Setelah kepergian Rissa dan Kevin, Tasya buru-buru masuk kedalam rumahnya dengan wajah yang ditekuk, setelah mengucap salam, dia hendak menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Gelagatnya itu menarik perhatian orang rumah yang sedang bersantai ria di ruang keluarga, terutama ibunya. Tepat ketika Tasya akan menginjak anak tangga pertama, suara sang ibu yang memanggilnya membuat dia berbalik dan memasang senyum palsunya sebaik mungkin. Dia tidak ingin keluarganya tahu bahwa dia habis bertemu dengan orang yang paling berpengaruh pada waktu SMPnya dulu.
"Sya, kesini sebentar sayang" Panggil Diana sang mama kepada Tasya.
"Iya ma" Jawab Tasya dan langsung bergegas menuju ke tempat orangtua dan kakaknya Nathan berada, dia langsung duduk tepat disamping papanya.
"Kamu dari mana aja, kok jam segini baru pulang?" Tanya sang papa dengan suara lembut menatap kearah putrinya itu.
"Baru abis dari toko buku, terus habis itu ditraktir makan sama Rissa" Jawab Tasya dengan tersenyum lebar yang dipaksakan. Jika sudah berkumpul begini, dia akan terlihat ceria sekali, berbeda ketika dia masuk tadi, wajahnya ditekuk seperti menahan sesuatu.
"Tidak terjadi apa-apa kan sayang?" Kali ini pertanyaan mamanya, yang seakan mengerti dan tahu bahwa dia sedang dalam suasana hati yang tidak senang. Pertanyaan itu sukses membuat Tasya terdiam beberapa detik dan langsung menjawab pertanyaan mamanya dengan cepat.
"Ngga apa-apa kok mama sayang"
"Yaudah gih masuk sana terus beberes. Soalnya badan Lo bau tau" Bukan mama atau papa yang menjawab melainkan kakaknya Nathan dengan bergaya menutup hidungnya seolah-olah Tasya memang bau. Sontak mama dan papa hanya tertawa ketika melihat raut wajah Tasya yang cemberut ketika mendengar perkataan kakaknya itu, spontan saja dia mengambil bantal sofa yang sedang dipangku oleh sang papa dan melemparkannya kearah sang kakak.
"Apaan sih kak, kakak kali yang bau. Aku itu biar ngga mandi seharipun tetap wangi, ngga kaya kakak tuh. Wlee" Balas Tasya kepada sang kakak dengan menjulurkan lidahnya, dan hal itu sukses membuat Nathan balik melempar bantal sofa kearah adiknya.
"Sudah-sudah, Tasya masuk ke kamar gih, terus beberes biar adem" Kata mamanya sambil tersenyum kearah putrinya.
"Iya ma" Jawab Tasya sekenanya dan langsung bergegas ke kamarnya. Sesampainya didalam kamar, Tasya langsung bergegas ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Setelah selesai beberes, Tasya langsung merebahkan dirinya diatas kasur empuknya. Tiba-tiba dia kembali teringat pertemuannya dengan Kevin, mengingat perlakuan Kevin kepada Rissa bahkan nada bicaranya yang kelewat lembut, membuat hati Tasya berdenyut nyeri. Ada rasa tak rela dihati Tasya ketika mengingat kejadian tadi, tangan lembut yang dulu selalu dia genggam kini telah berada digenggaman orang lain, mengingat kisah mereka waktu SMP membuat dia seketika meneteskan air matanya.
Flashback on
Pagi sekitar jam 7.03 Kevin sudah siap didepan rumah Tasya, dia menunggu princessnya itu agar bisa berangkat ke sekolah bersama. Tak berselang lama Tasya keluar dengan pakaian rapi ala sekolahan, Kevin menyambutnya dengan tersenyum lebar dan dibalas juga oleh Tasya.
Tanpa sepengetahuan siapapun, ternyata dihari itu, merupakan hari terakhir Kevin dan Tasya bertemu bahkan saling bergenggaman tangan.
"Udah dari tadi ya Kak?" Tanya Tasya dengan wajah polosnya.
"Belum terlalu lama Sya, baru berapa menitan kok" Jawab Kevin dengan wajah sumringahnya.
Setelah berpamitan kepada orangtuanya, Tasya dan Kevin mulai berjalan menuju sekolah mereka. Yap, sekolah mereka tidak terlalu jauh, berjalan sekitar 10 menit saja sudah sampai. Sepanjang perjalanan ke sekolah, Kevin tak pernah melepaskan tangan Tasya yang berada di genggamannya, bahkan Tasya sampai tersipu, padahal mereka sudah berulang kali saling berpegangan tangan.
"Ya ampun nih muka semakin menggemaskan aja yaa" Kata Kevin dan langsung mencubit pipi chubby Tasya yang semakin merona itu.
"Udah kak, nanti dilihatin orang-orang tau" Tasya mengatakan itu sambil membuang pandangannya ke arah lain.
"Biar aja dilihatin, pagi-pagi udah gemesin kayak gini" Kata kevin sambil menurunkan tangannya dari pipi Tasya.
"Sya,,jangan pernah lepasin genggaman ini ya?" Lanjut Kevin setelah menggenggam kembali tangan Tasya.
"Aku gak akan ngelepasin genggaman ini, karena genggaman ini sangat berarti buat aku" Balas Tasya dengan tersenyum hangat ke arah Kevin.
Bagai bunga ditanah tandus yang disirami air, segar dan adem hati Kevin ketika mendengar jawaban Tasya. Tak lama setelah itu, Kevin kembali mengajak Tasya berjalan agar mereka segera sampai ke arah sekolah.
Flashback off
"Haah" Tasya membuang nafasnya dengan gusar, ketika mengingat kenangannya dulu dengan Kevin, dan dia juga menyeka air matanya.
"Udah cukup Sya, Lo sekarang ini bukan siapa-siapanya dia" Tekan Tasya pada dirinya sendiri. Dia ingat bahwa Kevin yang sekarang adalah milik dari sahabatnya sendiri, dia tidak akan mungkin menjadi orang ketiga didalam hubungan keduanya. Dia cukup sadar diri dengan posisinya sekarang, dan dia tidak ingin hubungannya dulu dengan Kevin diketahui oleh sahabatnya itu. Dia sudah membayangkan apa yang akan terjadi ketika sahabatnya itu sampai tahu, dan dia bertekad tidak akan memberitahu masa lalunya itu kepada Rissa. Terlalu mengingat dan menerka-nerka, lantas membuat Tasya tiba-tiba ketiduran hingga menjelang malam. Tepat jam 18.10 Nathan sang kakak masuk kedalam kamar Tasya untuk membangunkan adiknya yang kalau tidurnya itu susah dibangunin. Dengan jahilnya, Nathan mencapit dan menahan hidung adiknya, sehingga Tasya mengalami sesak napas dan segera membuka matanya guna melihat apa yang terjadi. Melihat adiknya sudah mulai membuka matanya, Nathan segera melepas tangannya dari hidung sang adik. Tasya sedang mengumpulkan nyawanya tepat ketika sang kakak membuka suara.
"Tidurnya kebo, giliran dijahilin baru marah-marah untung sayang, kalau ngga.. "
"Kalau ngga apaan kak? Mau ngelakuin apa lagi?" Balas Tasya melihat kakaknya itu dengan wajah sebalnya ketika sudah bangun dari tidurnya.
"Kalau ngga ya gue hanyutin noh dikolam renang" Kata Nathan dan langsung tertawa ketika melihat raut wajah adiknya yang cemberut tetapi baginya itu sangat menggemaskan dan spontan dia langsung mencubit kedua pipi chubby adiknya. Tasya berusaha melepas tangan sang kakak dari pipinya itu, masih dengan wajah cemberutnya.
"Ishhh kak Nathan tu nyebelin, males ah ngomong sama kak Nathan, mau cari kakak baru aja deh kalau gitu" Jawab Tasya dengan balik menjahili kakaknya itu. Sontak saja Nathan melepas tangannya dari pipi chubby sang adik dan membalas perkataan Tasya dengan balik menjahili adiknya itu.
"Yaudah sana cari aja kakak baru, kan kakak masih bisa minta adek baru sama mama dan papa"
"Ngga boleh, adiknya kak Nathan itu aku doang, jangan ada adik baru lagi" Tasya langsung menjawab dengan cepat perkataan kakaknya itu, dia tidak ingin kakaknya itu mencari adik baru. Cukup dia saja, karena bagi dia Nathan adalah kakak yang paling dia sayangi, meski terkadang suka menjahilinya. Nathan malah tertawa ketika mendengar kata-kata adiknya itu, dia langsung menarik adiknya itu kedalam pelukannya dan memeluk adiknya dengan penuh sayang. Keduanya benar-benar saling menyayangi, setelah pelukan terlepas, Nathan langsung mengusap kepala sang adik.
"Cuci muka gih, setelah itu turun kebawa bentar lagi makan malam" Kata Nathan pada sang adik. Dan Tasya hanya menganggukkan kepalanya pertanda dia mengiyakan perkataan kakaknya itu.
Setelah mencuci wajahnya, Tasya bergegas turun ke ruang keluarga, di sana dia mendapati sang kakak sedang anteng menonton TV sedangkan sang mama berada di dapur bersama bibi untuk menyiapkan makan malam. Tasya sendiri langsung mengambil posisi duduk tepat disamping sang kakak dan ikut nonton bersama. Tepat jam 20.15 makanan telah tersedia di meja makan, mama menyuruh Tasya untuk memanggil papa diruang kerjanya, sementara Nathan sendiri sudah anteng di meja makan sambil menunggu papa dan adiknya itu, suasana hening di meja makan yang terdengar hanya suara sendok dan juga piring. Seusai makan, Tasya langsung bergegas ke kamarnya, dia ingin mengerjakan tugas sekolahnya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 23.05 Tasya sudah merasakan kantuk yang menderanya, dia segera merapikan meja belajarnya dan bergegas untuk naik keatas kasur. Kebiasaan Tasya ketika akan tidur adalah mengingat hal-hal yang berkaitan dengan Kevin, baik itu pertemuan yang baru terjadi tadi siang ataupun yang sudah berlalu, sehingga hal itulah yang memicu kenapa dia susah sekali untuk melupakan masa lalunya itu. Tetapi untuk sekarang ini, situasinya telah berubah, dan dia mendapati kenyataan bahwa Kevin yang sekarang adalah milik seseorang, dan seseorang itu adalah sahabatnya sendiri. Dia sudah bertekad bahwa mulai sekarang dia harus bisa melupakan Kevin meskipun dia tau bahwa melupakan seseorang yang begitu berpengaruh buat hidup dia membutuhkan ekstra full tenaga, tetapi namanya usaha pasti ada hasilnya meskipun tingkat keberhasilannya sangat kecil. Memikirkan itu semua tiba-tiba, membuat Tasya menjadi teringat akan sahabatnya itu dan ingin menghubunginya, tetapi ketika melihat jam sudah menunjuk angka 23.08 dia mengurungkan niatnya dan akan menelfon nya besok pagi saja atau nanti bisa ketemu disekolah.
See you next part😊
Maaf ya kalau novel aku rada-rada ngebosenin. Jangan sungkan untuk ngasih saran juga masukan ke aku yaa🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
Ceritanya bagus, cuma paragrafnya panjang banget, kalau bisa dipendekan agar mudah baca dan nyaman saran redblack 😊
2022-05-01
2