Happy reading
Mentari menyambut pasangan baru yang dimana kemarin mereka baru saja meresmikan hubungan mereka. Mungkin karena sangat lelah Sila kembali tertidur setelah melaksanakan shalat subuh, dan sekarang kedua nya sama sekali tidak terlihat merasa terganggu dengan sinar mentari kedua nya begitu nyenyak tertidur hingga seseorang mengetuk dan memanggil mereka berdua.
*tok tok tok
“Sila.. Regan ayo bangun, kalian gak mau sarapan apa” ujar Umi Annisa membangun kan pengantin baru itu dari balik pintu.
Sila yang merasa terganggu dengan suara tersebut pun terbangun, pelan tapi pasti matanya terbuka "Umi" gumam Sila mendengar suara Umi Annisa memanggilnya.
"Sila, Argan..."
"Iya mi" sahut Sila, saat hendak bangun Sila merasa sesuatu menahannya. Sila membuka selimut dan melihat tangan Regan yang memeluk pinggang nya.
Sila dengan pelan melepaskan tangan Regan yang melilit pinggang nya, sangat pelan karena takut membangunkan sang empunya.
Setelah lepas Sila segera turun dari kasur menuju pintu "Iya Umi" ujar Sila membuka pintu kamar nya sedikit, hanya untuk badannya.
"Alhamdulillah, akhirnya bangun juga. Ini udah siang loh sayang kalian belum makan juga jadi Umi bangun kan deh" kata Umi Annisa.
Sila tersenyum dan mengangguk "Iya Umi, yaudah Sila mau siap-siap dulu Regan nya juga belum bangun" kata Sila.
"Yaudah, setelah itu kalian turun makan ya Umi sudah panaskan makanya"
"Iya Umi" jawab Sila, Umi Annisa tersenyum ia pun berbalik tapi baru dua langkah ia berbalik "Oh iya sayang, mertua kamu udah pamit pulang tadi pagi. Mau pamit juga sama kalian tapi mereka
gak mau ganggu tidur kalian" jelas Umi Annisa.
"Iya Umi" ucap Sila, Umi Annisa tersenyum dan benar benar pergi. Melihat itu Sila kembali masuk ke kamar tak lupa menutup pintu nya.
Sila melihat Regan yang tidur begitu nyenyak pun memutuskan untuk membangun kan nya setelah ia mandi. Beberapa menit kemudian Sila sudah selesai dengan gamis panjang berwarna merah jambu dan jilbab yang senada. Sila terlihat begitu manis dengan gamis itu, gamis itu gamis pemberian dari mertua nya dan Sila sangat menyukainya.
Sila memakai tabir surya, meskipun ia di rumah tapi tetap memakai nya agar kulit nya tetap terjaga, tak lupa ia memakai pelembab bibir agar bibir nya tidak mudah kering. Setelah itu ia menghampiri kasur yang dimana Regan masih tidur bahkan posisi belum berubah "Regan bangun yuk, udah siang ini" kata Sila lembut membangun kan sang suami.
Umi nya sudah menasehatinya tetangga rumah tangga dan sikap seorang istri pada suaminya. Melihat Regan tidak terusik sama sekali Sila mengelus kepala Regan "Capek banget ya sampai nyenyak gini tidurnya" gumam Sila masih mengelus kepala Regan seraya menatap wajah tenang Regan ketika tertidur, tidak seperti pria itu terbangun wajah nya seperti selalu terlihat marah.
"Astaghfirullah, ini suami kamu loh Sila" gumam Sila kembali.
"Regan bangun, Regan bangun ini udah siang loh Regan" ujar Sila kembali membangunkan Regan. Sila menghela nafas, ini akan menjadi aktivis barunya untuk kedepannya.
Saat ia kembali membangun Regan handphone Sila berbunyi, Sila melihat ternyata mertua nya yang mengirim pesan.
*Via chat
Mama Rara
'Assalamualaikum sayang, kamu pasti susah banget kan membangunkan suami kamu. Mama kasih saran kami elus aja rahang suami kamu itu, pasti dia bangun. Regan itu sedikit sensitif sama sentuhan di rahang nya sayang'
'Waalaikumussalam ma, iya ma makasih ya saran nya. Sila mau coba semoga berhasil'
Setelah membalas pesan mertua nya Sila menyimpan handphone di nakas lalu menatap lekat wajah Regan "Sungguh tampan ciptaan mu ini ya Robb" batin Sila, ia mengelus rahang Regan sesuai saran mertua nya dan lihat Regan sudah menggeliat.
"Regan bangun, ini udah siang loh" ujar Sila masih mengelus rahang Regan, tiba-tiba tangan nya di tahan oleh tangan Regan. Regan bangun sehingga mata mereka bertatapan dengan wajah yang sangat dekat.
Keduanya bertahan diposisi seperti lima menit sebelum Sila sadar memalingkan wajahnya dan berdiri, tapi tangan nya masih di genggaman oleh Regan.
"A-aku bangunin kamu karena ini udah siang, dan kamu juga belum makan" ujar Sila cepat takut Regan akan marah pada nya.
Sila mendengar decakan dari suami nya. Tanpa berbicara sedikit pun Regan bangun menuju kamar mandi, untung saja Sila sudah menyiapkan pakaian untuk Regan tadi.
"Aku turun duluan ya, kamu nanti nyusul" ucap Sila pada Regan, meskipun ia tidak mendapat balasan tapi ia tahu kalau Regan mendengar nya jadi Sila keluar dari kamarnya turun ke lantai satu menuju dapur.
"Loh Regan nya mana sayang" tanya Umi Annisa melihat hanya putrinya saja yang ada.
"Baru mandi Umi, nanti kalau selesai baru menyusul" jawab Sila, Umi Annisa pun mengangguk mengerti.
"Ini masakan sudah Umi panas kan semua" kata Uni Annisa.
"Makasih Umi dan maaf Sila ngerepotin Uni" kata Sila tak enak merepotkan Umi nya.
"Enggak ngerepotin sama sekali sayang, yaudah Umi mau ke Abi dulu ya didepan" pamit Annisa. "Iya Umi"
Tidak lama kemudian Regan turun menghapiri Sila yang menunggu Regan di meja makan "Mau makan apa?" tanya Sila setelah Regan duduk di kursi.
"Terserah" jawab Regan singkat, ia memalingkan wajahnya menahan untuk tidak mengecup pipi Sila. Sila kenapa terlihat sangat manis hari ini, sial ada apa dengan gue, ini enggak seperti yang gue ingin kan.
Sila pun mengambil makanan yang apa adanya untuk Regan dan Regan sendiri tidak memprotes, ia makan dengan tenang hingga makanan nya ludes habis.
"Alhamdulillah" ucap Sila mengucapkan syukur setelah dirinya mereka kenyang.
"Mau Sila buatin apa?" tanya Sila tersenyum manis pada Regan yang sedang mengelap bibirnya dengan tissue. Sialan, kenapa dia selalu tersenyum manis sih.
Regan berdehem untuk menormalkan jantung nya yang sudah berdetak lebih cepat. "Kopi aja" Sila mengangguk mengerti, ia membereskan piring piring yang ada di meja "Kamu tunggu di ruang tengah aja ya" tanpa menjawab Regan berdiri dan pergi dari sana, Sila tersenyum tipis lalu membawa piring di wastafel untuk dicuci.
"Sapi. Kenapa gue enggak bisa mengendalikan diri gue sendiri saat bersama gadis itu" gerutuk Regan yang sudah duduk di sofa ruang tengah rumah Sila.
"Perempuan itu juga, kenapa suka banget senyum padahal kan senyum nya jelek banget, ia senyum nya jelek" cibir Regan, ia sudah seperti orang setres saat berbicara sendiri, untung saja enggak ada yang lihat.
Tak lama kemudian sila sudah datang membawa kopi untuk Regan "Ini kopi nya, dan ini camilan nya" Sila meletakkan semua itu di hadapan Regan.
"Hem" Regan hanya berdehem, sok keren. Yaaa meskipun memang dia sudah sangat keren sekarang.
Regan menyeruput kopi nya "Hem lumayan" batinnya memberi komentar pada kopi buatan Sila. Sepertinya ia akan kembali aktivitas baru nya, ia menyukai kopi buatan Sila dan akan menyuruhnya untuk membuat kan nya nanti.
Sila tersenyum bahagia karena Regan terlihat menyukai kopi buatan nya dan dan Regan terlihat sangat menikmati setiap ia meminum kopi tersebut.
***
"Sila pamit ya Umi" Sila memeluk Umi Annisa erat dan di balas oleh Umi Annisa tak kalah erat "Iya sayang, baik-baik ya sayang disana ingat pesan Umi" Sila mengangguk mengerti lalu melepaskan pelukannya, Sila melihat sang Abi "Abi..." ujar Sila manja memeluk Abi Adam.
"Putri Abi sudah besar sekarang ya" kata Abi Adam mendekap putri nya dengan sayang, memang sangat berat bagi seorang Ayah untuk menyerahkan putri nya dan berjauhan.
"Abi sehat-sehat ya, jangan nakal kalau di bilangin sama Umi" ucap Sila membuka Abi Adam terkekeh dan mengelus kepala putrinya.
"Iya sayang" jawab Abi Adam.
"Kami pergi ya Umi, Abi" kini giliran Regan yang berpamitan, ia manyalimi tangan kedua mertua nya.
"Jaga putri Umi ya Regan" kata Umi Annisa.
"Abi titip putri Abi, jangan pernah kau membuat nya menangis sekalipun Regan" ujar Abi Adam, Regan mengangguk menanggapi keduanya.
"Kami pamit, Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Tidak ada yang yang bersuara di dalam mobil hingga mereka sampai di bangunan apartemen, Regan memarkirkan mobilnya dan turun Sila pun ikut turun mengikuti Regan yang membuka pintu belakang mengeluarkan koper Sila.
"Bawa sendiri" kata Regan setelah menurunkan koper tersebut, Sila patuh menarik kopernya mengikuti Regan dari belakang.
"Masya Allah" gumam Sila mengagumi interior apartemen Regan, mata nya menyapu sekeliling apartemen nya sangat luar.
"Ini kamar lo dan di sebelah kamar gue. Meskipun kita sudah sah tapi gue gak mau kita satu kamar" kata Regan tanpa ekspresi, Sila mengangguk mengerti lagi pula ia juga sedikit tidak nyaman dengan kecanggungan seperti kemarin waktu mereka satu kamar dan satu ranjang.
Sila masuk ke kamarnya dan ia membali menuju kamar itu yang megah, Sila tersenyum lalu membawa koper nya di depan lemari yang ada di sana dan menyusun pakaian nya di sana.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
𝖘𝖙𝖗𝖔𝖇𝖊𝖗𝖞banana🍓🍌
𝖐𝖔𝖐 𝖇𝖆𝖜𝖆2 𝖘𝖆𝖕𝖎 𝖐𝖐 𝖙𝖍𝖔𝖗.... 🤭🤭
2023-03-18
2
Puteri Siliwangi
visual nya donk Thor biar semangat bacanya
2022-06-20
1
Sebutir Debu
ada yang lebih sensitif Thor 😁😁😁
2022-06-05
1