3. KESAN PERTAMA

Aku menatap diriku di cermin. Cantik. Aku memuji diriku sendiri. Aku memang mirip Ibu yang memiliki kulit kuning langsat. Untuk pertama kalinya aku memakai pakaian bermerk dan mahal. Dan aku memakai sedikit riasan di wajahku. Aku tak mau terkesan kampungan di depan Pak Jansen dan istrinya.

Ya. Akhirnya aku setuju untuk menerima perjodohan ini. Memang agak berat rasanya. Karena aku masih sangat muda, dan aku tidak pernah tahu seperti apa calon suamiku itu. Ini semua karena kami secara tak sengaja menemukan surat wasiat kakek yang ditulis bersama Pak Jansen. Di dalam surat itu, kakek sangat memohon padaku agar mau menerima perjodohan ini. Ditambah lagi, beberapa hari terakhir, aku selalu bermimpi didatangi oleh kakek. Ouch, ini bagai pertanda kalau kakek memang ingin aku menerima wasiatnya.

Hari ini, Pak Jansen dan istrinya akan datang menemuiku. Aku sangat gugup. Apa aku benar-benar layak jadi cucu menantu di keluarga kaya dan terhormat itu? Berkali-kali aku bertanya pada hatiku. Tapi, meskipun aku tidak layak, aku akan berusaha memantaskan diri.

Ditemani Bude Sri, Bulik Tati dan yang lainnya, kami menyambut kedatangan Pak Jansen.

"Terimakasih sudah bersedia datang ke rumah kami. Sungguh suatu kehormatan tersendiri untuk kami." Pakde Gun membuka perbincangan.

"Hahaha, jangan bicara begitu. Bertahun-tahun lalu saya sering datang kemari. Dan memang, suasananya masih sama seperti dulu, hangat." balas Pak Jansen.

"Maaf kami mengganggu waktu kalian. Kami datang kesini, karena ingin bertemu dengan Cinta." Ucap istri Pak Jansen.

"Cinta ada dikamarnya. Dek Tati, tolong suruh Cinta keluar."

Aku mendengar suara Ibu yang menyuruh Bulik Tati menjemputku.

Aku berjalan keluar kamar dengan menunduk. Pipiku bersemu merah. Aku gugup dan juga malu.

"Seperti yang sudah kuduga. Kamu sangat cantik, Nak." Ucap Nyonya Jansen sambil membelai rambutku.

"Terimakasih Nyonya." jawabku.

Aku duduk disebelah Ibuku, dan berhadapan dengan Pak Jansen dan istrinya.

"Kamu sudah tumbuh besar, nak. Mulai sekarang panggil saja Kakek, dan juga Nenek ya." ucap Pak Jansen.

Aku mengangguk.

"Kedatangan kami kemari adalah untuk meminang Cinta secara resmi, dan juga ... mulai minggu depan, Cinta sebaiknya tinggal bersama kami. Karena dia harus mendapat pelatihan dari para pengajar." lanjutnya.

What?!? Pelatihan? Ini perjodohan yang serius bukan? Kenapa ada pelatihan segala?

"Maaf kakek, pelatihan apa ya?" Aku memberanikan diri membalas ucapan Pak Jansen.

"Ada beberapa hal yang harus dipelajari saat masuk dalam keluarga kami. Mempelajari tradisi, tata krama, table manner, dan bisnis, adalah yang terpenting. Kamu harus menguasai itu, sayang..." suara lembut Nyonya Jansen terdengar menyejukkan namun cukup membuatku menelan ludah.

Menjadi menantu keluarga seseorang ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Aku berusaha untuk tetap tersenyum meski aku tak faham dengan apa yang dijelaskan Nenek.

"Tapi ... Cinta tidak pernah jauh dari Ibu, Kek." Aku menggenggam tangan Ibu.

"Jangan khawatir. Kalau kamu rindu pada Ibumu, kamu bisa pulang kesini atau menelepon melalui sambungan video." Jawab Kakek Jansen.

Baiklah. Aku setuju. Kesan pertamaku tentang Kakek Jansen dan Nenek Jessi, adalah mereka sangat ramah, dan baik hati. Entahlah, tapi aku yakin aku merasa akan baik-baik saja jika nanti tinggal bersama mereka.

Dan tibalah hari ini, hari dimana aku akan pindah ke rumah Kakek Jansen. Aku hanya membawa barang-barang yang sudah dibelikan Nenek Jessi padaku waktu itu, dan meninggalkan semua barang lamaku dirumah. Tak ada lagi kaus oblong dan celana pendek saat tidur malam nanti. Aku hanya memiliki piyama dan gaun tidur yang menurutku agak tak nyaman dipakai tidur.

Ibu, Bude Sri, Pakde Gun, Bulik Tati, Teh Rina dan Uda Faisal, mereka semua memelukku bergantian. Oh Tuhan, aku akan sangat merindukan mereka. Aku pun meneteskan air mata. Namun Ibu segera menghapus air mataku.

Aku ingat obrolanku dengan Ibu semalam.

"Dengar Nduk. Ibu tidak mau menganggap ini adalah aji mumpung. Meski semua tetangga menghujati ibu.  Ibu tidak akan dengarkan omongan tetangga yang bilang katanya ibu menjual kamu. Memang, Ibu sedih akan berpisah denganmu, tapi Ibu juga bahagia. Karena takdirmu berbeda dengan Ibu. Kamu tahu, setiap malam Ibu berdoa, agar kamu mendapat nasib yang lebih baik dari Ibu dan bapakmu. Kamu tidak harus susah payah jualan nasi seperti Ibu. Nduk, ibu yakin kamu pasti akan bahagia. Jadilah cucu yang baik untuk mereka. Kamu adalah kebanggaan Ibu. Ibu sayang kamu, Nduk."

"Ibu ... Aku akan selalu ingat semua nasihat Ibu. Aku janji akan sering menelepon Ibu." Aku berusaha tegar dan tidak menangis.

Namun nyatanya, saat waktu berpisah tiba, air mata tetap tak bisa dibendung.

...***...

Perjalanan menempuh sekitar satu jam menuju kediaman Kakek Jansen. Dan akhirnya, Aku tiba di rumah mewah yang membuatku melongo tak percaya.

Apa ini mimpi? Aku bak putri Cinderella yang mendapat pangeran tampan. Tampan? Aku sendiri belum tahu seperti apa rupa calon suamiku.

Pak Teddy menuntunku memasuki rumah besar itu. Aku masih bingung dengan semua kemegahan ini.

"Selamat datang di kediaman Jansen Bahari, Nona Cinta." sapa seorang wanita paruh baya padaku.

Aku hanya membalas dengan senyuman.

"Saya Utari, kepala pelayan disini. Dan ini, Alisa, dia adalah asisten Nona yang akan menemani dan menyiapkan semua kebutuhan Nona."

Ibu Utari mengenalkan seorang gadis muda yang akan menjadi asistenku. Wait! Asisten?! It's impossible. Aku akan punya asisten? Yang benar saja!

"Mari Nona ikut saya. Saya akan tunjukkan kamar Nona." ucap Alisa.

Aku datang kemari saat sore menjelang malam. Dan sekarang sudah memasuki malam disini. Suasana rumahnya sangat sepi. Dan ternyata, didalam rumah terdapat beberapa rumah lagi.

Oke! Aku mulai bingung disini. Banyak sekali jalan dari satu ruangan ke ruangan yang lain.

Alisa menjelaskan satu persatu dengan detil.

"Disebelah barat adalah mansion milik Tuan Besar, dan sebelahnya adalah milik putra tuan besar. Lalu, di utara ada mansion milik cucu-cucu tuan besar, dan timur adalah asrama milik kami, para asisten dan pelayan."

Well, aku hanya bisa berangguk ria mendengar penjelasan Alisa. Berjalan dari depan rumah menuju kamarku lumayan membuat kakiku sakit. Akan butuh waktu berapa lama ya untuk berkeliling ke seluruh bangunan di rumah ini?

"Silahkan masuk, Nona. Ini kamar Nona." ucap Alisa.

"Hah?" Aku tak percaya dengan yang kulihat. Ini bukanlah sebuah kamar. Lebih seperti rumah. Dan bahkan rumah lamaku tak sebesar kamar ini. Mungkin ini kenapa mereka menyebutnya 'mansion'.

"Saya akan rapikan barang-barang Nona. Karena makan malam sudah lewat, jadi Nona akan makan malam di kamar saja. Nona silakan membersihkan diri dulu. Saya akan memberitahu bagian dapur untuk menyiapkan makan malam Nona." jelas Alisa.

"Eh, Alisa..."

"Iya, Nona."

"Bisakah kita ... bicara dengan santai saja?"

"Maaf, Nona. Kami tidak diperkenankan bicara santai. Ini sudah jadi peraturan disini."

"Oh, begitu. Ya sudah." ucapku pasrah.

Mungkin karena ini adalah pertemuan pertama kami, jadi sebaiknya aku juga harus berkata sopan dan ikuti aturan disini.

Setelah makan malam, jadwalku adalah kembali membersihkan diri lalu bersiap untuk tidur. Semua kegiatan di rumah ini sudah diatur dan memiliki jadwal. Alisa memberikan jadwal harian padaku. Rasanya aku ingin tertawa, tapi takut dosa. Terlalu banyak aturan disini. Ya Tuhan, apa aku sanggup tinggal disini?

Pukul sembilan malam, dan Alisa sudah kembali ke asramanya. Tinggalah aku sendiri di kamar ini. Aku bosan. Aku masih tak bisa memejamkan mataku. Pasti karena merasa aneh tidur bukan di ranjangku sendiri.

Kuputuskan untuk keluar kamar saja. Kulihat ada sebuah taman air mancur saat tadi menuju kesini. Aku akan pergi kesana. Hanya sebentar saja pasti tidak akan masalah kan?

Udaranya sangat sejuk dan harum disini. Ternyata banyak bunga mawar disekitar taman. Aku menciumi satu persatu bunga mawar ini. Rasanya sangat menenangkan menghirup aroma wangi bunga mawar ini.

"Bagaikan mendapat lotere yang besar, huh?"

Sebuah suara mengagetkanku. Aku berbalik badan dan melihat seorang pria muda berdiri tegap dengan tatapan sinis padaku.

Siapa dia? Kenapa dia bicara soal lotere padaku? Mungkinkah dia...?!

Aku membulatkan mataku. Dia pasti adalah pria itu. Pria yang akan di jodohkan denganku!

Kesan pertamaku melihatnya, adalah ... dia sangat tampan dan juga menyebalkan.

...©©©...

Bersambung

Terpopuler

Comments

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

suka

2022-05-29

1

Ghiie-nae

Ghiie-nae

aku juga kasih kembang 🌹boleh enggak???

2022-05-14

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

eke kasih kembang mak, 🌹

2022-05-07

2

lihat semua
Episodes
1 1. NAMAKU CINTA
2 2. MENOLAK PERJODOHAN
3 3. KESAN PERTAMA
4 4. PRETTY BOY
5 5. LET'S ROCK HIM!
6 6. TAK MUDAH
7 7. CINCIN
8 8. HARI PERTUNANGAN
9 9. UP AND DOWN FEELING
10 10. AMARAH
11 11. MENGALAHKAN LUCKA
12 12. MARAH BUKAN SOLUSI
13 13. ANOTHER PRETTY BOY
14 14. WANT TO KNOW YOU
15 15. PERSAINGAN (1)
16 16. PERSAINGAN (2)
17 17. PERSAINGAN (3)
18 18. CERITA DARI TOMMY
19 19. PERMINTAAN LUCKI
20 20. BIAR CINTA MEMILIH
21 21. TANPA KATA CINTA
22 22. FILOSOFI COBEK
23 23. PANGGILAN SAYANG
24 24. KENCAN PERTAMA
25 25. SAD BIRTHDAY
26 26. LUKA CINTA (1)
27 27. LUKA CINTA (2)
28 28. BAIK-BAIK (SAJA)?
29 29. PERISTIWA MAGANG
30 30. BERTEMU LAGI (1)
31 31. BERTEMU LAGI (2)
32 32. Murka Lucka
33 33. Touch Your Heart
34 34. INSIDEN RUANG PENDINGIN
35 35. MEMIKIRKANMU, MENYAKITIKU
36 36. LELAH DAN MENYERAH
37 37. KEPERGIAN LUCKA
38 38. HAPPY BIRTHDAY, CINTA
39 39. MASIH CINTA
40 40. MENATA HATI
41 41. MURID BARU
42 42. KARENA KAMU CINTA
43 43. SANG MANTAN
44 44. LUCKA SAKIT
45 45. KEPERGIAN JANSEN
46 46. KEJUJURAN HATI
47 47. KEMBALI BERKUMPUL
48 48. CAN I KISS YOU?
49 49. MEMINTA RESTU
50 50. PRIA YANG HANGAT
51 51. KESEPAKATAN
52 52. UNDANGAN PERNIKAHAN
53 53. RUMOR HANGAT
54 54. KECEWA, MAAF DAN CINTA
55 55. Percaya Akan Cinta
56 Cinta untuk Lucka
57 EXTRA PART : LAMARAN
58 EXTRA PART : After Lamaran
59 EXTRA PART : THE WEDDING
60 EXTRA PART : HONEYMOON
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. NAMAKU CINTA
2
2. MENOLAK PERJODOHAN
3
3. KESAN PERTAMA
4
4. PRETTY BOY
5
5. LET'S ROCK HIM!
6
6. TAK MUDAH
7
7. CINCIN
8
8. HARI PERTUNANGAN
9
9. UP AND DOWN FEELING
10
10. AMARAH
11
11. MENGALAHKAN LUCKA
12
12. MARAH BUKAN SOLUSI
13
13. ANOTHER PRETTY BOY
14
14. WANT TO KNOW YOU
15
15. PERSAINGAN (1)
16
16. PERSAINGAN (2)
17
17. PERSAINGAN (3)
18
18. CERITA DARI TOMMY
19
19. PERMINTAAN LUCKI
20
20. BIAR CINTA MEMILIH
21
21. TANPA KATA CINTA
22
22. FILOSOFI COBEK
23
23. PANGGILAN SAYANG
24
24. KENCAN PERTAMA
25
25. SAD BIRTHDAY
26
26. LUKA CINTA (1)
27
27. LUKA CINTA (2)
28
28. BAIK-BAIK (SAJA)?
29
29. PERISTIWA MAGANG
30
30. BERTEMU LAGI (1)
31
31. BERTEMU LAGI (2)
32
32. Murka Lucka
33
33. Touch Your Heart
34
34. INSIDEN RUANG PENDINGIN
35
35. MEMIKIRKANMU, MENYAKITIKU
36
36. LELAH DAN MENYERAH
37
37. KEPERGIAN LUCKA
38
38. HAPPY BIRTHDAY, CINTA
39
39. MASIH CINTA
40
40. MENATA HATI
41
41. MURID BARU
42
42. KARENA KAMU CINTA
43
43. SANG MANTAN
44
44. LUCKA SAKIT
45
45. KEPERGIAN JANSEN
46
46. KEJUJURAN HATI
47
47. KEMBALI BERKUMPUL
48
48. CAN I KISS YOU?
49
49. MEMINTA RESTU
50
50. PRIA YANG HANGAT
51
51. KESEPAKATAN
52
52. UNDANGAN PERNIKAHAN
53
53. RUMOR HANGAT
54
54. KECEWA, MAAF DAN CINTA
55
55. Percaya Akan Cinta
56
Cinta untuk Lucka
57
EXTRA PART : LAMARAN
58
EXTRA PART : After Lamaran
59
EXTRA PART : THE WEDDING
60
EXTRA PART : HONEYMOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!