lebih muda kok dipanggil Tante😁😁🤣🤣🤣

2023-04-07

0

❀_Ayu_❀

❀_Ayu_❀

laaahh... yg minta balikan siapa yg marah siapa....🤕.
Panas ya liat Risa & Divan deket ma pria lain... 🤪.
Nyeselkan kamu Dito dah menyia-nyiakan Risa... 🤪.

2022-12-07

1

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

pain ngurus mantan lucnut.. mantan mertua jahat untung udh pisah law gk mkan hati trs punya mertua kyk gtu... nenek lampir

2022-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!