childs of sin

Rex sudah sampai dirumahnya melihat banyak makanan di meja makan, dia merasa sedikit terkejut karena jarang para pemburu di desa mendapatkan tangkapan yang besar seperti itu.

"ehh.. bukankah ini adalah keberuntungan yang luar biasa", kata Rex sambil menarik kursi dan duduk di meja makan.

"hehehehe.., ini semua mungkin berkah dari Dewi hutan dengan memberikan kita Valio dewasa yang sangat besar"

Rex senang ayahnya tidak apa-apa setelah dia tau mereka menangkap Valio dewasa yang besar.

dalam obrolan mereka ketika makan malam, Pedric menjelaskan bagaimana dia dan yang lain mendapat tangkapan yang begitu besar saat itu, tapi Rex merasa ada suatu hal yang aneh dari cerita ayahnya itu.

ketika mereka sedang makan, mereka mendengar suara yang begitu keras, seperti ada yang menghantam tanah.

DOOMM...

suara itu berasal dari luar itu membuat mereka sangat terkejut.

"Suara apa itu !".

Wilma merasa sangat takut dan langsung memeluk Aine, Pedric mencoba menenangkan istrinya yang merasa ketakutan.

"aku dan Rex akan keluar untuk melihat apa yang terjadi, kalian tunggu disini sebentar", kata Pedric.

Rex merasakan sesuatu yang aneh, dia merasakan ada kekuatan yang cukup kuat di luar sana, berharap bukan sesuatu yang bisa mengancam keluarganya.

mereka berdua mengambil pedang yang ada di samping lemari, dengan itu mereka langsung menuju pintu keluar.

sebelum keluar Rex meminta tolong Valia untuk menjaga ibunya dan Aine, dan ketika sesuatu menjadi buruk mereka bertiga harus lari dari sini.

"aku akan selalu bersama mereka, kalian juga harus menjaga diri kalian jika itu berbahaya", saut Valia.

"terimakasih..", kata Rex sebelum dia membuka pintu dan keluar.

mereka berdua berlari ke arah tengah desa untuk apa yang sebenarnya terjadi, sesampainya di sana mereka melihat pria berbadan besar dengan membawa palu sedang menghancurkan salah satu rumah.

"Siapa kau?, kenapa kau melakukan itu?".

Menghiraukan pertanyaan dari salah satu warga desa, pria berbadan besar itu tanpa berkata apa-apa langsung menghantam pria itu dengan palu nya dan terpental jauh menghantam tembok dan pria itu seketika tewas.

melihat suaminya tewas, istri pria itu histeris dan berteriak karena melihat suaminya tewas dengan kondisi yang mengerikan.

"shii..shi shi shi.." (suara tawa kecil)

Dari jauh dan memperhatikan, sedang duduk di dahan pohon, seorang gadis tertawa kecil dengan apa yang dia lihat dari atas sana.

Dalam suasana yang panik, warga yang melihat kejadian itu berusaha menyelamatkan keluarga mereka dan sebagian pria yang ada di desa berkumpul untuk mencoba melawan orang itu.

ada seorang pemuda yang menghampiri Rex yang baru sampai di tempat itu, meminta bantuan kepada Rex untuk menghadapi pria itu. Rex merasa pria itu cukup berbahaya, dia dan sang ayah mengeluarkan pedang yang mereka miliki bersiap untuk bertarung.

Rex mencoba berbicara dengan pria tersebut, seperti tidak mengerti apa yang Rex katakan dan tidak ada satupun kata yang keluar darinya.

"........"

dengan mendadak dari belakang seseorang menyerang pria itu dengan tebasan pedang, tapi pria besar itu hanya diam tampa melawan.

semua pria yang ada di sana mencoba menyerang pria besar itu, tidak ada luka sedikitpun pada tubuh pria itu yang dari tadi menerima begitu banyak sekali tebasan. Para orang desa yang dari tadi menyerang dia merasa heran kenapa tubuh pria itu begitu keras seperti besi.

Tiba-tiba pria besar itu meraung mengeluarkan energi yang langsung saja menghempaskan sebagian orang yang ada di sekitarnya.

"UAHHH....".

Rex menutupi wajahnya dari serpihan debu yang berterbangan akibat orang itu, pada saat itu Rex berfikir pasti dia memiliki titik lemah di tubuhnya yang keras itu, berjalan mendekati pria besar itu, menatapnya dengan sinis.

"Siapa dirimu?, apa yang kau inginkan disini?".

pria besar itu membalas pertanyaan Rex dengan serangan, dia mengayunkan palu ke arah Rex yang mungkin bisa saja membunuhnya jika terkena serangan itu.

"oguhh..?".

pria besar itu heran kenapa Rex tiba-tiba menghilang, dia melihat ke segala arah tapi tidak menemukan Rex, tiba-tiba Rex muncul dari belakang mencoba menebas lehernya, pedang yang Rex gunakan tidak dapat menebas leher pria itu dan yang terjadi malah pedang Rex yang patah karena saking keras kulitnya.

"seberapa keras tubuh pria ini ! ", pikir Rex.

Rex mulai merasa khawatir jika mereka tidak bisa mengalahkan pria tersebut orang-orang desa akan dalam bahaya.

mungkin sudah tidak ada pilihan lagi untuk Rex menggunakan "itu" sekarang, karena sudah tidak ada lagi senjata yang kuat atau orang kuat yang mampu menghadapinya selain diri dia sendiri.

karena Rex memiliki kekuatan yang dia sembunyikan dan hanya ada beberapa orang yang tau, karena kekutan itu memiliki aura yang sangat mengerikan.

Aura yang dikeluarkan Rex jika dia menggunakan kekuatan itu pasti akan membuat orang merasakan tekanan yang sangat kuat, hawa mengerikan yang mereka rasakan akan membuat tubuh mereka gemetar.

Rex jarang sekali menggunakan kekuatannya, dia tidak ingin terjadi kegaduhan sehingga membuat kerajaan menyadari dirinya.

sebab itu, jika dia menggunakan kekuatan itu akan membuat dia diawasi oleh kerajaan atau bisa juga di anggap sesuatu yang mengancam kerajaan.

atau jika ada orang yang mengetahui apa sebenarnya kekuatan itu, yang bahkan Rex sendiri tidak tau kenapa dia memilikinya, mungkin saja orang itu akan mengincar dirinya atau mengancam keselamatan keluarganya.

dalam situasi sekarang Rex melupakan semua kekhawatiran dirinya tentang hal itu, karena jika dia tidak menggunakannya, keluarga dan penduduk desa akan dalam bahaya.

"avasim glosya". (berbisik)

.

.

.

Rex memanggil sesuatu dan seketika seperti berpindah ke tempat lain, ada lumpur hitam menggenangi pijakan Rex, ada seseorang yang tertawa, suara itu menggema di setiap penjuru, seperti seseorang yang telah membantai ribuan atau bahkan jutaan orang.

sungguh arogan dan tampa belas kasih, perasaan aneh yang dirasakan Rex sungguh membingungkan

dan itu sungguh tidak nyaman tapi begitu nostalgia.

orang-orang yang ada di sana melihat aura ungu keluar dari tubuh Rex, pria besar itu memperhatikan Rex, apa yang dia lakukan, kenapa dia diam saja sambil menutup matanya.

tempat itu menjadi sangat sunyi, tidak ada suara sekecil apapun yang terdengar di sana, tiba-tiba lumpur hitam keluar dari bawah Rex menyelimuti seluruh tubuh, cahaya hijau menyala dari dada Rex saat itu, dan seketika lumpur itu menghilang.

tidak ada yang berubah di tubuh Rex, hanya mata yang tadi berwarna coklat berubah hijau menyala, orang desa yang ada di sana merasa sesak, hawa keberadaan yang sangat kuat yang membuat mereka gemetar.

"ada apa ini?, kenapa tubuhku gemetaran."

para penduduk kebingungan dan merasa kematian mendekat saat itu, Pedric yang sudah pernah merasakan hal yang sama sebelumnya dan dia merasa khawatir.

merasakan itu untuk kedua kalinya seperti apa yang para penduduk rasakan, rasa putus asa yang mereka rasakan menunjukan seberapa mengerikannya Rex saat itu, yang membuat mereka begitu tidak berdaya.

tangannya bergetar dan kakinya terangkat sedikit seperti ingin mundur, tanpa disadari pria besar itu juga merasakan hal yang sama tapi dia tidak peduli, meraung dengan begitu kencangnya agar rasa ketakutan itu hilang.

pria besar itu berlari ke arah Rex, menghantam Rex dengan palu besar miliknya, dia mengayunkan palu itu seperti ranting berkali-kali, debu berterbangan menutupi mereka.

tidak ada satupun serangan yang mengenai Rex, pria itu merasa heran dan seketika mundur beberapa langkah ke belakang. Rex hanya memandangi tingkah laku dia yang merasa kebingungan. Rex berjalan kearah pria itu.

"oguhh.." gumam pria besar.

bola hitam muncul, pria besar itu mengarahkan palu besar miliknya dan melemparkan bola hitam kearah Rex.

dengan tatapan sinis Rex tanpa menghiraukan serangan itu, Rex tetap berjalan, serangan pria itu mengenai Rex, area sekitar meleleh dan menguap seperti lahar panas.

"Gha gha gha gha."

pria besar itu tertawa, karena mengira betapa bodohnya Rex yang dengan sengaja mengenai serangannya, uap panas terus keluar tapi betapa terkejutnya dia melihat Rex terus berjalan dengan badan yang dipenuhi cairan hitam.

"apa yang kau keluarkan ini?, apa kau pikir aku akan kalah hanya dengan ini?." kata Rex

"GHAAAAAAAAAAAAA......."

meraung dengan sangat kerasnya, merasa di permainan, pria itu mengangkat palu miliknya dan mengeluarkan aura hitam yang membuat palu itu bertambah besar.

Serangan yang kuat siap untuk dikeluarkan, serangan yang memiliki daya hancur yang dahsyat akan mengakhiri pertarungan.

begitu besar palu milik pria itu sekarang, mungkin desa itu akan benar-benar hancur.

Pria itu mengarahkan serangan itu ke Rex.

*BUMMM*

getaran yang begitu kuat terasa seperti gempa bumi, puing batu dan debu berterbangan ke segala arah.

Pedric menutup matanya, berharap Rex tidak terluka dengan serangan itu. Debu yang tadi begitu tebal kini menipis, memperlihatkan hasil dari serangan tadi.

entah bagaimana bisa Rex duduk di pundak pria itu, dan untuk ke tiga kalinya Rex menghindari serang pria itu.

"kau menyerang siapa, huh?"

kemudian, dengan sekali pukulan, meninju wajah pria itu yang membuat dia terhuyung sebelum dia terjatuh.

Rex yang saat itu berdiri beberapa meter di depan, melihat dia yang terlentang di tanah sambil memegang wajahnya.

"cukup dengan kerusakan yang kau buat!, aku akan membuat dirimu bertanggung jawab atas semua kekacauan ini."

Rex mengeluarkan listrik di tangannya, yang membentuk sebuah pedang besar, mengarahkan serangan itu ke arah pria itu.

tapi tiba-tiba ada perisai es yang cukup tebal menutupi pria itu, kemudian.

"tidak akan ku maafkan dirimu, jika sampai membunuh adikku, Phegor (!)"

seorang gadis kecil tiba-tiba muncul entah darimana, siapa dia, kenapa hawa dia terasa lebih kuat dibandingkan pria besar itu.

pertanyaan yang muncul dalam benak Rex, membuat dia khawatir.

"siapa lagi kau ini?"

dengan wajah datar, Rex merasa heran kenapa seorang gadis kecil miliki aura yang kuat.

"tidak perlu ku beri tau, kerena kau akan aku.."

belum menyelesaikan kalimatnya, Rex yang secara tiba-tiba dengan cepat menyerang dia dengan beberapa bola petir.

tapi gadis itu di lindungi oleh Phegor, yang sudah memakai baju jirah, aliran listrik menjalar di tubuh Phegor yang terkena serangan Rex.

"kau boleh mengamuk sekarang PHEGORRR.....!"

kekuatan Phegor yang sekarang bertambah kuat, berbeda dari yang sebelumnya, dan entah darimana asal baju jirah miliknya.

Rex merasa heran dengan apa yang terjadi, kenapa dia tiba-tiba berubah dalam waktu yang singkat.

"Phegor'ku yang sekarang ini adalah salah satu dari tujuh kekacauan dosa...!, GARBODIX..., sang jendral dari semua GOLIAT"

anak dari sang dosa, IRI dan DENGKI "Leviat", sang penguasa dari hutan QHOLIAN, hutan dimana keinginan yang jahat di segel.

mendengar semua yang di katakan gadis itu, para penduduk yang mendengar, merasa sangat terkejut.

"kenapa Leviat?.., apa yang dia mau?.., dan apa yang kalian cari!?..,"

para penduduk kebingungan, apa yang di inginkan sang dosa (?), sampai menugaskan anak-anak'nya.

karena sang dosa, hanya akan mengirimkan bawahan yang tidak terlalu penting bagi dirinya, jika memerlukan sesuatu.

lalu apa yang sang dosa inginkan, sehingga dia harus menugaskan anak-anak'nya?..,

"jika dia GARBODIX !, apakah kau mungkin...",

tanya Pedric sebelum dia jatuh terduduk.

"ALTHEA, dan nama lainnya adalah...CTYCHINE si putri racun, sebutan kau di medan perang", saut Rex.

dengan tatapan dingin. Rex menghela napas, kemudian dia mengarahkan tinju'nya ke arah mereka berdua.

siapapun mereka, anak dosa, atau bahkan dosa itu sendiri, Rex tidak peduli. jika ada seseorang yang mengancam keluarganya, dia tidak akan membiarkan mereka melukai orang lain lebih ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!