Bab 5 : Akad Nikah dan MP

"Darma, ternyata kamu juga ada di sini?" tanya pak Dirga.

"Ini rumahku," jawab pak Darma.

"Rumahmu? Sejak kapan kamu pindah kesini?" tanya pak Dirga penasaran.

"Sudah 10 tahun lalu. Kita memang sudah lama kehilangan kontak. Sejak kamu pergi dari tempat lama kita," kata pak Darma.

"Benar, kamu sama sekali belum berubah."

"Sama. Kamu ke sini, ada urusan apa?" tanya pak Darma.

"Kamu lihat sendiri, ini iringan pengantin. Putraku akan menikah, sepertinya alamatnya di sini."

"Benarkah? Putriku juga hari ini akan menikah dan kami sedang menunggu calon mempelai pria. Sampai detik ini belum datang juga," kata pak Darma sedih.

" Kok bisa samaan ya? Jangan-jangan mempelai yang kalian tunggu itu kami?" tanya pak Dirga kaget.

"Benarkah? Coba tanya pengantinnya," kata pak Darma.

"Dimas, apa benar ini rumah calon mertuamu?" tanya sang ayah.

"Iya ayah. Kita sudah terlambat," kata Dimas. "Ayah mertua, Dimas minta maaf karena terlambat."

"O, tidak apa-apa. Ternyata kita akan jadi besan. Sama sekali tidak pernah menyangka akan bisa terjadi," kata pak Darma sambil tersenyum senang.

"Apa kita tidak di suruh masuk?" tanya pak Dirga menyindir.

"Lupa-lupa. Ayo, silahkan masuk. Pak penghulu sudah lama menunggu," kata pak Darma.

Seluruh keluarga pak Dirga bergegas masuk. Diikuti semua orang yang hadir di acara akad nikah Winda dan Dimas.

Dimas duduk di samping Winda yang sudah lama menunggu. Diikuti kedua saksi nikah. Pak penghulu segera memulai prosesi akad nikah. Dimas pun segera mengucap ijab kabul pernikahan.

Saya terima nikah dan kawinnya Winda Alicia binti Darma Hermanto, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang 10 juta dibayar tunai.

"Sah."

"Sah."

"Selamat kalian telah resmi menjadi suami istri," kata pak penghulu.

Pak penghulu segera meminta Dimas untuk membaca janji setelah akad nikah yaitu sighat taklik talak suami sebelum membacakan doa untuk kedua pengantin baru.

Setelah selesai membaca Sighat taklik talak suami diharapkan suami akan lebih berhati-hati agar tidak terjadi talak di kemudian hari.

Doa pernikahan telah dibacakan oleh pak penghulu. Dan mereka kini resmi menjadi suami istri baik secara agama maupun secara negara.

Setelah semua acara selesai, Dimas dan keluarga memboyong Winda untuk dibawa ke rumah mereka. Winda berpamitan pada ayah dan ibunya dan juga pada saudara-saudaranya yang lain terutama Zaki.

"Zaki, tolong jaga ayah dan ibuku untukku."

"Baik mbak. Mbak Winda tidak perlu khawatir. Kamu pikirkan saja diri kamu sendiri," nasehat Zaki.

Winda masuk kedalam mobil yang khusus diperuntukan bagi pasangan pengantin baru tersebut. Tak ada pembicaraan apapun selama perjalanan. Padahal jarak perjalanan mereka cukup jauh.

Mobil berhenti di depan rumah baru Dimas. Sementara mobil yang membawa keluarga Dimas juga ikut berhenti disana. Dan mereka masuk bersama ke dalam rumah Dimas. Mereka duduk beristirahat sebentar untuk melepas lelah sambil berbincang.

"Dimas, apa tidak sebaiknya kalian tinggal saja dulu di rumah kami?" tanya ibu Dimas Bu Sapna.

"Ibu, mereka itu pengantin baru, jangan ganggu mereka. Mereka butuh waktu berdua saja. Karena mereka bilang tidak akan berbulan madu. Jadi biar mereka berbulan madu di rumah mereka sendiri tanpa kita," kata pak Dirga sambil tersenyum.

"Betul kata ayah Bu. Sebaiknya kita pulang saja sekarang," tambah Lilis.

"Dimas, jaga istrimu baik-baik. Ibu tidak bisa ikut bantu menjaganya. Kalau ada masalah jangan langsung bertengkar, bicarakan baik-baik. Itulah gunanya hidup berumahtangga. Saling memahami dan saling pengertian karena menyatukan dua orang yang berbeda memang banyak kendalanya," nasehat sang ibu.

"Iya Bu. Dimas akan mencoba melakukan apa yang ibu katakan," jawab Dimas.

"Kakak, kami tidak ingin pernikahan kakak gagal untuk yang kedua kali. Ingat, perbanyak komunikasi," tambah Lilis sok dewasa.

"Betul kata adikmu Lilis. Berarti sudah waktunya adikmu dinikahkan juga," kata sang ayah.

"Ia juga ya pak. Lilis mana calon suamimu? Atau mau ibu jodohkan saja sama anak teman ibu?"

"Nggak mau. Lilis nggak mau dijodohkan. Lilis mau menikah dengan orang yang Lilis cintai," jawab Lilis kesal.

"Lalu kapan itu?" tanya Dimas sambil tertawa.

"Nanti lah kak. Klo udah ketemu aku kasih tahu kalian," jawab Lilis tersenyum.

"Aku tunggu saja, siapa lelaki yang tidak beruntung itu," kata Dimas mengejek.

"Maksud kakak apa? Dia yang beruntung mendapatkan aku," jawab Lilis sambil memukul kakaknya.

Winda hanya diam melihat keharmonisan keluarga Dimas. Dia senang bisa memiliki keluarga seperti mereka sekarang. Hanya saja, semua ini hanyalah sementara bagi Winda. Jadi Winda tidak ingin terlalu masuk ke dalam keluarga Dimas.

"Sudah-sudah, ayo kita pulang. Winda, ibu dan ayah pulang dulu. Jika Dimas berani menggertakmu, bilang saja pada ibu. Ibu yang akan memukulnya untukmu," kata Bu Sapna sambil tersenyum.

Winda hanya tersenyum saja tanpa bersuara.

"Anak ibu, dia atau aku?" tanya Dimas.

"Dua-duanya anak ibu."

Akhirnya mereka pulang dan rumah Dimas tampak sepi. Keduanya tampak sangat dingin. Berbeda jauh dari suasana ketika keluarga Dimas berkumpul. Winda juga tidak ambil pusing, demikian juga dengan Dimas yang sudah infil dengan Winda sejak awal.

Winda duduk tak bergeming meski Dimas sudah kembali ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian dan beristirahat sejenak. Dimas baru teringat Winda ketika dia hendak turun untuk mengambil air minum yang sudah habis di kamarnya.

Dimas benar-benar lupa jika ada Winda di rumahnya.

Bagaimana aku bisa lupa jika ada wanita itu di rumahku? Apa yang akan terjadi jika dia mengadu pada ayah dan ibuku? Bagaimana jika mereka tahu hubungan kami yang sebenarnya?

Dimas panik saat mengingat Winda sekarang adalah istrinya yang sudah dia nikahi secara sah, baik secara agama maupun secara hukum negara.

"Kenapa masih disini? Pergilah ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian," kata Dimas.

"Saya tidak tahu kamar yang mana yang harus aku tempati," jawab Winda dingin.

"Tentu saja di kamarku. Bukankah kamu istriku sekarang?" kata Dimas. "Ikut aku."

Winda berjalan mengekor suaminya yang tanpa menoleh sedikitpun untuk sekedar melihat rupa sang istri.

"Anggaplah rumah sendiri. Aku keluar sebentar," kata Dimas lalu melangkah pergi.

Winda tidak perduli meskipun Dimas tidak memperdulikannya. Yang penting untuk saat ini dia aman dari tangan Bayu sang mantan suami.

Sementara Dimas berjalan menuju ruang kerjanya dan mengabiskan waktu di sana hingga pagi tiba.

Pagi sekali Winda sudah bangun dan memasak untuk Dimas seperti kebanyakan istri yang lain. Namun Dimas kelihatannya tidak senang dengan sikap Winda itu.

Diapun meminta Winda untuk tidak lagi memasak karena dia sudah meminta bibi untuk tinggal di rumah ini dan melakukan tugasnya sebagai asisten rumah tangga. Jadi Winda tidak perlu melakukan apapun lagi.

Dimas sengaja melakukan itu untuk membuat batasan yang jelas diantara mereka. Tidak ada malam pertama seperti janji Dimas pada Bayu, juga tidak ada ucapan selamat bekerja ataupun selamat datang diantara mereka.

Mereka melakukan urusan masing-masing tanpa saling mengganggu.

Menyapa pun tidak pernah, apalagi berbincang seperti layaknya suami istri. Winda menyadari posisinya saat ini dan menerima semua perlakuan Dimas padanya. Dimas pun berharap semua akan cepat berakhir.

Akankah semua akan cepat berakhir seperti harapan Dimas?

Otor bawa karya baru teman yang bagus untuk kalian karya dari Uma_Bie berjudul Dendam dan Cinta Sang Bodyguard kepoin

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

winda cari aman y

2022-06-18

1

lovely

lovely

dasar dunia halu nikah ga saling kenal 🥴

2022-06-17

1

Ranran Miura

Ranran Miura

Gila si Bayu, minta dikebiri keknya

2022-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Duda talak
2 Bab 2 Ide Bayu
3 Bab 3 : Setujui pernikahan
4 Bab 4 : Menunggu calon pengantin
5 Bab 5 : Akad Nikah dan MP
6 Bab 6 . Hasrat Bayu
7 Bab 7. Sahabat Masa kecil
8 Bab 8 . Perampokan
9 Bab 9. Dimas selamat
10 Bab 10. Arti penting dirimu
11 Bab 11. Merawat istri
12 Bab 12. Perhatian dan cemburu
13 Bab 13. Malam indah
14 Bab 14. Bertemu Bayu
15 Bab 15. Lilis dan Zaki
16 Bab 16. Makan malam
17 Bab 17. Kedekatan Dimas dan Winda
18 Bab 18. Kejujuran Winda
19 Bab 19. Rahasia terungkap
20 Bab 20. Malpraktik?
21 Bab. 21. Dunia baru Dimas
22 Bab 22. Kedatangan Bayu
23 Bab 23. Tetap bersama
24 Bab 24. Kehormatan yang kembali
25 Bab 25. Kau sebenarnya di mana?
26 Bab 26. Ciuman pertama Lilis
27 Bab 27. Godaan Mantan
28 Bab 28. permintaan rujuk
29 Bab 29. Bertemu Bayu
30 Bab 30. Identitas baru Winda
31 Bab 31. Keinginan orangtua
32 Bab 32. Basah
33 Bab 33. Winda sakit
34 Bab 34. Aku tidak menyerah
35 Bab 35. Mencari rahasia
36 Bab 36. Aku harus pergi lagi?
37 Bab 37. Dia Winda?
38 Bab 38. Bertemu Winda
39 Bab 39. Menginap di rumah Winda
40 Bab 40. Mencari cara membuatmu tetap disini
41 Bab 41. Merawat Dimas
42 Bab 42. saling jujur
43 Bab 43. Makan malam tapi tidak romantis
44 Bab 44. Menjadi provokator
45 Bab 45. Kabar baik
46 Bab 46. Menunggu
47 Bab 47. Bertemu Vano Vani
48 Bab 48. Zaki meminta izin menikah
49 Bab 49. Twins V
50 Bab 50. Ciuman depan umum
51 Bab 51. Cari kesempatan atau modus?
52 Bab 52. Maya kesal
53 Bab 53. Berhutang penjelasan
54 Bab 54. Mencari waktu yang tepat
55 Bab 55. Jangan pergi
56 Bab 56. Memasang CCTV
57 Bab 57. Fitting baju
58 Bab 58. Vano sakit
59 Bab 59. Harapan baru
60 Bab 60. Ngidam
61 Bab 61. Kabar baik & kabar buruk
62 Bab 62. Penculik Vani ternyata dia
63 Bab 63. Ditukar?
64 Bab 64. Gadis itu bukan anakku
65 Bab 65. Cemburu
66 Bab 66. Vano menghilang
67 Bab 67. Cara Vano mencari perhatian
68 Bab 68. Ingatan Deni
69 Bab 69. Vani tenggelam
70 Bab 70. Vani...
71 Pengumuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Duda talak
2
Bab 2 Ide Bayu
3
Bab 3 : Setujui pernikahan
4
Bab 4 : Menunggu calon pengantin
5
Bab 5 : Akad Nikah dan MP
6
Bab 6 . Hasrat Bayu
7
Bab 7. Sahabat Masa kecil
8
Bab 8 . Perampokan
9
Bab 9. Dimas selamat
10
Bab 10. Arti penting dirimu
11
Bab 11. Merawat istri
12
Bab 12. Perhatian dan cemburu
13
Bab 13. Malam indah
14
Bab 14. Bertemu Bayu
15
Bab 15. Lilis dan Zaki
16
Bab 16. Makan malam
17
Bab 17. Kedekatan Dimas dan Winda
18
Bab 18. Kejujuran Winda
19
Bab 19. Rahasia terungkap
20
Bab 20. Malpraktik?
21
Bab. 21. Dunia baru Dimas
22
Bab 22. Kedatangan Bayu
23
Bab 23. Tetap bersama
24
Bab 24. Kehormatan yang kembali
25
Bab 25. Kau sebenarnya di mana?
26
Bab 26. Ciuman pertama Lilis
27
Bab 27. Godaan Mantan
28
Bab 28. permintaan rujuk
29
Bab 29. Bertemu Bayu
30
Bab 30. Identitas baru Winda
31
Bab 31. Keinginan orangtua
32
Bab 32. Basah
33
Bab 33. Winda sakit
34
Bab 34. Aku tidak menyerah
35
Bab 35. Mencari rahasia
36
Bab 36. Aku harus pergi lagi?
37
Bab 37. Dia Winda?
38
Bab 38. Bertemu Winda
39
Bab 39. Menginap di rumah Winda
40
Bab 40. Mencari cara membuatmu tetap disini
41
Bab 41. Merawat Dimas
42
Bab 42. saling jujur
43
Bab 43. Makan malam tapi tidak romantis
44
Bab 44. Menjadi provokator
45
Bab 45. Kabar baik
46
Bab 46. Menunggu
47
Bab 47. Bertemu Vano Vani
48
Bab 48. Zaki meminta izin menikah
49
Bab 49. Twins V
50
Bab 50. Ciuman depan umum
51
Bab 51. Cari kesempatan atau modus?
52
Bab 52. Maya kesal
53
Bab 53. Berhutang penjelasan
54
Bab 54. Mencari waktu yang tepat
55
Bab 55. Jangan pergi
56
Bab 56. Memasang CCTV
57
Bab 57. Fitting baju
58
Bab 58. Vano sakit
59
Bab 59. Harapan baru
60
Bab 60. Ngidam
61
Bab 61. Kabar baik & kabar buruk
62
Bab 62. Penculik Vani ternyata dia
63
Bab 63. Ditukar?
64
Bab 64. Gadis itu bukan anakku
65
Bab 65. Cemburu
66
Bab 66. Vano menghilang
67
Bab 67. Cara Vano mencari perhatian
68
Bab 68. Ingatan Deni
69
Bab 69. Vani tenggelam
70
Bab 70. Vani...
71
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!