Bab 3.Takut kamu selingkuh

Nico membuka pintu kamarnya dengan sangat pelan - pelan agar tidak menimbulkan suara dan membangunkan Arini.

Nico melihat arini yang tertidur membelakangi pintu masuk.

Nico mengelus dadanya kemudian membuka jasnya.

"Udah pulang mas."

"Astaga. "ucap nico yang kaget dengan suaraku

" Sayang..." ucap nico berbalik kemudian duduk di sisi ranjang.

" Iya aku baru pulang, capek banget hari ini meeting seharian."

" Hari ini kamu beneran kerja ngga sih mas?"

" Kok kamu nanyanya gitu?" ucap Nico mengerutkan keningnya.

"Seharian ini aku benaran kerja loh, aku ngga kemana - mana. Lagian aku mau kemana lagi kalau bukan kerja."

"Aku nganterin makanan ke kantor kamu tadi, tapi kata security di dalam kantor ngga ada orang,Kantornya kosong."

"Hah... Masasih sayang? "ucap nico yang terlihat kaget.

" Iya kosong ngga ada orang satupun di dalam kata pak security bahkan dia udah cek setiap ruangan dikantor kamu mas. "

" Ooo... Mungkin orang - orang udah pada pulang. Karna aku seharian ini emang ngga di kantor. Aku meeting sama pak bram di restoran. Terus abis itu aku pergi sam jek buat liat proyekyang baru aja kami bangun. "

Nico memegang tangan arini

"Seharian ini aku di luar sayang... Banyak yang aku urusin. Aku capek banget hari ini sayang jadi aku mohon kamu jangan curigaan seperti ini sama aku."

Aku mengangguk dan mempercayai semua ucapannya, "Iya yaudah kalau gitu kamu mandi, bersih - bersih sana!"

"Iya sayang. "jawab Nico mencium keningku sebelum ia pergi.

***************

" Bik... Bibik." panggilku memanggil art di rumahku untuk menanyakan sesuatu.

" Iya buk." jawab Ratih.

" Bibik liat kemeja biru bapak yang kemaren di pakenya ngga?" tanyaku karna kemeja itu adalah kemeja kesayangan nico.

"emmm... Bibik ngga liat buk. Mungkin masih di belakang kali buk. Biar bibik ambilin ya buk." tawar Ratih.

"Ngga usah bik, biar saya aja. "jawabku tak ingin mengganggu pekerjaan bik ratih.

Aku berjalan kebelakang untuk melihat pakaian Nico yang dari tadi aku cari.

" Mana ya?" tanyaku sendiri mencari di beberapa pakaian kotor yang belum di cuci oleh bik ratih.

" Ini dia. "ucapku setelah menemukannya.

" Gimana buk, udah ketemu?" tanya Ratih menghampiriku.

" Udah bik, nih." ucapku memperlihatkan kemeja itu pada bik ratih.

" Yasudah kalau begitu bibik lanjut kerja dulu." pamit ratih kembali ke dapur.

Aku membolak balikan kemeja itu, untuk aku cuci tapi saat aku membuka lipatan leher kemeja Nico aku menemukan bercak lipstik berbentuk bibir di sana. Perasaanku menjadi tidak karuan saat melihat itu. Aku mencium pakaian nico.

Air mataku menetes saat mencium farfum wanita dari baju nico.

****************

"Sayang... "ucap Nico saat ia baru saja pulang kantor dan aku baru saja selesai mempersiapkan makan malam.

Aku mengambil tas kerja Nico dan menyuruhnya untuk duduk di meja makan.

" Waaah.... Makanannya enak - enak banget ya sayang." ucap Nico mengacak - ngacak Rambut Cika.

"Iya pa, papa kenap lama banget sih cika udah laper tau. "ucap Cika memasang wajah cemberutnya.

" Loh emang iya? Emang iya sayang?" tanya Nico melihat ke arahku.

Aku mengangguk sembari tersenyum.

" Perasaan papa tadi bawa mobil keceng.... Banget. Ampe jalanan ngga keliatan sama papa."

" Kalau jalanan ngga keliatan sama papa terus papa lewat di mana?"

" Oh iya ya... Lewat di mana ya papa. "

Aku hanya tertawa kecil mendengar percakan antara anak dan bapak itu.

" Oh... Ya sayang." ucap Nico sambil mengunyah makanannya.

" Besok aku ke bandung ya.ada kerjaan yang harus aku urus di sana. " sambung nico melihat ke arahku.

" Kerjaan apa mas, kenapa harus sampai keluar kota ? "

"Ini loh sayang, ini tu masalahnya bisnis sama investor besar jadi aku harus ke sana nemuin dia. Kan ngga.. Mungkin juga kan masak dia yang mau inves dia juga yang harus ke sini. "

"Jadi aku ke sana nemuin dia dan ngajuain gngajuin beberapa propasal dan juga menjelaskan keunggulan keunggulan perusahaan kita. Supaya dia yakin untuk inves di perusahaan kita." jelas Nico panjang lebar.

"Yang ikut siapa aja mas? "

"Ya tim kerja aku sayang, siapa lagi."

"Salsa ngga ikut? "

"Salsa? Ya ngga lah sayang ngapain dia ikut diakan bukan tim kerja aku, beda kantor jugakan."

Aku mengangguk, "Ooh gitu ya mas." jawabku.

"Kamu kenapa kok wajahnya gitu, kamu berat ya ngizinin aku pergi? "

"Ngga mas, aku ngga papa. Aku izinin kok. "

"Atau kalau ngga kamu ikut sama aku aja ya, lagian aku juga ngga tenang ninggalin kamu apalagikan kandungan kamu udah besar sekarang aku takut terjadi apa - apa sama kamu."

"Aku ngga papa mas, Cika kan sekolah ngga mungkin aku ikut. "

Nico mengangguk lemah, terlihat jika ia berat meninggalkan Arini sendirian.

"Tapi kalau ada apa - apa kamu langsung kabarin aku ya! "

" Iya mas."

*************

"Daaa.... sayang. "ucapku mengantar Cika sampai ke sekolahnya.

" Daaaa... Maaa" ucap Cika merangkul tangan bianka untuk masuk kedalam kelas.

"Lucu ya mereka. "pujiku tersenyum melihat ke arah Cika dan bianka.

" Iya buk. ''

" Buk salsa mana mbak kok ngga ikut nganterin bi?"

"Ibuk lagi keluar kota buk ngurusin pekerjaannya."

"Keluar kotanya di mana ya mbak?"

"Kalau ngga salah ibuk bilang ke bandung buk. "

"Ooooo.... "ucapku yang kemudian pergi ke parkiran setelah suster bi pamit.

************

Ting..... Dung.... Ting... Dung

Aku bergegas membukakan pintu untuk Nico. Ya nico, nico mengabariku jika ia akan pulang malam ini.

" Mass."ucapku sembari memeluk nico.

Nico membalas pelukankan," Aku Rindu sekali sama kamu. "ucap nico melepas pelukannya lalu mengulam bibirku beberapa kali.

Aku mengambil koper dari tangan Nico," aku bawa ke belakang ya mas."

" Oh... Iya. Hati - hati ya sayang!" ucap Nico yang kemudian masuk kedalam kamar untuk mengganti pakaiannya.

Aku menarik koper nico ke belakang, aku membuka kopernya lalu memeriksa setiap lemaran baju yang dibawa oleh Nico kemarin. Aku ingin memastika apa nico bersama wanita itu di luar kota atau tidak.

Aku meletakkan kembali baju nico setelah mendapatkan baju dengan bau farfum yang sama seperti yang aku dapatkan dari kemeja biru Nico kemarin.

Aku menepis air mataku lalu berjalan masuk kedalam rumah.

************

Nico berlari turun terburu - buru dari tangga menuju lantai bawah.

"Mass... Kamu mau kemana? "tanyaku melihat Nico yang terlihat sangat buru - buru.

Sayang aku ke kantor dulu ya ada urusan mendadak yang harus aku selesain."ucap nico memeluk lalu menciumku.

" Tapi mas ini weekend masak kamu harus ke kantor lagi. Aku perhatiin setiap weekend kamu itu ngga pernah ada di rumah. Selala aja ada itu lah ada ini lah kerjaan kantor lah."

" Lama - lama kamu itu udah kayak ngelupain keluarga kamu sendiri tau ngga mas. "ucapku melepaskan semua kekesalan yabg selama ini aku pendam.

" Arini came on, aku ini kerja.untuk kamu untuk Cika.kamu jangan egois seperti ini, kamu pikir aku mau seperti ini?.kalau aku bisa nolak aku akan nolak dan lebih memilih menepati janji aku untuk pergi jalan - jalan sama kamu menghabiskan waktu bersama sama kamu sama cika. "

" Harusnya kamu itu mencoba untuk ngertiin aku sedikit aja, aku tuh capek siang malam kerja bahkan weekendpun aku harus kerja, untuk apa untuk kalian supaya kalian bahagia dan hidup dengan berkecukupan."

" Aku kayak gini juga karna mikirin kamu, kamu mau lahiran dan itu butuh biaya besar sayang. Kamu itu harusnya bisa mikirin ini bukan nuntut aku harus begini begitu sesuau keinginan kamu, aku ini juga manusia aku juga bisa capek, bisa marah. "

Aku menangis sesegukan mendengar semua ucapan Nico kepadaku. Aku berjalan mendekati nico lalu memeluknya," Maafin aku mas, aku kepancing emosi. ngga seharusnya aku bilang gitu sama kamu. Hiks... Hiks "

Nico menghela nafas dalam lalu mengusap puncak kepalaku, "iya... Iya aku ngerti. Tapi tolong jangan kayak gini lagi!."

"Iya mas '' jawabku masih memeluk Nico.

Aku juga minta maaf karna akir - akir ini aku terlalu sibuk dengan urusan kantor sehingga terkesan kalau aku mengabaikan keluarga ini. Aku minta maaf ya." ucap Nico.

Aku melepas pelukanku lalu mendongak melihat ke arah nico," Iya mas. "ucapku yang kemudian nico mencium lalu berpamitan karna ia sangat terburu - buru.

**************

Aku mengambil jas mas Nico dari dalam keranjang kotor yang berada di dalam kamarku untuk bisa di cuci oleh bik ratih sekaligus nantinya.

Saat aku mengangkat jas itu benda kecil berwarna emas dengan permata merah jatuh dari dalam saku jas Nico. Karna penasaran akupun mengambil benda itu.

"Ini anting? "ucapku memperhatikan benda tersebut.

Aku terdiam cukup lama memikirkan semua kecurigaanku selama ini.

Aku menggeleng lau mencari pasangan anting tersebut di dalam jas Nico. Namun saat aku sudah mencari kesemua kantong jas pasangan anting itu tetap tidak ada.

"Apa ini anting,perempuan.....?''ucapku yang tak sanggup mengatakan semua kecurigaan serta bukti - bukti yang telah aku temui selama ini.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Imoy

Imoy

layang layang putus

2022-10-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!