3

Sebagai seorang gadis yang tidak memiliki pengalaman dalam berpacaran membuat Athena terlihat gugup. Ia berusaha menutupi kegugupannya dengan tidak melirik ke arah pria yang saat ini tepat di sampingnya.

Berduaan dengan seorang pria menikmati angin malam yang berhembus di tepi pantai sungguh pengalaman pertama yang mungkin tidak akan bisa di lupakannya.

Sesekali gadis itu merapikan rambutnya yang tergerai tertiup angin.

"Pakai nih...." Delano menyodorkan jaket kulit yang ia gunakan.

"Nggak usah, nanti kamu kedinginan," tolak Athena yang tidak ingin Delano mati kedinginan.

"Aku udah biasa dengan angin malam, jadi gak ngaruh mau pakai jaket atau enggak!" Delano membantu memakaikan jaketnya ke tubuh Athena agar gadis itu tetap hangat.

"Makasih...," ucap Athena sambil tersenyum ke arah Delano.

Bukannya menjawab Delano malah protes kepada Athena. Tempat yang seharusnya sebuah cafe yang di penuhi lampu-lampu dan lilin, ternyata tidak seperti yang terdapat di foto yang Athena perlihatkan.

Tempatnya cukup gelap dan tidak banyak lampu, hanya bisa duduk di bawah payung-payung yang memang sudah di sediakan di sekitar pantai dan untung saja tempat ini cukup ramai.

Saat itu entah kenapa tiba-tiba Athena mencubit lengan Delano.

"Ih sakit tau...," ucap Delano sambil meringis kesakitan.

"Coba liat orang yang di sebelahku ngapain," bisik Athena di telinga Delano.

Delano langsung melirik ke pasangan yang di tunjuk Athena.

"Ya aku melihatnya, sepertinya tempat ini tidak cocok dengan kita, tempat ini lebih seperti tempat berbuat mesum," bisik Delano ke telinga Athena, ia berusaha berbicara sepelan mungkin agar tidak terdengar ke telinga yang lain.

"Iya, ayo kita pulang aja!" ajak Athena yang mengerti maksud dari ucapan Delano.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Athena dan Delano tak henti-hentinya membahas pengalaman yang mereka dapatkan pada malam itu.

Mereka sadar bahwa ke pantai di malam hari bukanlah tempat yang cocok untuk anak seusia mereka.

Sesampainya di rumah Athena terlihat waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Delano ingin secepatnya pamit namun Athena selalu menahannya untuk tetap menemaninya.

"Ayolah masuk dulu!" pinta Athena memohon dan mencoba menarik Delano agar mau masuk ke rumahnya.

"Na... Ini udah malem banget tau, gak enak ah...," tolak Delano.

"Ih masa kamu tega aku niup lilin sendirian...," ucap Athena sambil memperlihatkan kue ulang tahun yang memang sempat mereka beli di perjalanan menuju ke rumah.

"Oke baiklah...," dan lagi-lagi Delano memenuhi permintaan gadis itu.

Saat Delano memasuki rumah Athena, ia cukup kagum dengan apa yang terdapat di rumah itu.

Rumahnya terlihat mewah seperti rumah orang kaya pada umumnya. Dan betapa lucunya ketika mengingat ucapan Athena saat mengajak dirinya kencan.

"Ayo duduk," ucap Athena mempersilahkan Delano untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Kamu tunggu di sini, aku akan pergi mengambil cemilan dan membuatkanmu minum,".

Tidak butuh waktu lama, Athena datang membawa nampan yang berisi cemilan kacang-kacangan dan air jeruk yang baru saja di peras.

"Ayo minum, jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri," ucap Athena sambil menyalakan lilin yang terdapat di atas kue ulang tahunnya.

"Anu... Soal tadi pagi...," ucap Delano yang terlihat bingung bagaimana ia harus mengatakannya kepada gadis itu.

"Iya kenapa?" tanya Athena menatapnya.

"Kamu bilang alasan kamu mengajakku kencan karena aku orang kaya,".

"Ya tentu saja...," jawab Athena.

"Kamu bohong!" tuduh Delano.

"Kenapa aku bohong?" tanya Athena tidak mengerti.

"Untuk seseorang yang rumahnya seperti ini, aku yakin kamu bukanlah seorang gadis yang kekurangan uang," jelas Delano cukup yakin.

"Jadi...?"

"Aku ingin tau alasan sebenarnya dari kamu... Aku tidak mengerti, karena semuanya terlalu tiba-tiba. Selama tiga tahun kita sekelas, kita bahkan tidak pernah berbicara sepatah kata pun. Kamu bahkan tidak mengetahui apa-apa tentangku, lalu bagaimana mungkin kamu mengajakku kencan?" Papar Delano yang masih belum mengerti dengan sikap Athena.

"Ya, lalu kenapa kalau aku gak tau tentang kamu?".

"Ya gak boleh dong, sebelum kamu mengajak seorang pria untuk berhubungan dengan kamu, kamu harus mencari tau lebih dulu bagaimana pria tersebut? Bagaimana jika

pria yang kamu ajak kencan ternyata psikopat, pencuri, mesum dan lain-lain... Apa kamu gak berpikir tentang itu?" Lagi-lagi Delano mencoba menjelaskan kepada Athena bahwa sikapnya itu sudah salah.

"Tapi kamu bukan pria yang kaya gitu kan?" tanya Athena seperti tidak peduli.

"Ya enggak sih...," jawab Delano.

"Ya sudah, berarti aku nggak salah orang dong," tukas Athena sambil meniup lilin dan kemudian memotong kuenya.

"Buka mulut... Aaaa gitu...," pinta Athena dan lagi-lagi di turuti oleh Delano.

"Gimana, aku pacar yang baik bukan?" tanya Athena sambil tertawa sumringah.

Delano tidak ingin menanggapi omongan Athena, ia merogoh ponsel yang terdapat di saku celananya dan melihat pesan masuk dari ibunya.

0886787216175

(Ibu)

~ Lano, kamu dimana nak? Sudah pukul 2 malam, sebaiknya kamu pulang sekarang juga, ibu khawatir.

Setelah membaca pesan masuk dari ibunya, Delano segera pamit untuk pulang ke rumah.

Tentu saja dengan susah payah Delano membujuk Athena untuk mengijinkannya pulang.

Delano bahkan mencari-cari alasan hingga akhirnya Athena membiarkannya pergi.

Sesampainya di rumah, Delano langsung masuk dan berbaring di kamarnya.

Sosok Athena masih terbayang di kepalanya hingga ia kesulitan untuk tidur.

Gadis itu bahkan tidak mengijinkanku untuk tidur' dengusnya sambil tersenyum kecil.

Ia masih mengingat jelas kejadian di rumah Athena sewaktu ia baru saja menaiki motor.

Gadis itu menanyai Delano tentang sesuatu yang mungkin mengganjal di benak dan di pikirannya.

"Bagaimana jika yang terjadi hari ini bukan aku yang melakukannya? Anggap saja yang mengajak kencan adalah gadis lain, apakah kamu akan membiarkan gadis lain tersebut mengikutimu kemana pun kamu pergi? Apakah kamu juga akan membiarkan gadis tersebut menaiki motormu dan mau menemaninya kemanapun ia mau pergi?" tanya Athena saat itu juga.

Delano memang tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang di ajukan Athena secara tiba-tiba.

Setelah merenungi cukup lama, Delano baru menyadari bahwa jika bukan Athena tentu saja ia akan menolak dengan tegas bahkan mungkin akan memarahinya jika terus mengganggunya.

Delano bahkan tidak pernah membiarkan gadis mana pun untuk menaiki motornya, dan ia sendiri juga tidak mengerti kenapa Athena adalah pengecualian.

Sementara di lain tempat terlihat bahwa Athena juga mengalami kesulitan untuk tidur.

Berbagai cara sudah ia coba agar dapat melupakan sosok pria yang baru saja ia temui.

"Oke ayo kita belajar...," serunya sambil bangkit dari kasur yang ia tempati.

Athena merasa bahwa belajar adalah obat tidur yang paling ampuh.

Ia meraih ransel yang terletak di atas meja dan membaca buku yang sempat ia pinjam di perpustakaan.

Tanpa sengaja gadis itu melihat secarik kertas yang terselip pada buku lalu membacanya.

Terpopuler

Comments

ρυρυƬ

ρυρυƬ

Surat dari siapa 🤔 bikin penasaran tiba² ada ditas

2022-06-30

0

🕊❤️WINNY💚ᴇ𝆯⃟🚀

🕊❤️WINNY💚ᴇ𝆯⃟🚀

surat dari siapakah itu 🧐

2022-06-30

0

intan 💍💞😘 OFF 👋

intan 💍💞😘 OFF 👋

masaa begitu d ajak pacaran, No lgsung mau🤔🤔

2022-06-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!