Love Hurts

Love Hurts

Pertemuan Kembali

Di teriknya panas matahari, rasanya tenggorokan Tasya begitu kering. Tasya ingin cepat-cepat minum air mineralnya, dengan langkah cepat Tasya berlari menuju pinggir lapangan dan segera mengambil air mineralnya. Langsung saja Tasya meneguk air tersebut hingga tersisa setengah.

"Tasyaaaa"

Suara heboh seorang gadis yang sangat dikenal Tasya, membuatnya menoleh dan tersenyum sambil mengatur napasnya yang tidak beraturan sehabis meminum air mineralnya. Gadis tersebut adalah Rissa. Sahabatnya itu berjalan mendekat untuk menghampiri Tasya yang berdiri tak jauh dari tempat Rissa berada. Begitu sampai dihadapan Tasya, Rissa langsung saja merebut sisa air mineral dari tangan Tasya dan meminumnya hingga tandas.

"Baru dari kelas Lo?"

"Ngga, baru abis dari ruang guru. Biasalah anterin buku tugas anak-anak kelas" Jawab Rissa. Dan Tasya hanya ber-Oh ria saja.

Yap, Tasya dan Rissa memang beda kelas, tetapi mereka itu sudah menjalin persahabatan sejak awal mereka masuk SMA dan berada di dalam kelas yang sama. Akan tetapi, ketika naik kelas XI, mereka ternyata beda kelas. Itulah alasan mengapa Tasya berada di lapangan sementara Rissa baru dari ruang guru.

"Sya, pulang sekolah nanti temani gue ke toko buku ya?" pinta Rissa.

"Dihh tumben banget Lo mau ke toko buku, biasanya juga kalau gue ajak pasti aja ada alasan Lo" Balas Tasya dengan raut wajah tidak percaya.

"Hehehe, gue itu sebenarnya lagi dimintai tolong sama cowo gue" Rissa menjawab perkataan Tasya dengan menunjukkan raut wajah berbinar.

"Gue ngga mau tau, pokoknya Lo harus ikut. Biar cepet nemuin bukunya" Lanjut Rissa sambil nyengir.

"Helehh, itu mah alasan kamu doang, biar nanti kalau pulang telat bisa alasan ke nyokap, baru habis dari toko buku sama gue" Kata Tasya sekaligus menjitak dahi sahabatnya itu. Rissa mengelus dahinya yang baru saja dijitak oleh Tasya.

"Lo itu sahabat yang paling pengertian, penyayang, plus sahabat terbaik yang gue kenal sepanjang gue bersekolah disini"

"Ya ampun nih mulut manis banget sih. Iya deh gue temenin, tapi habis itu traktir makan ya?" Perkataan Tasya barusan sukses membuat Rissa tersenyum dan langsung mengiyakan persyaratan dari sahabatnya itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.45 pertanda waktu sekolah telah usai. Sesuai janjinya pada Rissa, Tasya langsung saja bergegas ke ruang kelas sahabatnya yang berada tak jauh dari ruang kelasnya. Tak berselang lama, Rissa keluar dengan wajah berbinarnya. Langsung saja kedua sahabat itu bergegas ke toko buku yang biasanya didatangi oleh Tasya. Sesampainya ditoko buku tersebut, Tasya dan Rissa langsung mencari buku yang diperlukan oleh kekasih Rissa. Butuh waktu hampir setengah jam barulah ditemukan buku tersebut. Setelah mengurus administrasi pembelian buku, barulah kedua sahabat itu bergegas keluar dari toko tersebut.

"Makasih banyak ya sayangku" Kata Rissa sambil memeluk Tasya dari samping.

"Yee santai saja napa, jangan lupa traktirannya" Tasya menjawab sambil melepas pelukan Rissa. Rissa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kearah Tasya, dan langsung menggandeng tangan sahabatnya itu dan bergegas ke warung makan yang berada di seberang jalan dekat dengan toko buku.

Ketika memasuki warung makan tersebut, mereka langsung melesat ke tempat duduk yang berada dipojok dan langsung memesan makanan yang mereka inginkan. Sembari menunggu hidangan mereka datang, Rissa menelfon kekasihnya itu agar segera menyusul dia dan Tasya di warung makan tersebut.

"Lo kok ngga bilang-bilang mau ngajak cowok Lo kesini juga sih" Kata Tasya dengan menunjukkan raut wajah sebal, sebab Rissa tak memberitahu perihal akan datangnya cowok Rissa. Dengan wajah tersenyumnya, Rissa malah menjawab dengan enteng perkataan Tasya.

"Ngga apa-apa juga kali Sya, sekalian gue mau kenalin Lo ke cowok gue. Lo kan cuma mendengar tanpa melihat wujud asli pacar gue, jadi ini waktu yang pas buat Lo kenalan sama cowok gue"

"Awas ya ntar gue dianggurin lagi" Balas Tasya masih dengan wajah kesalnya. Sukses perkataan itu membuat tawa Rissa pecah seketika, dia ngga mungkin melupakan sahabatnya itu walaupun ada cowoknya.

"Ya ngga dong, Lo itu orang nomor 2 setelah keluarga gue" Jawab Rissa dengan senyum lebarnya. Dan Tasya hanya membalasnya dengan deheman saja. Setelah menunggu hampir 10 menit, makanan keduanya telah disiapkan diatas meja mereka. Tanpa basa-basi keduanya langsung saja melahap makanan mereka hingga tak tersisa. Dari pintu masuk, terlihat seorang anak laki-laki yang mendekat ke arah meja kedua sahabat itu.

"Rissa" Panggil anak laki-laki tersebut.

Deg, jantung Tasya tiba-tiba berpacu dengan cepat. Suara itu! Yaa suara itu, dia kenal dengan pemilik suara itu. Suara yang sangat dirindukan oleh Tasya, suara yang hampir setiap saat menemani dia dimasa SMPnya dulu.

"Kak Kevin" Rissa langsung meminta Kevin untuk duduk disebelah dia. Kevin tidak melihat wajah Tasya karena posisi duduk Tasya yang membelakangi Kevin. Kevin berjalan dan langsung duduk dikursi yang berada tepat disamping pacarnya itu. Dia belum menyadari bahwa yang duduk didepannya adalah Tasya.

"Oh iya Kak, kenalin ini sahabatku. Namanya Nathasya, panggil aja Tasya. Dan Sya, ini pacar gue, namanya Kak Kevin" Tanpa babibu Rissa langsung memperkenalkan kedua orang tersebut. Sontak perkataan itu membuat Kevin langsung melihat kearah Tasya, dan benar saja itu adalah orang yang sama. Kevin sempat terpukau dengan perubahan yang terjadi kepada Tasya, tapi sedetik kemudian dia menyadarkan dirinya dari rasa terpukau tersebut.

"Kevin" Dia mengenalkan dirinya dengan mengulurkan tangannya kedepan Tasya. Tasya menjadi bingung sendiri menghadapi situasi tersebut, dengan mengumpulkan keberanian, dia langsung meraih tangan kevin dan memperkenalkan dirinya.

"Nathasya, panggil aja Tasya"

Setelah perkenalan tersebut, langsung saja Rissa mengambil buku dari tasnya dan memberikannya kepada Kevin.

"Ini Kak, buku yang Kakak minta" Rissa memberikan buku tersebut kepada Kevin dengan wajah tersenyum bahagia.

"Makasih ya Rissa" Kevin menerima buku tersebut dan membalas senyuman Rissa dengan mengelus kepala pacarnya itu. Kegiatan tersebut tak luput dari pandangan mata Tasya, tepat ketika Kevin mengelus rambut Rissa, Tasya langsung membuang pandangannya ke arah lain. Sakit! Itu yang dirasakan Tasya saat ini, tetapi dia tidak akan menunjukkan wajah sedihnya itu saat ini. Dia hanya ingin cepat-cepat pulang dan menangis didalam kamarnya, dia tidak ingin berbagi kesedihannya dengan siapapun, termasuk keluarganya.

"Oh yaa Ris, gue udah mau balik nih. Soalnya gue masih ada urusan lain yang harus gue kerjain" Dengan segala keberaniannya, akhirnya kata-kata itu keluar juga. Dia ingin segera lepas dari situasi yang menyesakkan itu, bahkan dia tidak melirik sedikitpun kepada Kevin yang jelas berada didepannya. Rissa sontak melihat kearah sahabatnya itu dan merasa aneh dengan tingkah lakunya, sebab yang Rissa lihat dari Tasya ada sifat gelisahnya. Tetapi Rissa tidak akan bertanya sekarang, karena dia yakin ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

"Yaudah kita balik barengan aja, kayanya Kak Kevin bawah mobil deh" Perkataan Rissa sukses membuat Tasya melongo, dia kehabisan kata-kata. Mau menolak ajakan sahabatnya sama saja dengan membuat dia tambah bersemangat untuk mengajaknya pulang bersama.

"Kak Kevin, bolehkan anterin Tasya dulu?" Pertanyaan Rissa menyadarkan Kevin dari lamunannya, sama halnya dengan Tasya Kevin juga tiba-tiba kehilangan kata-katanya. Setelah terdiam beberapa detik, akhirnya Kevin menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Deg, semakin berpacu kuat jantungnya Tasya, padahal dia berharap Kevin menolak permintaan Rissa. Nampaknya dia hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Rissa.

Ketiganya berdiri dari duduknya dan langsung bergegas keluar dan menuju mobil Kevin setelah mereka membayar makanan yang mereka pesan tadi. Kevin udah makan ya guys, makanya dia ngga ditanya udah makan apa belum sama Rissa.😊

Setelah menaiki mobil, Kevin langsung tancap gas untuk mengantar Tasya. Sepanjang perjalanan hanya Rissa yang aktif berbicara, sedangkan Tasya dan juga Kevin hanya membalas ketika dirasa perkataan tersebut ditujukan kepada mereka. Dari kaca spion depan, Kevin mencuri-curi pandang pada Tasya yang duduk dibagian tengah dengan posisi menghadap keluar jendela, dia masih merasa terpukau dengan perubahan Tasya. Tak bisa dipungkiri bahwa dia juga masih sering merindukan Tasya. Dari petunjuk yang diberikan Rissa, akhirnya mereka tiba didepan gerbang rumah Tasya. Tasya langsung saja melepas seatbelt dan langsung turun, Kevin dan juga Rissa ikut turun.

"Makasih ya Riss, udah mau nganterin gue" Ucapan terimakasih dilayangkan Tasya kepada sahabatnya itu, dia enggan untuk bertegur dengan Kevin.

"Sama-sama sayangku" Balas Rissa sambil mencubit gemas hidung bangir Tasya.

"Udah gih balik sana, ntar dicariin nyokap baru tau rasa Lo" Kata Tasya yang sukses membuat Rissa tertawa cukup keras. Dan membalas dengan menganggukkan kepalanya saja. Sedangkan Kevin sendiri tidak tau harus berkata apa, karena mendapati perlakuan Tasya yang seperti tidak menganggap bahwa dia berada disitu juga. Setelah berpamitan kepada Tasya, Rissa langsung mengajak Kevin untuk pergi dari situ dan memintanya untuk mengantar balik dirinya.

"Yaudah Kak balik yuk, ntar keburu sore lagi" Kata Rissa kepada Kevin dan langsung masuk kedalam mobil dan bergegas untuk pulang.

Setelah kepergian dua sejoli tersebut, barulah Tasya bergegas masuk ke dalam rumah.

_To Be Continue_

Maaf ya readers jika ada kata-kata yang salah🙏🙏

sehat selalu ya😇

Terpopuler

Comments

Sugianto

Sugianto

ikutan komen untuk. dukung. karya othor.. jangan terlalu sedih alurnya. y. thor

2022-11-29

1

🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁

🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁

Mampir 😊

2022-05-01

3

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Kembali
2 Mengingat Kembali
3 Sahabat
4 Pengenalan Tokoh Utama
5 Toko Buku
6 Pertemuan Tak Terduga
7 Sakit yang Tersembunyi
8 Janji Kevin
9 Terlambat
10 Percakapan Antar Cowok
11 Izin Dari Nathan
12 Perkenalan Keluarga Danegar
13 Bahagianya Gabriel
14 Bertemu Kevin
15 Penjelasan I
16 Penjelasan II
17 Tasya Yang Sudah Memaafkan
18 Percakapan Adik dan Kakak
19 Gabriel Yang Penasaran
20 Perkenalan Keluarga Sanjaya
21 Tasya dan Gabriel
22 Sarapan Bersama
23 Sebahagia Biel dan Rissa
24 Alex dan Tasya
25 Hari Baik VS Hari Buruk
26 Mode Cool Gabriel
27 Keadaan Yang Berbeda
28 Berkunjung Ke Rumah Gabriel
29 Izin Dari Mama Diana
30 Akhirnya Bertemu Tasya
31 Interaksi Keluarga
32 Ella Yang Rewel
33 Sedih dan Bahagia
34 Pertanyaan Gabriel
35 Perasaan Gabriel
36 Perasaan Berkecamuk
37 Tiga Sahabat
38 Pengenalan Tokoh
39 Sayang?
40 Ledekkan Sahabat
41 Lebih Cepat Dari Biasanya
42 Jawaban Kevin
43 Rasa Lapar Tasya
44 Kelegaan Kevin
45 Candaan Mama Diana
46 Perasaan Terbalaskan
47 Awal Yang Baik
48 Kevin Dan Pilihannya
49 Kesedihan Rihana
50 Camer? Apa itu Camer?
51 Bermacam Tingkah Sahabat
52 Agam vs Tasya
53 Cemburunya Gabriel
54 Siswa vs Mahasiswa
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Flashback 1
60 Flashback 2
61 Flashback 3
62 Humornya Keluarga Danegar
63 Gabriel dan Tasya
64 Kejahilan Rissa
65 Riskev VS Syabi
66 Rencana Olahraga Bersama
67 Diam-diam Memperhatikan
68 Jantung Yang Berdetak
69 Pertemuan Tak Terduga
70 Emosi Yang Tak Pernah Padam
71 Kejadian apa sebenarnya?
72 Bertemu Ayah Arlo
73 Geri vs Rissa
74 Rindu Akan Masalalu
75 Nasihat Bijak Dari Aldo
76 Perdebatan Di Kantin
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Pertemuan Kembali
2
Mengingat Kembali
3
Sahabat
4
Pengenalan Tokoh Utama
5
Toko Buku
6
Pertemuan Tak Terduga
7
Sakit yang Tersembunyi
8
Janji Kevin
9
Terlambat
10
Percakapan Antar Cowok
11
Izin Dari Nathan
12
Perkenalan Keluarga Danegar
13
Bahagianya Gabriel
14
Bertemu Kevin
15
Penjelasan I
16
Penjelasan II
17
Tasya Yang Sudah Memaafkan
18
Percakapan Adik dan Kakak
19
Gabriel Yang Penasaran
20
Perkenalan Keluarga Sanjaya
21
Tasya dan Gabriel
22
Sarapan Bersama
23
Sebahagia Biel dan Rissa
24
Alex dan Tasya
25
Hari Baik VS Hari Buruk
26
Mode Cool Gabriel
27
Keadaan Yang Berbeda
28
Berkunjung Ke Rumah Gabriel
29
Izin Dari Mama Diana
30
Akhirnya Bertemu Tasya
31
Interaksi Keluarga
32
Ella Yang Rewel
33
Sedih dan Bahagia
34
Pertanyaan Gabriel
35
Perasaan Gabriel
36
Perasaan Berkecamuk
37
Tiga Sahabat
38
Pengenalan Tokoh
39
Sayang?
40
Ledekkan Sahabat
41
Lebih Cepat Dari Biasanya
42
Jawaban Kevin
43
Rasa Lapar Tasya
44
Kelegaan Kevin
45
Candaan Mama Diana
46
Perasaan Terbalaskan
47
Awal Yang Baik
48
Kevin Dan Pilihannya
49
Kesedihan Rihana
50
Camer? Apa itu Camer?
51
Bermacam Tingkah Sahabat
52
Agam vs Tasya
53
Cemburunya Gabriel
54
Siswa vs Mahasiswa
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Flashback 1
60
Flashback 2
61
Flashback 3
62
Humornya Keluarga Danegar
63
Gabriel dan Tasya
64
Kejahilan Rissa
65
Riskev VS Syabi
66
Rencana Olahraga Bersama
67
Diam-diam Memperhatikan
68
Jantung Yang Berdetak
69
Pertemuan Tak Terduga
70
Emosi Yang Tak Pernah Padam
71
Kejadian apa sebenarnya?
72
Bertemu Ayah Arlo
73
Geri vs Rissa
74
Rindu Akan Masalalu
75
Nasihat Bijak Dari Aldo
76
Perdebatan Di Kantin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!