Bab 2

"Umi..Abi..aku tidak ingin menikah" Ucap Sameer menundukkan kepalanya dalam.

Ia tidak ingin menikah untuk saat ini. Ia masih berusaha untuk menemukan Elena, ia tidak akan tenang sebelum bertemu Elena dan meminta penjelasan pada wanitanya. Hatinya sudah terpaut pada sosok Elena.

"Tapi Sameer, ini sudah satu tahun kepergian Elena. Bahkan dia tidak menjawab khitbah mu"

Sang Umi melayangkan tatapan sendunya pada sang putra. Umi Iza begitu prihatin, kisah asmara putranya yang cukup menyedihkan bahkan sebelum menghilangnya Elena, Sameer telah meminang gadis itu.

"Aku tau Umi tapi kini hanya Elena yang masih menguasai hati Sameer. Sameer tidak mampu menggantikan cinta Elena dengan yang lain"

Sameer tetap pada pendiriannya yang hanya akan menikahi Elena. Hanya Elena yang bisa mendampingi seumur hidupnya, dan Sameer hanya menginginkan itu.

"Abi sudah putuskan kamu akan menikah dengan Humaira" tegas Abi Ahmed sembari menatap dalam putranya.

Seketika mata Sameer membulat sempurna, rasa terkejut tampak jelas di wajahnya mendengar keputusan Abi Ahmed.

Ia tidak menyangka Abi Ahmed akan mengambil keputusan menikahkannya dengan Humaira, bahkan dalam pikiran dan hatinya tidak pernah membayangkan akan menjadikan Humaira seorang istri.

Bagi Sameer, Humaira itu sudah seperti adiknya. Dulu ia yang menimang Humaira dan mengendong gadis itu sejak kecil tapi kini ia harus di hadapkan pada sebuah pernikahan yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

"Abi jangan bercanda" Sameer tersenyum paksa. Permintaan sang Abi terdengar konyol bagi Sameer.

"Aku tidak mungkin menikah dengan Humaira, Humaira sudah seperti adik bagi ku Bi. Aku menyayangi Humaira sebagai adik, bukan sebagai orang yang aku cintai" tolak Sameer.

Rahang tegas itu tampak menegang menahan emosinya untuk tidak bertengkar dengan sang Abi.

Sameer menentang keputusan Abi Ahmed, dia tidak terima dengan keputusan itu.

Umi Iza sendiri tidak menyangka suaminya akan mengambil keputusan menikahkan Sameer dan Humaira, meski pun jauh dari lubuk hati Umi Iza sangat setuju dengan ide sang suami. Namun seperti yang Umi Iza lihat, respon Sameer tidak begitu baik.

"Sameer tetap tidak setuju Bi, dan TIDAK AKAN PERNAH SETUJU" Sameer menekankan penolakannya atas keputusan sang Abi.

"Abi tidak menerima penolakan" tegas Abi Ahmed tetap pada keputusannya untuk menikahkan mereka dan tidak menerima bentuk penolakan apapun yang Sameer layangkan.

"Abi egois..!" bentak Sameer frustrasi.

Pecah sudah kemarahan Sameer yang sedari tadi di tahannya demi menjaga hormat dan baktinya pada kedua orang tua.

Sameer sangat tau sifat Abi yang keras kepala dan sifat yang tidak bisa di bantah itu. Tapi menikah dengan Humaira tidak pernah ada di dalam daftar hidupnya.

Selama 30 tahun ia hidup bersama Abi dan Umi, baru kali ini Sameer melihat sifat keras kepala sang Abi terhadapnya.

"Sameer...!!!" Bentak Umi Iza

"Kamu tidak sopan membentak Abi mu seperti itu" lanjut Umi Iza tak kalah emosi.

Umi Iza tampak sangat emosi melihat sikap putra semata wayangnya yang berani membentak ayahnya sendiri. Sameer menggelengkan kepalanya seraya menatap sendu sang Umi. Ia benar-benar tidak bisa menikah dengan Humaira.

"Kami tidak pernah meminta apapun pada mu, bahkan kau berhubungan dengan gadis itupun Abi tidak pernah melarang mu. Yakinlah Humaira pilihan terbaik untuk hidup mu di masa depan, bukan gadis itu" Kata Abi Ahmed lembut menekan intonasi suaranya.

"Elena lah yang paling tepat untuk Sameer, Bi. Bukan Humaira. Sameer lebih mengenal Elena"

"Elena tidak pantas untuk mu Sameer, kami memilihkan jodoh yang tepat untuk mu" ujar Umi Iza menggenggam tangan sang putra.

"Sameer yang lebih tau Umi, jangan pernah menjelekkan Elena"

“Tidak ada yang menjelekkan Elena disini Sameer, kami hanya memberikan pilihan terbaik untuk mu” suara lembut Umi Iza mengalun, memecah ketegangan yang terjadi.

“Tapi Sameer yang lebih tau perasaan Sameer seperti apa” tegasnya sekali lagi.

Sameer bangkit dari tempat duduknya dan memilih berlalu dari hadapan mereka. Sameer memilih meninggalkan mereka daripada harus tetap duduk yang ada hanya akan menambah panas perdebatan di antara mereka.

Bllaammm.....!!

Sameer membanting keras pintu rumahnya. Humaira terperanjat mendengar suara pintu terbanting keras sampai mampu membuat fokusnya teralihkan dari laptop miliknya.

"Apa yang terjadi?" gumam Humaira. Humaira memasang wajah bingungnya seraya menerka apa yang terjadi dengan keluarga Abi Ahmed, tidak biasanya keluarga itu membuat keributan di pagi hari.

Sameer sungguh tidak bisa menahan emosinya, saat kalimat penegasan dari sang Abi tentang pernikahannya dan Humaira. Baginya sungguh mustahil menikahi Humaira.

Abi Ahmed dan Umi Iza menghela napas panjang mendapati sikap putra mereka. Mereka pikir Sameer akan dengan mudah menerima Humaira menjadi istrinya, tapi ternyata mereka salah.

Mereka tidak tahu lagi, sampai kapan Sameer akan hidup dalam bayang-bayang Elena yang bahkan tidak pernah menampakkan diri.

Elena yang menghilang begitu saja, membuat seorang Sameer yang lembut dan penuh senyuman menjadi Sameer yang dingin tidak tersentuh.

Entah sudah berapa wanita yang Sameer tolak. Bagi Sameer tidak ada wanita yang menarik selain Elena. Wanita pemilik hatinya.

***

"Abi.." teriak Umi Iza mendapati Abi Ahmed pingsan sembari memegang dadanya.

Humaira yang sedang mendengarkan kajian dari laptopnya segera berlari menghampiri Umi Iza di taman belakang. Keterkejutan serta raut wajah khawatir tampak jelas di wajah Humaira saat menyaksikan Abi Ahmed pingsan.

"Abi kenapa Umi?"

"Sayang, ayo kita bawa kerumah sakit. Abi ada masalah dengan jantungnya" Ujar Umi Iza dengan derai air mata yang terus mengalir.

Tanpa menunggu lama lagi mereka segera menuju ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan kepada Abi Ahmed. Umi Iza tampak begitu sedih, air mata tak mampu lagi di bendungnya.

Humaira pun tak kalah khawatirnya melihat kondisi Abi Ahmed, apalagi saat ia menghubungi Sameer. Sameer tidak mengangkat telponnya, hanya pesan singkat yang Humaira kirim pada Sameer untuk memberitahukan tentang kondisi Abi Ahmed.

"Umi, tenanglah. Kita harus berdoa untuk Abi, kita yakin Abi akan sehat"

Humaira merangkul pundak Umi Iza memeluk wanita paruh baya itu, Humaira sedih mendapati wanita yang sudah di anggapnya sebagai Ibunya sendiri menangis sedih meratapi kondisi sang suami yang masih dalam penanganan dokter.

"Sayang terima kasih ya" Umi Iza menggenggam erat tangan Humaira.

"Umi tidak perlu berterima kasih, Umi itu sudah seperti Ibu Humaira sendiri" Umi Iza mengangguk bahagia. Senyuman pun terbit dari bibir Umi Iza.

Tak selang berapa lama dokter keluar dari ruangan Abi Ahmed bertepatan dengan kedatangan Sameer, wajah Sameer terlihat cemas dan ia berjalan terburu-buru menghampiri mereka.

"Bagaimana keadaan suami saya dok?" tanya Umi Iza tidak sabaran.

"Jantungnya cukup lemah Bu, saya harap Pak Ahmed jangan sampai stres atau pun tertekan karena nantinya akan mengganggu kondisi Jantungnya dan perhatikan juga lagi pola makan Pak Ahmed"

"Apa Abi saya bisa di jenguk dok?" tanya Sameer khawatir sekaligus merasa bersalah dengan keadaan yang menimpa sang Abi.

"Silakan..! tapi jangan terlalu lama ya biarkan istirahat dan pastikan Pak Ahmed jangan terlalu banyak pikiran" Mereka bertiga serempak menganggukan kepala mendengar saran dokter.

"Terima kasih dok"

"Terima kasih kembali Pak Sameer" Dokter itu berlalu pergi setelah memeriksa Abi Ahmed.

Mereka segera masuk untuk melihat keadaan Abi Ahmed. Sameer sungguh tak menyangka sang Abi akan memiliki jantung lemah, selama ini Sameer tidak pernah melihat Abi Ahmed mengeluh tentang jantungnya.

Rasa bersalah menghinggapi hatinya, sedikit banyak kondisi drop Abi Ahmed di sebabkan karenanya. Dia yang tadi pagi membentak sang Ayah dan menolak permintaan sang Ayah yang menginginkannya menikah.

"Abi.." ucap Umi Iza menggenggam tangan sang suami sembari menciumnya.

"Ah istri ku.." balas Abi Ahmed mengelus kepala Umi Iza lembut.

Sentuhan lembut Abi Ahmed usapkan ke puncak kepala Umi Iza untuk menenangkan sang istri tercinta bahwa ia baik-baik saja.

"Abi membuat Umi khawatir" rajuk Umi Iza manja.

Abi Ahmed terkekeh pelan mendengar rajukan bernada khawatir dari sang istri. Meskipun sudah berusia lanjut tapi keromantisan dari keduanya masih tampak terlihat.

Humaira merasa terharu melihat ke harmonisan pasangan suami istri itu, suatu saat nanti Humaira juga ingin merasakan hidup rumah tangga seperti rumah tangga Abi Ahmed dan Umi Iza. Penuh ke romantisan dan ke harmonisan. Sungguh rumah tangga idaman.

"Kenapa Abi tertawa? Umi sangat cemas dengan keadaan Abi, Abi membuat Umi takut"

Umi menyandarkan kepalanya di lengan sang Suami. Tangan Abi Ahmed masih mengelus puncak kepala Umi Iza memberikan penenangan.

"Abi baik-baik saja selama Umi di samping Abi, lihat..Abi sudah sehat kan. Itu hanya masalah kecil" Abi mencium kening Umi penuh rasa sayang.

"Kak Sameer ayo kita pulang saja, disini kita tidak dianggap" Rajuk Humaira yang tidak tahan melihat keromantisan pasangan lanjut usia itu.

"Sepertinya kita menjadi obat nyamuk" goda Sameer mendengus sebal diiringi senyuman. Sameer lega melihat kondisi sang Abi yang baik-baik saja, tidak sampai berakibat fatal pada kondisi jantungnya.

"Kalian ini mengganggu saja" gerutu Abi Ahmed tertawa kecil.

"Abi ini.." Umi Iza menepuk pelan lengan sang suami.

Ketegangan yang sedari pagi terjadi diantara mereka kini menguar begitu saja mengembalikan senyum kebahagiaan.

"Abi.." panggil Sameer pelan menghentikan tawa mereka. Wajah Sameer berubah serius. Jantung Sameer mendadak berdegup kencang, bulir keringat mulai nampak di wajah tampannya. Gugup lebih mendominasi ekspresi wajahnya saat ini. Sameer mencoba meredam rasa gugup itu, Sameer ingin menyampaikan keputusannya akan permintaan Sang Abi dan Sang Umi.

"Setelah Sameer memikirkan secara matang, Sameer bersedia menikah dengan Humaira" kata Sameer hati-hati sembari menatap wajah mereka bergantian. Sameer menghembuskan nafas kasarnya, mengusir ketegangan yang sempat menyelimuti hatinya.

"Maksud kakak apa? Pernikahan apa?" Humaira terkejut sekaligus linglung, sesaat sebuah pernyataan terlontar dari bibir Sameer mengenai pernikahan.

"Nak, mau kah kau menikah dengan Sameer?" tanya Abi Ahmed.

Humaira terdiam...

Mencerna setiap perkataan yang terlontar dari mereka.

Pernikahan? Dia dan Sameer menikah?

Humaira tidak dapat berpikir kenapa Abi dan Umi memintanya menikah dengan Sameer, sedangkan Humaira mengerti siapa yang ada di hati Sameer.

****

Flashback..

Humaira yang baru selesai membuat sarapan di dapur, di minta Umi Iza memanggil Sameer dikamarnya karena pagi ini Sameer ada meeting penting dikantor.

Sesampainya Humaira didepan pintu kamar Sameer, samar-samar Humaira mendengar pembicaraan Sameer ditelpon dengan seseorang yang entah siapa ia tidak tahu. Yang jelas dari suara itu terdengar kalau yang sedang berkomunikasi dengan Sameer adalah seorang laki-laki.

"Bagaimana? Apa kau sudah menemukan Elena?"tanya Sameer penuh harap. Berharap akan mendapatkan berita bahagia dari si penelepon diujung sana.

"Belum Tuan, saya belum mendapatkan informasi apapun mengenai nona Elena"

"Apa kau bilang? belum menemukannya? Ini sudah dua tahun tapi kau masih belum bisa menemukannya. Kau ini tidak becus bekerja ya" bentak Sameer di seberang telpon. Rahangnya menegang menahan gejolak emosi yang mulai menguasai hatinya.

"Maafkan saya Tuan, saya akan lebih bekerja keras lagi untuk menemukan nona Elena"

"Kalau sampai kau belum menemukan Elena atau belum mendapatkan kabar tentang Elena, bersiap kau angkat kaki dari perusahaan dan jangan pernah muncul lagi di hadapan ku. Aku tidak butuh pegawai tidak becus seperti mu" ancam Sameer. Sameer menutup telponnya kasar sembari membanting ponselnya begitu saja.

Selama dua tahun ini Sameer mencari keberadaan gadisnya. Gadis pemilik hatinya.

Sameer memandang bingkai foto berisi wajah Elena, gadis cantik berambut hitam panjang senyum yang merekah. Gadis berkulit sawo matang khas orang Indonesia. Sameer begitu memuja gadis itu, memuja akan kesempurnaan yang dimiliki gadis itu.

"Sayang..kamu dimana? Aku sudah mencari mu sangat lama tapi kau menghilang tanpa kabar" Sameer memandangi wajah Elena yang tersenyum di foto itu.

"Aku merindukan mu Elena, sangat merindukan mu. Selamanya aku akan menunggu mu. Menunggu mu datang kembali kepada ku, karena sesungguhnya hanya diri mu yang ada di hati ku" Sameer mencium foto Elena penuh cinta.

Cintanya sungguh besar kepada wanita itu. Wanita yang sudah menemaninya selama 4 tahun dan menghilang dua tahun lalu sesaat ia selesai meminang gadisnya.

Humaira yang mendengar semua perkataan Sameer merasakan sakit di dadanya, air matanya tiba-tiba mengalir. Humaira tidak menyangka pria yang selama ini selalu ia sertakan di setiap doanya telah memiliki pujaan hati. Bahkan seluruh hati Sameer telah di kuasai gadis bernama Elena.

Humaira dapat melihat kalau cinta Sameer begitu besar untuk Elena, dan Humaira pikir Elena juga punya rasa cinta yang sama besarnya pada Sameer.

Humaira percaya kepergian Elena yang mendadak bukan tanpa sebab, justru mungkin ada penyebab lain yang tidak bisa di ungkapkan Elena kepada Sameer dan orang tua Sameer. Humaira yakin itu.

Flashback end

****

Humaira masih diam membisu mendengar permintaan Abi dan Umi. Humaira merasa ragu, kalau dia menerima Sameer. Apa Sameer bisa mencintainya?. Apa Sameer akan menjaga dan melindunginya sebagai seorang istri bukan sebagai seorang adik. Humaira bingung keputusan apa yang akan ia ambil.

"Nak..." Abi Ahmed menggenggam lembut tangan Humaira menyadarkan Humaira dari lamunannya.

"Humaira Az-zahra maukah kau menjadi istri ku dan melengkapi ibadah ku" ujar Sameer menatap Humaira penuh pengharapan.

Humaira menundukkan kepalanya semakin dalam, air mata mulai mengenang di pelupuk matanya. Ada rasa haru, bahagia, ragu sekaligus tidak percaya kalau Sameer akan menghitbahnya.

"Humaira tidak...." Humaira mengambil napas dalam-dalam.

****

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

berawal dari menimang
berlanjut dengan meminang, wkwkwk 🤣🤣🤣

2022-03-08

0

Ifhon

Ifhon

simak dulu..

2021-08-08

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

masih nyimak
koq si humaira bisa ada di keluarga sameer
orang tua &keluarga nya humaira di mana

2021-01-31

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!