Saat ini Sila sedang di dandani oleh MUA nya, sebentar lagi mereka akan melaksanakan resepsi pernikahan mereka. Meskipun pernikahan ini dibilang privat tapi tamu undangan nya banyak yang datang.
Regan berdecak kesal menunggu Sila selesai, padahal Sila yang terlebih dahulu bangun dan mandi tadi. Tapi sekarang ia sudah selesai tapi wanita itu belum selesai juga.
"Nah sekarang sudah selesai" kata mbak MUA menatap Sila bangga karena membuat wanita cantik itu tambah cantik setelah ia make up "Perfec" ucap nya.
Sila hanya tersenyum menanggapi pujian MUA nya tersebut, lalu ia berbalik menghadap Regan "Aku udah selesai" ujar Sila, dari tadi ia mendengar decakan Regan membuat dirinya merasa tidak enak.
Regan mengangkat wajahnya yang tadinya menunduk memainkan handphone, ia sekali lagi terpaku melihat wajah cantik istrinya itu.
"Tatap tatapan nya nanti di lanjutkan ya mas, para tamu sudah menunggu pengantin nya" ujar mbak MUA itu.
"Lo yang lama bukan gue" kata Regan sewot, ia berdiri menghampiri Sila dan mengambil tangan Sila untuk di lingkaran di lengannya "Jangan geer, gue gini cuma pura-pura pada tamu undangan" kata Regan, Sila yang tadinya terdiam kaget mendongakkan wajahnya melihat Regan ia mengangguk dan tersenyum.
"Sialan, kenapa senyumnya terlihat sangat manis" batin Regan.
"Kamu kenapa?" tanya Sila karena Regan hanya terdiam seraya menatapnya.
"Ayo" ajak Regan. Mereka keluar dari kamar dan turun dimana acara di lakukan, tamu yang hadir sangat terpukau melihat mereka apalagi saat Regan Dan Sila duduk di pelaminan mereka seperti raja dan ratu yang duduk di singgasana nya.
Satu persatu tamu undangan pun naik menyalimi mereka, memberi ucapan selamat dan banyak doa untuk kelancaran rumah tangga mereka.
Terdengar decakan dari Regan "Katanya pernikahan ini privat, tapi kok tamu nya gak habis-habis" gerutuk Regan berdecak pinggang karena sudah merasa lelah terus berdiri menyalimi para tamu undangan.
"Sabar ya, nanti kalau acaranya selesai aku pijitin" suara lembut nan halus terdengar di telinga Regan, ia menoleh kesamping dan melihat Sila yang tersenyum pada nya
Regan menutupi wajah Sila menggunakan tangan kekarnya, entah mengapa tapi ia tidak ingin orang lain melihat wajah cantik istrinya ketika tersenyum. Tunggu, apa tadi istrinya? Apakah ia tadi mengakui bahwa Sila adalah istri nya? Ia sepertinya sudah gila sekarang.
"Kenapa?" tanya Sila saat Regan sudah tidak menutupi wajah nya lagi.
"Jangan senyum" jawab Regan mengalihkan pandangannya kearah tamu undangan yang sedang menyantap hidangan pernikahan nya.
Sila mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan apa yang Regan maksud, tiba-tiba ada seorang pria yang datang "Selamat ya atas pernikahan kalian" ucap pria itu, Regan memutar bola matanya malas karena sudah lelah mungkin sedangkan Sila membalasnya dengan senyuman manis nya seraya mengatupkan kedua tangan nya di depan dada.
Setelah pria itu turun dari pelaminan Regan menatap Sila dengan tajam "Gue bilang gak usah senyum senyum kayak gitu, apalagi sama pria lain gue gak suka!"
"Maaf, tapi memang nya kenapa? Kan senyum adalah ibadah" ucap Sila.
"Tapi senyum lo jelek" ujar Regan.
"Tap-"
"Jelek!" Regan memotong ucapan Sila membuat Sila memilih untuk diam saja. Karena sudah melihat tidak ada tamu yang ingin naik ke pelaminan mereka berdua kembali duduk.
"Kalian kalau mau istirahat, istirahat aja. Biar kami yang urus sisanya nya kalian pasti capek kan" Mama Rara datang dan menyuruh mereka untuk beristirahat "Sana naik, Regan bantu istri kamu naik" titah Rara pada putranya itu.
"Iya ma" jawab Regan patuh, sekarang ia tidak mau berdebat atau pun apa ia sekarang hanya ingin istirahat.
"Ayo" Regan menarik tangan Sila untuk ikut dengan nya, sesampainya di kamar Regan langsung membaringkan tubuhnya di kasur "Mandi dulu Regan" ucap Sila, ia duduk di depan meja rias mengampu makeup terlihat dahulu.
"Nanti" jawab Regan menutup kedua matanya. Sila menghela nafas lanjut menghapus makeup dan melepas pernak-pernik yang ia gunakan, setelah itu ia pun masuk ke kamar mandi. Tak butuh waktu lama Sila sudah selesai dengan gamis coklat nya dan jilbab yang senada.
Sila menghampiri Regan dan membangunkan nya "Regan bangun, mandi dulu baru tidur" kata Sila menggoyang lengan Regan
"Emm bentar..."
"Sekarang, ayo bangun mandi pasti gak nyaman kan tidur dengan badan lengket dan pakaian seperti itu"
"Ck cerewet. Iya gue bangun ini" Regan dengan kesal membanting pintu kamar mandi.
"Astaghfirullah" Sila mengelus dadanya kaget.
Beberapa menit kemudian Regan keluar dengan keadaan lebih segar dari sebelumnya, dengan baju kaos dan celana selutut Regan tanpa berbicara sedikit pun langsung naik ke kasur lalu berbaring "Kenapa? Lo gak mau tidur?" tanya Regan melihat Sila hanya diam duduk di sofa yang ada disana.
"Mau" jawab Sila
"Yaudah ayo tidur" ajak Regan menarik selimut menutupi dirinya, Sila berdiri dengan pelan lalu duduk di kasur dia sisi Regan. Sila menelan ludah nya saat sudah duduk di kasur, ini pertama kali untuk nya apalagi bersama laki-laki membuat nya sedikit gugup meskipun itu Regan suaminya sendiri.
"Mau aku pijitin gak?" tanya Sila. Tidak ada jawaban dari Regan membuat Sila berfikir kalau Regan sudah tidur.
Regan sebenarnya belum tidur ia hanya berpura-pura dengan menutup matanya, entah mengapa setelah tidur nya tadi ngantuk nya hilang entah kemana dan saat merasakan gerakan kasus di belakang entah mengapa ia sedikit gugup.
Sila yang memang sudah berjanji untuk memijat Regan pun duduk dan memijat betis Regan.
"Sial gue kenapa?" tanya Regan dalam hati saat jantung nya berpacu dengan cepat lagi.
Setelah beberapa menit Sila sudah tidak memijat Regan karena sudah tidak tahan untuk beristirahat, ia berbaring dan menutup matanya.
"Alhamdulillah yaallah, akhirnya bisa baring juga" gumam Sila
Canggung. Itulah hal yang menggambarkan suasana pengantin baru itu, keduanya belum tidur dan hanya menutup matanya berpura-pura. Regan dengan sengaja berbalik karena mereka saling memunggungi, menghadap pada punggung Sila entah mengapa tangan Regan seperti bergerak sendiri memeluk pinggang Sila dari belakang, Regan dapat merasakan ketegangan Sila karena ia belum tidur.
"Sial, apa yang gua lakukan. bodoh, bisa-bisanya-" karena sudah terlanjur ia tetap memeluk pinggang Sila, dan mencoba untuk tertidur. Sementara Sila masih diam tidak bergerak sama sekali karena terkejut dengan apa yang Regan lakukan, ia ingin berbalik melihat apa Regan benar-benar tertidur atau tidak tapi ia tidak bisa karena Regan memeluk nya sedikit erat.
"Gak papa Sila, Regan suami kamu dan kita sudah sah. Jadi ini tidak apa-apa" batin Sila merilekskan tubuh nya dan terbukti Regan sudah tidak merasa ketegangan Sila, Regan makin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di leher Sila menghirup aroma tubuh Sila yang beraroma mawar meski di lapisi jilbab tapi Regan bisa mencium nya.
Tanpa sadar keduanya mulai memasuki mimpi mereka masing-masing dengan Regan yang memeluk Sila dari belakang.
Tbc.
Like dan komen!
see u next part ❤️
^^^Mawar Jk^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Fatmawatiiska Fatmawatiiska
ganbate KK 👍💪💪🥰
2022-06-21
1
Cip_13
arghh posesif ya bun
2022-06-20
1
Cip_13
ngelesnya bisa ae lu bang
2022-06-20
1