Dua Teman Baru

Teng... teng... teng...

Bel masuk pun berbunyi, seluruh murid memasuki ruangannya masing-masing.

"Aku duduk dimana ya?"

Gadis itu sedang kebingungan memilih tempat duduk di hari pertama masuk sekolah.

Plokk

Seseorang menepuk pundaknya dari belakang sehingga membuatnya membalikkan badan.

"Ternyata aku tidak salah lihat. Hei, Risma! Perempuan yang tadi menabrakmu di jalan ternyata satu kelas dengan kita." Berteriak memanggil Risma yang sedang duduk di mejanya.

Risma mendengar teriakan tersebut, ia beranjak dari tempat duduknya dan datang menghampiri gadis malang itu bersama dengan temannya yang bernama Anggi.

"Wah...wah... lihat siapa ini? Wanita miskin berpenampilan lesu yang tidak tahu diri." Menghina gadis itu dengan suara yang cukup lantang sehingga menarik perhatian seluruh murid satu kelas.

"Aku kan sudah meminta maaf kepada kamu. Kenapa kamu masih terus menghinaku?" Memberanikan diri untuk melawan dengan wajah yang sedikit ketakutan.

Seluruh murid satu kelas berbisik-bisik sembari melihat perselisihan antara mereka berdua. Walaupun mereka saling berbisik tetapi suara mereka tetap terdengar dengan jelas.

"Sombong sekali perempuan itu. Memangnya siapa dia?"

"Kamu tidak tahu? Namanya adalah Risma Herlina, dia anak dari pengusaha butik."

"Wah... berarti benar kalau dia anak orang kaya?"

"Iya! Tetapi dia sangat sombong."

"Omong-omong... perempuan yang bernama Riana itu sangat berani ya! Dia juga lumayan cantik, hehehe.”

"Dia memang cantik sih.... tetapi dia orang miskin. Kamu tidak melihat seragam yang ia pakai? Sangat lesu."

"Sepengetahuanku dia seorang anak yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal disaat ia masih kecil."

"Astaga... Kasihan sekali."

Mendengar bisikan para murid lain yang menontonnya membela Riana, ia sangat marah kemudian menampar pipi gadis malang itu.

Kyaakkkk

Suara teriakan Riana karena ditampar oleh Risma. Ia jatuh tersungkur di lantai setelah ditampar di pipi sebelah kanan.

"Aduhh.. sakit." Merintih kesakitan sembari menahan tangis.

"Hahaha... sudah miskin, sok canrik, dan juga lemah. Baru ditampar saja sudah menangis seperti itu."

Suana kelas hening seketika, murid-murid lain ingin membantu gadis malang itu tetapi mereka tidak berani membantunya karena tidak ingin terlibat dalam masalah yang akan menyulitkan mereka nanti. Sebagai salah seorang murid yang berasal dari keluarga yang kaya, Risma memiliki kekuasaannya tersendiri didalam kelas sehingga tidak sedikit murid di kelas itu yang merasa takut kepadanya.

"Itulah yang akan lo dapat jika berani melawan gue." Menjulurkan tangan kanannya kemudian menjambak rambut gadis malang itu.

"Ahhhh.... sa..sakit.”

"Blaaa...blaaa...blaaa... lo pikir gue peduli kalau lo kesakitan?"

ia menangis karena kesakitan sambil mencoba melepaskan tangan Risma yang menjambak rambutnya.

Suasa kelas menjadi lebih gaduh, mereka tidak menyangka jika Risma akan melakukan hal sekejam itu secara terang-terangan di dalam kelas.

Di tengah-tengah kegaduhan yang terjadi, datanglah seorang pria berbadan atletis dan bermata ungu serta wanita cantik bermata biru. Mereka muncul dari balik kerumunan murid-murid yang menonton lalu datang menghampiri.

"Lepaskan tanganmu darinya perempuan jelek!" Pria bermata ungu tersebut menggenggam pergelangan tangan Risma yang menjambak rambut Riana.

"Si.. siapa lo? Berani lo kasar kepada perempuan?" Gemetar ketakuan karena badan pria itu cukup besar dan atletis.

"Perkenalkan, namaku adalah Reynold dan aku tidak peduli lawanku seorang pria atau wanita. Aku akan menghabisi mereka jika membuatku kesal." Mencengkram tangan Risma sekuat tenaga dengan senyum yang amat sangat menyeramkan.

A..aduh...

Risma melepaskan jambakkannya dari rambut Riana karena kesakitan.

Suana kelas menjadi semakin gaduh. Melihat Risma sedang kesusahan, kedua temannya mencoba untuk membantunya.

"Pria macam apa kamu berani kasar terhadap perempuan?" Bertanya dengan wajah ketakutan.

"I..iya! Pria macam apa kamu!"

Anggi dan Ruthfi berusahan memojokkan pria bermata ungu itu walaupun tubuh mereka sedikit bergetar karena takut kepadanya. Sebagai teman yang baik mereka harus menolong Risma yang sedang kesulitan menghadapi pria bermata ungu tersebut.

"Berhenti bicara sebelum ku pukul wajah kalian berdua!" Mengepalkan tangannya yang besar dan terlihat menyeramkan.

Mereka gemetar ketakutan saat di ancam oleh Reynold sehingga memutuskan untuk mundur dan tidak menolongnya lebih jauh karena mereka bisa pingsan jika wajahnya dipukul oleh pria itu.

Menyadari akan hal itu, Risma mencoba mengancam untuk melindungi dirinya.

"Lo tidak tahu siapa gue? Gue anak orang kaya, kedua orang tua gue mempunyai usaha butik." Ucap Risma sambil mencoba melepaskan tangannya yang digenggam.

"Memangnya kenapa kalau kedua orang tua mu mempunyai usaha batik?" Tiba-tiba seorang wanita bermata biru menimbrung pembicaraan mereka sambil membantu Riana yang jatuh tersunkur di lantai untuk bangun.

“Kedua orang tua gue pengusaha, tentu saja gue mempunyai banyak uang untuk menuntut dan memasukkan kalian kedalam penjara." Kembali mengancam.

"Pfftt... kamu boleh menuntutku dan Reynold jika itu yang kamu mau! Ya... itu pun jika kedua orang tuamu berani untuk melakukannya." Tersenyum sembari memandang Risma dengan tatapan yang merendahkan.

Murid-murid lain yang menonton keributan itu kembali saling berbisik antara satu sama lain dengan suara yang masih terdengar dengan jelas.

"Wah... siapa kedua orang itu?"

"Aku juga tidak tahu, tetapi mereka sekelas dengan kita."

"Melihat mereka berani melawan Risma sepertinya mereka bukan berasal dari keluarga biasa, ya?"

"Aku juga berpikir hal yang sama denganmu."

"Mereka berdua sangat keren dan juga pemberani. Aku sangat mengagumi orang seperti mereka."

Risma semakin kesal setelah mendengar bisikan teman sekelasnya. Ia merasa kesal karena tidak ada satupun dari mereka yang membelanya.

"Lepaskan tangan gue sekarang juga!" Berteriak sambil memukul tangan pria bermata ungu tersebut walaupun pukulannya sangat lemah dibandingkan tangan yang mencengkramnya.

"Lepaskan tangannya, Reynold! Kita tidak perlu membuat masalah ini menjadi semakin rumit. Kita biarkan saja 'Pria itu' yang mengurus wanita ini!"

"Baiklah! Aku akan menuruti perkataanmu, Kharisma!" Melepaskan tangan Risma sambil tersenyum manis.

"Lihat saja... gue akan tuntut kalian ke pengadilan! Tamat sudah riwayat hidup kalian berdua."

Drap... drap...

Wanita bermata biru itu menghampiri Risma karena merasa kesal lalu berbisik padanya.

"Riwayat hidupmu lah yang akan tamat, sayang."

"A... apa yang lo maksud?"

"Semenjak kamu menampar dan menjambak rambut gadis cantik bernama Riana itu, riwayat hidupmu sebenarnya memang sudah tamat! Aku hanya bisa berharap semoga kamu selamat dari 'Pria itu'."

Risma merasa ketakutan lalu menatap wanita itu dengan tatapan yang tajam.

Ia membalas tatapan tajam itu dengan senyuman tipis lalu pergi menghampiri teman pria nya dan Riana.

Pertengkaranpun akhirnya berakhir, Risma dan kelompoknya pergi ke tempat duduknya dengan wajah yang ketakutan.

Menyadari bahwa Risma telah kalah, murid-murid yang menonton kejadian tersebut mulai pergi satu per satu dan hanya menyisakan Riana serta dua orang yang telah membantunya.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya wanita bermata biru.

"Iya.. aku tidak apa-apa!"

"Ahh... aku lupa kita belum saling berkenalan. Perkenalkan, namaku Kharisma Candrawati dan pria di sampingku bernama Reynold Custodio." Menunjuk pria bermata ungu dengan jari telunjuknya.

"Salam kenal." Ucap Reynold sambil tersenyum ramah.

"I..iya.. salam kenal juga. Namaku Riana Rosalina."

Gadis itu sangat senang karena ada yang mengajaknya berkenalan.

"Baiklah, Riana. Apakah kamu sudah memilih tempat duduk?”

“Aku belum memilih tempat duduk.” Menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana kalau kamu duduk dekat aku dan Reynold? Kita bisa menjadi teman kalau kamu tidak keberatan."

Cring...

Gadis itu tersenyum bahagia dengan mata yang berbinar-binar karena ada yang mau berteman dengannya.

"Ti..tidak! Aku tidak keberatan sama sekali." Menggenggam tangan Kharisma sembari tersenyum.

“Syukurlah jika kamu mau berteman dengan kami.”

"Kalau begitu mari pergi ke tempat duduk kita! Sebentar lagi pelajaran akan segera dimulai."

Mereka bertiga pergi ke tempat duduknya di pojok belakang sebelah kanan. Reynold duduk paling belakang, lalu tempat duduk Riana di depannya serta tempat duduk Kharisma di depan tempat duduk Riana.

Beberapa saat kemudian guru memasuki ruangan kelas dan pembelajaran pun dimulai. Mereka mengikuti pembelajaran dengan baik hingga tidak terasa waktu cepat berlalu.

Teng... teng... teng...

Bel istirahat pun berbunyi karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, semua murid berlarian ke arah kantin.

"Ayo kita ke kantin, Riana!"

"Iya.. ayo kita pergi ke kantin bersama!"

Kedua teman yang baru ia kenal mengajaknya pergi ke kantin bersama.

Gadis itu tersenyum bahagia dan menerima ajakannya meski ia tidak ingin pergi ke kantin karena tidak memiliki uang untuk membeli jajanan.

Setelah berjalan sekitar 5 menit, mereka pun sampai di kantin sekolah.

"Kamu ingin membeli apa, Reynold?" Tanya Kharisma.

"Aku ingin membeli kebab! Kamu mau membeli kebab juga?”

Wanita bermata biru itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya.

"Aku sedang diet, jadi aku akan membeli ice cream saja. Kalau kamu ingin membeli apa?" Ia menoleh ke arah Riana.

"Aku tidak ingin membeli apa pun.. aku tidak mempunyai uang."

Kharisma dan Reynold saling bertatapan mata lalu memandang gadis itu dengan tatapan yang penuh dengan keheranan.

“Kenapa kamu ikut ke kantin jika tidak ingin membeli apa pun?”

“Ini pertamakalinya ada orang yang mengajak ku pergi ke kantin bersama, jadi aku tidak ingin menolak ajakan itu.” Tersenyum dengan wajah yang ceria.

Haaa….

Kharisma menghela napas dan Reynold menggaruk-garuk kepalanya karena keheranan dengan jawaban yang diberikan oleh gadis itu.

"Bagaimana jika membeli ice cream? Aku yang akan membayarnya."

"Tidak perlu... aku tidak ingin merepotkanmu."

"Tenang saja! Aku tidak kerepotan sama sekali." Menarik tangan Riana lalu membawanya pergi ke tempat penjual ice cream.

Reynold juga pergi ke tempat penjual kebab dan mereka berjanji bertemu kembali di dalam kelas setelah membeli jajanan di kantin.

Terpopuler

Comments

Ulva Hendriyani

Ulva Hendriyani

si pria bukannya nama suaminya Silvia yaa😂

2022-06-23

1

Reeriska

Reeriska

namanya teh Pas banget sama temen kelasku

2022-06-17

1

Fitri Yani

Fitri Yani

siapa kah pria itu😂😂

2022-05-30

1

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Masuk Sekolah
2 Dua Teman Baru
3 Vinter Soyala
4 Rutinitas Yang Melelahkan.
5 Pria Berhoodie
6 Awal Dari Kehancuran Risma
7 Pria Berambut Pirang
8 Hilangnya Pria Berhoodie
9 Handphone Baru Pemberian Teman
10 Tiga Teman Pria Baru
11 Kehancuran Risma Yang Semakin Dekat
12 Ketua Osis Dan Wakilnya
13 Menghabiskan Waktu Bersama Daniel
14 Perkumpulan Ekskul Wartawan
15 Berita
16 Berita 2
17 Berita 3
18 Berita 4
19 Vinter dan Yongi
20 Vinter dan Yongi 2
21 Vinter Dan Yongi 3
22 Vinter Dan Yongi 4
23 Vinter Dan Yongi 5
24 Vinter Dan Yongi 6
25 Siuman
26 Monica Arumi
27 Sebungkus kue
28 Permintaan Maaf
29 Permintaan Maaf 2
30 Kharisma
31 Kharisma 2
32 Kharisma 3
33 Kharisma 4
34 Kharisma 5
35 Kharisma 6
36 Kembalinya Pria Berhoodie
37 Kembalinya Pria Berhoodie 2
38 Pedestrian Area
39 Pedestrian Area 2
40 Pedestrian Area 3
41 Kehilangan Jejak
42 Amarah
43 Amarah 2
44 Menjenguk
45 Menjenguk 2
46 Pekerjaan Baru
47 Pekerjaan Baru 2
48 Memulai Pekerjaan Baru
49 Pencuri
50 Hantu?
51 Bos Baru Riana
52 Raka Arnanto
53 Osis
54 Rapat Osis
55 Wawancara Osis
56 Pengajaran Feng Ying
57 Penguntit?
58 Reynold
59 Reynold 2
60 Reynold 3
61 Reynold 4
62 Daniel Hendak Dipecat
63 Mentraktir Teman
64 Perselisihan Empat Pria Kekanakkan
65 Bos Datang Berkunjung
66 Jalan-Jalan Di Mall Bersama Bos
67 Monica Mulai Bertindak
68 Rencana Pengusiran Monica
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Hari Pertama Masuk Sekolah
2
Dua Teman Baru
3
Vinter Soyala
4
Rutinitas Yang Melelahkan.
5
Pria Berhoodie
6
Awal Dari Kehancuran Risma
7
Pria Berambut Pirang
8
Hilangnya Pria Berhoodie
9
Handphone Baru Pemberian Teman
10
Tiga Teman Pria Baru
11
Kehancuran Risma Yang Semakin Dekat
12
Ketua Osis Dan Wakilnya
13
Menghabiskan Waktu Bersama Daniel
14
Perkumpulan Ekskul Wartawan
15
Berita
16
Berita 2
17
Berita 3
18
Berita 4
19
Vinter dan Yongi
20
Vinter dan Yongi 2
21
Vinter Dan Yongi 3
22
Vinter Dan Yongi 4
23
Vinter Dan Yongi 5
24
Vinter Dan Yongi 6
25
Siuman
26
Monica Arumi
27
Sebungkus kue
28
Permintaan Maaf
29
Permintaan Maaf 2
30
Kharisma
31
Kharisma 2
32
Kharisma 3
33
Kharisma 4
34
Kharisma 5
35
Kharisma 6
36
Kembalinya Pria Berhoodie
37
Kembalinya Pria Berhoodie 2
38
Pedestrian Area
39
Pedestrian Area 2
40
Pedestrian Area 3
41
Kehilangan Jejak
42
Amarah
43
Amarah 2
44
Menjenguk
45
Menjenguk 2
46
Pekerjaan Baru
47
Pekerjaan Baru 2
48
Memulai Pekerjaan Baru
49
Pencuri
50
Hantu?
51
Bos Baru Riana
52
Raka Arnanto
53
Osis
54
Rapat Osis
55
Wawancara Osis
56
Pengajaran Feng Ying
57
Penguntit?
58
Reynold
59
Reynold 2
60
Reynold 3
61
Reynold 4
62
Daniel Hendak Dipecat
63
Mentraktir Teman
64
Perselisihan Empat Pria Kekanakkan
65
Bos Datang Berkunjung
66
Jalan-Jalan Di Mall Bersama Bos
67
Monica Mulai Bertindak
68
Rencana Pengusiran Monica

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!