Setelah berpamitan pada kedua orangtuanya, Nathan segera melajukan motornya kearah sekolah Tasya terlebih dahulu untuk mengantar adiknya itu.
"Oh ya Sya nanti pulang sekolah kamu balik sendiri ngga apa-apa kan? Kakak masih ada jadwal MatKul soalnya" Tanya Nathan tepat ketika Tasya sudah turun dari motor sang kakak.
"Iya kak ngga apa-apa. Aku bisa balik sendiri, emang aku anak kecil apa?!"
Perkataan itu membuat Nathan tertawa sambil mengusap kepala adiknya itu.
"Hahaha, iya deh iya adek besar" Goda Nathan kepada Tasya.
"Ishh kak Nathan nyebelin, udah ah aku mau masuk dulu, takut telat" Kata Tasya sambil menyerahkan helmnya kepada Nathan.
"Belajar yang bener biar tambah pinter" Balas Nathan, setelah itu dia bergegas menuju ke kampusnya.
Baru beberapa langkah Tasya berjalan, ada suara yang memanggilnya dan membuat dia otomatis berbalik dan melihat orang tersebut.
"Nathasya Putri Danegar" Panggil Rissa sambil berjalan dengan langkah cepat menuju kearah sahabatnya itu.
"Lengkap banget mbak manggil nama aku" Sentak Tasya dengan wajah cengonya, tepat ketika Rissa sudah berhadapan dengannya. Rissa hanya menjawabnya dengan wajah acuh tak acuhnya. Bodoh amatlah, pikir Rissa.
"Udah yuk masuk, ntar kita dikira telat lagi" Rissa berkata sambil menggandeng tangan Tasya untuk segera menuju ke kelas masing-masing.
"Sya makasih banyak ya sekali lagi, kemarin udah nemenin aku ke toko bukunya" Rissa membuka suara tepat ketika mereka berdua telah sampai didalam gedung sekolah.
"Ngga usah sungkan sama aku, kalau butuh bantuan bilang aja, tapi jangan lupa sama traktirannya" Balas Tasya tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi.
"Bisa pusing aku kalau ngga ngasih makan ke kamu" Rissa mengatakan itu dengan wajah meledeknya.
"Aku kalau ngga makan itu bisa-bisa nih sekolah rata sama tanah" Balas Tasya dengan tampang polosnya, dan hal itu membuat Rissa hanya bisa geleng-geleng kepala.
Tak terasa ternyata mereka sudah sampai di depan kelas Rissa.
"Ntar kita ke kantin bareng ya, tunggu aku di depan kelas aja" Kata Tasya kepada Rissa.
"Siap ibu Nathasya Putri Danegar" Balas Rissa sambil tersenyum kearah Tasya.
"Yaudah kalau gitu, aku langsung ke kelas aku dulu. Sampai ketemu ntar pas istirahat" Setelah mengatakan itu, Tasya langsng bergegas menuju ke kelasnya. Begitu juga dengan Rissa, dia pun bergegas masuk kedalam kelasnya karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai.
Tak terasa bel istirahat sudah berbunyi, anak-anak baru mulai merasa lega ketika guru pelajaran telah keluar dari ruang kelas, tak jauh berbeda dengan Tasya dan Rissa. Tasya langsung memasukkan buku pelajarannya didalam tas dan bergegas ke kelas Rissa.
"Baaa" Tasya mengagetkan sahabatnya itu lantaran dia terlalu fokus dengan handphonenya.
"Aaaaa mie goreng panas-panas" Kaget Rissa dengan tampang lucunya. Dan hal itu sukses membuat Tasya tertawa sambil menahan perutnya. Selepas tertawa puas, barulah dia bertanya sambil menunjukkan wajah tak bersalahnya itu.
"Kamu ngga apa-apakan Riss?" Tanya Tasya
"Wahh parah banget sih kamu jadi orang" Balas Rissa dengan wajah sebalnya.
"Makanya jangan terlalu fokus sama handphonenya mbak, sahabat datang aja ngga nyadar" Kata Tasya lagi.
"Yeee aku itu lagi serius chattan ama mas pacar nih" Rissa menjawabnya dan langsung merubah raut wajah menjadi senyum malu-malunya.
Deg
Deg
Ada rasa sakit yang menjalar direlung hatinya, dan wajah Tasya tiba-tiba menjadi murung, hanya beberapa detik saja Tasya sudah merubah kembali raut wajahnya itu, dia tidak ingin Rissa melihat perubahan wajahnya itu. Tak ingin merespon perkataan Rissa, Tasya langsung mengajak sahabatnya itu untuk segera ke kantin.
"Ke kantin yuk, ntar udah mau masuk lagi"
"Oh iya sampai lupa aku" Balas Rissa. Setelah itu keduanya langsung menuju kantin.
Setibanya dikantin, keduanya langsung memesan mie ayam. Setelah pesanan mereka jadi, keduanya langsung mencari tempat duduk yang berada di dekat jendela. Setelah keduanya duduk, tanpa basa-basi keduanya langsung memakan mie ayam hingga tandas. Tak lupa juga keduanya minum es jeruk sebagai pelepas dahaga.
"Sya, menurut kamu pacar aku ganteng ngga?" Setelah jeda beberapa saat, akhirnya Rissa mulai membuka pembicaraan.
"Perlu banget ya pertanyaan itu harus aku jawab?" Bukannya menjawab, Tasya malah balik bertanya.
"Kamu itu sahabat yang aku percaya, sahabat yang selalu mendukung apapun yang aku inginkan, dan selalu menjadi tempat mengaduh yang tepat. Memang baru kemarin kamu ketemu sama pacar aku, tapi dari kemarin tuh yaa aku penasaran banget sama sikap kamu yang kelihatan gelisah gitu" Balas Rissa sekaligus menanyakan perihal kemarin.
Deg,,,
Bagai ditusuk jarum, Tasya merasakan nyeri di hatinya tatkala mendengar perkataan sahabatnya itu. Tapi sebisa mungkin Tasya menjawab dengan menunjukkan senyum terbaiknya.
"Kan aku udah bilang kemarin, aku tuh masih ada urusan dirumah yang perlu dikerjain, makanya aku kaya kelihatan gelisah gitu" Meski sedikit gugup menjawab pertanyaan Rissa, Tasya berhasil mengalihkan itu dengan senyum manisnya, senyum yang menyimpan rasa sakit dengan rapi itu.
"Kamu ngga sedang bohongin aku kan?" Balas Rissa dengan cepat.
"Sejak kapan aku bohongin kamu? Kan kamu sendiri yang bilang kalau kamu percaya sama aku" Pungkas Tasya langsung, karena tidak ingin sahabatnya itu semakin curiga dengannya.
"Baiklah kalau memang begitu. Jadi menurut kamu, pacar aku ganteng gak?" Rissa malah bertanya kembali dengan pertanyaan yang sama. Tasya hanya memutar bola matanya malas dan menjawab sekenanya saja.
"Ya gantengnya melebihi artis Jefri Nichol" Dengan nada malas Tasya menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu.
"Jangan ngawur juga kali jawabannya Sya" Balas Rissa dengan mencubit pipi chubby sahabatnya.
Setelah membayar makanan, keduanya kembali berjalan sambil bergandengan tangan menuju ke kelas mereka masing-masing.
"Tasya" Panggil seseorang yang tampaknya baru saja dari kantin juga.
Kedua sahabat itu spontan berbalik secara bersamaan dan melihat siapa orang yang sudah memanggil nama salah satu diantara keduanya.
"Kak Biel" Balas Tasya.
"Hai Sya, hai juga Rissa" Setelah berhadapan langsung dengan kedua orang itu, Gabriel langsung saja menyapa keduanya dengan tersenyum manis yang membuat siapa saja pasti langsung meleleh ketika melihat senyum manis itu.
"Hai juga kak Biel" Jawab kedua anak hawa tersebut membalas sapaan hangat dari kakak kelasnya itu.
"Sya, selepas pulang sekolah, bisa nemenin aku ke toko buku ngga?" Pertanyaan itu dilayangkan langsung oleh Gabriel kepada adik kelasnya itu sekaligus orang yang dia sukai.
"Boleh banget kak, kebetulan hari ini dia ngga ada ekskul tambahan dan juga dia ngga dijemput sama kakaknya" Jawab Rissa dengan cepat, sembari melirik Tasya yang menunjukkan wajah bingungnya. Rissa tahu kalau Gabriel itu sebenarnya suka dengan sahabatnya, tapi Tasya saja yang kurang peka. Makanya itu Rissa pikir ini kesempatan yang pas,agar Gabriel bisa berduaan dengan Tasya.
"Gimana Sya? Maukan?" Gabriel lanjut bertanya kepada Tasya sambil memasang wajah memelasnya.
Tasya menjadi bingung sendiri, ingin menolak tapi tak enak hati, apalagi tadi sahabatnya juga sudah memberitahukan bahwa hari ini dia tidak ada ekskul tambahan dan juga tidak bisa dijemput oleh sang kakak. Dengan wajah bingungnya, Tasya menjawab pertanyaan Gabriel dengan sopan, dan itu sukses membuat senyum Gabriel dan Rissa semakin lebar.
"Iya kak Biel, boleh kog" Jawab Tasya dengan balik tersenyum kearah Gabriel.
"Yaudah ntar aku tungguin di parkiran ya Sya. Atau mau aku jemput dikelas juga?" Lanjut Gabriel sambil menggoda Tasya.
"Enggak perlu kak Biel, aku bisa ke parkiran kog" Balas Tasya dengan membuang pandangannya kearah lain, sebab Gabriel menatapnya dengan dalam. Dan kegiatan itu tak luput dari pandangan Rissa yang tiba-tiba tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya itu.
"Yaudah aku tungguin diparkiran aja. Balik sana gih ke kelas, sampai ketemu selepas pulang sekolah ya Sya" Gabriel mengatakan itu sambil mengusap sayang kepala Tasya dan segera berlalu dari hadapan kedua adik kelasnya itu.
"Ciee, kayanya ada yang mau jadian nihh" Goda Rissa setelah mereka lanjut berjalan kearah kelas masing-masing.
"Apaan sihh Riss, jangan mulai ngadi-ngadi deh kamu" Balas Tasya dengan wajah cemberutnya. Dan hal itu membuat Rissa kembali mencubit pipi chubby sahabatnya itu.
"Jangan lupa ya kalau udah jadian nanti, pokoknya kamu harus traktir aku" Perkataan Rissa membuat Tasya langsung menoleh kearah sahabatnya itu dan mendorong pelan kepalanya sambil mengatakan satu kata yang membuat Rissa tertawa.
"Ogah.!"
Jam pelajaran berlanjut, Tasya dan Rissa sudah berada di dalam kelasnya masing-masing. Semua kembali fokus dengan pelajarannya, berbeda dengan seseorang yang sedang senyam-senyum tak jelas selama jam pelajaran terakhir. Yapp orang itu adalah Gabriel. Dia jadi teringat pertemuannya tadi dengannya gadis yang disukainya sejak awal melihatnya di kegiatan MOS. Dia jadi tidak sabar ingin segera bertemu kembali dengan gadis pujaannya itu.
Sampai jumpa di part selanjutnya ya guys🥰
Maaf ya kalau masih ada kata yang salah🙏
Saran dan masukan dari kalian sangat diperlukan🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
Dichapter kali ini, sangat rapi mudah dibaca dan sangat nyaman saat dibaca. Terus semangat nulisnya, salam cinta dari "pacarku beda dimensi pilihan Lisia "
2022-05-01
3