5

Athena datang membawa segelas kopi dan beberapa lembar kertas yang akan di berikannya kepada Delano.

"Apa nih?" tanya Delano penasaran.

"Lembaran yang ini udah aku isi semuanya tentang aku, mulai dari apa yang aku sukai kaya makanan kesukaan aku, warna favorit aku, serta hal-hal yang aku gak suka. Terus lembaran yang ini tentang kamu yang harus kamu isi, besok harus kasih ke aku...," jelas Athena panjang lebar agar dapat di mengerti oleh Delano.

"Haaa?" Delano dan Ardan melongo mendengar penjelasan dari Athena.

"Serius ini maksudnya gimana?" Delano masih kebingungan mencerna apa yang di maksud oleh Athena.

"Kemaren kan kamu bilang sebelum menjalin hubungan dengan seseorang aku harus mencari tau banyak hal tentang orang itu terlebih dahulu...," jawab Athena polos.

"Masa nanya langsung ke orangnya... Kalau kaya gitu mah pasti aku tulis yang baik-baik tentang aku," ucap Delano.

"Jadi aku harus tanya ke siapa?" tanya Athena dengan polosnya.

"Ya tanya ke orang lain, aku tuh gimana... Biar kamu tau baik buruknya aku...," jelas Delano kemudian, ia berharap gadis itu mengerti namun sepertinya Athena masih saja tidak mengerti.

"Enggak ah, lebih baik tanya langsung ke orangnya. Kalau denger kamu dari cerita orang, nanti jatuhnya fitnah...," jawab Athena yang masih bersikeras membenarkan pendapatnya.

"Fitnah gimana?" tanya Delano heran.

"Kalau ternyata omongan orang ada yang gak bener tentang kamu kan jatuhnya fitnah. Pokoknya yang tau siapa kamu ya cuman diri kamu sendiri!" tekan Athena yang tidak ingin berdebat.

"Yaudah, nanti aku isi...," ucap Delano yang juga tidak ingin lagi berdebat.

"Terus ini juga di isi...", Athena menyodorkan lagi kertas kecil ke tangan Delano.

"Ini apa lagi nih?" tanya Delano yang sedikit pusing dengan perbuatan Athena.

"Ini list yang akan kita lakukan selama kita berpacaran," jawab Athena sambil nyengir.

"Heeee...?" Ardan merebut kertas yang ada di tangan Lano dan melihat apa saja daftar keinginan yang di tulis Athena di kertas itu.

List yang akan di lakukan selama kencan (Delano dan Athena)

- Pergi nonton ke bioskop

- Pergi berbelanja ke mall

- Makan malam romantis di cafe

- Memasak bersama

- Pergi piknik

- Liburan bareng

Ardan yang membaca geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya.

"Yakin mau menuruti keinginan dia?" tanya Ardan kepada Delano.

"Haha kayanya enggak yakin kak...," jawab Delano segera.

"Ih harus mau ya...," bujuk Athena.

"Emang sejak kapan aku mau pacaran sama kamu...," ucap Delano membuat Athena kesal dan marah.

"Dah ah, malesin...." Athena menanggapinya dengan tidak senang.

"Kamu pulang aja...," usir Athena kemudian.

Merasa di usir Delano pun memilih untuk segera pulang ke rumahnya.

Athena tidak mencegah dan membiarkan Delano pergi begitu saja.

Gadis itu berlari memasuki kamar dan memilih untuk langsung rebahan.

Ia ingin tidur dan melupakan apa yang di katakan Delano kepadanya.

"Na...," Panggil kakaknya dari balik pintu.

"Masuk aja, gak di kunci kok," sahut Athena dari dalam kamar.

"Nih undangan...." Ardan menyerahkan sebuah undangan pesta yang di berikan Lano.

"Ini undangan siapa?" tanya Athena yang tidak mengenali nama penyelenggara pesta.

"Gak tau... Tadi Lano yang meminta untuk memberikannya ke kamu...," jelas Ardan yang berhasil membuat Athena tersenyum kegirangan.

"Ih acaranya nanti malam... Mana temanya hitam, aku kan gak punya gaun warna hitam," ucap Athena sedikit panik.

Gadis itu lalu membongkar se isi lemari sehingga membuat semua baju bertebaran di mana-mana.

"Nah kan gak ada...." Athena teriak histeris ketika tidak menemukan sehelai pun gaun warna hitam.

"Kakak, temenin aku ke mall ya...," pinta Athena memohon agar kakaknya mau menemaninya membeli gaun untuk di gunakan nanti malam.

"Oke," jawab Ardan menyetujui permintaan adiknya.

Saat itu juga mereka langsung berangkat ke pusat perbelanjaan terbesar yang ada di kota mereka.

Ardan menunggu di depan toko sementara Athena sibuk memilih gaun yang akan di beli.

Sudah terhitung dua jam sejak mereka sampai, namun Athena masih belum membeli sehelai pun pakaian.

"Masih belum nemu yang pas?" tanya Ardan yang mulai capek melihat adiknya kesana kemari tetapi tidak juga membeli.

"Belum...," sungutnya.

"Ambil itu aja...," tunjuk Ardan ke arah patung yang terletak di sebelah Athena.

"Gak mau, jelek... Ini mah buat ibuk-ibuk," jawab Athena menolak.

"Ribet banget jadi cewek!" celoteh Ardan.

Setelah cukup lama dan ternyata Athena masih belum bisa menentukan pilihannya. Ardan memilih untuk ke kamar mandi terlebih dahulu.

"Na, kakak ke kamar mandi bentar ya... Nanti tunggu di sini aja kalau udah selesai milih...," Pesan Ardan kepada adiknya yang kemudian di iyakan.

Saat ia berjalan sambil berusaha menyalakan rokoknya, tanpa sengaja Ardan menabrak seorang wanita paruh baya.

"Maaf...," ucap Ardan mencoba membantu membereskan belanjaan wanita yang di tabraknya.

"Sekali lagi maaf ya tante..," ucap Ardan lagi yang merasa bersalah kepada wanita tersebut.

Betapa terkejutnya Ardan ketika melihat bahwa wanita yang saat ini di depannya tidak lain adalah ibu kandungnya, ibu yang melahirkannya ke dunia.

Ardan menatap ibunya dengan tatapan tajam sementara ibunya terlihat meneteskan air mata saat melihat Ardan.

Air mata sang ibu terus mengalir ketika melihat putranya sudah tumbuh besar.

"Ardan...," panggilnya dengan terisak.

Ardan tidak menyahuti dan memilih untuk membuang muka.

"Ardan... Maafin ibu...," ucap ibunya memohon agar putranya memaafkan kesalahannya.

"Ardan... Ibu sangat merindukanmu nak...," ucap ibunya lagi yang masih saja menangis.

"Ardan tolong lihat ibu, ibu sangat merindukan Ardan. Ibu senang karena bisa bertemu lagi dengan Ardan..,"

Ardan terlihat murka dan marah mendengarnya.

Bagaimana tidak, ibunya sudah membuang dirinya dan juga adiknya demi orang lain yang bukan siapa-siapa.

Ardan beranggapan bahwa wanita yang mengaku ibunya telah merasakan hidup enak sementara ia dan adiknya harus merasakan kurangnya kasih sayang seorang ibu.

"Kamu bukan ibuku!!!" Ardan mendorong tubuh wanita itu hingga jatuh.

"Jangan sesekali kamu berani muncul di hadapanku, atau adikku!!!" kecam Ardan dengan emosi.

"Kamu bilang kamu seorang ibu? Apakah ada peranmu sebagai ibu? Apakah kamu pernah memasak makanan untukku atau adikku? Apakah kamu pernah menghiburku di saat aku menangis? Tidak pernah! Kamu hanya luka bagi aku, papa dan juga Athena! Jadi kamu tidak pantas menyebut dirimu seorang ibu..."

"Dan satu hal lagi... Semenjak kamu meninggalkan rumah di saat itu juga aku sudah menganggap dirimu mati. Jadi aku merasa tidak senang jika bertemu dengan kamu!!!" kecam Ardan.

"Kakak...," panggil Athena.

"Ada apa kak?" tanya Athena ketika melihat seorang wanita tengah menangis di bawah kaki Ardan.

Saat Athena berjalan mendekat, wanita itu langsung menolehkan wajahnya hingga Athena tidak dapat melihat dengan jelas wajah wanita itu.

"Ayo kita pulang!" ajak Ardan kepada adiknya.

"Kakak belum menjawab pertanyaanku!" G

gerutu Athena setelah di tarik paksa oleh Ardan keluar dari tempat perbelanjaan.

"Ibu-ibu tadi kenapa menangis?" tanya Athena yang masih penasaran.

"Dia ketahuan mau mencopet uang kakak, jadi dia memohon untuk tidak di laporkan," jawab Ardan bohong dan di percaya langsung oleh Athena.

Terpopuler

Comments

ρυρυƬ

ρυρυƬ

Pasti ada alsan ibunya pergi 🤔 udah terima lagi gimanapun ibu yang melahirkan kamu, alasan yang gak bisa jelaskan mungkin

2022-06-30

0

🕊❤️WINNY💚ᴇ𝆯⃟🚀

🕊❤️WINNY💚ᴇ𝆯⃟🚀

semoga cepat bertemu ibunya

2022-06-30

0

kisah ibu dan anak yg membingungkan 👍🏻🗿

2022-06-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!