ISTRI YANG DIANGGAP BUTA
Aceh, 25 Desember 2004.
Alleyah Salsabilah, Seorang Putri tunggal dari pengusaha ternama di kota Jakarta sempat mengalami kecelakaan, ketika satu bulan setelah melahirkan dan bertahun-tahun menanti donor mata yang tepat. Akhirnya Alleyah mendapatkan pendonor mata yang cocok lalu melakukan operasi.
Namun dihari Alleyah membuka perban nya sang suami tidak hadir karena alasan urusan bisnis. Alleyah yang merasakan perubahan sikap sang suami selama satu tahun terakhir memutuskan untuk tetap berpura-pura buta.
Sepulangnya Alleyah dari rumah sakit, Alleyah masih berpura-pura buta dihadapan orang tua, dan anak semata wayang nya Hanna. Alleyah ingin membuktikan kebenaran firasatnya meminta kepada ayahnya tentang perjalanan bisnis suaminya yang ternyata ke Aceh.
Keesokan harinya Alleyah yang telah mengetahui di hotel mana sang suami menginap berangkat ke Aceh.
Tiba di sebuah hotel, Alleyah terpaksa menggunakan busana muslim dan mengenakan cadar demi menutupi jati dirinya. Ya, Alleyah melakukan penyamaran ke Aceh untuk mengikuti suami nya. Hari ini adalah hari ketiga Alleyah di Banda Aceh. Alleyah memang sudah mencurigai suaminya berselingkuh, kepergiannya ke Banda Aceh dengan niat untuk mengumpulkan bukti-bukti bahwa suami nya berselingkuh agar kelak ketika Alleyah dan Rangga bercerai hak asuh Hanna jatuh pada Alleyah.
Karena ketika Alleyah berbicara kepada pengacara nya tentang kecurigaan suaminya yang ada main dibelakang nya selama ia mengalami kebutaan, sang pengacara meminta untuk semua buktinya lengkap agar hak asuh Hanna jatuh pada Alleyah.
Maka dari itu Alleyah berusaha menutupi kabar bahagia bahwa ia bisa melihat kembali dari keluarga nya dan diam-diam menyusul suami yang diyakini Alleyah bukan perjalanan bisnis namun ada main dengan wanita lain.
Tampak Rangga yang bergaya smart casual mengenakan blazer yang berbahan katun dan linen serta berwarna cokelat dan kaos putih didalamnya sedang berjalan menuju sebuah restoran.
Tampak seorang perempuan cantik, berhidung mancung dengan rambut bergaya Wavy Long Hair dan berwarna coklat sedang duduk di meja paling sudut dan melambaikan tangan ke arah Rangga.
Alleyah dengan tenang berjalan mengikuti Rangga dan memilih tempat duduk yang bisa mengamati sang suami yang sedang bertemu seorang wanita. Terlihat Rangga memeluk dan mencium Wanita berambut coklat itu dengan intens dan duduk disebelah perempuan itu.
Setelah memesan menu pada pelayan Tampak Rangga dan wanita berambut coklat itu menikmati hidangannya dan saling suap sambil bercengkrama. Beruntung Alleyah memilih meja tidak jauh dari meja suaminya sehingga Alleyah bisa mengabadikan kegiatan suaminya dengan wanita selingkuhannya itu dan mendengar obrolan mereka.
Seketika Hati Alleyah panas, darahnya seakan mendidih karena berkali-kali Rangga membelai wajah wanita itu. Tanpa Alleyah sadari dia meremas daftar menu yang diberikan pelayan kepadanya.
“Sayang ... besok pagi kita harus pulang kasihan Bintang kalau lama-lama ditinggal.” Ucap perempuan berambut coklat itu dengan suara yang setengah merengek.
“Iya, mas tidak bisa lama-lama juga sekarang melakukan perjalanan dinas. Alleyah sekarang sepertinya mencurigai mas. Bahkan terlihat dia sekarang sering mengecek pengeluaran dari kartu debit dan kredit ku. Untung kita sudah buat kartu baru pakai nama kamu jadi dia tidak akan tahu atau curiga sayang ....”
“Lalu kapan kamu akan menceraikan dia mas .... Aku tidak mau menjadi istri siri mu mas. Aku ingin menjadi istri sah mu secara hukum”
“Sabar lah. Mas sedang mencari cara agar Saham perusahaan mertua ku jatuh lalu bisa membeli nya, sehingga ketika perusahaannya bangkrut kita tinggal mengakuisisinya menjadi milik kita.”
“Benar ya mas.... Dan satu lagi... Jangan lupa pakai pengamanan ya ketika kamu sedang bersama istri mu itu. Aku tidak mau jika kalian punya anak lagi menambah repot perpisahan kalian.”
“Tenang saja sayang dia selalu mencatat masa suburnya sehingga aku selalu berusaha pulang setelah dia tidur ketika masa suburnya.” Terlihat Rangga kembali membelai wanita berambut coklat itu.
Mata Alleyah seketika memerah dan terasa panas beruntung kacamata hitamnya mampu menutupi tetes demi tetes air mata yang mengalir di pipinya.
“Tega kamu mas .... Kupikir kamu hanya berselingkuh. Ternyata kamu malah sudah menikahi perempuan itu. Aku mencintai kamu dengan sepenuh hati. Bahkan disaat dulu kedua orang tua ku menolak mu, aku bersikeras meyakinkan mereka dan kini setelah usia pernikahan kita hampir 8 tahun kamu menghianati aku mas.” Gumam Alleyah dalam hati.
Namun tetap fokus dengan kamera tersembunyi yang dia letakan disebuah tas yang masih mengarah dan merekam kegiatan sang suami bersama istri sirinya.
Setelah cukup lama Rangga dan Wanita itu pergi meninggalkan kan restoran itu dan berjalan memasuki lift menuju lantai 6. Dengan cepat Alleyah mengikuti mereka masuk kedalam lift. Alleyah yang kini berada dibelakang mereka bertambah merasa jijik kepada suami nya, melihat mereka dengan tanpa rasa malu bermesraan di dalam lift dimana ada perempuan berhijab di belakang mereka.
Bahkan ketika akan keluar dari lift terlihat Wanita simpanan Rangga memandang sinis ke arah Alleyah, yang mungkin terlihat aneh bagi mereka dengan pakaian hitam dan tertutup semua. Karena Alleyah mengenakan pakaian gamis dan cadar serta kacamata hitam.
Dan ternyata mereka masuk kedalam sebuah kamar Presidential Suite dihotel itu. Alleyah hanya bisa mengambil beberapa gambar sebelum suami dan simpanannya menghilang dibalik pintu hotel itu.
Alleyah tampak menghubungi seseorang setelah berjalan meninggalkan hotel itu. Menuju hotel yang dia tempati selama beberapa hari di Aceh.
“Halo... Margaretha. Tolong siapkan gugatan perceraian saya, saya sudah punya bukti yang kamu minta. Besok pagi kita bertemu dikantor mu” Alleyah kini sudah berada di dalam taksi dan tak kuasa menahan rasa sesak didadanya dari tadi dia menangis sejadi-jadi nya didalam taksi tersebut dan mengabaikan pertanyaan sopir taksi kemana tujuannya.
Hatinya begitu hancur disaat Putrinya baru berusia 6 tahun tetapi suami nya telah berpaling kepada wanita lain bahkan telah menikah secara siri.
Bagaimana tidak kecewa hati seorang istri yang diawal pernikahan nya berjuang meyakinkan Dady nya untuk memberikan jabatan sebagai direktur utama di perusahaan yang selama ini ia pimpin, dia rela menjadi ibu rumah tangga agar suami nya memiliki wibawa di luar sana bahwa dia yang mencari nafkah bukan istrinya.
Namun beruntung secara notaris kepemilikan saham dan perusahaan masih atas nama Alleyah setidaknya Alleyah tidak kehilangan apa yang telah orang tuanya rintis sedari dia kecil.
***
Aceh, 26 Desember 2004
Pukul 06.15 Alleyah Telah berada di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda untuk kembali ke Jakarta. Dia harus kembali lebih dulu sebelum suaminya. Tampak suasana bandara cukup lengang. Tampak Alleyah sedang duduk di sebuah sofa berbalut bludru dan berwarna merah di boarding room.
Ada rasa sakit dalam hati Alleyah bahkan setelah 3 hari di Aceh sang suami hanya menelpon nya satu kali itu pun ketika sang suami berada dipelukan selingkuhannya yang tepat Alleyah pun berada tak jauh dari suaminya berada.
Alleyah menelpon pembantu nya dirumah untuk menitipkan Hanna karena pagi ini setelah tiba dari Aceh dia akan langsung menemui Margaretha untuk mengurus berkas tuntutan perceraian nya.
“ Bik .... Hanna sekolah bik?”
“Iya Non, Non jadi pulang hari ini? Non Hanna dari kemarin nanya terus kapan mommy nya pulang dari Surabaya”
“Iya bik pagi ini saya pulang. Nih lagi di bandara nunggu berangkat... Bik....” cukup lama Alleyah terdiam meneruskan kalimatnya, ada perasaan rindu dan sekelebat rasa sedih.
“Non... Non baik-baik saja kan? Semalam bibik mimpi non sakit." Bik Iyah menceritakan apa yang dirasakan pada Alleyah.
“Baik-baik saja kok bik. Alleyah mau titip Hanna ya bik. Tolong jaga Hanna sampai Alleyah pulang”.
“Non.. jangan bilang kayak gitu, Lah kayak mau pergi jauh dan lama saja.... insyaallah bibik akan jaga dan rawat Non Hanna sama kayak bibik rawat Non Alleyah waktu kecil”
“Ya sudah bik pesawat nya mau berangkat, saya tutup dulu ya bik. Terima kasih selalu ada buat Alleyah dari dulu sampai sekarang”
“Iya non. Cepat pulang”
Alleyah menarik napas dalam ketika menutup panggilan nya pada bik Iyah. Pembantu sedari kecil yang merawat dan menemaninya selama orang tuanya sibuk bekerja. Bahkan setelah menikah Alleyah tetap meminta bik Iyah ikut bersamanya walau ada beberapa ART lain dirumahnya.
Alleyah berjalan keluar dari boarding room menuju pesawat namun tiba-tiba setelah mendekat ke pesawat terlihat banyak orang berteriak dari dalam bandara dan berhamburan keluar menuju lapangan tempat landas dan take off pesawat.
Terasa getaran gempa yang cukup kuat bahkan di lapangan luas itu pun cukup terasa getaran gempa tersebut. Tidak lama terlihat beberapa mobil menabrak pagar pembatas bandara dan berhenti sejenak mengajak kami untuk naik seraya orang di dalam nya berteriak.
“Ayo.... Cepat... Naik... Ombak besar sedang mengarah kemari!”
Alleyah melihat kearah yang ditunjuk oleh orang-orang yang berada di beberapa mobil dan betul yang dikatakan orang tadi dan terlihat sebuah ombak yang sangat tinggi. Alleyah dengan cepat melepas sepatu high heels nya dan berlari kearah kendaraan yang tadi sejenak berhenti namun mulai berjalan menuju sebuah hutan yang terlihat seperti bukit tidak jauh dari bandara itu.
Beruntung ada seorang laki-laki paruh baya menaiki motor yang terlihat sangat tidak layak pakai yang berknalpot bising berhenti dan tanpa berkata apa-apa Alleyah cepat melompat dan menaiki motor itu. Beruntung hari ini ia tidak mengenakan baju penyamaran nya seperti hari-hari sebelumnya karena jika tidak akan sulit untuk berlari dan melompat dengan mengenakan gamis seperti kemarin.
Alleyah menoleh kebelakang ada rasa takut yang begitu besar seketika bayangan putri semata wayang nya muncul di pelupuk matanya, dia menangis histeris menyebut nama Hanna. Namun kecepatan motor tua yang ia tumpangi bersama pria paruh baya ini ternyata tak mampu lebih dulu sampai di bukit. Mereka diseret oleh ombak yang begitu besar dan kencang bahkan 2 mobil yang lebih dulu di depan mereka ikut terseret oleh ombak itu.
Alleyah terombang-ambing dan mencoba menggapai sebuah kayu untuk berpegangan namun beberapa detik setelah itu gelombang kedua datang. Seketika tubuh Alleyah yang sudah mulai tak bertenaga kembali terbawa arus.
Dan tiba-tiba kaki nya tersangkut sesuatu sehingga membuatnya hampir tenggelam namun Alleyah masih berusaha untuk menyelamatkan diri dari keganasan ombak ini. Berhasil mengeluarkan kakinya yang tersangkut dan merasa sakit teramat yang berasal dari kaki kirinya membuat tubuhnya kian lemah.
Alleyah kembali berpegangan kepada sebuah pohon kelapa yang tumbang, seolah ombak ini sedang menunjukan amarah dan keganasan nya pada Alleyah kepala nya terbentur sesuatu yang amat keras dan membuat nya memejamkan mata dan menyebut nama Putri nya.
“Han- Na ....”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Tantina Wyvaldia
indahnya hidup sebuah cerita, adanya tantangan teka-teki yang dialami pemeran utama nya
2024-02-27
1
Yus Warkop
gimna kabarnya aliyah thor
2024-01-16
1
Putri Minwa
Dendam mampir lagi thor
2023-11-15
1