2. Cahaya Harapan

Pagi itu, kuputar siaran televisi di rumahku seperti biasa.  Berita tentang pembegalan yang kian marak terjadi di ibukota.  Tampaknya, kasus inilah yang akan menjadi kasus perdana bagi kakakku di tempat kerjanya.  Tentu saja kakakku hanya berperan sebagai tim pendukung saja untuk berpatroli di salah satu titik lokasi wilayah pembegalan tersebut.

Kemungkinannya untuk terlibat langsung dengan para pelaku pembegalan sangatlah kecil.  Terlebih, jika pun terlibat, justru para kroco-kroco itulah yang akan bernasib sial karena aku tahu sendiri kemampuan luar biasa kakakku dalam pertahanan diri.

Tepat pukul setengah dua siang, aku pun berangkat ke kampus seperti biasa.  Aku bercengkerama dengan teman-temanku sebelum masuk kelas.  Juga aku sempat mencuri pandang kepada sosok dewiku dari jurusan kimia android, Nafisah.

Sosoknya yang begitu ayu dengan muka bulat dan dengan senyumnya yang menampakkan sedikit gigi gingsulnya ditambah dengan padanan busana jilbabnya yang berwarna papaya yang merupakan warna favoritnya, tentunya membuat hati setiap pemuda yang menatapnya akan menjadi klepek-klepek tak perdaya, termasuk diriku ini.

Ah, benar-benar pemandangan yang menyejukkan di siang hari yang panas ini, pikirku.  Menatap Nafisah memang adalah oasis tersendiri yang membuatku bersemangat belajar di universitas ini.

Aku pun pulang seperti biasa setelah selesainya perkuliahan.  Namun, karena ini adalah hari pertama kakakku bekerja, aku pun berniat mengunjunginya.  Aku pun singgah di toko kue Bernard, toko kue favorit kakakku untuk membelikannya oleh-oleh sebagai perayaan pertamanya di tempat kerja.

Namun, sesampainya aku di sana, apa yang kulihat justru pemandangan di mana kakakku berjuang seorang diri menghadapi seekor monster.  Monster berwarna hijau mirip belalang dengan tombak tajam di kedua tangannya.  Tombak panjang di tangan kanan dan tombak pendek di tangan kirinya.

Aku benar-benar mengenal sosok monster itu, tidak, aku mengenalnya dengan baik karena sosok monster itu adalah tidak lain Avatar berkode nomor 49 dalam series avatar di Hoho Game, Avatar Mantis.

“Tidak!  Kakak!”  Teriakku sejadi-jadinya.

Tanpa peduli lagi, aku pun membuang kue yang ada di tanganku yang padahal sedari tadi aku bawa dengan hati-hati.  Aku pun lantas berlari sekuat tenaga untuk menuju ke tempat kejadian di mana Kak Syifa sedang berjuang menghadapi monster itu.

Aku luput memikirkan kemungkinan terburuk tentang kemungkinan pelaku pembegalan yang tidak hanya bisa berasal dari manusia, tetapi juga bisa saja berasal dari entitas lain, layaknya lima tahun lalu. Para monster sialan itu.

Tetapi mengapa mereka baru muncul sekarang setelah bersembunyi selama 5 tahun?  Dan mengapa mesti kakak keduaku lagi kali ini yang menjadi korban?  Tidak, aku tidak akan sanggup lagi untuk kehilangan keluarga perkara monster sialan itu.  Apapun akan kulakukan demi menyelamatkan kakakku satu-satunya yang tersisa itu, mesti nyawa taruhannya.

Dengan tekad itu, aku pun menerobos brigade polisi dan sebentar lagi akan sampai di tempat kakakku yang sedang berada dalam bahaya tersebut.

Namun, aku terlalu lemah.  Tiga orang polisi berbadan besar dan kekar pun berlari ke arahku lantas seketika mengunci badanku sehingga aku pun tidak bisa bergerak.

“Kakak.  Tidak, Kakak!”  Aku hanya dapat menggapai-gapai bayangan kakakku dari jauh.

Dan di depan mataku untuk kedua kalinya, setelah apa yang terjadi dengan kakak pertamaku Faridh, kini kakak keduaku Syifa yang harus mengalaminya di mana dengan menggunakan kedua tombaknya, monster sialan itu menebas kakakku hingga terjatuh bersimbah darah.

“Tidak!  Tidak!  Kakak!”

Dengan segenap kekuatanku, aku pun berusaha melepaskan dekapan ketiga polisi berbadan kekar itu.  Entah karena adrenalinku terpacu melihat kakakku yang sekarat, atau karena para polisi itu juga kaget dengan kejadian yang terjadi di depan mereka, aku pun berhasil melepaskan diri dari mereka dan berlari sekuat tenaga menuju ke tempat kakakku.

Namun, satu hal yang kulupakan.  Aku hanyalah seorang mahasiswa biasa yang novice dalam karate.  Aku sama sekali tidak punya pengalaman bertarung nyata.  Setelah sampai ke tempat kakakku yang bersimbah darah, aku hanya dapat ikut menunggu kematianku di tangan monster sialan itu.

“Clang!”  Monster itupun mengayunkan tombaknya.  Aku hanya dapat menutup mata sembari memeluk kakakku yang bersimbah darah dengan erat.  Akan tetapi, berselang beberapa detik, tak ada apapun yang terjadi padaku.

Aku pun perlahan membuka mataku.  Tepat di hadapanku, rupanya telah berdiri seseorang dengan mengenakan kostum merah, menangkis serangan dari Avatar Mantis tersebut.  Dialah sosok pahlawan yang telah menyelamatkan kota Jakarta lima tahun silam.

“Praaak!”  Sang pahlawan menendang Mantis tepat di ulu hatinya hingga terpental dan menjauh dari kami.

Tanpa memberikan Mantis kesempatan untuk menyerang balik, sang pahlawan pun mengayunkan pedangnya dan menebas monster tersebut.  Monster tersebut pun jatuh terkapar.

“Ukkh!”  Tiba-tiba kakakku memuntahkan darah.

“Kakak!  Tidak!  Kakak, bertahanlah!”  Aku pun berteriak sejadi-jadinya karena tak ingin lagi ditinggalkan oleh keluarga yang aku sayangi.

“Kumohon, selamatlah, Kak.”  Doaku dalam hati.

Mungkin karena mendengar jeritan kepedihanku itu, sang pahlawan pun menoleh ke arah kami.  Dia lantas berjalan cepat menuju ke arah kami.

Lalu sang pahlawan pun menyerahkan gelang biru itu padaku.

“Ambil ini dan berjuanglah.  Tidak akan ada yang berubah dengan tangisanmu.  Ambil ini dan kalahkan Avatar Mantis itu.  Jadilah sepertiku.”  Ujar sang pahlawan padaku.

“Gelang apa ini?”  Tanyaku penasaran.

“Pakailah itu dan bayangkan kamu sedang bermain Hoho Game untuk terhubung dengan avatar dari gelang itu.”  Jawab sang pahlawan padaku.

“Avatar?  Jangan-jangan kostum yang kamu kenakan itu, juga bagian dari avatar?”  Tanyaku sekali lagi penasaran.

“Ya, begitulah.  Mungkin agak sedikit beda dari yang ada di game karena sedikit modifikasi.  Tetapi ini tidak diragukan lagi adalah Avatar Nomor 7, Avatar Bomber.”  Sekali lagi, sang pahlawan menjawab pertanyaanku.

Avatar Mantis yang sedari tadi terkapar pingsan pun tiba-tiba kembali menunjukkan pergerakan.

“Cepatlah putuskan!  Kalau kamu memang ragu, serahkan kembali gelang itu dan tetaplah dalam cangkangmu yang menyedihkan itu selamanya.”

Mungkin karena aku yang yang tampak pengecut, tidak, aku memang pengecut, sehingga sang pahlawan pun berteriak seperti itu padaku.

“Tapi, walaupun aku berjuang, tidak ada lagi siapa-siapa yang bisa kulindungi.  Karena kakakku Syifa.  Hiks…Hiks…”

Air mata pun jatuh membasahi pipiku.  Di tanganku, Kak Syifa yang bersimbah darah perlahan kehilangan kehangatan tubuhnya.

“Maaf, sebaiknya kamu cari orang lain untuk ini.  Soalnya aku juga telah mati.”  Ujarku dalam kepedihan berbalut air mata sembari mengulurkan gelang biru itu untuk menyerahkannya kembali kepada sang pahlawan.

Sang pahlawan pun melangkah ke hadapanku.  Namun, rupanya dia bukan mengambil gelang biru itu, melainkan berlutut lantas mengusap kening kakakku yang bersimbah darah.

Lalu, keajaiban itupun terjadi.

Melalui tangan sang pahlawan, ulir-ulir putih mirip akar muncul lalu menjalar, merasuk ke tubuh kakakku.  Kemudian perlahan tapi pasti, luka-luka kakakku yang terbilang cukup fatal itupun menutup sedikit demi sedikit dan akhirnya sembuh tak berbekas.

“Apanya yang perlu disedihkan?  Kalau hanya luka segini, aku masih bisa menyembuhkannya.  Nah sekarang, Anak Muda, tentukanlah masa depan yang akan kamu pilih!  Akankah kamu memilih berjuang atau kembali bersembunyi di balik punggung kakakmu?  Asal kamu tahu, tidak ada salahnya hidup sebagai pecundang.  Namun, ceritanya berbeda jika kamu memiliki kemampuan.  Tidak ada pilihan selain berjuang.”  Ujar sang pahlawan.

“Aku memiliki kemampuan?”  Mendengar ucapan sang pahlawan itu, cahaya harapan pun sekali lagi membara di hatiku.

Terpopuler

Comments

pensi

pensi

ada penyemangat belajar ya 🤭

2022-07-30

2

Cip_13

Cip_13

kebayang sih cakepnya gmn awww🖤

2022-06-11

1

pat_pat

pat_pat

mampir lagi ❤️
salam dari Dinikahi Ceo Kejam 🤗🥰

2022-05-17

2

lihat semua
Episodes
1 1. Semuanya Berawal dari Hoho Game Itu
2 2. Cahaya Harapan
3 3. Pulihnya Kembali Kepercayaan Diri Pemuda Itu
4 4. Penyusupan Para Avatar
5 5. Munculnya Sang Rival Protagonis, Kaiser Dewantara
6 6. Dewi Pujaanku, Nafisah, dalam Bahaya!
7 7. Ternyata Identitas di Balik Avatar Bomber adalah Orang Itu?
8 8. Langkah Pertama Menuju Markas Rahasia
9 9. Mengenal Sosok Judith yang Judes dan AI5203 yang Ekspresif
10 10. Serangan Tengah Malam
11 11. Rasa Simpati yang Tak Perlu
12 12. Perasaan yang Tak Nyata
13 13. Alasan Judith Membenci Kaiser
14 14. Tolakan Gaia
15 15. Andina, Sosok Ranker Wanita Tunangan Kaiser
16 16. Perasaan yang Terkungkung oleh Kabut Tebal
17 17. Perasaan Itu Nyata atau Tidak?
18 18. Dialah Bobi, Seorang Pencari Informasi Berbakat yang Berinsting Tajam
19 19. Seorang Faker Tak Kasat Mata yang Bersembunyi Tepat di Pelupuk Mata
20 20. Sebuah Skema Besar Para Faker Mulai Dijalankan
21 21. Isolasi Kota Jakarta
22 22. Aku Percaya pada Kak Kaiser
23 23. Dua Musuh dengan Tujuan yang Berbeda
24 24. Kemenangan Mutlak Kaiser, Rencana Volt dan Metalia Berhasil Digagalkan
25 25. Kaiser vs Raging Fire
26 26. Sang Monster di Toko Kue Bernard
27 27. Kesaksian Zenri
28 28. Kebaikan Hati Bukanlah Kelemahan
29 29. Masa-Masa Indah Bermain Game dengan Kak Faridh
30 30. Takkan Berkhianat
31 31. Dendam Saber
32 32. Adrian vs Saber
33 33. Kaiser vs Saber
34 34. Seorang Anak yang Tak Diizinkan Melawan Traumanya
35 35. Terabaikan
36 36. Idealisme Siapakah yang Benar?
37 37. Posisi yang Pantas
38 38. Harga Diri Adrian yang Terluka
39 39. Kebaikan nan Menyayat
40 40. Perkenalan Adrian dengan Semua Anggota Avatar Gelang
41 41. Masa Lalu Arjuna
42 42. Kebenaran Tragedi Keluarga Profesor Melisa
43 43. Penyelidikan Identitas Monster Avatar yang Masih Misteri
44 44. Suara Hati Judith
45 45. Antara Judith dan Kaiser
46 46. Ancaman Void
47 47. Suasana Tegang di Kantor Syifa
48 48. Pasangan Anak Jahat, Sticky Girl dan Thorny Boy
49 49. Situasi Genting, Adrian Dikeroyok!
50 50. Kebengisan Tersembunyi Pahlawan Darah Merah
51 51. Adrian vs Chainsaw
52 52. Pulihnya Zio
53 53. Healer yang Berbeda
54 54. Pertemuan Sang Palsu terhadap yang Asli
55 55. Side Effect Gelang, Peningkatan Ketajaman Indera Adrian
56 56. Kemunculan Tiba-Tiba Mantan Pacar sang Almarhum Kakak
57 57. Berkunjung ke Wahana Bersama Kak Selantri
58 58. Barang Titipan di Rumah Angker
59 59. Misteri Void dan Tuannya
60 60. Rahasia Portal Ke Dunia Lain, Kejahatan Profesor In Gu
61 61. Judith dan Zio
62 62. Pertarungan yang Dibawakan oleh sang MC Carnaval
63 63. Adrian vs Mistique, Kemunculan Tiba-Tiba Healer Mengganggu Pertarungan
64 64. Adrian vs Healer
65 65. Masalah Gawat, Identitas Adrian Terekspos oleh Musuh!
66 66. Kebenaran Lima Tahun Silam
67 67. Tujuan Healer
68 68. Kemunculan Sang Antagonis Utama, Xavier
69 69. Skema Jahat Freeze
70 70. Perjuangan Mati-Matian Nafisah dan Bobi Menghadapi Freeze
71 71. Air Mata Nafisah
72 72. Sinkronisasi 400 Persen
73 73. Penyesalan Zenri
74 74. Zaman Telah Berubah
75 75. Wasiat Terakhir Freeze
76 76. Tekad Adrian
77 77. Healer yang Ambigu
78 78. Ingatan
79 79. Muslihat
80 80. Sang Wanderer
81 81. Energi Kehidupan Healer
82 82. Pengorbanan dalam Sekarat yang Tak Dihargai
83 83. Hujatan
84 84. Pengkhianatan Umat Manusia
85 85. Selamat Tinggal, Healer!
86 86. Mengenang Perjuangannya
87 87. Harapan Umat Manusia kepada yang Asli
88 88. Negosiasi
89 89. Perdamaian Antara Kaiser dan Bomber
90 90. Pelatihan Kaiser Dimulai!
91 91. Dia Bukanlah Kepalsuan
92 92. Kegeniusan Kaiser dan Rasa Inferior Adrian
93 93. Penilaian Baik dan Buruk
94 94. Selamat Tinggal, Holy!
95 95. Selama Ada yang Mengingat Kenangannya
96 96. Tahap Akhir Proyek Pohon Keabadian
97 97. Serangan Para Dummy 1
98 98. Serangan Para Dummy 2
99 99. Serangan Para Dummy 3
100 100. Reuni Keluarga Setiabudi
101 101. Kebenaran di Tahun 2044 Silam Tersebut
102 102. Keramahan Ayah dan Ibu Adrian
103 103. Kaiser vs Magneton
104 104. Carnaval vs Magneton
105 105. Kedatangan Profesor Dios dan Arskad
106 106. Infiltrasi ke Daerah Musuh
107 107. Kesungguhan Adrian
108 108. Serangan Pamungkas Panah Arjuna
109 109. Kemunculan Dalang Sebenarnya, Mr. X
110 110. Plot Twist Asal-Muasal Mr. X dan Segala Rencananya
111 111. Kehancuran Akibat Hukum Alam
112 112. Kaiser vs Time
113 113. Akhir Pertarungan
114 114. Reuni Arjuna dan Tio
115 115. Akhir dari yang Satu, Awal dari yang Baru
116 116. Monster Kalajengking
117 117. Analisa Tim
118 118. Monster Lobster
119 119. Persiapan Keberangkatan Menuju Dunia Lain
120 120. Lagi-Lagi Dummy
121 121. Desa Pengulangan
122 122. Sudahlah, Aku Sudah Bosan
123 123. Slime Ilusi
124 124. Labirin Cermin
125 125. Ilusi Cermin
126 126. Ujung Labirin
127 127. Selamat Tinggal, Kakek Loki!
128 128. Quest Selamatkan Pangeran Kedua
129 129. Serangan Penyihir Hitam
130 130. Kutukan Putra Mahkota
131 131. Tragedi Putra Mahkota
132 132. Tuduhan Palsu kepada Pangeran Kedua
133 133. Kebenaran yang Diputarbalikkan
134 134. Pangeran Ketiga yang Kejam
135 135. Terungkapnya Kejahatan Mantan Putra Mahkota Bistan
136 136. Terungkapnya Kejahatan Pangeran Ketiga
137 137. Penyesalan Terbesar Arthur
138 138. Secercah Harapan Penantian Dios
139 139. Legenda Naga Hijau dan Seni Pengobatan Herbal
140 140. Berguru pada Silvia, Sang Apoteker
141 141. Penjelajahan Hutan Kabut Hijau
142 142. Naga Hijau dan Iblis Jahat
143 143. Akhir dari Perjalanan Dunia Virtual
144 144. Jalan Kembali
145 145. Hari Pernikahan Adrian - TAMAT
146 Akhir Kata dari Penulis
Episodes

Updated 146 Episodes

1
1. Semuanya Berawal dari Hoho Game Itu
2
2. Cahaya Harapan
3
3. Pulihnya Kembali Kepercayaan Diri Pemuda Itu
4
4. Penyusupan Para Avatar
5
5. Munculnya Sang Rival Protagonis, Kaiser Dewantara
6
6. Dewi Pujaanku, Nafisah, dalam Bahaya!
7
7. Ternyata Identitas di Balik Avatar Bomber adalah Orang Itu?
8
8. Langkah Pertama Menuju Markas Rahasia
9
9. Mengenal Sosok Judith yang Judes dan AI5203 yang Ekspresif
10
10. Serangan Tengah Malam
11
11. Rasa Simpati yang Tak Perlu
12
12. Perasaan yang Tak Nyata
13
13. Alasan Judith Membenci Kaiser
14
14. Tolakan Gaia
15
15. Andina, Sosok Ranker Wanita Tunangan Kaiser
16
16. Perasaan yang Terkungkung oleh Kabut Tebal
17
17. Perasaan Itu Nyata atau Tidak?
18
18. Dialah Bobi, Seorang Pencari Informasi Berbakat yang Berinsting Tajam
19
19. Seorang Faker Tak Kasat Mata yang Bersembunyi Tepat di Pelupuk Mata
20
20. Sebuah Skema Besar Para Faker Mulai Dijalankan
21
21. Isolasi Kota Jakarta
22
22. Aku Percaya pada Kak Kaiser
23
23. Dua Musuh dengan Tujuan yang Berbeda
24
24. Kemenangan Mutlak Kaiser, Rencana Volt dan Metalia Berhasil Digagalkan
25
25. Kaiser vs Raging Fire
26
26. Sang Monster di Toko Kue Bernard
27
27. Kesaksian Zenri
28
28. Kebaikan Hati Bukanlah Kelemahan
29
29. Masa-Masa Indah Bermain Game dengan Kak Faridh
30
30. Takkan Berkhianat
31
31. Dendam Saber
32
32. Adrian vs Saber
33
33. Kaiser vs Saber
34
34. Seorang Anak yang Tak Diizinkan Melawan Traumanya
35
35. Terabaikan
36
36. Idealisme Siapakah yang Benar?
37
37. Posisi yang Pantas
38
38. Harga Diri Adrian yang Terluka
39
39. Kebaikan nan Menyayat
40
40. Perkenalan Adrian dengan Semua Anggota Avatar Gelang
41
41. Masa Lalu Arjuna
42
42. Kebenaran Tragedi Keluarga Profesor Melisa
43
43. Penyelidikan Identitas Monster Avatar yang Masih Misteri
44
44. Suara Hati Judith
45
45. Antara Judith dan Kaiser
46
46. Ancaman Void
47
47. Suasana Tegang di Kantor Syifa
48
48. Pasangan Anak Jahat, Sticky Girl dan Thorny Boy
49
49. Situasi Genting, Adrian Dikeroyok!
50
50. Kebengisan Tersembunyi Pahlawan Darah Merah
51
51. Adrian vs Chainsaw
52
52. Pulihnya Zio
53
53. Healer yang Berbeda
54
54. Pertemuan Sang Palsu terhadap yang Asli
55
55. Side Effect Gelang, Peningkatan Ketajaman Indera Adrian
56
56. Kemunculan Tiba-Tiba Mantan Pacar sang Almarhum Kakak
57
57. Berkunjung ke Wahana Bersama Kak Selantri
58
58. Barang Titipan di Rumah Angker
59
59. Misteri Void dan Tuannya
60
60. Rahasia Portal Ke Dunia Lain, Kejahatan Profesor In Gu
61
61. Judith dan Zio
62
62. Pertarungan yang Dibawakan oleh sang MC Carnaval
63
63. Adrian vs Mistique, Kemunculan Tiba-Tiba Healer Mengganggu Pertarungan
64
64. Adrian vs Healer
65
65. Masalah Gawat, Identitas Adrian Terekspos oleh Musuh!
66
66. Kebenaran Lima Tahun Silam
67
67. Tujuan Healer
68
68. Kemunculan Sang Antagonis Utama, Xavier
69
69. Skema Jahat Freeze
70
70. Perjuangan Mati-Matian Nafisah dan Bobi Menghadapi Freeze
71
71. Air Mata Nafisah
72
72. Sinkronisasi 400 Persen
73
73. Penyesalan Zenri
74
74. Zaman Telah Berubah
75
75. Wasiat Terakhir Freeze
76
76. Tekad Adrian
77
77. Healer yang Ambigu
78
78. Ingatan
79
79. Muslihat
80
80. Sang Wanderer
81
81. Energi Kehidupan Healer
82
82. Pengorbanan dalam Sekarat yang Tak Dihargai
83
83. Hujatan
84
84. Pengkhianatan Umat Manusia
85
85. Selamat Tinggal, Healer!
86
86. Mengenang Perjuangannya
87
87. Harapan Umat Manusia kepada yang Asli
88
88. Negosiasi
89
89. Perdamaian Antara Kaiser dan Bomber
90
90. Pelatihan Kaiser Dimulai!
91
91. Dia Bukanlah Kepalsuan
92
92. Kegeniusan Kaiser dan Rasa Inferior Adrian
93
93. Penilaian Baik dan Buruk
94
94. Selamat Tinggal, Holy!
95
95. Selama Ada yang Mengingat Kenangannya
96
96. Tahap Akhir Proyek Pohon Keabadian
97
97. Serangan Para Dummy 1
98
98. Serangan Para Dummy 2
99
99. Serangan Para Dummy 3
100
100. Reuni Keluarga Setiabudi
101
101. Kebenaran di Tahun 2044 Silam Tersebut
102
102. Keramahan Ayah dan Ibu Adrian
103
103. Kaiser vs Magneton
104
104. Carnaval vs Magneton
105
105. Kedatangan Profesor Dios dan Arskad
106
106. Infiltrasi ke Daerah Musuh
107
107. Kesungguhan Adrian
108
108. Serangan Pamungkas Panah Arjuna
109
109. Kemunculan Dalang Sebenarnya, Mr. X
110
110. Plot Twist Asal-Muasal Mr. X dan Segala Rencananya
111
111. Kehancuran Akibat Hukum Alam
112
112. Kaiser vs Time
113
113. Akhir Pertarungan
114
114. Reuni Arjuna dan Tio
115
115. Akhir dari yang Satu, Awal dari yang Baru
116
116. Monster Kalajengking
117
117. Analisa Tim
118
118. Monster Lobster
119
119. Persiapan Keberangkatan Menuju Dunia Lain
120
120. Lagi-Lagi Dummy
121
121. Desa Pengulangan
122
122. Sudahlah, Aku Sudah Bosan
123
123. Slime Ilusi
124
124. Labirin Cermin
125
125. Ilusi Cermin
126
126. Ujung Labirin
127
127. Selamat Tinggal, Kakek Loki!
128
128. Quest Selamatkan Pangeran Kedua
129
129. Serangan Penyihir Hitam
130
130. Kutukan Putra Mahkota
131
131. Tragedi Putra Mahkota
132
132. Tuduhan Palsu kepada Pangeran Kedua
133
133. Kebenaran yang Diputarbalikkan
134
134. Pangeran Ketiga yang Kejam
135
135. Terungkapnya Kejahatan Mantan Putra Mahkota Bistan
136
136. Terungkapnya Kejahatan Pangeran Ketiga
137
137. Penyesalan Terbesar Arthur
138
138. Secercah Harapan Penantian Dios
139
139. Legenda Naga Hijau dan Seni Pengobatan Herbal
140
140. Berguru pada Silvia, Sang Apoteker
141
141. Penjelajahan Hutan Kabut Hijau
142
142. Naga Hijau dan Iblis Jahat
143
143. Akhir dari Perjalanan Dunia Virtual
144
144. Jalan Kembali
145
145. Hari Pernikahan Adrian - TAMAT
146
Akhir Kata dari Penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!