Happy reading
.
"Saya terima nikah dan kawin nya Asila Az-Zahra binti Muhammad Adam Al-Fatih dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" ujar Regan lantang menjabat tangan Abi Adam.
"Bagaimana para saksi, sah?"
"SAH!"
"Sah"
"Sah"
"Alhamdulillah ....." setelah memanjatkan doa, pengantin wanita pergi di jemput oleh Umi Annisa dan Mama Rara.
"Nak" Umi Annisa memegang pundak putrinya yang sudah dimiliki oleh orang lain, putri bungsunya itu sudah menjadi seorang istri sekarang dan itu membuat matanya berair.
"Umi" cicit Sila, matanya memanas dan hendak menitihkan air mata "Putri Umi sudah jadi seorang istri sekarang, jadi istri yang penurut ya sayang" ujar Umi Annisa memeluk Sila, Sila pun membalas pelukan Umi nya dan menumpahkan tangis nya.
Umi Annisa melepaskan pelukannya dan menghapus jejak air matanya nya dan menghapus air mata Sila "Udah jangan nangis lagi, nanti make up nya luntur gak cantik lagi deh" kata Umi Annisa.
"Ih Umi jadi Sila gak cantik kalau enggak pakai make up gitu" ujar Sila cemberut "Eh, enggak dong. Anak Umi ini cantik kok pakai make up maupun tidak tetap sangat cantik" puji Umi Annisa membuat Sila terkekeh.
Mama Rara tersenyum melihat itu lalu memegang pundak Sila yang sudah menjadi menantu nya sekarang "Sekarang kita turun yuk sayang, para tamu pasti udah nungguin mempelai perempuan nya" ujar Mama Rara, membuat Sila menoleh dan mengangguk. Mama Rara membantu Sila berdiri dan menuntut menantunya itu, Umi Annisa ikut membantu di sisi kiri.
*Tap tap tap
Suara langkah kaki membuat perhatian orang yang ada di ruangan itu terpusat pada mempelai wanita yang turun menuruni tangga, dengan gaun indah yang di padukan dengan hijab nya membuat Sila sangat cantik. Bahkan Regan sendiri dibuat tertegun melihat betapa cantiknya wanita yang kini menjadi istri nya itu, ia benar-benar tidak menyangka jika wanita itu yang dijodohkan dengan nya.
Sila di dudukan tetap di samping Regan "Silahkan untuk memakai kan cincin untuk istri nya terlebih dahulu" titah pak penghulu pada mereka. Regan mengambil cincin yang lebih kecil dari cincin yang satunya, Sila dengan ragu mengangkat tangan nya untuk dipasangkan cincin, sungguh itu akan menjadi hal pertama ia bersentuhan dengan lawan jenisnya selain Abi nya.
Melihat putrinya yang ragu untuk mengangkat tangan nya Umi Annisa membantu dengan memegang tangan Sila dan Regan pun langsung memegang tangan Sila dan memasang kan cincin tersebut.
"Ayo sayang" ujar Umi Annisa membuyarkan lamunan Sila yang tadi terdiam terkejut, Sila bergumam maaf lalu mengangguk cincin untuk di pasangkan pada pria yang ada didepannya yang beberapa menit lalu sudah sah menjadi suaminya.
Argan kesal karena wanita yang ada di depannya itu lama sekali hanya untuk memakai kan nya cincin, Regan menyodorkan tangan lebih dekat dengan Sila bahkan Regan memasukkan ujung jarinya. Sila nampak terkejut tapi Sila langsung memasukkan cincin itu hingga pas di jari Regan.
"Silahkan mempelai wanita untuk menyalimi sang suami, dan sang suami mencium kening sang istri" titah pak penghulu membuat Sila menelan ludah nya sendiri.
Karena Sila yang begitu lama Regan menagkup kedua pipi Sila 'halus' satu kata yang dapat Regan ucapkan. Lalu Regan mendekat untuk mencium kening Sila, Deg. Jantung Sila berdetak lebih cepat dari biasanya, Regan pun demikian ia merasa seperti tersengat listrik saat ia mengecup kening Sila. Hingga beberapa saat kemudian saat maendengar sorakan tamu undangan barulah Regan sadar dan menjauhkan bibir nya dari kening Sila.
"Nanti dilanjut di kamar ya, duh pengantin baru" goda mereka membuat wajah Sila dan Regan memerah, karena Sila memakai make up jadinya tidak terlalu kelihatan berbeda dengan Regan membuat mereka terkekeh karena menggoda pengantin baru itu, Para orang tua terkekeh melihat itu "Hari pertama saja kau sudah baper son apalagi nanti untuk hari-hari kedepannya" batin Papa Devan tersenyum tipis melihat wajah merah putranya.
Sila menormalkan kembali ekspresi nya dan meraih tangan Regan dan menyalimi nya. Setelah itu mereka menandatangani surat-surat pernikahan hingga selesai, kini sesi foto dan menyambuta tamu yang datang di acara akad tersebut. Acara berjalan dengan lancar hingga siang harinya dan pengantin baru itu pergi ke kamar untuk beristirahat sejenak sebelum lanjut ke resepsi.
Regan berbaring di atas kasur Sila tanpa mengganti pakaian nya "K..kamu gak ganggu baju dulu?" tanya Sila pelan karena gugup, ini pun pertama kalinya laki-laki berada di kamarnya, berduaan di satu ruangan tersebut.
Regan tidak bergeming, ia malah memperbaiki posisi tidur nya untuk mencari kenyamanan dan tidur. Sila hanya maklum pasti suaminya kelelahan karena ia pun sanga lelah, Sila beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badan nya sebelum beristirahat agar lebih nyaman.
Selang beberapa menit Sila telah selesai dan sudah mengganti pakaian dengan gamis dan jilbab panjang, ia melihat suaminya belum bangun juga Sila membangunkan sang suami untuk melaksanakan sholat dhuhur "Regan bangun, kita sholat dhuhur yuk" ucap Sila, karena Regan tidak bergeming Sila menyentuh pipi Regan dan menepuk pelan pipi Regan "Tampan nya suami ku" batin Sila, seakan tersadar ia kembali membangun kan Regan "Bagun sholat yuk" ujar Sila lembut.
Regan merasa ada tangan halus menepuk pipi pun perlahan membuka mata dan memegang tangan tersebut "Eughh" lenguh Regan yang masih memegang tangan Sila Regan sendiri tidak sadari.
"Bangun shalat yuk" ajak Sila lagi dengan lembut, mata Regan terbuka dengan lebar saat kesadarannya terkumpul, ia langsung melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Sila "Ngapain lo" ucap Regan sewot menatap Sila kesal karena dibangunkan dari tidur nyenyak nya.
"Shalat dulu gan, baru lanjut tidur nya" kata Sila lembut membuat Regan terdiam sesaat merasakan jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Sesaat kemudian Regan tersadar dan menepis tangan Sila "Minggir" ucap nya turun dari kasur beranjak menuju kamar mandi.
Melihat itu Sila tersenyum, ia pergi menyiapkan alat sholat untuk mereka. Regan keluar dengan keadaan lebih segar dengan pakaian santai, Sila segera mengambil wudhu. Regan melihat baju koko yang Sila siapkan untuk nya, ia berfikir kapan terakhir ia shalat? Entahlah dirinya pun lupa dengan sedikit ragu ia mengenakan baju tersebut dan memasang sarung nya.
Sila keluar saat selesai mengambil wudhu melihat suaminya sudah siap, ia segera memakai mukena nya dan berdiri di shaf belakang Regan. Sedangkan Regan sendiri menelan ludah nya sendiri, ia takut jika nanti ia melupakan bacaan sholat nya dan shalat Sila pun jadi tidak sah.
"Mulai aja lah, semoga enggak lupa" batin Regan. Mereka pun sholat dengan khusyuk hingga rakaat terakhir.
"Assalamualaikum warahmatullah.."
"Assalamualaikum warahmatullah.."
Regan berbalik, Sila langsung meraih tangan Regan dan menyalimi nya. Lagi dan lagi jantung Regan berdetak kencang, kenapa dirinya seperti ini arghh, sialan.
"Mau makan?" tanya Sila pelan, takut membuat Regan marah meski ia hanya menawari nya makan "Hem, bawa kemari" jawab Regan, Sila tersenyum lalu mengangguk ia melepaskan mukena lalu melipatnya membereskan alat sholat mereka lalu berlalu keluar.
Regan menatap pintu kamar yang baru saja di tutup oleh Sila, ia masih bergelut dengan pikiran yang disaat ia bersentuhan dengan Sila sialnya jantung nya itu berdetak tak karuan. Ini semua terjadi setelah ia merasakan seperti tersengat listrik saat mengucap kening Sila waktu akad tadi.
Tbc.
...Like dan komen!...
...See u next part ❤️...
^^^Mawar Jk^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Cip_13
biasanya dari benci jadi cinta, apalagi klo udah punya istri awkwkwk argh gemes🤭😅
2022-06-20
1
Puteri Siliwangi
buncin kayaknya 🤣🤭
2022-06-20
1
Jingga
para imamku, dimana kalian,, baperrr
2022-05-23
1