Bag.2

Hampir sebulan lamanya aku jadi penguntit, hehe.. penguntit cowok tampan yang sering ku lihat di cafe, hanya aku yang melihatnya, sedang dia tidak.. bahkan mungkin tak merasakan kehadiranku.

Sudah banyak foto yang aku dapatkan, setiap bertemu dengannya aku selalu memotretnya, ketampanannya makin hari makin meningkat saja, membuatku makin gila tapi aku takut dan gengsi untuk berkenalan terlebih dulu.

"sepertinya dia seorang ceo yang menangani pembangunan proyek perumahan deket kampusku deh, pantesan aja dia sering disini" gumamku.

"heh... lagi liatin apa nonaaa cantikkkk...." kata Lena.

"eh... enggakk... aku ga liatin apa apa, lagi mikir mau download drakor apa" jawabku berbohong, aku malu jika sampai ketahuan memperhatikan cowok ganteng di hadapanku ini.

"iyaaa nih daritadi ngelamun aja kamu nun, bingung banget kayaknya" tambah pita.

" iya jelas bingung lah secara gitu loh... drakor makin banyak yang bagus bagus, bingung mau nonton yang mana duluan" jawabku sambil membereskan buku bukuku yang berserakan di atas meja cafe.

"kamu mau kemana kok udah beres beres nun?" tanya Lena.

"Aku mo balik, gerah pengen cepet balik ke kost dan mandi" jawabku.

"wah aku belom kelar nih downloadnya nun" sahut Pita.

"ya kalian disini aja dulu, aku balik dulu ya,bye" pamitku.

Ketika aku melewati meja cowok tersebut, tatapan kami bertemu, saking gugupnya aku langsung membuang muka dan berjalan cepat keluar dari cafe.

"duhhh jantungku.... mau copot rasanya diliatin dia" kataku sambil mengelus dadaku yang berdebar debar.

"akh..... dia akhirnya ngeliat aku juga" seruku senang, berkata pada diri sendiri.

🌶🌶🌶🌶🌶🌶

Dimas Pov

"Sen, kamu liat gadis di depanku?" kataku pada Sendi yang langsung mengalihkan pandangannya pada gadis di meja pojokan.

"iya saya liat, kenapa bos?" tanya Sendi.

"Sepertinya dia sedang memperhatikan kita, aku selalu melihatnya duduk disana setiap kita kemari, entah dia sendirian atau dengan teman temannya" kataku.

"saya ga terlalu memperhatikannya bos, tapi dia gadis yang cantik bos, sepertinya anak kuliahan kalo diperhatikan dari penampilannya" jawab Sendi.

"dan dia suka memotret secara diam diam" kataku lagi.

"bos, kok bos tau secara detail apa yang dia lakukan?? bos memperhatikannya?? jangan jangan bos naksir dia ya?" jawab Sendi dengan penuh selidik.

"kamu jangan ngomong sembarangan, saya hanya ga suka ada yang melihat seakan ingin menerkam bahkan dengan sengaja memotret" sergahku kesal dengan ucapan Sendi.

"apa mungkin dia suka sama bos? sampai harus memotret secara diam diam?"

"dia suka sama saya atau sama kamu, itu bukan urusan saya! cuma saya risih aja harus ditatapnya setiap hari"

" tapi gimana lagi bos? cuma disini tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil meninjau lokasi pembangunan dan satu lagi bos, dia ga mungkin sedang memperhatikan dan mengambil foto saya, karena posisi saya membelakangi dia!"

"terserah kamu!" jawabku dengan gusar.

"siapa gadis ini sebenarnya dan apa tujuannya mengambil fotoku secara diam diam?" gumamku dalam hati.

End Pov.

🍳🍳🍳🍳🍳🍳

Setelah kejadian saling menatap tempo hari, aku semakin bersemangat untuk bertemu dengannya di cafe, eitss... bukan bertemu tapi memperhatikannya dari jauh, hihi....

Ketika tengah asyik membaca buku, seseorang menghampiriku,

"maaf nona, apakah saya boleh bertanya sesuatu?" kata orang tersebut, ternyata dia laki laki yang sering bersama dengan pujaan hatiku.

"ya ada apa pak?" sahutku.

"boleh saya duduk?" katanya lagi.

"oya silahkan" kataku sambil mempersilahkannya duduk di bangku kosong yang ada di hadapanku.

"jangan panggil pak, kenalkan nama saya Sendi" katanya memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya.

"saya Nuna" jawabku tanpa membalas uluran tangannya.

Sendi nampak menarik uluran tangannya dengan raut wajah malu bercampur kecewa, terlihat dari senyum yang pudar dari wajahnya.

"dan yang sedang duduk disana, dia bos saya, namanya dimas" kata Sendi sambil menunjuk kearah tempat duduk pujaan hatiku.

"owhhh namanya dimas" kataku dalam hati,

"oooh.... dan apa yang akan anda tanyakan pada saya?" jawabku pura pura santai.

"bos saya merasa tak nyaman karena kamu memperhatikannya setiap dia kesini dan juga tak senang karena kamu memotretnya secara diam diam" kata Sendi.

Deghh.....

Aku sangat terkejut dengan apa yang di ucapkan Sendi barusan, ternyata kelakuanku selama ini ketahuan oleh dimas. sungguh aku benar benar malu sekarang.

"ma..maksud kamu apaa?? saya ga ngerti" jawabku sedikit gugup tapi dengan wajah sesantai mungkin.

"saya rasa kamu sangat mengerti dengan apa yang saya katakan barusan, dan bos saya berharap kamu menghapus semua foto yang sudah kamu ambil tanpa ijin" kata Sendi lagi.

Bagai di sambar petir, aku terpaku ditempatku, tak tahu harus menjawab apa atas yang Sendi katakan barusan.

"hei Nuna.... kenapa kamu diam?" panggil Sendi membuyarkan lamunanku.

"maaf...." hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku, lalu aku bergegas pergi dari sana tanpa menghiraukan Sendi dan tak berani menoleh sedikitpun pada Dimas yang sedang menatapku dengan tajam.

"hei Nun... Nuna... saya belom selesai bicara...." panggil Sendi kemudian.

Aku terus saja berjalan keluar, rasa malu sudah menguasai seluruh jiwa dan ragaku.

"bodohnya aku, menyangka dia tak mneyadari kelakuanku" racauku sambil menepuk jidatku.

Di pikiranku sekarang bagaimana caranya menghilang dengan cepat dan sejauh mungkin, aku sudah tak punya muka untuk sekedar berpapasan dengan Dimas lagi.

Terpopuler

Comments

Widia Astari

Widia Astari

aduh kok hati ku yg merasa ya ...🤣🤭

2021-08-12

1

Retno Raffa

Retno Raffa

aku pernah jg 😭

2021-08-07

1

Eka Supriyani

Eka Supriyani

hehehe

2020-12-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!