Kumpulan perempuan dengan paras menawan saat ini tengah berada di salah satu kafe di Jakarta. Mereka nampak asik saling melempar canda tawa. Raut wajah mereka bahkan nampak sangat bahagia. Tawa mereka meramaikan kafe yang tengah sepi itu.
Salah satu dari mereka hanya terkekeh pelan, dia hanya menampilkan raut datarnya. Tidak, bukan dia tak bahagia, memang begitu tabiatnya. Dingin dan tak tersentuh, sahabatnya bahkan sudah biasa melihat tatapan datarnya.
"Yeay, Nata udah gak jadi pengganguran lagi!" pekik seorang gadis dengan rambut sebahu.
Iya, saat ini Nata dan sahabatnya tengah berkumpul di salah satu kafe. Seperti yang dirinya katakan sore tadi, dia akan merayakan keberhasilannya dalam mendapat pekerjaan baru. Perempuan itu sangat antusias bercerita pada sahabatnya.
Nata terkekeh pelan sembari mengaduk minumannya. Dia memandang perempuan di hadapannya dengan senyum maklum. Dua sahabatnya ini memang mempunyai kepribadian yang berbeda. Satunya banyak tingkah dan satunya lagi tak banyak tingkah. Meski begitu, dirinya bersyukur memliki sahabat yang mampu menerima dirinya dengan tulus.
"Gimana bos kamu? Ganteng gak?!" tanyanya antusias.
"Cowok pasti ganteng, Alika." Nata menghela nafasnya kasar.
Perempuan bernama Alika itu terkekeh pelan. Dia memandang Nata dengan tatapan menggodanya. "Hati-hati naksir lho. Nanti judulnya gini 'bosku adalah pacar rahasiaku' hahaha ...."
Dia merenggut. "Yesha, Alika tuh!" adu Nata pada perempuan yang sedari tadi hanya diam saja.
"Alika, jangan jail." Nata tersenyum senang mendengar ucapan perempuan di hadapannya itu.
Alika Dirnata, perempuan cantik dengan rambut sebahu. Dia merupakan sosok perempuan yang cerewet, banyak tingkah, dan bar-bar. Jika, perempuan lain akan memilih menjadi sosok yang anggun, berbanding terbalik dengan Alika yang terkesan bar-bar. Dia tidak tomboy, tetapi dirinya jauh dari kata anggun. Alika juga merupakan mantan atlet karate semasa SMA.
Yeshania Arafa, perempuan cantik dengan lesung pipit. Yesha merupakan kebalikan dari Alika, perempuan dengan rambut sepunggung ini terkenal tak banyak tingkah. Dia akan bicara seperlunya dan memilih diam jika tidak ada hal penting yang harus diucapkan. Perempuan yang diberi gelar ice princess ini terkenal dengan sikap anggun dan cerdasnya, wajar saja dia merupakan seorang Pengacara muda.
"Aelah gak asik kamu, Yes!" cetus Alika.
"Hm."
Alika mendengus kesal. Perempuan berusia 28 tahun itu memilih memakan makanannya dengan kesal. Nata yang melihat itu hanya bisa menahan tawanya, dirinya selalu terhibur dengan sikap lucu Alika. Sedangkan, Yesha cenderung memberikan dirinya masukan. Lengkap, bukan?
Di antara ketiganya, Alika memang yang paling tua. Namun, justru sikapnya seperti Anak kecil. Sedangkan, Yesha lah yang paling bijaksana meski dirinya yang paling muda. Untuk Nata, perempuan itu cenderung dewasa, lembut, dan tenang.
"Hahaha ... Muka kamu lucu, Al!" ceplos Nata sembari tertawa ringan.
"Tau ah! Nyebelin."
***
Pagi ini, Cellyn bangun lebih awal mengingat dirinya akan ada operasi. Perempuan berusia 24 tahun itu tengah duduk di atas kursi sembari menikmati sarapannya. Matanya tak henti melirik ke arah tangga, menanti Darren turun.
Jika biasanya mereka akan sarapan bersama, tetapi kali ini berbeda. Cellyn harus berangkat pagi-pagi untuk menangani pasiennya. Sedangkan, Darren baru akan terbangun pukul 06.15 wib. Sangat tidak memungkinkan Cellyn menanti Darren.
Dia melirik jam yang menghiasi pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 06. 10 wib, dirinya bergegas meminum susunya. Cellyn bangkit dari duduknya sembari merapikan pakaiannya, dia melirik lagi ke arah tangga lantas menghembuskan nafasnya kasar.
"Bi, saya berangkat dulu, ya. Nanti tolong bilangin sama Papa. Oh, iya! Papa dibuatin salad buah aja ya, Bi. Tolong banget, maaf kalau aku repotin," titah Cellyn.
"Baik, Nona Muda."
Jika biasanya Cellyn lah yang menyiapkan sarapan untuk sang Ayah, maka kali ini tidak. Sarapan Darren disiapkan oleh Tini selaku kepala pelayan. Darren memang hanya sarapan menggunakan salad buah atau roti dengan selai kacang. Pria itu tak bisa sarapan dengan makanan berat.
Empat puluh lima menit kemudian, Darren menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Dirinya menyatukan alisnya saat tak melihat sang Anak di meja makan. Pandangannya tertuju pada salad yang berada di atas meja, pria itu menghela nafasnya kasar.
"Bi, Cellyn sudah berangkat?"
"Sudah, Tuan. Nona Muda meminta saya untuk menyiapkan salad buah untuk Tuan," jawab Tina dengan kepala tertunduk.
"Heem, makasih, Bi."
Darren menghabiskan makannya dengan tenang. Pria itu makan dengan santai tanpa takut akan kesiangan nantinya. Dua puluh menit kemudian dirinya telah menyelesaikan sarapannya, Darren segera bangkit dari duduknya. Pria itu kembali menelisik penampilannya.
"Bi, saya berangkat dulu. Tolong jaga rumah, kalau ada apa-apa kabari saya."
"Baik, Tuan."
***
Pagi ini Nata nampak bersemangat. Iya, hari ini hari pertamanya bekerja di DA Company, perusahaan besar yang memiliki peranan dalam dunia bisnis. Banyak orang yang ingin bekerja di perusahaan tersebut, mengingat gaji yang ditawarkan sangat menggiurkan. Namun, sayang tak semua orang diterima. Nata beruntung karena dirinya dapat diterima di sana.
Nata sudah rapi dengan pakaian formalnya. Perempuan itu memoleskan sedikit lipstik pada bibirnya agar terlihat. Dia tersenyum dengan manis saat menatap penampilannya dari cermin. Perempuan itu berdecak merasa puas dengan penampilannya.
"Perfect!"
Perempuan itu meraih kunci motornya. Dengan segera dia keluar dari kamarnya, pemandangan pertama yang dirinya lihat adalah tetangga yang berlalu lalang. Semuanya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, mulai dari menyapu, menjemur pakaian, mencuci pakaian, mengangkat gas. Pemandangan yang selalu dirinya lihat saat pagi hari.
Nata memasang senyum manis kepada orang-orang yang menyapanya. Dirinya sudah sangat dekat dengan tetangganya atau pun warga rusun lainnya. Mengingat dia sudah sejak SMP tinggal seorang diri di rusun tersebut.
"Mau berangkat kerja, Neng?" tanya seorang ibu-ibu sembari memberikan anaknya makan.
"Iya, Bu. Nata pamit kerja, ya." Nata menjawab dengan senyuman manisnya.
"Iya, Neng. Hati-hati di jalan."
"Siap!"
Karena jarak antara kantornya dan rusun tempatnya tinggal tak terlalu jauh, Nata tak perlu menghabiskan waktu terlalu lama. Selang 20 menit dirinya tiba di DA Company. Perempuan itu segera memakirkan motornya di tempat khusus kendaraan beroda dua.
Nata menghela nafasnya kasar sebelum akhirnya membuka helm miliknya. Perasaan gugup itu menghampiri dirinya kembali. Dirinya turun dari motor sembari memandang sekitarnya dengan menilai. Nata memejamkan matanya sebelum akhirnya masuk ke dalam kantor.
Perempuan itu berjalan dengan lambat, tatapannya menilai setiap orang yang dia temukan. Orang-orang di kantor ini terlihat modis dengan penampilan mereka, berbanding terbalik dengan dirinya yang terlihat sederhana. Perempuan itu menggepalkan tangannya sembari menarik nafas dalam.
Semangat, Nata! Jangan insecure! batinnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments