3. KAWASAN SELATAN

Kembali di kastil dengan seorang Alpha yang masih menatap ke seluruh penjuru kastil dengan mata tajamnya. Perihal Maks tadi, kini 'dia' sedang merajuk. Menurut kalian siapa Maks itu?

Ketika mata tajam itu menatap ke sekeliling kastil sebuah ketukan pintu terdengar.

Tok... tok... tok

Ketukan berhenti ketika alpha itu mengijinkan orang dibalik pintu itu masuk.

"Hormat saya, Alpha," ucap orang itu dengan posisi membungkuk.

"Ada apa, Cred?" tanya Alpha itu. Orlando Clodoveo.

"Terdapat penyerangan di kawasan selatan yang sedang ditangani oleh Beta Zweit dan Gamma Dritt serta banyak pasukan elite," jelas Cred.

"Lalu, kenapa kau kemari?" tanyanya dengan berbalik menghadap Cred.

"Saya mendapat informasi dari salah satu informan dalam pasukan elite tersebut bahwa keadaan di sana sangat kacau dan tidak dapat segera diredakan, Alpha," jelasnya lagi dan langsung mendapat respon serius dari Orlando.

"Beta Zweit dan Gamma Dritt meminta anda untuk datang ke sana dan membantu mereka untuk menyelesaikan kekacauan tersebut, Alpha."

"Apa sesusah itu?"

"Saya tidak tau jelasnya, Alpha. Diinformasikan juga bahwa pasukan elite kita banyak yang terluka," terang Cred yang mendapatkan respon buruk dari Orlando.

"Kita ke sana!"

Mereka berdua pergi meninggalkan kawasan menara kastil menuju kawasan selatan. Banyak berita tersebar dilingkungan kastil bahwa kawasan selatan merupakan kawasan yang sangat berbahaya. Sering terjadi kekacauan di sana menguatkan berita yang tersebar itu.

Sesampainya dikawasan selatan dapat dilihat terdapat tidak sedikit pasukan elite yang sudah dilatih sebegitu keras tumbang.

"Mengapa sangat kacau, Zweit?" tanya Orlando yang kini berada di camp.

"Hormat saya, Alpha," ucap Zweit dengan memposisikan dirinya untuk membungkuk.

"Menurut saya, pihak kawasan selatan menyewa banyak Rogue untuk penyerangan ini, Alpha."

"Mengapa menurut mu? Mengapa bukan sesuai dengan keadaan yang terjadi sekarang?"

"Ya? Ah, maaf, Alpha. Jawaban saya tadi telah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya."

"Alpha, keadaan sangat kacau di ujung kawasan selatan," jelas Gamma Dritt tergesa ketika baru saja sampai di camp.

"Kau cukup mengecewakan, Gamma Dritt," jawab Orlando.

"Maaf, Alpha," ucap Dritt dengan membungkukkan badannya dalam.

"Kita ke sana."

Mereka pergi berjalan menuju pusat kekacauan. Kekacauan ini memang sedikit sulit diredakan, namun tetap bisa walaupun lama dan membutuhkan banyak tenaga.

"Saya sedikit kecewa dengan kalian, namun tak apa. Berlatihlah lebih keras karena kalian disini adalah penentu apa yang akan terjadi selanjutnya," ucap Orlando ketika mereka semua telah kembali ke camp.

"Untuk Gamma Dritt perkuat keamanan di wilayah ini," lanjutnya dengan menatap Dritt.

"Dan untuk anda, Beta Zweit... saya... lupakan." Orlando kembali berucap, namun tidak jadi. Entahlah.

"Kalian paham?"

"Siap paham, Alpha!" teriak mereka semua kompak.

Setelah mendengar jawaban demikian Orlando dengan Cred berlalu pergi.

"Hei! Bisakah kita pergi kehutan? Bukankah nanti malam malam purnama?"

"Mau apa ke sana?"

"Ingin saja, siapa tau nanti aku bisa bertemu mate ku."

"Inikan malam purnama."

"Kau masih membingungkan perihal itu!"

"Cred," panggil Orlando.

"Ada masalah, Alpha?"

"Tidak, hanya saja kau kembali saja dulu ke kastil aku masih ada urusan."

"Baik, Alpha. Saya pamit," ucap Cred dengan membungkukkan badannya.

Orlando hanya menjawab dengan anggukan lalu Cred berlalu pergi.

"Kau senang?"

"Ya, tapi akan lebih senang jika aku bertemu mate ku," ujar Maks.

"Aku bosan mendengar itu."

"Kau ini kenapa? Aneh sekali."

"Aneh?"

"Ya, aneh. Seharusnya kamu itu menggebu-gebu untuk segera bertemu dengan mate mu!"

"Aku memang ingin bertemu dengannya. Tapi ini semua sudah diatur oleh Moon Gooddes."

"Semuanya sudah diatur, jadi ikuti saja alurnya."

"Jawabanmu terdengar menyebalkan di telingaku."

"Kau tidak memiliki telinga," ejek Orlando.

"Hei! Kenapa diam?"

Kini Orlando tidak lagi berperang dengan Maks dan perjalanan dia ditemani suara pohon yang bergoyang terkena angin dan matahari yang mulai tenggelam.

*****

Di gubuk

"Ini airnya," ucap Jasmine dengan menyerahkan gelas yang terbuat dari tanah liat kepada orang yang tadi jatuh dari belakang tubuhnya.

"Kau taruh saja di meja itu," jawab None yang diangguki paham oleh Jasmine.

"Apa dia terluka parah?" tanyanya melihat keadaan Permiro yang terlihat sedikit merintih kesakitan dengan memegangi are perutnya dalam tidurnya.

"Tidak, nanti akan segera sembuh," jawab None lagi.

"Dia sebenarnya kenapa? Tiba-tiba datang dari belakang tubuhku dan terjatuh. Apa dia tersandung?"

"Tidak, dia hanya punya sedikit masalah di area perutnya yang bisa kambuh tiba-tiba. Dan tadi mungkin salah satunya," jelas None mengada-ngada.

"Begitu? Aku bisa membantunya."

"Kebetulan dulu waktu aku sekolah aku menjadi salah satu bagian kesehatan di sekolah," lanjutnya berucap dengan semangat.

Mengucapkan hal seperti itu membuat pikiran Jasmine kembali melayang di masa sekolah yang menyenangkan.

Tanpa menunggu jawaban dari dua orang asing yang tidak dikenalnya itu, Jasmine langsung keluar dari gubuk dan berkeliling ke area hutan.

"Aku cari daun peppermint saja, karena aku tidak tau dia sakit apa daun itu baik untuk perutnya," ucapnya girang.

Jasmine dengan teliti menatap sekeliling mencari tumbuhan yang dapat tumbuh di alam liar itu.

Setelah menemukan tumbuhan itu dengan ciri-ciri yang masih sangat menempel diotaknya, Jasmine kembali ke gubuk tersebut.

Tanpa Jasmine sadari dibelakangnya dengan tatapan mata yang berlawanan terdapat seseorang yang berjalan.

"Aku seperti mencium aroma mate-ku."

"Kau serius?"

"Ya, tapi ini sedikit samar."

"Kenapa sangat susah menemukannya! Aku ingin bertemu dengannya!"

"Berhentilah merengek seperti anak kecil, Maks! Moon Goddess memiliki rencana takdir yang baik untuk kita."

"Kau tidak tau perasaanku! Aku selalu merasa hampa sebelum aku menemukan mate-ku, kau tau itu!?"

"Tidak kau saja! Aku juga merasa seperti itu," tandas Orlando.

Orlando mendudukkan dirinya disalah satu pohon di hutan itu.

"Kenapa Moon Goddes tidak segera mempertemukan aku dan mate-ku?" ujar Maks lesu.

"Apakah dia juga merasa seperti ini? Atau dia baik-baik saja?"

"Apa dia mencari-cari ku seperti aku mencari-carinya?"

"Aroma itu sangat samar, aku tidak bisa memastikannya."

"Apa mate-ku sangat istimewa hingga menemukannya butuh perjuangan?"

"Kau membuatku sedih, Maks."

"Aku seorang Alpha yang menyedihkan, bukan? Tanpa seorang mate disisiku," ucapnya dengan diakhiri helaan napas kasar

"Kita tunggu saja, Maks. Kita pasti akan segera bertemu dengannya karena ini waktu yang dijanjikan oleh Moon Goddes." Orlando berucap menenangkan.

Berpindah dari posisi Orlando, kini Jasmine telah sampai kembali ke gubuk.

"Kau mencari apa?" tanya None.

"Aku mencari daun peppermint, ini bagus untuk perutnya," jelas Jasmine dengan memperlihatkan daun peppermint yang ada di genggamannya.

"Oh."

"Aku kebelakang dulu," ijin Jasmine yang diangguki None.

TBC

Note :

Bantu tandain apabila ada kata yang belum sesuai ya <3

Tinggalkan jempol kalian👍

Untuk keterlambatan update mohon maaf <3

Tetap stay di cerita ini, love.

Terpopuler

Comments

Imarin

Imarin

aku udah ikutin. ikutin balik ya biar bisa sharing

2022-07-17

0

Ranran Miura

Ranran Miura

Semangat, Kakak 🔥🔥
Penulisannya dah rapi kok 😉

2022-05-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!