Malam hari ini cuacanya cukup dingin karena hujan yang tidak berhenti turun dari dua jam yang lalu. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, tidak ada satupun pembeli yang datang ke minimarket tempat gadis itu bekerja sambilan.
“Hari ini benar-benar sepi.” Bergumam dengan wajah yang murung.
Pria berhoodie melihatnya dengan ekspresi yang datar lalu kembali memalingkan wajahnya. Ia mengeluarkan Handphonenya dari kantong hoodie yang ia kenakan lalu mengetik sebuah pesan kepada seseorang.
Tidak terasa waktu cepat berlalu, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi yang menandakan bahwa shift bagian Riana sudah selesai.
Kringgg
Suara lonceng pintu masuk berbunyi, gadis itu segera menyambut pembeli yang datang.
“Selamat dat... eh bapak sudah datang?” Ternyata itu adalah pemilik minimarket tersebut.
“Iya! Karena saya sudah datang, sekarang kamu boleh pulang.” tersenyum ramah ke arah gadis itu.
“Baik! Terimakasih, pak.”
Ia melepaskan baju penjaga minimarket yang ia kenakan lalu bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya.
Kringg
Riana membuka pintu dan keluar dari minimarket, tidak lama kemudian pria berhoode beranjak dari tempat duduknya dan pergi mengikuti gadis itu secara diam-diam sehingga tidak diketahui olehnya.
Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan dua orang pria yang sedang dalam keadaan mabuk, mereka tersenyum lalu menghampirinya.
“Hai, cantik! Mau main bareng kakak?” Mencoba memegang tangannya.
Plakk..
Gadis itu menepis tangan pria tersebut dengan wajah yang ketakutan, namun ia mencoba untuk memberanikan dirinya.
“Ma.. mau apa kalian?”
Melihat hal tersebut, pria berhoodie yang membuntuti Riana mengeluarkan Handphonenya dan mengirim sebuah pesan kepada seseorang. Ia terlihat sangat gelisah ketika mengetahui Riana sedang diganggu oleh dua pria asing dalam kondisi mabuk, terlebih lagi disekitar tempat itu sangat sepi sehingga tidak ada seorangpun yang bisa membantu jika terjadi masalah.
Bagaimanapun juga orang yang sedang dalam kondisi mabuk tidak akan bisa mengontrol pikirannya sehingga cukup berbahaya bagi orang yang berada disekitarnya
“Hei.. jangan seperti itu! Mari ikut bermain bersama kakak!” Kembali mencoba memegang tangan Riana.
plakk..
“Sa.. saya tidak mau!” Menepis tangan pria itu untuk yang kedua kalinya.
“Dasar perempuan tidak tahu diri.”Mencoba memukul pipi gadis itu.
Kyaaaakkkkk
Ia berteriak sekuat tenaga sehingga membuat pria berhoodie segera berlari ke arahnya lalu menangkis pukulan yang hampir mengenainya.
Plakkkk
Pria berhoodie berhasil menangkis pukulan menggunakan kedua tanganny, ia menatap kedua pria pemabuk tersebut dengan tatapan yang sangat menyeramkan.
“Si.. siapa kamu?”
Pria itu tidak menggubris pertanyaannya dan tetap menatap dengan tatapan yang menyeramkan.
Riana merasa terkejut karena ia tahu jika pria berhoodie tersebut merupakan pelanggan tetap minimarket tempatnya bekerja sambilan. Rasa penasarannya membuatnya mencoba melihat wajah pria itu akan tetapi wajah pria berhoodie tersebut tertutup masker hitam.
Blammm
Ia memukul pria pemabuk tersebut tepat di wajahnya.
“Ku.. kurang ajar! Berani-beraninya lo memukul gua!”
Blammm
Pria pemabuk itu tidak tinggal diam dan balas memukul wajah pria berhoodie sehingga membuatnya jatuh tersungkur di tanah. Pukulannya sangat kuat dan terasa amat sangat menyakitkan, namun pria berhoodie tidak merintih karena tidak ingin terlihat lemah di hadapan Riana.
Kyakkkk
“Siapapun tolong!” Berteriak sekuat tenaga meminta pertolongan.
Jalanan tersebut memang jalan yang jarang dilalui oleh orang lain karena termasuk jalanan yang rawan dengan kejahatan, terlebih saat ini adalah pukul 4 dini hari. Sekuat apapun gadis itu berteriak tidak akan ada orang yang datang dan membantu.
“Hahaha... rasakan itu! Itu yang akan lo dapat jika berani macam-macam sama gua.”
Kedua pria pemabuk itu menertawakan pria berhoodie yang jatuh tersungkur di tanah hanya karena sekali pukulan saja. Mereka tertawa dengan suara yang sangat lantang dan juga menyeramkan.
Brummmm
Tidak lama kemudian datanglah sebuah mobil berwarna hitam, mobil tersebut berhenti tepat dibelakang Riana dan pria berhoodie.
Klekk
Suara pintu mobil terbuka dan keluarlah 7 orang pria berbadan kekar dan memakai topeng berbentuk wajah hewan buas.
“Tuan muda! Anda tidak apa-apa?” Tanya salah seorang pria bertopeng beruang sambil mencoba membantu pria berhoodie untuk berdiri.
Pria berhoodie tersebut menunjuk kedua pria pemabuk menggunakan jari telunjuk tangan kanannya dan menatap mereka dengan tatapan yang amat sangat menyeramkan.
“Habisi mereka berdua hingga tidak tersisa!”
“Baik, tuan muda!” Menjawab secara bersamaan.
Drap.. drap.. drap..
Seluruh pria berbadan kekar itu menuruti perintah pria berhoodie. Mereka memasang knuckle skull yang terbuat dari besi di tangan mereka lalu menghampiri 2 pria pemabuk itu.
“ma.. mau apa kalian? Jangan mendekat!” Berbicara dengan nada suara yang penuh dengan ketakutan.
Blamm.. blamm..
Mereka memukuli dua orang itu hingga babak belur dan tergeletak di tanah sambil merintih kesakitan. Ditubuh dua pria pemabuk tersebut terdapat banyak luka lebam, itu merupakan hal yang wajar karena mereka dipukuli menggunakan knuckle skull.
Kyakkk
Gadis itu berteriak ketakutan, teriakannya membuat para pria bertopeng itu menatapnya. Badan yang kekar dan wajah yang ditutupi oleh topeng berbentuk wajah hewan buas membuat mereka terlihat sangat menyeramkan.
“Ja.. jangan sakiti aku.” Berjalan mundur sambil gemetar ketakutan.
“Tenang, nona! Kami tidak akan menyakiti an...”
Kyaaaak
Gadis itu tidak mendengarkan perkataan pria bertopeng beruang dan berteriak sambil berlari menjauh sekuat tenaga dengan tubuh yang gemetar karena ketakutan yang luar biasa.
“Astaga, nona muda mengabaikan perkataanku.”
“kalian berdua ikuti gadis itu dan pastikan dia selamat sampai ke rumah!” Ucap pria berhoodie sambil menunjuk ke arah dua pria bertopeng harimau.
“Baik, Tuan muda!”
Dua orang pria bertopeng pergi mengikuti gadis itu untuk memastikannya pulang ke rumah dengan selamat.
“Tuan muda! Apakah anda baik-baik saja?” Tanya pria bertopeng beruang.
Srettt
Pria berhoodie membuka maskernya dan terlihat memar di pipi sebelah kanan dekat bibir.
“Astaga! Ada memar di wajah anda tuan muda. Bagaimana caranya saya melaporkan ini kepada tuan dan nyonya besar?” Gerutu pria bertopeng beruang.
“Berisik! Daripada kamu mengeluh lebih baik kamu cepat membawaku ke rumah sakit dan mengobati luka memar ini!”
“Baik, tuan muda.”
Pria bertopeng beruang itu memberi isyarat kepada anak buahnya dengan bertepuk tangan sebanyak 2 kali. Dengan sigap 4 pria bertopeng yang tersisa segera membuka pintu dan membantu memapah pria berhoodie untuk masuk ke dalam mobil. Mereka pergi menuju rumah sakit untuk mengobati luka memar di wajah pria berhoodie.
Sementara itu, Riana sudah sampai di tempat kos-kosannya.
Klekk
Membuka pintu kamar kos lalu menutup nya kembali dengan napas yang terengah-engah dan keringat yang bercucuran. Ia berlari ke atas kasur lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
HIks.. hiks..
Gadis malang itu menangis karena merasa sangat ketakutan.
“hiks... aku takut.. hiks.. bagaimana jika aku mengalami kejadian seperti ini lagi?”
Ia menangis selama setengah jam, setelah berhenti menangis dan telah merasa lebih baik ia menyemangati dirinya dengan memikirkan hal yang baik dan memotivasi dirinya sendiri.
“Ayo, Riana! Kamu harus kuat! Kamu tidak boleh menangis hanya karena kejadian seperti ini!” Menghapus air matanya menggunakan tissue.
Ia menoleh ke arah jam dinding dan terkejut setelahnya.
“Astaga! Sudah pukul 5.30 pagi. Aku harus segera bersiap-siap pergi ke sekolah” Berlari ke kamar mandi.
Hari ini adalah hari kedua bersekolah. Gadis itu tidak ingin terlambat masuk ke sekolah karena takut kedua teman barunya menganggap dirinya sebagai siswa yang tidak disiplin lalu pergi meninggalkannya seperti seorang pria berambut pirang yang merupakan teman masa kecilnya.
Satu jam telah berlalu, ia telah selesai bersiap-siap dan juga sarapan karena bagaimanapun sarapan adalah hal yang sangat penting untuk memulai aktivitas di pagi hari.
“Hah.. sudah pukul setengah tujuh? Aku harus bergegas pergi ke sekolah agar tidak terlambat.” Mengambil tas nya dan segera berangkat sekolah.
Ketika keluar rumah, ia terkejut karena melihat Reynold dan Kharisma sedang berdiri di depan kos-kosannya.
“Se.. sedang apa kalian di sini?”
“Tentu saja menjemputmu. Kita akan pergi ke sekolah bersama-sama.”
Gadis itu tersenyum lebar karena bahagia, baru pertama kali baginya ada teman yang mengajaknya pergi ke sekolah bersama-sama.
“Kita harus segera bergegas pergi ke sekolah jika tidak ingin terlambat!” Kharisma menarik tangan gadis itu dan membawanya masuk kedalam mobil.
Klekk
Suara pintu mobil dibuka lalu ditutup.
“Baiklah, kita akan berangkat menuju sekolah.” Ucap sopir mobil sambil memasang sabuk pengaman.
Brummm
Mobil dikendarai dengan kecepatan yang standar karena keselamatan berkendara sangatlah penting. Dalam perjalanan mereka berbincang-bincang antar satu sama lain.
“Hei, Raina! Apa kamu baik-baik saja?” Reynold menatap gadis itu.
“A.. apa maksudmu? Aku baik-baik saja.”
“Kamu bisa bercerita kepada kami jika mempunyai masalah.”
“Reynold benar, kami mungkin bisa membantu mengatasi masalahmu jika kamu menceritakannya.”
Gadis itu hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil merasa bersalah karena telah berbohong kepada kedua temannya. Sebenarnya hari ini ia telah mengalami pristiwa yang sangat menyeramkan yang mungkin tidak akan pernah terlukan olehnya.
Ia tidak ingin menceritakan pristiwa tersebut karena tidak ingin membuat kedua temannya merasa khawatir. Beberapa belas menit telah berlalu dan akhirnya mereka sampai di sekolah.
Klekkk
Supir membuka pintu dan mereka pun keluar dari dalam mobil.
“Akhirnya sampai juga.”
“Masih tersisa 10 menit sebelum bel masuk berbunyi.” Reynold melihat jam tangannya.
srettt
Kharisma menggandeng tangan Riana sambil tersenyum.
“Jangan jauh-jauh dariku!”
“Baiklah.”
“Wah.. aku juga ingin bergandengan tangan, tetapi aku tidak punya teman lain yang bisa aku ajak bergandengan tangan.” Memasang wajah sedih.
“Kamu bergandengan tangan dengan bibi penjaga kantin saja, Reynold.”
"Dasar wanita jahat bermata biru, kamu sangat menyebalkan."
Hahaha
Riana tidak sanggup menahan tawa setelah melihat perselisihan kedua temannya tersebut yang menurutnya terlihat lucu. Melihatnya tertawa membuat Kharisma dan Reynold bertatapan mata lalu tersenyum.
Setelah selesai tertawa, mereka pun pergi ke kelas bersama-sama dan itu adalah awal dari keributan yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments