Qheul

pertarungan antara anak dosa iri dan dengki "Leviathan" dan civix dari aurella sang servant "Nemesis", Althea dan Valia.

"apakah kau senang.., membunuh orang yang tidak berdosa"

dengan tatapan yang tajam, Valia kemudian mengangkat tombak miliknya, mengarahkan ke Althea.

"kauuu.. yang berani melukai adikku akan menerima akibatnya!!"

suaranya yang menyeramkan dengan tatapan penuh kemarahan, keluar tiga ekor hitam dari belakang Althea, mereka berdua saling menerjang.

ekor Altheat dan tombak Valia saling beradu, Valia terkejut dengan ekor Althea yang keras, keduanya saling menyerang dan menangkis, percikan energi muncul ketika senjata mereka beradu.

Althea menjaga jarak, lalu dia mengeluarkan jarum-jarum yang begitu banyak, sebelum meluncurkan jarum-jarum itu, Althea berkata "MATI KAU SEPERTI BARBARA",.

seketika Valia terkejut dengan perkataanya itu, jarum-jarum itu terbang menghujani Valia.

Valia mengayunkan tombak yang mengeluarkan energi berbentuk tebasan, sebagian besar jarum itu hancur dan sisanya mencap di tanah. ada beberapa jarum mengenai bahu dan paha Valia.

serangan demi serangan mereka keluarkan di dalam pertarungan itu, membuat sebuah percikan energi yang dapat dilihat di udara.

sebelum Valia menyadarinya, dia merasa ada yang aneh dengan dirinya yang tiba-tiba merasa lemas, keseimbangannya menjadi kacau, dia melihat jarum itu berlendir, dia menyadari ternyata itu adalah racun.

Valia mencabut jarum yang tertancap di tubuhnya, dia memegang kepala karena merasa sedikit pusing. Valia merasakan energi yang meluap.

**tramble**

tiba-tiba ada asap hitam yang begitu tebal keluar, pandangan Valia ditutupi asap itu yang membuat dia tidak dapat mengetahui Althea, semua energi tidak dapat di rasakan Valia.

"AAAaaaagh....."

serangan demi serangan mengenai Valia. dalam kegelapan, Althea menyembunyikan energi miliknya yang tidak dapat diketahui oleh musuhnya, menjadikan tempat yang membuat indra tubuh musuhnya lumpuh.

"hahh..hahh..hahh.."

dengan racun yang mulai dia rasakan, Valia mulai kelelahan. serang yang datang tiba-tiba di dalam kegelapan, dengan cakarnya yang beracun itu, Althea melukai punggung Valia.

mengayunkan tombaknya ke segala arah tanpa mengenai apapun, di dalam kondisinya yang terdesak Valia mulai mencari cara agar dapat keluar dari asap itu, dengan serangan Althea yang terus mengenainya membuat dirinya sulit untuk melakukan sesuatu.

"akan ku cabik dirimu sampai mati!!"

"AAAAAAAHHHHHHH......."

Althea menusuk kedua bahunya, teriakan kesakitan terdengar begitu keras, darah bercucuran ke tanah. dengan luka yang cukup banyak Valia masih bisa berdiri dan mempertahankan kesadarannya.

"sampai sekarang aku heran, kenapa dirimu tidak mati dengan rancunku?"

Dengan mulut yang terbuka sambil terengah-engah, memperlihatkan deretan giginya yang tajam, Althea mengangkat Valia dengan ekornya yang tertancap di bahu Valia.

walaupun begitu Althea juga mulai kelelahan dengan begitu banyaknya energi yang dia gunakan.

Althea mencambuk Valia dengan ekornya, lemas karena terkena racun milik Althea, Valia tidak bisa bergerak dan terus menerima cambuk dari Althea.

"nasibmu akan seperti Barbara, karena berani mengganggu kami."

dengan suaranya yang menyeramkan, Althea memberi tahu Valia apa yang akan terjadi pada dirinya nanti. Nasibnya akan seperti Barbara, yang mati di tangan kakaknya yang juga dari tujuh kekacauan dosa, salah satu anak dari Leviathan.

tombak milik Althea tertancap di tanah, tapi Althea masih punya sedikit kekuatan untuk melakukan serangan kejutan agar bisa terlepas dari kondisinya sekarang.

"KAKAAA.....", (berteriak)

Suara teriakan itu berasal dari Aine, dengar air mata yang mengalir di pipinya, suaranya yang tersedu-sedu, kaki yang gemetar, Aine, berkata kepada Valia.

"tolong.. jangan kalah kak Valia, Kakak Rex pasti datang. KAKAK REX PASTI AKAN MENGALAHKAN PENJAHAT ITUU..."

mendengar kata-kata yang penuh dengan harapan itu, Valia memalingkan wajah, tidak bisa menahan emosinya yang merasa menyesal, karena dia tau Rex tidak akan datang.

" pen..jahat katamu..!?", (menggerutu)

Althea mendengar kata-kata Aine, yang membuat dia marah. Tanpa memalingkan wajahnya, Althea, meluncurkan beberapa jarum beracun miliknya ke arah Aine.

*Ting Ting Ting*

tombak itu menghalangi jarum beracun, dengan terengah-engah menahan rasa sakit, Valia menggunakan kekuatan terakhirnya untuk melindungi Aine.

"AAAAHHHHHH.........."

Valia berteriak kesakitan karena diangkat lebih tinggi oleh Althea.

"...kauu..." dengan ekspresi yang jengkel, Althea lalu melemparkan Valia ke tanah. terlempar jauh kebelakang.

"kakak Valia...!!", Aine menghampiri Valia.

tangan kecilnya mengusap wajah Valia yang berantakan, air mata gadis itu berjatuhan ke wajahnya.

dari jauh Wilma berlari dengan sebagian orang yang sebelumnya berlindung, mencari Aine yang tiba-tiba menghilang.

"AINEEE..., hmm?, ......Valia (!)"

melihat kondisi Valia yang sedang terluka, Wilma sangat khawatir dengan kondisinya, memegang tangannya yang tertutupi darah.

"tenang.., aku ada disini, jangan khawatir", ucap Wilma.

dengan wajah sedih Wilma memegang erat Valia dalam kondisi yang lemas, walaupun baru sebentar tinggal bersama, tapi Wilma sudah menganggap Valia sebagai bagian dari keluarga.

Althea merasakan kecemburuan, cairan hitam mulai menyatu membentuk bulatan yang besar, cairan itu adalah racun mematikan yang dapat langsung membunuh mereka, Giant toxic.

...****************...

di suatu tempat yang penuh dengan bebatuan besar, Rex yang kebingungan kenapa dia berada di sana, dia terus berjalan mencari ayah dan rekan-rekannya.

"AYAAAHH...,"

"tempat apa ini?, kenapa aku disini".

sambil memperhatikan daerah itu, Rex terus berjalan melewati bebatuan besar, dia tidak dapat merasakan apa-apa seperti tidak ada makhluk hidup yang tinggal di daerah itu.

Rex terus naik ke batuan yang lebih tinggi dan dari jauh Rex melihat ada sebuah rumah, Rex memutuskan untuk kesana.

Rex mulai menuruni bukit dan dia berjalan menuju rumah itu, sesampainya di sana dia memanggil penghuni rumah itu.

"permisi.., haloo.., apakah saya boleh..."

tiba-tiba dari belakang Rex merasakan hawa mengerikan yang begitu pekat. seorang pria berdiri di belakang Rex.

"heee... ternyata kau sudah datang, ....Rex."

hawa membunuh hilang, dan Rex terkejut orang itu ternyata tau nama dia, membalikan badannya melihat siapakah sebenarnya orang itu.

mata hijau, badan yang dipenuhi luka dengan banyak sekali tulisan yang tidak Rex tau, berbadan kekar dengan tinggi dua meter lebih, berdiri tegap di hadapannya, Rex bertanya.

"siapa kau, kenapa kau bisa tau namaku?.."

dengan heran pria itu hanya berjalan melewati Rex, lalu membuka pintu.

"ceritakan apa yang terjadi, dan aku akan memberimu sesuatu", kata pria itu pada Rex.

pria itu masuk kedalam rumah, Rex yang masih bingung dengan apa yang terjadi, Rex memutuskan untuk mengikuti pria itu masuk kedalam.

di dalam hanya ada satu ruangan, terdapat sembilan batu yang menempel di dinding, warna batu itu memiliki berbagai macam warna. sambil memperhatikan, matanya tertuju pada satu batu, batu berwarna ungu yang memiliki lambang ujdat.

pria itu berjalan ke sebuah meja yang sepertinya itu adalah tempat untuk memasak miliknya, dia mengambil sebuah guci dan menyiapkan dua gelas minuman.

*SSHHHHUUUUUUUU....*

sebelum dia duduk di lantai, pria itu meniupkan udara dari mulutnya yang lumayan kuat.

"maaf karena para qheul, ingin tau tentang dirimu"

semua batu itu seketika menghilang dan

Rex yang tidak mengerti apa yang pria itu maksud,

pria itu mengayunkan tangannya seperti isyarat menyuruh Rex untuk duduk.

Rex duduk di sebelah pria itu dan pria itu memberi salah satu gelas padanya, Rex melihat isi dari gelas itu.

"tenang, itu bukan cairan yang akan membunuhmu"

menoleh ke arah pria itu sambil mengerutkan keningnya, pria itu membalasnya dengan senyuman dan Rex meminumnya sambil melihat pria itu.

"jadi apa yang terjadi?", tanya pria itu.

"bukankah, sebaiknya kau memperkenalkan dirimu dulu tuan", balas Rex datar.

"haha.., maaf, mungkin aku akan memberi tau namaku saja,.... namaku Lourus"

"kenapa?", tanya Rex.

"karena kau nanti juga akan tau sendiri", jawab Lourus.

Rex penasaran apa yang Lourus maksud, tapi Rex mungkin akan tau nanti. mereka melanjutkan percakapan, Rex menjelaskan apa yang terjadi kepada Lourus sebelum dia terdampar ke tempat itu.

"aku tidak tau siapa itu Althea, tapi aku akan beri tau kenapa kau bisa ada di sini, ...........kau sudah tewas di tangannya"

Rex sangat terkejut dengan apa yang di katakan Lourus, Lourus berdiri dan ingin mengambil sesuatu.

"lalu bagaimana dengan ayah dan yang lain?", tanya Rex khawatir.

"sama seperti dirimu", sambil terus mencari.

Rex langsung berdiri dan menghampiri Lourus, memegang pundaknya sambil menariknya yang membuat Lourus berbalik.

seketika Lourus menebas dada Rex dengan pisau, luka yang cukup dalam, tapi luka itu langsung hilang tampa bekas sedikitpun. Lourus berkata "itu adalah jawabannya", dengan tatapan prihatin pada Rex.

menundukkan kepala, air mata menetes kelantai, Rex masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Lourus.

Lourus memperhatikan Rex, berjalan ke tengah ruangan, dan membentangkan kedua tangannya, lalu berkata.

"KAUU... SUDAH MEMBUAT PARA QHEUL TERTARIK PADA DIRIMU, SALAH SATU DARI MEREKA BERSEDIA MELAYANI DIRIMU. KARENA ITU JIWAMU DI PANGGIL KESINI", kata Lourus.

Lourus menjelaskan tentang apa itu qheul.

qheul adalah core dari monster yang dikenal dengan ZARZA atau dua belas raja akhirat, tanpa memberi tau bagaimana dia mendapatkan core itu.

dan Lourus memberi tau Rex bahwa bukan dia yang memanggilnya kesini, tapi para qheul yang mengundang Rex.

salah satu dari qheul itu memilih Rex untuk menjadi kekuatannya, atau bersedia untuk melayani Rex. salah satu qheul itu adalah Horus, core yang berwarna ungu dengan lambang ujdat.

"aku tidak peduli dengan semua itu, apa yang ku lakukan disini, sedangkan monster itu masih di sana, Aine, ibu, dan Valia masih dalam bahaya"

mengusap air mata di wajahnya, Rex yang menghiraukan kata-kata Lourus, dan menatapnya dengan serius.

"aku ingin kembali apapun itu bayarannya !"

"yaa.. kau bisa, tapi kau harus membawa dia (Horus) bersamamu", kata Lourus.

"kenapa, kenapa aku harus membawanya?", tanya Rex.

"karena, .....kau yang dipilihnya", jawab Lourus.

Lourus meniupkan udara dari mulutnya, dan semua batu itu muncul, dia menyuruh Rex untuk menghampiri Horus. Rex akan lakukan apapun supaya bisa kembali, untuk menyelamatkan keluarganya dan membalaskan kematian ayahnya.

Rex menghampiri core itu, core itu bereaksi dengan berkedip seakan dia senang.

"pegang dia dan katakan fasaq", kata Lourus.

Rex menyentuh dengan telapak tangannya, dan merasakan semangat yang begitu besar dari dalam core itu.

"fasaq"

semua ingatan yang di simpan oleh core itu di terima oleh Rex, Rex melihat sebuah bangsa yang memiliki satu tanduk di kepalanya sedang berperang, tapi yang Rex lihat bukan sebuah perang biasanya, tapi sebuah pembantaian.

Rex melihat ada pemuda yang menerjang ke arah kerumunan dengan membawa pedang besar, dan menebas semua orang yang ada seperti membunuh sekumpulan tikus.

pemuda itu berdiri di atas tumpukan mayat dengan badan yang dipenuhi oleh darah, pemuda itu menoleh kearah Rex, memperlihatkan wajahnya.

Rex menyadari siapa pemuda itu, ingatannya seketika berganti dan terus berganti, memperlihatkan semuanya yang pernah terjadi sebelumnya, dimana Horus jadi saksi akan setiap peristiwa yang terjadi di masa lalu.

kesadaran Rex kembali, dia terdiam sejenak sebelum dia menoleh kebelakang untuk menanyakan sesuatu pada Lourus, tapi tanpa Rex sadari ada penghalang yang membuat Rex terjebak.

Rex melihat Lourus yang sedang berkata sesuatu, tapi Rex tidak dapat mendengar perkataan Lourus, lalu tiba-tiba Rex merasakan sakit kepala, pandangan menjadi kabur dan sebelum pandangannya gelap Rex mendengar.

"Terimakasih~"

...****************...

Althea mendengar sesuatu, dia sempat melirik ke kiri dan kanan, merasakan ada sesuatu yang janggal, seperti letupan energi yang besar dan menghilang begitu saja.

di hadapannya seketika muncul sesosok pria dengan energi yang begitu besar, meninju Althea sampai terpental jauh kedalam hutan.

telinga dengan anting berbentuk bulan sabit, banyak tulisan kuno di tubuhnya yang mengeluarkan aura hijau. armor yang hanya menutupi setengah badan, dengan ukiran Horus.

"Kakak Rex.." Aine terlihat sedih.

Valia heran dengan apa yang di lihatnya, Rex yang dia kira sudah tewas ternyata berdiri didepannya, dia baru menyadari bahwa energi yang di rasakan sebelumnya adalah milik Rex, dan bukan milik masternya.

namun, energi itu lebih kental dan pekat dari sebelumnya, yang menandakan bahwa energi yang sekarang lebih kuat dari yang terakhir Valia rasakan, bahkan melebihi kekuatan masternya.

dari arah Althea muncul duri hitam besar, melesat menuju Rex. Rex mengeluarkan perisai, menahan serangan itu.

"AAARRRGGHHHHHHHHHH......"

raungan itu sangat keras, menggema di udara yang membuat hewan dan monster di hutan melarikan diri.

asap beracun muncul begitu tebal, dan menyebar ke setiap penjuru hutan, membuat pepohonan mati, hewan dan monster membusuk karena terkena asap itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!