Seperti biasa, Dimas berangkat bekerja dengan mobil barunya. Siapa yang tidak akan terpesona dengan duda yang satu ini. Ditambah lagi setelah bercerai dia lebih memperhatikan penampilannya.
Ketika sampai di rumah sakit, Dimas segera memakai pakaian kebesaran sang dokter. Baju berwarna putih itu terlihat sangat cocok dengannya. Dia mulai memeriksa satu persatu pasien yang ingin berkonsultasi dengannya.
Setelah beberapa jam dia bekerja, Dimas mulai merasa capek juga. Untung saja pasiennya tinggal satu, jadi nanti dia bisa beristirahat sebentar.
Tidak berapa lama, masuklah pasien terakhir Dimas. Seorang laki-laki yang juga tampan dan berwibawa. Dia adalah Bayu Anggara.
"Siang dok...," sapa Bayu setelah masuk keruang dokter Dimas.
"Siang, silahkan duduk," jawab Dimas tanpa melihat Bayu.
"Dimas, Dimas Darmawan?!" kata Bayu kaget.
"Bayu Anggara?!" kata Dimas kaget juga melihat Bayu ada dihadapannya.
"Apa kabar Dimas?" kata Bayu sambil mengulurkan tangannya.
Dimas berdiri dan meraih tangan Bayu.
"Baik. Lama tidak bertemu, kamu semakin tampan saja," kata Dimas sambil tersenyum.
" Kamu juga bertambah tampan. Tidak ingin memelukku?" tanya Bayu.
Dimas mendekati Bayu dan mereka berpelukan untuk beberapa saat. Dimas kembali duduk dan mempersilahkan Bayu duduk.
"Ternyata kamu jadi dokter di rumah sakit ini? Wah, hebat. Dokter Dimas Darmawan. Keren sekali," kata Bayu memuji Dimas.
"Kamu datang kesini bukan untuk memuji aku kan?" tanya Dimas.
"Iya juga sih. Gini dok, akhir-akhir ini aku merasa ada yang tidak beres dengan jantungku. Sering sekali berdegup kencang dan berdebar-debar. Bahkan bisa membuatku sulit tidur," keluh Bayu.
"Baik, silahkan berbaring untuk diperiksa."
Bayu menuruti perintah dokter Dimas. Dan Dimas dengan cekatan mulai memeriksa Bayu. Setelah selesai dia minta Bayu untuk duduk kembali.
"Bagaimana, apa ada yang salah dengan jantungku?" tanya Bayu penasaran.
"Tidak ada masalah dengan jantungmu. Normal kok. Hanya tekanan darah kamu agak tinggi. Atau mungkin kamu sedang ada masalah sehingga membuat jantung kamu seakan bermasalah?" tanya Dimas.
"Benar. Aku ada masalah yang sangat menggangguku."
"Kalau begitu kamu harus segera menyelesaikan masalah kamu itu, agar tidak mempengaruhi kondisi jantung kamu dan kamu juga bisa tidur dengan baik," saran Dimas.
"Kalau begitu, aku ingin minta bantuan kamu. Apa kamu ada waktu sore nanti?" tanya Bayu.
"Hmm, ada. Ketemu dimana?" jawab Dimas.
"Nanti aku share lokasinya. Aku pergi dulu, kamu lanjutkan kerja kamu," kata Bayu sambil mengulurkan tangan yang segera dibalas oleh Dimas.
Dimas duduk bersandar di kursi tahtanya. Mengingat masa lalu. Dimas dan Bayu adalah teman akrab waktu di SMA. Dimana ada Dimas pasti ada Bayu. Dimas tidak menyangka jika hari ini mereka bisa bertemu kembali setelah sekian lama.
Sorenya, Bayu sudah lama menunggu di sebuah cafe dan menghabiskan secangkir kopi yang lebih dulu dia pesan. Ketika melihat Dimas, Bayu segera memesan kembali dua cangkir kopi.
"Hei, Bay. Udah lama menunggu ya. Aduh, maaf telat. Tadi habis ada operasi," kata Dimas sambil menjabat tangan Bayu dan mereka akhirnya berpelukan.
"Nggak juga. Baru secangkir kopi saja," jawab Bayu sambil tersenyum. "Duduklah, sehabis operasi pasti kamu lelah. Santai saja."
"Oke, kawan. Aku akan santai disini sambil menjadi pendengar yang baik," kata Dimas tersenyum.
"Aku sudah bercerai," kata Bayu.
"Aku juga," kata Dimas dingin.
"Apa?! Kamu juga sudah bercerai?!" tanya Bayu kaget namun tidak lama kemudian dia tertawa.
"Nggak gitu juga kali kawan reaksinya. Aku yang bercerai, kenapa kamu yang stres."
"Eh, stres. Maksudnya?"
"Terimakasih, mbak," kata Dimas saat sang pelayan mengantarkan pesanan kopi mereka.
"Dimas..."
"Reaksi kamu benar-benar kayak orang frustasi. Berteriak kencang lalu tertawa sendiri. Aku aja santai," jawab Dimas lalu meminum kopi yang baru diantarkan pelayan.
"Itu bukan Stres atau frustasi. Tapi aku senang, karena kamu sekarang seorang duda," kata Bayu tertawa lagi.
"Tega ya, aku jadi duda kau malah senang. Tertawain saja dirimu sendiri. Kamu juga duda bukan, atau sudah mau menikah lagi?" tanya Dimas mengejek.
"Aku mau rujuk lagi dengan mantan istriku. Tapi tidak bisa," kata Bayu sedih.
"Kenapa?"
Bayu menceritakan tentang dia dan mantan istrinya yang sudah menikah selama dua tahun. Istrinya yang bernama Winda, adalah wanita yang sangat baik dan cantik. Dan Bayu sangat mencintai Winda. Karena terlalu cinta membuatnya sangat cemburuan dan posesif terhadap Winda. Itulah awal mereka bercerai.
Winda juga sangat mencintai Bayu. Terlihat dari sikap Winda yang selalu menerima kembali Bayu, ketika Bayu mengajaknya rujuk kembali setelah Bayu menceraikan Winda.
Mungkin bagi Winda, Bayu lelaki baik. Karena selama mereka bersama, Bayu tidak pernah berselingkuh atau melirik wanita lain.
"Kami sudah cerai talak 3 kali."
"Hhh, dengan satu wanita?"
"Benar, aku sangat mencintainya. Tapi memang semua salahku dan dia juga. Kami mungkin belum memahami hakekat sebuah pernikahan," kata Bayu menyesal.
"Salah, maksudnya?" tanya Dimas yang masih belum mengerti.
" Kami masih beranggapan pernikahan ini seperti saat masih pacaran. Putus nyambung adalah hal biasa dan tidak akan ada aturan memghalangi jika ingin kembali bersama. Tetapi didalam pernikahan berbeda. Kami resmi cerai talak 3 dan kami tidak bisa kembali rujuk," kata Bayu sambil menatap Dimas.
Pikiran buruk Bayu mulai muncul. Ide yang pasti akan dianggap sebagian orang sebagai ide gila. Dan Bayu harus bisa meyakinkan Dimas untuk menerima ide dan rencananya tanpa penolakan.
"Aku pernah dengar hal itu," kata Dimas.
"Tapi, kamu bisa membantuku untuk bisa rujuk kembali," kata Bayu penuh semangat.
"Mana mungkin aku bisa membantumu. Aku ini dokter bukan pak penghulu," kata Dimas tersenyum.
"Bisa. Kamu bisa membantu. Nikahilah mantan istriku."
Dimas sangat kaget dan tidak percaya mendengar ucapan Bayu barusan. Pemikiran Bayu itu sungguh tidak masuk akal.
"Dimas, bantulah aku. Hanya enam bulan, Lalu ceraikan dia," kata Bayu memohon.
"Pernikahan macam apa itu? Tidak Bayu, aku tidak akan mengikuti rencana gila kamu," jawab Dimas tegas.
Kenal saja tidak, bagaimana aku bisa menikahi wanita itu. Lagi pula, aku tidak ingin ada perceraian untuk yang kedua kali. Rasa sakit yang aku rasakan belumlah hilang. Aku ingin pernikahan keduaku menjadi pernikahan untuk seumur hidupku, batin Dimas.
Namun, Bayu tidak tinggal diam mendapat penolakan dari Dimas. Dia terus berusaha memberi Dimas pengertian agar Dimas tidak salah paham dengan idenya.
"Dimas, anggap saja kamu bersedekah kebahagiaan padaku."
"Tidak Bayu, ada banyak cara untuk bersedekah. Tetapi bukan dengan menikahi mantan istrimu."
Penolakan Dimas membuat Bayu berpikir keras. Bayu teringat sesuatu yang mungkin akan membuat Dimas menuruti kemauannya. Namun jika hal itu diungkapkannya, Maka persahabatan mereka tidak akan seperti dulu.
Apakah sesungguhnya hal yang Bayu pikirkan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
lovely
smoga saja Winda milik dimas forever 🤭
2022-06-17
0
Nona_Sulung
pernikahan bukan permainan atuuuhh 😭😭😭
2022-06-08
0
Ranran Miura
Gila sih Bayu, pernikahan dibuat mainan 😅
2022-05-23
1