Bab 4 : Menunggu calon pengantin

Hari pernikahan antara Dimas dan Winda telah tiba. Pernikahan yang berlangsung di kediaman keluarga besar Winda itu terlihat sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja. Juga tidak akan ada pesta seperti permintaan Winda.

Didalam sebuah kamar, Winda tampak tenang dan tanpa ekspresi menjelang detik-detik akad nikah. Sepupunya yang bernama Zaki Al Fatih, menemaninya sambil terus mengulang pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang di tanyakan sejak Winda memutuskan menerima pernikahan ini.

"Mbak Winda, apakah keputusan mbak Winda ini sudah final?" tanya Zaki cemas."Tidakkah mbak Winda ingin mempertimbangkannya lagi? Mumpung belum terlambat."

"Zaki, kamu tahu aku tidak ada pilihan lain. Meskipun terpaksa, aku harus tetap menjalaninya."

"Kenapa mas Bayu bersikap sangat kejam pada mbak Winda? Kenapa dia tidak melepaskan mbak Winda untuk selamanya?" tanya Zaki kesal.

"Awalnya, aku mengira karena dia sangat mencintai aku. Akan tetapi, setelah hari itu dia memaksaku dengan ancaman dan dia menunjukan sisi kejamnya, aku berniat lepas selamanya darinya," jawab Winda sambil menghela nafas.

"Maksud mbak Winda? Pernikahan ini bisa membantu mbak Winda?" tanya Zaki penasaran.

Winda menghela nafas panjang sambil melihat sepupunya yang sangat dekat dengannya.

"Mungkin, ini jalan terbaik bagiku menikahi pria pilihan mas Bayu agar aku bisa bebas darinya. Walaupun, itu hanya sementara. Setelah itu, aku akan berusaha memikirkan apa yang akan aku lakukan selanjutnya," kata Winda penuh harap.

"Kasihan sekali kamu mbak Winda. Seharusnya paman tidak terlalu banyak menuntut dan menerima semua pemberian mas Bayu. Jika mereka tahu, apa yang diberikan mas Bayu adalah hutang bagimu, aku yakin mereka akan menyesal telah menerima semua kebaikan mas Bayu," kata Zaki sambil menghela nafas.

"Sudahlah Zaki, aku tidak ingin membuat mereka bersedih dan kecewa. Dimata mereka, Bayu bagaikan malaikat penolong, yang sudah mengikhlaskan uangnya untuk membantu operasi ayah dan membantu usaha ayah agar tidak bangkrut."

"Zaki ngerti mbak. Mbak Winda rela menerima semua perlakuan mas Bayu karena kondisi paman. Lalu, apa rencana mbak Winda?"

"Kemarin, aku sudah tanda tangan surat pernyataan. Saat aku menikah dengan sahabat mas Bayu, semua pemberiannya akan dianggap lunas. Jadi aku harus memanfaatkan kesempatan ini," jawab Winda.

Zaki hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Winda. Mereka juga harus memainkan trik untuk menghadapi sifat Bayu yang selalu ingin menguasai seluruh hidup Winda. Dicintai dengan sepenuh hati sebenarnya anugerah. Tetapi jika sudah melampaui batas, tak ada bedanya dengan dipenjara.

Sementara, jam sudah menunjukan pukul 10 pagi. Acara akad nikah akan segera dilakukan. Winda segera berjalan menuju tempat berlangsungnya acara diikuti Zaki.

Winda mengenakan kerudung yang menutupi sebagian wajahnya hingga tak jelas terlihat. Sementara pak penghulu dan saksi sudah siap tinggal menunggu pengantin pria datang.

Akan tetapi hingga waktunya tiba, tidak ada tanda-tanda kedatangan iringan pengantin pria. Padahal ayahnya Winda sudah menyuruh orang untuk menjemput iringan pengantin pria di luar komplek.

Semua tampak gelisah dan panik, terlebih Bayu. Bayu mengawasi semua kejadian dari tempat lain dengan menggunakan kamera tersembunyi. Sebenarnya Bayu ingin sekali datang, tetapi apakah pantas seorang mantan suami hadir di pernikahan mantan istrinya.

Bayu berusaha menghubungi Dimas, namun ponsel Dimas sedang tidak aktif. Bayu merasa kesal dan marah. Dia melempar apa saja yang ada didekatnya. Bayu memang terlalu sensitif jika menyangkut Winda.

Tidak hanya Bayu yang merasa cemas tetapi juga semua anggota keluarga Winda. Mereka cemas jikalau pengantin pria tidak akan datang. Ini akan menjadi hal yang sangat memalukan bagi keluarga besar Winda.

"Winda, kapan pengantin prianya datang? Coba kamu hubungi?" tanya tante Arti sambil berbisik pada Winda.

Winda tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan tante Arti karena Winda sama sekali tidak tahu nomor yang mesti dihubungi.

"Winda, kenapa kamu malah diam saja? Harusnya kamu juga panik calon suamimu belum datang?" tanya tante Arti lagi.

"Tante, tunggu sebentar lagi, mungkin mereka lagi terjebak macet di jalan," jawab Winda santai.

"Winda, kasih tahu nomor yang bisa dihubungi. Biar tante yang telepon dia," tanya tante Arti.

"Tante, kita tunggu saja. Dia pasti datang," jawab Winda.

Sementara pak penghulu, juga sudah tampak gelisah karena ketidakhadiran sang pempelai pria yang belum juga datang, sedangkan mereka sudah ada janji dengan pasangan pengantin lain.

"Pak, maaf ya. Kapan mempelai prianya datang. Kami masih mempunyai janji dengan pasangan lain," kata pak penghulu pada ayah Winda.

"Tunggu sebentar lagi pak. Mungkin menantu saya sedang terjebak macet," jawab pak Darma ayah Winda.

"Baiklah, kita tunggu sebentar lagi," jawab pak penghulu.

"Terima kasih pak, santai saja dulu" kata pak Darma sambil tersenyum getir.

Pak Darma sungguh sangat panik. Kali ini kehormatannya di pertaruhkan.

"Winda, ikut ayah sebentar," perintah pak Darma.

"Baik ayah."

Winda berdiri dan mengikuti langkah sang ayah ke ruang sebelah. Ayah berdiri sambil memegangi kepalanya. Winda sadar, ayahnya pasti sangat pusing saat ini.

"Ayah, jangan terlalu banyak berpikir. Nanti ayah bisa sakit. Ingat penyakit ayah," kata Winda cemas dengan penyakit lambung ayahnya.

"Winda, mana calon suami kamu? Kenapa hingga saat ini dia belum juga datang. Apakah benar akan ada yang menikahi kamu atau kamu sedang memainkan kami?!" tanya pak Darma marah.

"Ayah, Winda memang akan menikah. Jika memang hari ini dia tidak datang, anggap saja Winda sedang sial karena telah percaya padanya."

"Winda, ayah tidak masalah kamu menjadi janda. Jangan pernah berpikir ayah malu memiliki anak seorang janda. Jadi ayah mohon jangan terlalu bermimpi kamu secepat itu menikah lagi," kata pak Darma sambil menghela nafas.

Pak Darma sungguh berpikir jika Winda terlalu banyak bermimpi, dia akan menikah dan meninggalkan status jandanya.

"Winda, berterus terang lah pada ayah, jika sebenarnya kamu hanya berhalusinasi. Kita bubarkan saja acara hari ini," kata pak Darma sedih.

"Ayah, sudah Winda bilang. Memang hari ini Winda akan menikah. Jadi ayah jangan berpikir macam-macam. Aku sama sekali tidak berkhayal ada yang menikahi Winda."

"Kalau begitu, ayah harus bagaimana? Kamu juga tidak mau menghubungi dia, apa itu masuk akal? Apakah kamu tidak memiliki nomor calon suamimu yang bisa dihubungi?" tanya pak Darma mulai curiga.

"Ayah, aku..."

Belum selesai Winda menjawab pertanyaan ayahnya, diluar terdengar suara gaduh. Pak Darma dan Winda saling berpandangan. Mereka bergegas keluar dan melihat apa yang terjadi.

Sebuah mobil warna merah berhenti tepat di depan rumah Winda. Beberapa orang turun dari mobil mewah itu. Pak Darma terkejut melihat siapa yang datang.

"Dirga? Kenapa kamu bisa datang ke rumahku?" tanya pak Darma sambil menyambut kedatangan pak Dirga yang juga kaget melihat pak Darma ada disitu.

Mereka berpelukan. Sepertinya mereka adalah teman lama yang sudah lama tidak bertemu.

Lalu apa urusan pak Dirga datang ke rumah pak Darma?

Terpopuler

Comments

Nona_Sulung

Nona_Sulung

aku mampir lagi kakak...


aku kirim koin 😉

2022-06-11

1

Nona_Sulung

Nona_Sulung

ternyata bayu hanya terobsesi dan winda 😬

2022-06-11

1

Aumy Re

Aumy Re

kukirim setangkai mawar buatmu thor
biar tambah semangat 😊

2022-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Duda talak
2 Bab 2 Ide Bayu
3 Bab 3 : Setujui pernikahan
4 Bab 4 : Menunggu calon pengantin
5 Bab 5 : Akad Nikah dan MP
6 Bab 6 . Hasrat Bayu
7 Bab 7. Sahabat Masa kecil
8 Bab 8 . Perampokan
9 Bab 9. Dimas selamat
10 Bab 10. Arti penting dirimu
11 Bab 11. Merawat istri
12 Bab 12. Perhatian dan cemburu
13 Bab 13. Malam indah
14 Bab 14. Bertemu Bayu
15 Bab 15. Lilis dan Zaki
16 Bab 16. Makan malam
17 Bab 17. Kedekatan Dimas dan Winda
18 Bab 18. Kejujuran Winda
19 Bab 19. Rahasia terungkap
20 Bab 20. Malpraktik?
21 Bab. 21. Dunia baru Dimas
22 Bab 22. Kedatangan Bayu
23 Bab 23. Tetap bersama
24 Bab 24. Kehormatan yang kembali
25 Bab 25. Kau sebenarnya di mana?
26 Bab 26. Ciuman pertama Lilis
27 Bab 27. Godaan Mantan
28 Bab 28. permintaan rujuk
29 Bab 29. Bertemu Bayu
30 Bab 30. Identitas baru Winda
31 Bab 31. Keinginan orangtua
32 Bab 32. Basah
33 Bab 33. Winda sakit
34 Bab 34. Aku tidak menyerah
35 Bab 35. Mencari rahasia
36 Bab 36. Aku harus pergi lagi?
37 Bab 37. Dia Winda?
38 Bab 38. Bertemu Winda
39 Bab 39. Menginap di rumah Winda
40 Bab 40. Mencari cara membuatmu tetap disini
41 Bab 41. Merawat Dimas
42 Bab 42. saling jujur
43 Bab 43. Makan malam tapi tidak romantis
44 Bab 44. Menjadi provokator
45 Bab 45. Kabar baik
46 Bab 46. Menunggu
47 Bab 47. Bertemu Vano Vani
48 Bab 48. Zaki meminta izin menikah
49 Bab 49. Twins V
50 Bab 50. Ciuman depan umum
51 Bab 51. Cari kesempatan atau modus?
52 Bab 52. Maya kesal
53 Bab 53. Berhutang penjelasan
54 Bab 54. Mencari waktu yang tepat
55 Bab 55. Jangan pergi
56 Bab 56. Memasang CCTV
57 Bab 57. Fitting baju
58 Bab 58. Vano sakit
59 Bab 59. Harapan baru
60 Bab 60. Ngidam
61 Bab 61. Kabar baik & kabar buruk
62 Bab 62. Penculik Vani ternyata dia
63 Bab 63. Ditukar?
64 Bab 64. Gadis itu bukan anakku
65 Bab 65. Cemburu
66 Bab 66. Vano menghilang
67 Bab 67. Cara Vano mencari perhatian
68 Bab 68. Ingatan Deni
69 Bab 69. Vani tenggelam
70 Bab 70. Vani...
71 Pengumuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Duda talak
2
Bab 2 Ide Bayu
3
Bab 3 : Setujui pernikahan
4
Bab 4 : Menunggu calon pengantin
5
Bab 5 : Akad Nikah dan MP
6
Bab 6 . Hasrat Bayu
7
Bab 7. Sahabat Masa kecil
8
Bab 8 . Perampokan
9
Bab 9. Dimas selamat
10
Bab 10. Arti penting dirimu
11
Bab 11. Merawat istri
12
Bab 12. Perhatian dan cemburu
13
Bab 13. Malam indah
14
Bab 14. Bertemu Bayu
15
Bab 15. Lilis dan Zaki
16
Bab 16. Makan malam
17
Bab 17. Kedekatan Dimas dan Winda
18
Bab 18. Kejujuran Winda
19
Bab 19. Rahasia terungkap
20
Bab 20. Malpraktik?
21
Bab. 21. Dunia baru Dimas
22
Bab 22. Kedatangan Bayu
23
Bab 23. Tetap bersama
24
Bab 24. Kehormatan yang kembali
25
Bab 25. Kau sebenarnya di mana?
26
Bab 26. Ciuman pertama Lilis
27
Bab 27. Godaan Mantan
28
Bab 28. permintaan rujuk
29
Bab 29. Bertemu Bayu
30
Bab 30. Identitas baru Winda
31
Bab 31. Keinginan orangtua
32
Bab 32. Basah
33
Bab 33. Winda sakit
34
Bab 34. Aku tidak menyerah
35
Bab 35. Mencari rahasia
36
Bab 36. Aku harus pergi lagi?
37
Bab 37. Dia Winda?
38
Bab 38. Bertemu Winda
39
Bab 39. Menginap di rumah Winda
40
Bab 40. Mencari cara membuatmu tetap disini
41
Bab 41. Merawat Dimas
42
Bab 42. saling jujur
43
Bab 43. Makan malam tapi tidak romantis
44
Bab 44. Menjadi provokator
45
Bab 45. Kabar baik
46
Bab 46. Menunggu
47
Bab 47. Bertemu Vano Vani
48
Bab 48. Zaki meminta izin menikah
49
Bab 49. Twins V
50
Bab 50. Ciuman depan umum
51
Bab 51. Cari kesempatan atau modus?
52
Bab 52. Maya kesal
53
Bab 53. Berhutang penjelasan
54
Bab 54. Mencari waktu yang tepat
55
Bab 55. Jangan pergi
56
Bab 56. Memasang CCTV
57
Bab 57. Fitting baju
58
Bab 58. Vano sakit
59
Bab 59. Harapan baru
60
Bab 60. Ngidam
61
Bab 61. Kabar baik & kabar buruk
62
Bab 62. Penculik Vani ternyata dia
63
Bab 63. Ditukar?
64
Bab 64. Gadis itu bukan anakku
65
Bab 65. Cemburu
66
Bab 66. Vano menghilang
67
Bab 67. Cara Vano mencari perhatian
68
Bab 68. Ingatan Deni
69
Bab 69. Vani tenggelam
70
Bab 70. Vani...
71
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!