“Aku memiliki kemampuan?” Ujarku, begitu mendengar ucapan sang pahlawan itu. Sekali lagi, cahaya harapan itu kembali membara di hatiku.
Aku pun menatap gelang biru yang ada di tanganku itu lalu aku pun mengikuti saran dari sang pahlawan untuk mengingat sensasi layaknya di Hoho Game untuk berubah menjadi avatar. Cahaya biru pun seketika menyinari sekitarku dan aku pun berubah menjadi avatar.
Tetapi apa ini?!
Empat bulu sayap masing-masing membentang di sisi kiri dan kanan bagian pipi helmetku. Cakar berwarna emas dengan dua gelang emas terpasang berurutan sejajar yang mencolok di lengan kanan. Terlebih, dua tanduk aneh berwarna emas yang lebih mirip benjolan ini. Walaupun sedikit berbeda dengan yang di Hoho Game, bukankah ini avatar terlemah ketiga, Avatar Nomor 97, Avatar Arjuna?
Kemampuan apanya? Seperti yang aku duga, aku bukanlah orang yang spesial karena avatar tersebut adalah avatar yang mampu dipakai oleh semua pemain di Hoho Game.
“Avatar Arjuna rupanya ya, Kak. Eh, tidak apa-apa kan kalau aku memanggilmu Kak? Atau aku sebaiknya memanggilmu apa?” Ujarku sedikit tampak kecewa dan malu-malu kepada sang pahlawan.
“Kak Bomber. Hmmm, bagus juga. Kamu bisa memanggilku dengan nama itu.” Jawab sang pahlawan.
Kami berdua pun maju ke hadapan monster yang tampaknya telah kembali ke kesadarannya. Namun, aku segera menghentikan langkah Kak Bomber.
“Biarkan aku saja yang mengatasi ini, Kak Bomber. Tolong, Kakak lindungi saja kakakku.”
Kak Bomber pun tampak menatapku sejenak. Dia kemudian melepaskan pelindung mulut di bagian helmetnya sehingga menampakkan dengan jelas senyumnya yang cemerlang itu.
“Hmmm. Semangat yang bagus. Bagus, Anak Muda. Tampaknya, kamu telah berhasil melepaskan diri dari cangkangmu.” Ujar Kak Bomber padaku.
Dia kemudian sekali lagi terdiam. Dari ekspresi yang ditunjukkan mulutnya, tampak dia sedang memikirkan hal yang rumit.
“Begini, Anak Muda. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang biasa-biasa saja. Semua ada kespesialannya masing-masing. Termasuk avatar yang kamu kenakan itu. Memang hampir semua orang bisa mengenakannya, tetapi hanya kamu yang memiliki kompabilitas terbaik di antara yang lain sebagai partnernya berdasarkan sifat, sikap, pembawaan, serta karaktermu. Jadi berbanggalah, Anak Muda.”
Entah mengapa aku merasakan perasaan senang ketika dipuji olehnya, seakan aku kembali mengingat sosok Kak Faridh di dalam diri Kak Bomber. Aku pun semakin punya keberanian diri dalam menghadapi Avatar Mantis itu.
Aku pun mengeluarkan senjata dari Avatar Arjuna-ku. Senjata yang sebenarnya merupakan panah yang ditujukan untuk serangan jarak jauh, tetapi berbeda dengan avatar bernomor seri 96, 98 dan 99, panah dari Avatar Arjuna bisa bermodifikasi menjadi tombak untuk serangan jarak dekat.
Dengan warna biru tua yang mencolok dan tampak kokoh berpadukan motif laba-laba yang penuh dengan sisi tajam di mana-mana, senjata itu benar-benar sangat cocok untukku yang lebih senang dengan pertarungan yang membabi buta tanpa pola serangan tertentu.
Aku pun berlari menerjang Avatar Mantis dan,
“Sreeek! Sreeek! Sreeek!” Aku menebasnya hingga tampak pola-pola data berhamburan di sekitar luka-luka Mantis tersebut. Dalam sekejap, tubuh Mantis berhamburan ke udara nak debu. Aku berhasil mengalahkan monster tersebut.
Kulihat, Kak Bomber pun mengeluarkan semacam alat mirip pistol laser, tetapi dengan moncong yang cukup besar dan lebar. Dengan menggunakan alat itu, kulihat Kak Bomber mengisap partikel-pertikel Mantis yang berhamburan ke udara.
Aku sampai-sampai tak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata bahwa betapa bahagianya aku hari ini. Aku dengan kemampuanku sendiri bisa mengalahkan monster tersebut. Aku telah meraih kepercayaan diriku kembali. Sampai-sampai aku berharap untuk dapat segera bertemu kembali dengan jenis mereka dan memberantas mereka hingga benar-benar punah dari muka bumi ini.
Begitulah aku sangat membenci monster-monster itu. Monster yang telah merenggut Kak Faridh dari sisiku. Namun, aku sama sekali tidak membenci Hoho Game karena hal itulah yang membuat kak Faridh tampak bersinar. Hanya saja, aku trauma dalam memainkannya sejak Avatar Freeze membunuh kakakku Faridh di depan mataku itu lima tahun silam.
Namun kini, berkat Kak Bomber, trauma itu tampak telah hilang. Bagaimana pun, aku sangat berterima kasih kepada Kak Bomber dan benar-benar mengaguminya dari lubuk hatiku yang terdalam. Aku jadi penasaran tentang siapa identitas sebenarnya dari Kak Bomber tersebut.
Belum sempat aku memulai pembicaraan kembali dengan Kak Bomber, tiba-tiba tanganku dan tangan Kak Bomber ditarik dari belakang. Rupanya itu kakakku Syifa yang tampak telah sadar dari pingsannya.
Kak Syifa dengan tenaga buldosernya menyeret kami yang padahal sedang dalam wujud avatar kami yang seharusnya memiliki power jauh di atas manusia normal segera menjauh meninggalkan lokasi kejadian tersebut.
Kak Syifa lantas menyeret kami masuk ke dalam mobilnya lalu bergegas menyetir meninggalkan lokasi tersebut. Rupanya, Kak Syifa membawa aku dan Kak Bomber ke rumahku dan Kak Syifa.
Di meja berbentuk bundar itu, aku yang sudah dalam tubuh asliku dan Kak Bomber yang masih dalam wujud avatarnya harus menghadapi tatapan tajam dari Kak Syifa.
Kak Syifa lantas dengan intens menatapku.
“Adrian, apa-apaan dengan kostum aneh itu? Dan kenapa kamu bisa mengalahkan monster itu? Darimana asalnya senjata yang barusan kamu gunakan untuk mengalahkannya dan ke mana senjata itu sekarang?” Bertubi-tubi pertanyaan pun dilontarkan oleh Kak Syifa kepadaku.
“Tenang dulu, Kak Syifa. Aku akan menjelaskannya satu-satu.” Ucapku dengan gugup di hadapan Kak Syifa.
Kak Syifa kemudian terus menatapku dengan tatapan yang mengintimidasi.
Aku pun jadi menyerah akannya dan memilih untuk menjelaskan semuanya kepada Kak Syifa, mulai dari asal-usul gelang yang mirip dengan sistem Hoho Game yang diberikan oleh Kak Bomber padaku sampai pada aku yang bisa berubah menjadi avatar yang memiliki kekuatan jauh di atas manusia normal sehingga dapat mengalahkan para avatar yang secara ajaib keluar dari Hoho Game ke dunia nyata tersebut.
Aku juga menjelaskan kepada Kak Syifa bahwa berkat kemampuan penyembuhan Avatar Kak Bomber-lah, Kak Syifa dapat selamat setelah terluka parah oleh sayatan Avatar Mantis itu.
Aku berharap agar kak Syifa dapat mengerti keputusanku. Aku memilih memasuki dunia yang berbahaya ini demi melindungi orang-orang yang kucintai dan dunia di mana mereka tinggal. Aku tak ingin lagi terkungkung dalam ketidakberdayaan.
Akan tetapi, apa yang terjadi, Kak Syifa malah menjitak kepalaku dengan keras yang sampai-sampai membuatku mengeluarkan suara aneh yang sangat membuatku malu di hadapan Kak Bomber.
Syukurlah, Kak Bomber tampak tidak bereaksi apa-apa melihat kebodohanku karena aku tidak ingin pahlawanku sampai menganggapku sebagai anak-anak lagi. Setidaknya, aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan Kak Bomber.
“Duh, Kak Syifa. Mengapa menjitak kepalaku?” Tanyaku kepada Kak Syifa dengan ekspresi kesakitan.
“Adrian, kamu benar-benar bodoh ya! Mengapa kamu bersedia begitu saja menerima barang yang aneh dari orang yang mencurigakan. Bagaimana jika sampai terjadi apa-apa denganmu? Ayo sekarang kita ke rumah sakit! Kita harus periksa apakah tubuhmu baik-baik saja setelah memakai alat aneh itu!” Kak Syifa pun serta-merta menarikku dengan paksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Senajudifa
lanjut thor...kutukan cinta hadir lg y
2022-05-17
1
Ranran Miura
Tambah naik kapal pribadi, Kak. Jadi keinget YSS 😅
2022-05-06
1
Triple.1
astaga ini si kakak.. udah dibantuin adeknya malah di omelin
2022-05-04
1