Kota Xiamen bagian utara.
"Jenderal Luo Miaaan, hari ini adalah hari saat kematianmuuu!" Seorang bandit berambut gimbal panjang bersenjatakan sebuah bola gada berduri dengan rantai panjang, menyerang secara brutal ke arah sesosok pria tampan berpakaian jenderal perang.
"Majulah kalau kalian semua berani menghadapiku!" teriak Jenderal Luo Mian sembari bersiap menghadapi ratusan orang berpakaian bandit bertopeng yang menghadangnya di sebuah perjalanan. Jenderal itu menggenggam sebatang tombak berwarna cokelat tua keemasan dengan ukiran yang indah.
"Tunggu apa lagi? Cepat serang diaaaa!"
Pertempuran tak bisa dielakan lagi, hingga dentingan suara pedang terdengar mengiringi keseruan sebuah pertarungan tak seimbang diwarnai dengan light saber yang berkilatan saling beradu dan berusaha menggugurkan lawan. Sesekali pula, mereka berloncatan disertai salto dan mendaratkan tendangan juga tusukan-tusukan maut untuk membunuh musuh.
Tentu saja peperangan itu hanya ada di layar sebuah PC milik seorang animator amatir yang terbilang cukup berbakat. Meskipun anak muda itu bukanlah seoarang lulusan Design Komunikasi Visual, akan tetapi game yang tercipta dari imajinasi dan bakat alaminya terlihat nyaris sempurna. Semua adegan itu terpampang dalam layar komputer yang tengah memutar sebuah film game animasi yang baru dirilis belum lama ini
Bebunyian ramai dari sebuah sound system yang sedang memainkan scene pertarungan sengit itu, telah berhasil membuat kegaduhan nyata di ruangan kamar tersebut. Suara speaker dengan dentuman subwoofer terasa bagai hendak memecahkan gendang telinga seorang nenek tua.
"Jia'eeeer! Turunkan sedikit volumenyaa! Nenek hampir tidak bisa bernapas mendengar suara bising ituuu!" Terdengar suara seorang wanita tua dari luar ruangan.
"Ya, Neeek!" Pemuda yang bernama Chen Jia segera menurunkan level volume suara dari permainannya. Dia menggerutu, "Heeehh, nenek ini! Selalu saja tidak bisa diajak bersenang-senang!"
Terdengar suara keributan dari ruangan tempat sang nenek berada saat ini. Sepertinya, para cucu lain baru saja tiba untuk mengunjungi sang nenek. Tak peduli dengan semua yang terjadi di luar ruang kamarnya, Chen Jia dengan bersemangat meneruskan pergelutannya.
"Sempurna!" seru Chen Jia yang baru berusia tujuh belas tahun itu terlihat asyik memainkan tuts-tuts keyboard PC miliknya. Sepasang mata yang berlindung dibalik kacamata minus masih sibuk meneliti rincian karakter dalam film animasi ciptaannya.
"Karakter Jenderal Luo Mian ini haruslah tegas, kuat dan tampan seperti creator-nya." Pemuda itu bermonolog sambil tersenyum-senyum sendiri. Tangannya dengan lincah menggeser-geser mouse untuk menyempurnakan rancangan karakter-karakter dalam game ciptaannya.
"Jia Di, kau terlalu asyik dengan duniamu sendiri, sampai-sampai enggan keluar untuk menyapa kami. Seperti ulat dalam kepompong saja!" Seorang pemuda berambut ikal menerobos masuk dengan membawa dua kaleng softdrink dan menyodorkan salah satunya kepada Chen Jia.
Pemuda itu lalu duduk dengan enaknya di pinggir meja sambil memperhatikan sang saudara sepupu yang masih memperbaiki desain pada karakter game dalam layar PC.
"Maaf, aku mengabaikan Gege," sahut Chen Jia sambil melepaskan tangannya dari mouse. Pemuda itu tersenyum sambil menatap wajah kakak sepupunya setelah menyambar kaleng softdrink yang masih berembun. "Apa kabar, Xuan Ge?"
Chen Xuan meneguk minumannya dan menyahut, "Seperti yang kau lihat."
"Jia'er, kulihat game buatanmu sangat bagus dan hampir mirip dengan animasi dari PH terkenal dunia." Chen Xuan berkata sambil memperhatikan detail karakter Jenderal Luo Mian yang sedang disempurnakan oleh Chen Jia. "Desain tombaknya, kurasa masih kurang pas. Cobalah memakai warna selain cokelat keemasan ini!"
Chen Jia meneliti kembali desain tombak cokelat keemasan milik karakter Jenderal Luo Mian. "Kupikir awalnya juga begitu. Aku suka warna biru untuk bilahnya. Tapi, itu akan lebih mirip tombak milik Jenderal Jinlong dalam novel Kristal Naga Pelangi dan Legenda Giok Kembar milik seorang author dari negara lain, dan kalau aku menirunya ... bukankankah itu akan lebih seperti sebuah plagiat?"
"Kau benar, tombak dalam kedua novel itu disebutkan bernama Tombak Pemecah Lautan dengan warna biru tua di sepanjang bilahnya. Tombak milik Jenderal Jinlong juga berhiaskan tiga permata biru serta ukiran berbentuk seekor naga emas yang unik."
"Coba kulihat lagi detail rancangannya di novel The Realm Of Cultivation milik Ryana Zhang itu." Chen Xuan membuka ponselnya dan masuk ke dalam apk platform tempat Ryana Zhang mengunggah novelnya.
"Sepertinya author ini tidak memberikan visual untuk Luo Mian sebagai main character-nya. Bahkan dia baru mengunggah sepuluh chapter saja." Chen Xuan bergumam. "Hei, Jia'er! Mengapa kau tidak mengadaptasi novel lain yang sudah memiliki banyak chapter?"
"Entahlah, Xuan Ge. Aku menyukai karakter Luo Mian dalam karya ini," sahut Chen Jia seraya meletakan kaleng softdrink rasa vanila di atas meja. "Jujur saja, aku sangat berharap Ryana segera mengunggah chapter lanjutannya. Tapi, dari berita yang kudengar melalui whatsapp chat group literasi, kabarnya dia sedang sakit."
"Sakit?" Chen Xuan yang beralih berdiri di dekat jendela menjadi cukup terkejut.
"Dia koma karena cyberbullying, itu yang kudengar." Chen Jia kembali meneguk minumannya.
"Sayang sekali!" seru Chen Xuan sambil menggelengkan kepalanya.
"Coba kulihat lagi, barangkali dia sudah sembuh dan mengunggah beberapa chapter lanjutannya," ujar Chen Jia setelah meraih ponsel miliknya dan membuka platform kesukaannya.
Chen Jia sungguh kecewa, karena ternyata The Realm Of Cultivation masih macet di sepuluh chapter saja. Namun, ada hal yang sangat mengejutkan dalam kolom komentar pada chapter terakhir yang berjudul 'Kematian Jenderal Besar'
Pada kolom tersebut telah banyak dihiasi dengan berbagai komentar-komentar reader yang sungguh sangat mengejutkan pemuda itu, hingga matanya bagai hendak meloncat bebas dari rongganya.
"Apa-apaan ini?"
Ternyata, seseorang penggemar novel yang sama mengusulkan pelaporan dirinya ke badan hukum dengan tuduhan pelanggaran hak cipta atas karya novel The Realm Of Cultivation milik Ryana Zhang yang mulai diminati oleh banyak orang, meskipun menuai banyak hujatan.
Reader A : Tidak benar itu! Mengadaptasikan karya orang lain dalam bentuk apa pun tanpa seijin author asli adalah sebuah pelanggaran hukum.
Begitulah bunyi sebuah komentar di novel milik Ryana.
Reader B : Si pengadaptasi harus segera dituntut ke pengadilan!
Reader C : Ya betul itu. Setidaknya orang itu akan terancam hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak lima puluh juta yuan. Bukankah itu setimpal dengan perbuatannya?
"Lima puluh juta dan penjara lima tahun?" Chen Jia tersentak kaget hingga tubuhnya lemas dengan pandangannya terlihat kabur. Pria itu pingsan seketika. Pemuda itu terkulai di meja PC yang masih menyala dengan posisi kepala bertumpu di atas Keyboard, sedangkan game animasi garapannya masih aktif. Hentakan kepala sang animator yang sebara tiba-tiba pada badan keyboard, menyebabkan PC error.
"Jia'eeeerr!" Chen Xuan terkejut saat mendengar suara aneh dari PC milik sepupunya. Ternyata, Chen Jia telah tak sadarkan diri di atas meja kerjanya.
Seketika, seisi rumah pun dibuat geger akan adanya kejadian mendadak yang tidak mereka ketahui penyebabnya. Pada hari itu juga, Chen Xuan dengan dibantu keluarganya segera membawa Chen Jia ke sebuah rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.
Di sisi lain ....
"Aaaaaaaaaaaaaaaa!" Suara jeritan seorang pemuda bergema di sepanjang lorong waktu yang berupa gulungan cahaya berwarna biru muda terang menyilaukan mata dan berlubang di tengahnya, bagaikan kerongkongan seekor naga raksasa yang sedang menelan mangsanya hidup-hidup.
Adalah Chen Jia sang animator yang mengalami hal serupa dengan author idolanya. Namun, jika Ryana terlempar ke dunia lain. Maka Chen Jia, terjebak dalam system komputer yang membawa rohnya melakukan perjalanan waktu di alam yang sama dengan Ryana Zhang.
Apakah si animator amatir yang malang akan bertemu dengan sang author pujaannya yang bernasib sial dalam alam novel THE REALM OF CULTIVATION?
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Rizki Al-Mubarok
Tulisannya rapi, nggak seperti tulisanku yang banyak tupo dan bug
2022-08-29
3
Gembelnya NT
Kan seru otor ma fansnya 😁😁
2022-06-28
0
𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ
time travel barengan yaa 🤔
2022-06-28
1