Tidur bareng papa

Matahari mulai terbenam mengakibatkan langit mulai gelap sedikit demi sedikit, banyak warga kampung Pulo mulai pulang dari pekerjaan dan aktivitas mereka.

Begitu pula dengan Risa, perempuan itu nampak sibuk menyiapkan makan malam bersama bude Retno, entahlah untuk malam ini dia sedikit berfikir dengan keras, tentang menu apa yang akan dia hidangkan.

"Nduk, pria muda itu temen kamu?" Tanya bude Retno dengan tangan sibuk mengupas aneka bumbu.

"Bukan sih bude, jujur Risa enggak tau siapa dia, tetapi dia yang membantu Risa saat berantem sama mas Dito" jawab Risa dengan jujur membuat bude Retno memutar kedua matanya dengan malas, dia gak tak habis pikir dengan mantan keponakannya itu, tak henti hentinya mengganggu kehidupan Risa.

"Bude rasa dia bukan orang sembarangan, liat saja tuh mobilnya udah kayak artis artis, yang atap nya bisa dibuka nduk" ucap bude Retno dengan sangat antusias jika membicarakan pria asing itu, entahlah sejak pertama melihat dia sudah terpesona dengan wajah tampan pria itu, dia juga berharap pria itu Pria baik Agar bisa menjadi papa Divan.

"Risa kira juga gitu, makanya Risa bingung bagaimana menjamu nya" Ucap Risa dengan wajah sedih.

"Udah yang ada aja"

"Iya bude" Jawab Risa dengan nada suara lemah.

Setelah beberapa lama semua hidangan telah selesai, Risa dan bude memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan menunaikan ibadah solat magrib.

Tahun butuh waktu lama, kini kedua perempuan itu telah selesai dan berada di kursi masing-masing, namun ada hal aneh dalam diri mereka, mereka merasa ada yang kurang dan mencoba berfikir dengan keras apa kekurangan itu.

"Astaga divan!!!" Ucap bude Retno dan Risa secara bersamaan, bagaimana bisa mereka melupakan seorang putra mahkota mereka.

"Coba Kamu bangunin nduk, sekalian ajak makan mereka berdua" Perintah bude, membuat Risa dengan cepat beranjak dari tempat duduknya.

Tok tok tok

Tiga suara ketukan terdengar dari pintu kamar tamu, Risa menunggu beberapa detik namun sayang tak ada respon dari sang penghuni, dia pun dengan pelan membuka pintu itu, dan mengintip apa yang sedang mereka berdua lakukan.

Deg

Jantung dia seolah berhenti melihat pemandangan yang dia impikan, Divan dengan pulas tertidur di dekapan pria itu, yang memeluknya dari belakang.

Namun sayang pria itu bukan Dito, pria yang seharusnya selalu ada untuk Divan, pria yang seharusnya membantu dia membesarkan sang putra, dan menghujani sang buah hati dengan penuh kasih sayang.

Tak terasa bulir bulir air mata mulai menetes membasahi pipi, teringat bagaimana tujuan awal dia bekerja keluar negeri, dengan segala usaha dan kerja keras hanya berharap mendapatkan uang, untuk mengubah dan mengangkat derajat kelurga.

Dan Risa berhasil mengangkat derajat tapi tidak dengan keluarga, dia mendapatkan modal yang cukup untuk mencukupi kehidupannya di masa depan, tapi dia kehilangan sosok suami yang telah berkhianat di belakangnya.

Bahkan dengan tanpa bersalah pria itu mengunakan uang Divan untuk modal usahanya, dan bisa hidup enak bersama sang istri kedua, sedangkan sang putra dan istri Pertama hidup dengan penuh sengsara.

"Mama" terdengar suara kecil yang berhasil membuat Risa tersadar dari lamunannya.

Dia menoleh ke Sumber suara melihat sang putra mulai terbangun dan mengucek Kedua matanya, Divan ingin bangun dan menghampiri sang mama, namun bocah kecil itu nampak kesusahan, setelah berusaha melepaskan diri dari lilitan tangan kekar di belakangnya.

"Papa papa " Panggil Divan dengan meronta-ronta membuat pria itu menggeliat dan membuka matanya.

"Kenapa Divan ?"sebuah suara berat keluar dari mulut pria itu, suara khas orang bau tidur.

"Ivan mau angun" Ucap Divan dengan menepuk tepuk pipi pria itu.

"Hemm bentar " Jawab pria itu melepaskan pelukannya, Divan pun akhirnya bisa bergerak dengan bebas, dan berlari menghampiri sang mama.

"Divan, cuci muka dulu habis itu makan yaa, udah di tunggu nenek tuh" Ucap Risa kepada sang putra.

"Oce Oce, ajak papa oyeh?" Tanya Divan dengan mengedipkan kedua matanya, membuat Risa gemas dan mencubit kedua pipi bocah kecil itu.

"Divan yang ajak yaa, mama tunggu di meja makan" jawab Risa mencium kening putra dengan sekilas, dia pun segera berjalan menuju ruang makan meninggalkan Divan dan pria yang belum sepenuhnya sadar itu.

"Loh Divan nya mana nduk?" Tanya bude ketika tak melihat sang cucu bersama Risa.

"Lagi nungguin papa nya bude" Jawab Risa dengan santai menjatuhkan bokong nya di kursi.

"Papa maksud kamu Dito, berani sekali dia masuk rumah ini, mana biar bude usir" ucap bude bangkit dari duduknya dengan tangan membawa satu piring, entahlah buat apa piring itu yang pasti akan menjadi luka buat para korbannya.

Namun sebelum bude melangkahkan kaki, dirinya terhenti ketika melihat Divan berceloteh sambil di gendong oleh seorang pria.

"Hay mama Oma" Sapa Divan dengan penuh gembira ketika pria yang sudah dia anggap papa itu, mendudukkan bokongnya dengan Divan di pangkuannya.

"Utu Utu cucu Oma udah bangun, seneng banget ada apa ini" Canda bude kepada sang cucu.

"Iya ong, adi Ivan bobok Ama papa, Ivan Eneng anget Oma" Ucap Divan dengan wajah memandang sang papa yang tengah kebingungan.

"mmm Divan ngomong apa?" bisik pria itu kepada Risa yang kebetulan duduk di sampingnya.

"Divan itu ngomong, dia seneng banget tidur sama kamu" Jawab Risa dengan berbisik membuat bude dan Divan penasaran, sedangkan pria itu nampak tersenyum dan mengelus puncak kepala Divan.

"Divan seneng bobok sama saya?" Tanya pria itu dengan senyum manisnya, membuat Divan terhipnotis dan menganggukkan kepala dengan cepat.

"Ivan mau bobok Ama papa" ucap Divan dengan girang meloncat loncat di pangkuan pria itu.

"Maafin cucu saya yaa nak, harap maklum dia dibesarkan tanpa adanya kasih sayang seorang bapa" Ucap bude dengan sedih sekaligus terharu melihat ekspresi sang cucu.

"Tidak papa Nek, saya juga merasakan gimana besar tanpa seorang papa, dan saya pun tidak keberatan jika menjadi papa Buat Divan "

"Apaan?!!!!!"

"Eh maksud saya bukan begitu"ucap pria itu dengan cepat meluruskan ucapannya.

"Kalau pun begitu juga tidak papa, Ohh yaa kalau boleh tau nama anda siapa tuan?" Tanya bude mewakili yang lain.

"Nama saya Nino nek, salam kenal semuanya" Jawab Nino dengan senyum ramahnya.

"Hay nak Nino, perkenalan nama nenek Retno, dan anak saya Risa"

"Salam kenal semuanya"

"Uhhh nama papa Nino? " Tanya Divan kepada sang papa.

"Iya nama papa Nino Divan" Jawab Nino dengan mengecup puncak kepala sang bocah kecil.

"Nino apakah tidak papa, Divan memanggil kamu papa, nanti jika pasangan kamu marah bagaimana, tidak lucu kan jika kamu dikira punya anak?" Tanya Risa kembali berbisik.

"It's ok kamu gak usah kawatir"

"Udah udah jangan saling bisik ayo kita mulai makan malam nya, nak Nino mohon maaf yaa jika makanan nya seadanya" .

"Gak papa kok bude, ini sudah lebih dari cukup buat saya"

Mereka pun memulai makan malam mereka, Risa dan bude pun nampak beberapa kali terharu melihat moments kedekatan Divan dan Nino, pria yang tergolong masing remaja itu dengan telaten menyuapi Divan yang Sangat aktif berceloteh.

Suasana pun sedikit terganggu ketika terdengar pintu beberapa kali di ketuk, membuat Risa mau tak mau meninggalkan maknanya sebentar.

bersambung

jangan lupa like coment and faforit yaa, mohon jika masih banyak typo

Terpopuler

Comments

⊹My Little Bunny🐰⊹

⊹My Little Bunny🐰⊹

aku mampir kak, jangan lupa mamapir ke karya ku juga ya 🙏😇

2022-12-12

1

🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅

🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅

nino ya nama nya semoga dia nantinya bisa menjadi papanya Divan soalnya dia kelihatan baik sih

2022-12-07

1

Rindi ZieVanya ⍣⃝కꫝ 🎸

Rindi ZieVanya ⍣⃝కꫝ 🎸

oohhh... papa nino toh, semoga beneran jadi papanya divan ya 🤗🤗

2022-12-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!