2. NONE DAN PERMIRO

Di sebuah kastil dengan seorang Alpha sebagai pemimpin di sebuah pack terbesar di dimensi itu sedang menatap tajam sekeliling wilayah kastil dari atas menara kastilnya.

"Mate ku sudah datang?," tanya seseorang dalam tubuhnya.

"Bukankah ini saatnya? Ketika dirimu berumur 150 tahun."

"Ayo kita cari dia!"

"Diamlah!"

"Aku harus bertemu dengannya! Kenapa kau selalu egois!"

"Kira-kira berapa umurmu? Pasti dia sangat cantik, bukan begitu, Orlan?"

"Kenapa kau sangat cerewet, Maks!?"

"Aku hanya terlalu senang, akhirnya aku bertemu dengan mate ku," ucapnya lesu.

*****

Di sebuah villa di tepi pantai saat ini tengah terjadi keributan akibat salah satu dari mereka menghilang.

"Ini gimana kak? Jasmine... Jasmine hilang," pekik Fanny.

"Fanny kamu tenang dulu, besok biar saya bertemu dengan orang yang tau mengenai hal ini," ujar orang yang bertanggung jawab di dalam sana. Kevin Bron.

"Kak Brian bilang Jasmine masuk dimensi lain? Terus keadaan dia di sana...?"

"Jangan berpikiran buruk, Fanny. Kita berdoa saja untuk kebaikan Jasmine," ujar Kevin.

"Ya sudah, saya kedalam dulu," pamitnya.

"Makan dulu, Fan," ajak fotografer. Austin Second.

"Tidak kak, terima kasih," tolak Fanny.

"Kamu jangan gitu, kalau kamu sakit tidak jadi cari Jasmine," jelas Austin halus.

Akhirnya setelah berbagai bujukan yang dilakukan Austin membuahkan hasil.

"Tidur sekarang, ini sudah larut," ucap Austin.

"Ya."

"Aku temani mau?" tawar Austin.

"Tidak, terima kasih," tolak Fanny.

"Ya sudah, good night and sleep well."

Fanny berjalan menuju kamarnya yang berada tepat di depan kamar Jasmine. Mengingat hal itu Fanny kembali bersedih.

"Jasmine," ucapnya pelan seraya membuka pintu kamar Jasmine.

"Semoga kamu baik-baik saja di sana. Tunggu aku, tunggu kita menemukanmu."

Setelah mengucapkan hal itu Fanny pergi ke kamarnya.

*****

Di dalam dimensi lain tempat dimana Jasmine berada saat ini sudah gelap. Setelah beberapa saat memilih untuk beristirahat kini rasa lapar menghinggapi dirinya hingga membuatnya harus mencari makan untuk mengganjal perutnya.

kruyuk... kruyuk

"Ah, perutku lapar," ucapnya dengan memegangi perutnya.

"Dimana aku bisa mendapatkan makanan?"

"Apa aku harus berkeliling? Tapi di sini gelap dan hanya ada sinar bulan yang bahkan redup."

"Tapi perutku sangat lapar."

"Baiklah aku harus mencari makanan."

Jasmine berjalan menjauhi pantai menuju ke banyak pohon kelapa yang tumbuh.

"Disini terdapat banyak kelapa, namun aku tidak mungkin memanjatnya," ucapnya dengan mendongak menatap ke atas pohon kelapa.

"Aku tidak bisa memanjat," keluhnya.

"Coba masuk kedalam saja," idenya.

Jasmine berjalan memasuki kawasan yang dari luar terlihat sangat banyak pohon didalamnya.

"Mungkin itu hutan?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Dengan rasa takut yang berusaha ditepis Jasmine memasuki kawasan itu dan melangkahkan kaki dengan perlahan dengan kepala yang menatap ke segala arah berharap mendapat sesuatu untuk dimakan.

"Bukankah itu golden berry?"

"Ya, itu pasti golden berry, aku makan itu saja."

Jasmine mengambil banyak buah golden berry yang sudah matang lalu mendudukkan dirinya didekat tumbuhan golden berry itu.

"Ini sangat manis dan segar, nyam."

Disisi lain hutan terdapat werewolf yang biasa disebut Rogue. Rogue merupakan serigala liar yang biasa hidup di hutan-hutan atau gua.

"Ngaum, kau mencium darah manusia?" ucap serigala itu pada sekawanannya.

"Ngaum, ya aku mencium aroma itu," balas serigala itu.

"Tapi , bukankah aroma ini berbeda grrh?" lanjutnya bertanya.

"Hum." Serigala pertama tadi mencium aroma itu lebih intens.

"Ya ini berbeda, lebih segar dan... ngaum."

"Menggiurkan," lanjutnya.

Kedua serigala itu saling bertatapan lalu keduanya berubah ke wujud manusia yang sangat tampan dengan mata jingga terang khas werewolf.

Keduanya dalam wujud manusia sangat tampan dan menggoda bagi para wanita. Keduanya mendekat mengikuti aroma darah manusia yang sangat menggiurkan untuk mereka.

"Dia sangat cantik, bukan?" ucap serigala satu panggil saja dia dengan panggilan None.

"Ya, dia sangat cantik," balas serigala dua, kalau ini panggil saja Primero.

"Tapi sayang sekali, dia akan menjadi mangsa kita," lanjut Primero.

"Bad destiny," ucap None.

Keduanya kembali bertatapan seolah hal itu adalah cara mereka berkomunikasi tentang apa yang harus mereka lakukan tanpa berucap dan tanpa diketahui orang lain.

Mereka mulai mendekati mangsa mereka yang tak lain adalah Jasmine yang sedang menikmati golden berry-nya.

"Hi! Kau tersesat?" tanya None.

"Ah!" jerit Jasmine kaget.

Jasmine melihat orang yang mengajaknya berbicara tadi dengan seksama sebelum sebuah deheman mengejutkannya.

"Ehem."

"Ah, ya ada apa?"

None tersenyum lalu berucap dengan lembut, "Kau tersesat?"

"Ya, aku tersesat," jawab Jasmine.

"Aku tidak tau ini dimana... bisakah kamu menunjukkan padaku jalan pulang? Menuju villa yang ada di sana," lanjutnya bertanya dengan menunjuk arah tempatnya berasal atau tempat pemotretan tadi.

Dari arah belakang tanpa diketahui oleh Jasmine dengan sangat perlahan dan tanpa ada suara sedikitpun yang dihasilkan Permiro mendekat dengan menunjukkan gigi taringnya yang memanjang.

Ketika Permiro akan menggigit leher Jasmine yang terbuka dengan gigi taring yang siap menancap dileher itu tiba-tiba sebuah hal aneh menyerang tubuhnya tanpa diduga.

Bug

Jasmine menoleh ketika melihat suara orang yang terjatuh.

"Hey! Kamu siapa?" tanyanya kaget.

"Dia temanku," jawab None.

"Temanmu? Kenapa dia ada di belakangku!? Kalian berniat melecehkan ku!?" Emosi Jasmine meluap memikirkan hal buruk yang kemungkinan akan terjadi.

"Tidak, bukan seperti itu," jawab None tergesa, namun wajahnya masih datar.

"Akh," rintih Permiro.

"Kau...?" tanya Jasmine dengan mendekat.

"Stop! Ja... ngan mendekat," rintih Permiro dengan tangan yang menghadang Jasmine agar tidak mendekatinya.

"Biar aku saja yang membantunya," sahut None.

None bergerak mendekati Permiro dan memapahnya menuju sebuah gubuk yang terletak tidak jauh dari sana.

Jasmine mengikuti langkah keduanya, entah apa yang membuatnya mengikuti mereka.

"Di sini ada gubuk?" tanyanya heran namun, tidak ada jawaban.

Dari posisi Jasmine dapat dilihat sebuah gubuk dengan penampakan suram di luarnya.

Mereka sampai di dalam gubuk itu, didalam sana terdapat sebuah kasur kayu dengan meja dan kursi yang sudah usang.

"Ada minum? Biar aku ambilkan," tanya Jasmine.

"Kau cari saja kebelakang, mungkin ada," jawab None.

Jasmine mengernyitkan dahinya ketika mendengar kata 'mungkin ada', itu terdengar aneh bukan? Tapi dia tidak terlalu memikirkan hal itu, Jasmine-pun pergi ke belakang.

"Kau kenapa tadi gagal? Tidak seperti biasanya," tanya None.

"Aku tidak tahu, aku sudah melakukan seperti biasa," jawab Permiro.

"Tapi entah kenapa, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang menyerang tubuhku. Seperti kekuatan tak kasat mata," lanjutnya.

"Itu terdengar aneh bukan? Bukankah mereka bisa masuk ke sini karena ijin dari kita?" tanya None.

"Ya, aku juga merasa begitu. Karena daerah ini kekuasaan kita dan juga mereka tidak akan kembali dengan keadaan yang baik," jawab Permiro.

TBC

Note :

Bantu tandain apabila ada kata yang belum sesuai ya <3

Tinggalkan jempol kalian👍

Terpopuler

Comments

Imarin

Imarin

ceritanya bagus.

2022-07-16

0

Kaisar Tampan

Kaisar Tampan

kak aku udah baca ni.
bantu dukung karyaku juga ia
simpanan brondong tampan
terima Kasih

2022-07-09

0

rivana

rivana

masih nyimak
maaf thorr mau nanya nama serigalanya yg satu Primero atau Permiro?🙏🙏

2022-07-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!