" ini bos nomor Wa Nuna, siapa tau bos membutuhkannya" kata Sendi menyodorkan secarik kertas padaku.
"aku ga butuh!" jawabku sambil berpaling muka.
"ya sudah, terserah bos saja" kata Sendi tanpa memindahkan kertas yang berisi nomor Wa gadis introvert tersebut.
"bos, sepertinya sudah tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan, apa tidak sebaiknya kita kembali ke kantor?"lanjut Sendi.
"oke, kita balik sekarang, kamu bayar dulu sana!" perintahku.
Ketika Sendi beranjak ke kasir, diam diam aku menyimpan kertas yang tadi diberikan Sendi, Sendi sempat melirikku dan dia hanya tersenyum culas.
"ayo bos..." ajak Sendi pura pura tak tau dengan keberadaan kertas di meja tadi.
"dasar keras kepala, pake gengsi segala!" gerutu Sendi.
🍑🍑🍑🍑🍑🍑
Akupun menyimpan nomor Wa gadis itu di ponselku, tapi aku masih enggan untuk menghubunginya, entah karena terlalu gengsi mungkin.
Aku tetap memgawasinya dalam diam melihat setiap gerak geriknya setiap kami bertemu di cafe, jujur aku jadi sangat bersemangat untuk bertemu dengannya lagi dan lagi.
Wajahnya yang cantik dengan sifatnya yang cuek, cukup membuat hatiku bergetar, padahal awalnya aku terganggu karena kelakuannya yang diam diam memperhatikanku bahkan dia memotretku tanpa ijin, entah apa dia sudah menghapus foto fotoku atau belum.
Sepertinya, aku mulai tertarik mengambil gambarnya secara diam diam, semakin diperhatikan wajahnya semakin cantik.
🍌🍌🍌🍌🍌🍌
"testing" isi wa dari nomor tak di kenal.
Aku memang selalu mengabaikan panggilan atau pesan dari nomor tak dikenal tak terkecuali dengan nomor yang sekarang mengirimiku pesan.
"heh kau gadis introvert" nomor itu mengirim pesan lagi.
"siapa dia? berani beraninya menyebutku introvert" gumamku sambil menatap layar ponselku.
Aku tetap mengabaikannya, meskipun aku mulai penasaran siapa yang mengirimiku pesan wa dan darimana dia mendapatkan nomorku.
Tiba tiba terlintas dalam pikiranku, apa jangan jangan ini nomor Sendi?? karena dia juga tau dengan nomor waku.
Dengan malas, aku mencoba membalas nomor tak di kenal tersebut.
"apa ini kau Sendi?" balasku.
Lama tak ada balasan,
"saya bukan Sendi" jawaban nomor tersebut.
"lalu siapa kau?" balasku.
"tebak saja kalau tau"
"cih... aku lagi ga mood main tebak tebakan, ya sudahlah tak ada gunanya menanggapi orang sinting!" balasku.
"apa? orang sinting? berani beraninya kau!"
Aku tak menanggapinya lagi karena menurutku sangat tidak penting untuk membalasnya lagi.
"hei kau, berani beraninya kau menyebutku sinting! kau akan menyesal jika tau siapa aku" dia mengirimiku wa lagi.
Aku tetap mengabaikannya lalu mematikan ponselku agar bunyi notifikasinya tak menggangguku yang sedang mengerjakan tugas kuliah.
🍆🍆🍆🍆🍆🍆
"Nun, jangan lupa ntar pulang kuliah, kita nongkrong lagi di cafe" kata Pita mengingatkan.
"iya iyaaa nona..." jawabku.
"ya udah aku ke kelas dulu ya" kata Pita dan Lena.
"bye...." kataku.
Sepulang kuliah, kami bertiga langsung menuju cafe, disana sudah ada Sendi dan Dimas duduk ditempat biasanya. aku berusaha bersikap biasa di depan mereka.
"hai... sekali kali nongkrongnya gabung yuk" ajak Sendi.
"oke juga..." kata Pita sambil menarik kursi di sebelah Sendi dan Lena ikut di sampingnya.
"ayo duduk Nun..." kata Sendi.
Aku melirik sekilas, hanya ada satu kursi kosong yaitu di samping kursi Dimas.. ah... tidakkk.... aku tak bisa duduk bersebelahan dengannya.
"eh anu.. aku duduk disana aja ya.. aku mau download drakor dan disana sinyalnya lebih bagus" kataku beralasan.
Dimas menatapku dengan kesal,
"disini sama bagusnya kok Nun, ayo duduk...." kata Pita sambil menarikku duduk dikursi.
"aduh..." seruku karena Pita menghempaskanku dengan kasar.
Dimas tak bergeming, dia hanya menatapku sekilas lalu membuang muka, dan mulai sibuk kembali dengan laptopnya.
"oya kenalin, ini bosku, namanya Dimas...." kata Sendi memperkenalkan Dimas pada kami.
"hai Dimas..." sapa Pita dan Lena hampir bersamaan.
Dimas hanya menganggukkan kepala dan tersenyum sekilas.
"Nun, apa kamu ga mau menyapa temanku?" kata Sendi yang melihatku hanya menunduk.
"eh...iya... hai Di..Dimas.." kataku tergagap saking nervousnya.
Dan apa balasan Dimas? dia hanya diam bahkan tak menoleh kearahku sama sekali.
"sialan!" ucapku dalam batin.
Aku meletakkan buku dengan keras sehingga membuat gelas gelas di atas meja bergetar,
"kamu kenapa Nun?" tanya Lena.
"gapapa kok, maaf bukunya licin jadi ga sengaja jatuh ke meja" jawabku.
Aku berusaha bersikap santai dan cuek, aku mengerjakan tugas kuliahku dan dilanjutkan dengan mendownload drakor, sedangkan kedua sahabatku sedang asyik ngobrol dengan Sendi. dan Dimas, dia juga sibuk sendiri dengan laptopnya.
"akhirnya selesai juga...." seruku.
"apanya yang selesai?" tanya Sendi.
"tugas kuliah dan download drakor kesayanganku lah..." jawabku senang.
"wahhh, kamu cekatan juga ya, mengerjakan dua duanya sekaligus dalam waktu singkat" puji Sendi.
"makasiiih..." jawabku.
"cih...." tiba tiba Dimas bersuara.
"kenapa bos?" tanya Sendi.
Dimas hanya menjawab dengan lambaian tangan sedang matanya tetap fokus pada laptop.
"ya udah kalo gitu aku pulang dulu ya, Len, Pit, kalian mau pulang atau masih mau disini?" tanyaku.
"kok buru buru sih?" tanya Sendi.
"aku capek, pengen rebahan di kost" jawabku.
"kamu duluan aja Nun, kami disini dulu ya.." jawab Pita.
"oh ya udah,, aku duluan ya... bye... dan Sendi makasih traktirannya" kataku sambil tersenyum pada Sendi.
"bukan aku yang mentraktir, tapi bos Dimas" jawab Sendi menoleh pada Dimas yang tak bergeming.
"oooooo.... ya sama sajalah... pokoknya terimakasih" kataku lalu pergi begitu saja.
"hati hati Nun..." kata Sendi sambil melambaikan tangannya.
Aku berjalan dengan langkah gontai, baru beberapa meter, tiba tiba ada yang mencekal tanganku, aku tersentak dan menoleh,
"apa apaan sih, ga sopan!" kataku berusaha melepas tanganku.
"ayo ikut....!" katanya sambil menyeretku ke sebuah mobil.
"ikut kemana?" tanyaku sambil meringis.
"udah ayo naik" katanya sambil membuka pintu mobilnya.
Dan sekarang aku sudah berada di dalam mobil Dimas, berdua saja dengannya, dia melajukan mobilnya menjauh dari kostku.
"kamu apa apaan sih?? kita mau kemana?" tanyaku merasa tak senang.
"kamu diem aja!" jawabnya ketus.
"awas saja kau berani macam macam, ku laporkan polisi!" kataku tak kalah ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Eka Supriyani
bucin ye
2020-12-13
1
🌹Fina Soe🌹
betul bilang nuna...orang sinting..😁
2020-11-25
1
tesya
waduhhh...main tarik aja.
anaknya orang ituhhh..babang..😁😁
2020-11-12
1